Anda di halaman 1dari 31

BAB III

BUSINESS ETHICS F
UNDAMENTAL
YUDHISTIRA PRADHIPTA
ARYOKO, SE., MM.
CONTENT
ORGANIZATIONAL ETHICS

ETHICAL BUSINESS FUNDAMENTAL

BUSINESS ETOS

MORAL RELATIVITY

STAKEHOLDER APPROACH

CONFLICT OF INTEREST
ORGANIZATIONAL ETHICS

Organizational Culture
Organizational Culture dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai, keyakinan, dan
norma yang dibagikan oleh semua karyawan dari organisasi itu. Budaya
mewakili jumlah semua kebijakan dan prosedur, baik formal maupun informal,
dari masing-masing departemen fungsional dalam organisasi serta tambahan
untuk kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk organisasi sebagai
keseluruhan.
Inggris

ORGANIZATIONAL ETHICS

Ada dua masalah berbeda:


• Pihak-pihak lain (para pemangku kepentingan) memiliki kepentingan
pribadi dalam kinerja etika suatu organisasi.
• Di lingkungan kerja, Anda mungkin ditempatkan di sebuah situasi
dimana sistem nilai pribadi Anda mungkin berbenturan dengan
standar etika organisasi budaya operasi.
ETHICAL BUSINESS FUNDAMENTAL

• Autonomous Fundamental
Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Seseorang
dikatakan memiliki prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam
dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya, tuntutan dan aturan yang
berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya
serta risiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain.
ETHICAL BUSINESS FUNDAMENTAL

• Honesty Fundamental
Dalam kenyataannya, kegiatan bisnis tidak akan bisa bertahan dan berhasil kalau tidak didasarkan pada
prinsip kejujuran. Sesungguhnya para pelaku bisnis modern sadar dan mengakui bahwa memang
kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang,
dalam suasana bisnis yang penuh dengan persaingan.
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi kepentingan masingmasing pihak dan selanjutnya sangat
menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak. Apabila salah satu pihak berlaku
curang, maka pihak yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak akan lagi bersedia menjalin
hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat curang tersebut.
ETHICAL BUSINESS FUNDAMENTAL

• Justice Fundamental
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil
dan sesuai dengan kriteria yang rasional, obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula
prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal
perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya
masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
ETHICAL BUSINESS FUNDAMENTAL

• Win-Win Solution Fundamental


Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Jadi
kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
prinsip saling menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.
Dalam kenyataan, pengusaha ingin memperoleh keuntungan dan konsumen ingin memperoleh barang
dan jasa yang memuaskan (harga tertentu dan kualitas yang baik) maka bisnis hendaknya dijalankan
saling menguntungkan antara produsen dan konsumen.
ETHICAL BUSINESS FUNDAMENTAL

• Moral Integrity Fundamental


Prinsip ini menganjurkan agar orang-orang yang menjalankan bisnis tetap dapat menjaga nama baik
perusahaan. Perusahaan harus megelola bisnisnya sedemikian rupa agar tetap dipercaya, tetap paling
unggul dan tetap yang terbaik.
Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan
perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal ini tercermin dalam seluruh perilaku
bisnisnya dengan siapa saja, baik keluar maupun ke dalam perusahaan
BUSINESS ETOS

Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral yang menyangkut kegiatan bisnis
yang dianut dalam suatu perusahaan dari generasi ke generasi lainnya. Intinya adalah
pembudayaan atau pembiasaan penghayatan terhadap nilai-nilai, norma atau prinsip moral
tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga
membedakannya dari perusahaan lainnya.
BUSINESS ETOS
Tanda-tanda orang yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah:
1. Mempunyai penilaian yang positif terhadap hasil kerja manusia.
2. Menempatkan pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang amat luhur
bagi eksistensi manusia.
3. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan
manusia.
4. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan
sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita.
BUSINESS ETOS
Tanda-tanda orang yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah:

5. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah. Sedangkan bagi individu atau


kelompok masyarakat, yang dimiliki etos kerja yang rendah, maka akan
menunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya, yaitu:
• Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri.
• Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia.
• Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh
kesenangan.
• Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan.
• Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.
BUSINESS ETOS
Delapan etos kerja
Menurut Sinamo (2005:29-189), bahwa terdapat delapan etos kerja profesional
yaitu:
1. Kerja adalah Rahmat
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar
sekalipun, adalah rahmat dari Allah SWT. Anugerah itu kita terima tanpa syarat,
seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun. Bakat dan
kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah.

Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan
kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih
banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri.
JURUSANMU YANG MANA??
BUSINESS ETOS
2. Kerja adalah Amanah
Apapun pekerjaan kita semua adalah Amanah. Seyogyanya kita menjalankan
amanah tersebut dengan sebaik mungkin. Kerja bukanlah sekedar pengisi waktu
tapi perintah Allah. "Amanat itu mendatangkan rezeki, sedangkan khianat itu
mendatangkan kemiskinan". Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan
menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.
BUSINESS ETOS
3. Kerja adalah Panggilan
Jika pekerjaan atau profesi kita disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada
diri kita sendiri, "I'm do my best!" Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika
hasil karya kita kurang baik mutunya.
BUSINESS ETOS
4. Kerja adalah Aktualisasi
Aktualisasi diri artinya pengungkapan atau penyataan diri kita, apa yang harus kita aktualisasikan?
a. Kemampuan kita untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab.
b. Kejujuran
c. Disiplin.
d. Kemauan untuk maju.
e. Tunjukkanlah terlebih dulu kualitas pekerjaan yang Anda lakukan sebelum Anda Menuntut terlalu
banyak untuk menerima imbalan yang besar karena kerja adalah aktualisasi diri. Meski kadang membuat
kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita
merasa "ada". Bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.
BUSINESS ETOS
5. Kerja adalah Ibadah
Seperti halnya aktivitas keseharian seorang muslim, kerja juga harus diniatkan dan
berorentasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan kata lain, setiap aktivitas yang kita lakukan
hakikatnya mencari keridhaan Allah semata. Setiap ibadah kepada Allah harus direalisasikan
dalam bentuk tindakan, sehingga bagi seorang muslim aktivitas bekerja juga mengandung
nilai ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secaraikhlas,
bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
BUSINESS ETOS
6. Kerja adalah Seni
Kesadaran ini membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.
Dengan mengungkapkannya melalui dan menggunakan media dan materi
pekerjaan kita seperti komputer, kertas, pena, suara, ruangan, papan tulis, meja,
kursi, atau apapun alat materi kerja kita. Materi kerja di atas diolah secara kreatif
dan imajinatif dalam peristiwa kerja dengan memanfaatkan tidak saja nilai warna,
tetapi terutama nilai estetikanya.
BUSINESS ETOS
7. Kerja adalah Kehormatan
Karena tidak semua orang bisa diberi kepercayaan untuk melakukan suatu pekerjaan seperti yang Anda
terima saat ini. Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai sesuatu arti
bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi "hijau" melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti
pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki.Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu
profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita
kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu
akan memberikan arti besar. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan.Jika kita
bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan yang lain yang lebih besar akan datang
kepada kita.
BUSINESS ETOS
8. Kerja adalah Pelayanan
Manusia diciptakan dengan dilengkapi oleh keinginan untuk berbuat baik. Apapun
pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya bisa
dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama
MORAL RELATIVITY

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, dapat dikatakan bahwa dalam


bisnis modern dewasa ini orang dituntut untuk bersaing secara etis
tanpa mengenal adanya perlindungan dan dukungan politik tertentu,
semua perusahaan bisnis mau tidak mau harus bersaing berdasarkan
prinsip etika tertentu. Konkretnya, etika masyarakat mana yang harus
diikuti oleh sebuah perusahaan multinasional dari Amerika, misalnya,
yang beroperasi di Asia, dimana norma etika dan cara melakukan
bisnis bisa berbeda sama sekali dari yang ditemukan di Amerika.
MORAL RELATIVITY
Persoalan ini sesungguhnya menyangkut apakah norma dan prinsip etika
bersifat universal atau terkait dengan budaya.
Untuk menjawab pertanyaan ini menurut De George, kita perlu melihat terlebih
dahulu tiga pandangan yang umum.
• Pandangan pertama, bahwa norma etis berbeda antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Maka prinsip pokok yang dipegang adalah di mana saja
perusahaan beroperasi, ikuti norma dan aturan moral yang berlaku dalam
negara tersebut.
• Pandangan kedua, bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat.
Karena itu prinsip yang harus dipegang adalah bertindaklah dimana saja
sesuai prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri.
• Pandangan ketiga adalah pandangan yang disebut De George immoralis naif
yang mengatakan bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama
sekali. Karena pandangan ini tidak benar, maka tidak akan di bahas disini.
STAKEHOLDER APPROACH

Pendekatan Skateholder merupakan sebuah pendekatan baru yang banyak


digunakan, khususnya dalam etika bisnis, belakangan ini dengan mencoba
mengintegrasikan kepentingan bisnis disatu pihak dan tuntutan etika dipihak
lain. Dalam hal ini, pendekatan stakeholder adalah cara mengamati dan
menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan
mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis. Pendekatan ini lalu terutama
memetakan hubungan-hubungan yang terjalin dalam kegiatan bisnis pada
umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang punya kepentingan, terkait,
dan terlibat dalam kegiatan bisnis pada umumnya itu.
STAKEHOLDER APPROACH

Pada akhirnya, pendekatan ini mempunyai satu tujuan imperatif:


Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua
pihak terkait yang berkepentingan (stakeholder) dengan suatu kegiatan bisnis
dijamin, diperhatikan, dan dihargai. Sekaligus dengan pendekatan ini bisa dilihat
secara jelas bagaimana prinsip-prinsip etika bsinis yang dibahas dalam bab ini
menemukan tempatnya yang relevan dalam interaksi bisnis dari sebuah
perusahaan dengan berbagai pihak terkait.
STAKEHOLDER APPROACH

Pendekatan Stakeholder adalah cara mengamati secara analisis bagaimana


unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
1. Memetakan hubungan yang terjalin.
2. Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya
memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan yang terkait
dalam bisnis itu.
3. “Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kewajiban serta
kepentingan yang terkait (stakeholder) dengan kegiatan bisnis harus
dijamin, diperhatikan, dan dihargai” (disebut tujuan imperatif).
4. Berawal pada prinsip minimal adalah menuntut agar bisnis apapun perlu
dijalankan secara baik dan etis demi menjamin kepentingan stakeholder.
STAKEHOLDER APPROACH
Kelompok Stakeholders
1. Kelompok Primer
Pemilik modal saham, Kreditur, Karyawan, Konsumen, Pemasok, Penyalur, dan
Pesaing.
2. Kelompok Sekunder
Pemerintah Setempat, Pemerintah Kota, Pemerintah Asing, Lembaga Sosial, Media
Massa (baik media cetak maupun media elektronik), Kelompok Pendukung, dan
Masyarakat.
Yang paling penting diperhatikan dalam suatu kegiatan bisnis tentu saja adalah
kelompok primer karena hidup matinya, berhasil tidaknya bisnis suatu perusahaan
sangat ditentukan oleh relasi yang saling menguntungkan yang dijalin dengan
kelompok tersebut. Yang berarti demi keberhasilan dan kelangsungan bisnis suatu
perusahaan, perusahaan tersebut tidak boleh merugikan satupun kelompok
stakeholder primer diatas.
CONFLICT OF INTERESTS
CONFLICT OF INTERESTS
Sebuah situasi di mana salah satu hubungan atau kewajiban memiliki konflik langsung
dengan hubungan atau kewajiban yang telah ada sebelumnya. Sebagai contoh, seorang
Auditor akan mengalami conflict of interest ketika menghadapi situasi dimana ia harus
memilih apakah harus professional dalam melakukan audit, yang mana berpotensi kepada
perusahaan yang diaudit untuk memperlihatkan situasi keuangan dengan apa adanya, atau
dengan menilai sesuai keinginan para pemangku kepentingan, yaitu dengan melakukan
auditing yang memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut dalan keadaan finansial yang
sehat.
THANK YOU!!

Anda mungkin juga menyukai