Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
Disusun oleh:
Bunga Sri Agus Putri
Iqbal Ilmi
Muhammad Nurfajrin Maulana
Resza Monica
Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara
Dinamika Historis
dan Urgensi
Wawasan Nusantara Sumber Historis, Sosiologis, dan
sebagai Konsepsi dan Politik Tentang Wawasan Nusantara
Pandangan Kolektif
Kebangsaan
Indonesia Dalam
Konteks Pergaulan
Dunia Argumen Tentang Dinamika dan
Tantangan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan wawasan 1 Hasnan Habib Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan
bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu
Wawasan(national
nasional Nusantara merupakan
outlook) wawasan
bangsa Indonesia. kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya,
satukesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam
nasionaldemikian
Namun (nationaltimbul
outlook) bangsa Indonesia.
pertanyaan apa arti
Namun demikian
Wawasan Nusantara timbul
dan apapertanyaan apa bagi
pentingnya arti 2 Wan Usman Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan
bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu
Wawasanberbangsa
kehidupan Nusantaradandan apa pentingnya
bernegara bagi
Indonesia. kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya,
satukesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
3 Majelis Permusyawaratan Rakyat Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
Sebagai konsep, istilah Wawasan Nusantara Tahun 1998 diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
Meskipun juga tampak bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari beragam suku dengan latar belakang yang berbeda, kita
juga memandang bangsa Indonesia itu tetap merupakan satu kesatuan, sebagai satu bangsa. Mengapa harus demikian?
Jadi, bangsa Indonesia memandang wilayah berikut bangsa yang ada di dalamnya sebagai satu kesatuan. Itulah esensi
atau hakikat dari wawasan nusantara. Hakikat atau esensi wawasan nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah”. Perhatikan rumusan Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998 berikut ini:
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”
ALASAN DIPERLUKANNYA WAWASAN NUSANTARA
Wawasan Nusantara Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula Berdasar sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan.
dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Deklarasi Djuanda 1957 berintikan mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu
Desember 1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-pisah. Sebagai konsepsi kewilayahan,
sebagai Deklarasi Djuanda. Isi pokok deklarasi ini adalah bahwa lebar bangsa Indonesia mengusahakan dan memandang wilayah sebagai satu
laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang kesatuan. Konsepsi wawasan nusantara mencakup pandangan akan kesatuan
menghubungkan pulau terluar Indonesia. Sebelum keluarnya Deklarasi politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan
Djuanda, wilayah Indonesia didasarkan pada Territoriale Zee en sebagai satu bangsa. Lahirnya konsep wawasan nusantara juga dilatarbelakangi
Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal oleh kondisi sosiologis masyarakat Indonesia. Semangat kebangsaan Indonesia
dengan nama Ordonansi 1939, Isi Ordonansi tersebut pada intinya sesungguhnya telah dirintis melalui peristiwa Kebangkitan Nasional 20 Mei
adalah penentuan lebar laut lebar 3 mil laut dengan cara menarik garis 1908, ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan berhasil
pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. diwujudkan dengan Proklamasi Kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus
1945. . Oleh karena itu, jauh sebelum Deklarasi Djuanda 1957, konsep
Konsepsi wawasan nusantara semakin kuat setelah adanya keputusan semangat dan kesatuan kebangsaan sudah tumbuh dalam diri bangsa. Bahkan
politik negara yakni dimasukkannya ke dalam Pasal 25 A UUD NRI semangat kebangsaan inilah yang berhasil membentuk satu bangsa merdeka.
1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Hal di atas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga keberlangsungan
sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang penjajahan yang memecah belah bangsa, telah melatarbelakangi tumbuhnya
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”. semangat dan tekad orang-orang di wilayah nusantara ini untuk bersatu dalam
Menurut pasal tersebut, negara Indonesia dicirikan berdasar satu nasionalitas, satu kebangsaan yakni bangsa Indonesia.
wilayahnya.
3. Latar Belakang Politis Wawasan Nusantara
Secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini
dapat dikembangkan, dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus. Kepentingan nasional itu
merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita
nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk
mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan
nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi Indonesia Masa
Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Wawasan nusantara
pada dasarnya adalah pandangan geopolitik bangsa Indonesia. Apa itu geopolitik? Geopolitik berasal
dari bahasa Yunani, dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” politeia, berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris,
politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
cita-cita atau tujuan tertentu. Tindakan, cara dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh kondisi geografi
tempat masyarakat hidup. Selanjutnya geopolitik dipandang sebagai studi atau ilmu.
Argumen tentang Dinamika dan
Tantangan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara memiliki banyak sekali flora dan fauna yang unik dan
luas yang ada di Indonesia. Namun demikian, konsepsi wawasan Wawasan nusantara telah menjadi landasan visional bagi
nusantara juga mengajak seluruh warga negara untuk memandang bangsa Indonesia guna memperkokoh kesatuan wilayah
keluasan wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya sebagai satu dan persatuan bangsa. Upaya memperkokoh kesatuan
kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan. Luas wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus
wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenakan luas wilayah memunculkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan
potensi ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan tantangan yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman.
kemanfaatan.
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada
Mengidentifikasi potensi positif dan negatif dari wilayah Indonesia yang masa lalu penguasaan wilayah dilakukan dengan
berciri nusantara : pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan
pada upaya perlindungan dan pelestarian alam di
1. Potensi positif yang ada tentu saja perlu digali, diolah, didayagunakan,
wilayah tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya
dan dimanfaatkan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat.
2. Potensi negatif perlu diantisipasi, ditanggulangi, dan dijaga agar tidak adanya perubahan dari kejahatan konvensional menjadi
merusak atau mengganggu kelangsungan hidup masyarakat. Misal, kejahatan di dunia maya.
daerah Klaten dan Magelang yang rawan dari ancaman letusan gunung
Merapi.
Esensi dan Urgensi Deskripsi Wawasan Nusantara
Sebelumnya kita ketahui bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan hukum kolonial Belanda yakni Ordonansi 1939.
Baru setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan, di mana laut tidak lagi
merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung. Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
a. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.
b. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan /
perairan.
c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km.
d. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang).
e. Terletak pada garis katulistiwa.
f. Berada pada iklim tropis dengan dua musim.
g. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik.
h. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
i. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni).
j. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara
tidak hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen.
Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan.
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan :
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamana
1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya Deklarasi
Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di
antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara
Indonesia. Dengan demikian, bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah.
Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui
perjuangan di forum internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan
(Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982.
3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi keunggulan
(positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian juga
mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan wilayah. 4. Wawasan
nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan sebagai konsepsi politik
kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat
tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan sebagai konsepsi
politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat
tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
5. Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan bangsa,
mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari sila III Pancasila yakni
Persatuan Indonesia.
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan dalam Pasal
25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia dijelaskan dari apek
kewilayahannya, merupakan sebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan komitmennya
untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup
(lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan
kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat
gerakan separatisme, sengketa perbatasan antar negara, dan pendudukan oleh negara asing.
TERIMA KASIH