Anda di halaman 1dari 13

TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS

Makalah
 
 
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tata Kelola Perusahaan
yang Dibina oleh Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si
 
Oleh Kelompok2:
 
 
MUHAMMAD BAHMUDAH 206030201111015
KOMANG WAHYULIA S. 206030201111016
MUHAMMAD AUFAL FRESKY 206030201111017
 
Pengertian dan Jenis Stakeholders

Stakeholder atau Pemangku Kepentingan adalah


segenap pihak yang terkait dengan isu dan
permasalahan yang sedang diangkat.
Secara umum, pengertian stakeholder adalah suatu
masyarakat, kelompok, komunitas maupun individu
yang memiliki hubungan kepentingandengan suatu
organisasi atau perusahaan
Adapun pembagian kelompok Stakeholders ini secara
umum. Bisa dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok yang di dalam perusahaan atau disebut
internal stakeholders yang berupa pemegang saham,
manajemen perusahaan serta karyawan pada
perusahaan tersebut dan yang berada di luar
perusahaan yang disebut external stakeholders berupa
konsumen, penyalur atau pemasok, kreditor,
pemerintah, pesaing ataupun komunitas di luar
perusahaan.
Sebagai gambaran pengelompokan tersebut pada
berbagai kebijakan, program, dan proyek pemerintah
(publik) dapat kemukakan kelompok stakeholder
seperti berikut:

1. Stakeholder Utama (Primer)


2. Stakeholder Pendukung (Sekunder)
3. Stakeholder Kunci
Hubungan Perusahaan dengan Stakeholders:
1. Inactive “Hubungan Tidak Aktif”
2. Reactive “Hubungan Yang Reaktif”
3. Proactive “Hubungan Yang Proaktif”
4. Interactive “Hubungan Yang Interaktif”
Tabel Imbalan dan Kontribusi Stakeholder
Kontribusike Imbalandari
Stakeholders Perusahaan Perusahaan

Internal Stakeholders

Dividen dan
Peningkatan harga
Pemegang Saham Uang dan modal saham

Kemampuan dan Gaji, bonus, status


Manager Keahlian dan kekuasaan

Upah, gaji, bonus,


Kemampuan dan promosi, dan
Karyawan Keahlian pekerjaan yang stabil

External Stakeholders

Pembelian barang Pembelian input


Pelanggan dan jasa Dengan harga wajar

Pemerintah Peraturan pajak

Usaha pemberdayaan,
Loyalitas, hasil pengembangan, dan
Masyarakat/komunitassekitar Pemberdayaan kesejahteraan
Tiga Prinsip Perusahaan Menurut
Freeman (2011)
1. Prinsip Kerja Sama
2. Prinsip Tanggung Jawab
3. Prinsip Kompleksitas
Tiga Asumsi Mendasar tentang Sifat dan
Pengelolaan Perusahaan
1. Sifat perusahaan didefinisikan sebagai proses kolaboratif antarpemangku kepentingan

(sebagian besar pelanggan, pemasok, karyawan, kreditor, komunitas) yang bertujuan untuk

memberikan kesuksesan dan pertumbuhan bagi semua pemangku kepentingan yang

terlibat dan untuk menciptakan nilai tambah.

2. Akibatnya, sifat manajemen hanya dapat dipahami sebagaimana manejemen strategis

hubungan sosial dengan tujuan:

3. “Menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan” (Freeman et al. 2011), yaitu sewa kerja

sama. Kedua asumsi tentang sifat perusahaan dan manajemenya sesuai dengan metodologi

integratif, yang berusaha untuk mendefinisikan hubungan antara kepentingan perusahaan

dan sosial, bisnis dan etika, atau manajemen strategis dan etika organisasi.
Stakeholder Theory
Stakeholder Theory mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham,
kreditur, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain). Dengan demikian,
keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada
perusahaantersebut.
Menurut (Moir, 2001), teori stakeholder perusahaan digunakan sebagai
dasar untuk menganalisis kelompok-kelompok kepada siapa
perusahaan harus bertanggungjawab. Dengan kata lain dalam teori
pemangku kepentingan ini menegaskan bahwa perusahaan tidak
hanya bertanggung jawab kepada pemilik modal (shareholder),
melainkan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder),
internal maupun eksternal.

Menurut (Ghozali dan Chariri, 2007), teori stakeholder perusahaan


bukanlah entitas yang beroperasi untuk kepentingannya sendiri tetapi
harus memberikan manfaat kepada stakeholdernya.
Studi Kasus: Penerapan GCG di BCA
Penerapan GCG di BCA
Penerapan GCG di BCA antara lain adalah membuat Manual GCG BCA; membuat Kode
Etik Bankir BCA; membuat Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris; membuat
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi; mengangkat Direktur Kepatuhan dan Komisaris
Independen; membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan
Nominasi; membuat Pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi masing-masing Komite tersebut;
menerapkan kebijakan “whistleblowing system”; melaksanakan program “corporate social
responsibility”; mengembangkan budaya pembelajaran; penanganan transaksi afiliasi dan
transaksi yang mengandung benturan kepentingan. BCA juga menuangkan strategi
perusahaan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
(RKAT), dan ini (RBB & RKAT) disusun dengan memperhatikan visi dan misi perusahaan
Dampak Positif yang Diperoleh BCA setelah Menerapkan GCG :

Dapat memberikan nilai tambah (added values) bagi para pemegang saham
(shareholders) dan pemangku kepentingan (stakeholders); memberikan perlakuan yang
adil (fairness) kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan; dapat
mewujudkan BCA sebagai perusahaan yang berbasis pengetahuan; dan dapat
mempertahankan serta meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan yang sehat dan
kompetitif dalam jangka panjang (sustainable).
KESIMPULAN
Dengan adanya keterlibatan banyak unsur dari
stakeholders, maka tindakan yang efektif dan
didasarkan pada kepentingan perusahaan berjangka
panjang harus dipikirkan secara baik oleh perusahaan.
Bagaimanapun perusahaan harus eksis di dalam
keterlibatannya dengan para pemangku kepentingan ini
dan oleh karenanya tetap mendapatkan laba sebagai
target utamanya.
Pemilihan strategi yang tepat dan pengelolaan yang
efektif merupakan prasyarat terjadinya hubungan yang
bermanfaat dengan pihak luar.

Anda mungkin juga menyukai