a. Izzudin Abdurrahman (1995) b. Fahmi Syamil (2002) c. Muthia Hafidzah (2004) Key Sentences Wujudkan keluarga yang penuh dengan Ketenangan lahir dan bathin, ketenteraman dan selalu dalam ikatan Allah-SAKINAH, Keutuhan dan soliditas tinggi-MAWADAH, Memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat -RAHMAH dan adanya proses pembinaan dan regenerasi yang berkelanjutan-TARBIYAH Sudah berapa lama Anda berumahtangga dengan dia ? Mau sampai kapan Anda berumahtangga dengan dia ? Kenapa Anda ingin berumahtangga dengan dia sampai selama itu ? Adakah sesuatu Anda banggakan dari dia dibanding orang lain sehingga Anda ingin berumahtangga dengannya sampai selama itu ? Apa itu Kerja ? Apa itu Gaji ? Gaji adalah dampak orang bekerja Niatkan Kerja sebagai Ibadah Bila bekerja diniatkan sebaga ibadah, maka gaji adalah panjar / uang muka dari Allah di dunia. Pelunasannya adalah di akhir Rasulullah Saw tak pernah meminta ditambahkan rizki, tetapi beliau selalu meminta keberkahan dari rizki yang diterimanya. Tak akan mati seorang anak Adam kecuali telah habis rizkinya. Imam Hasan al Bashri : Aku merasa tenang dalam berikhtiar karena aku yakin rizkiku tak akan diambil oleh orang lain. Rizki seperti umur. Ada orang yang Allah SWT panjangkan umurnya, dan ada orang yang Allah pendekkan umurnya. Allah SWT melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Apa itu ikhlas ? Bekerjalah dengan ikhlas ! Ikhlas atau tak ikhlas, kita harus bekerja. Tak Ikhlas : dunia belum tentu dapat, apalagi akhirat. Dengan Ikhlas : jika sukses akan bersyukur, jika gagal akan bersabar. Dengan ikhlas : kesulitan dan ujian dapat dinikmati. Tatkala Ali r.a. sedang berkhutbah, syetan membisikinya : “Wahai Ali, engkau begitu hebat dalam berkhutbah, orang-orang sama menangis mendengar khutbahmu”. Selesai khutbah Ali bertanya pada seorang tua di pintu keluar masjid : “Wahai bapak, bagaimana pendapat bapak tentang khutbahku tadi ?”. Jawab si bapak : “Kalau saja engkau tidak mengajukan pertanyaan ini, maka sempurnalah khutbahmu !” Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajar kita kewajiban bersama, Isteri menjadi tanah, kamu langit penaungnya, Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya, Isteri kiasan ternakan, kamu gembalanya, Saat isteri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya, Seketika isteri menjadi racun, kamulah penawar bisanya, Seandainya isteri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya… Pernikahan ataupun Perkawinan, Menginsafkan kita perlunya iman dan takwa, Untuk belajar meniti sabar dan ridha, Karena memiliki isteri yang tak sehebat mana, Justeru kamu tersentak dari alpa, Kamu bukanlah Rasulullah, Pun bukanlah Saidina Ali Karamaullahhuwajah, Cuma suami akhir zaman, Yang berusaha menjadi sholeh…. Amin. Untuk semua wanita yang bergelar isteri maupun yang bakal menjadi isteri
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Membuka tabir rahasia,
Suami yang menikahi kamu, Tidaklah semulia Muhammad, Tidaklah setakwa Ibrahim, Pun tidak setabah Ayub, Atau pun segagah Musa, Apalagi setampan Yusuf,
Pernikahan ataupun Perkawinan, Membuka tabir rahasia,
Suamimu hanyalah pria akhir
zaman, Yang punya cita-cita, Membangun keturunan yang sholeh… Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajar kita kewajiban bersama, Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya, Suami adalah Nahkoda kapal, Kamu navigatornya, Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun kenakalannya,
Saat suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singgasananya, Seketika suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya, Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya… Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa, Untuk belajar meniti sabar dan ridha, Karena memiliki suami yang tak segagah mana, Justeru kamu tersentak dari alpa, Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga, Pun bukanlah Hajar, yang begitu setia dalam sengsara, Cuma wanita akhir zaman, Yang berusaha menjadi sholehah…. Amin.