ASSALAMUALAIKUM WR.WB
Nama Kelompok
Devi Monika (1914320008)
Endang Pangesthy (1914320009)
Luh Gede Wulan Diah Anggreni (1914320026)
Ni Kadek Nirmala Sari (1914320033)
Ni Luh Desya Purnama Dewi (1914320037)
Niken Ayu Kartanisyah (1914320047)
Nurul Aliya Amelia (1914320038)
"PERFORASI TYPHOID"
PERFORASI
Typus abdominalis atau typhoid fever. Demam tifoid adalah suatu penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Epidemiologi Etiologi
Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi yang Demam Tifoid adalah suatu infeksi yang disebabkan
dijumpai seluruh dunia, secara luas di daerah tropis dan oleh bakteri Salmonella typhi. Etiologi demam tifoid
subtropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air dan demam paratifoid adalah S. typhi, S. paratyphi A,
yang tidak memadai dengan standar higienis dan sanitasi S. paratyphi B (S. Schotmuelleri) dan S. paratyphi C
yang rendah yang mana di Indonesia dijumpai dalam (S. Hirschfeldii).Masuk ke tubuh penderita melalui
keadaan endemis saluran pencernaan. 5% penderita demam tifoid
menjadi karier sementara, 2 % akan menjadi karier
yang menahun.
Patofisiologi
Penularan bakteri salmonella typhi dan salmonella paratyphi terjadi melalui makanan dan
minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut. Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam
lambung. Bakteri yang dapat melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian
berkembang. Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin A) usus kurang baik
maka bakteri akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propia.
Didalam lamina propia bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag kemudian
dibawa ke plaques payeri di ilium distal. Selanjutnya Kelenjar getah bening mesenterika
melalui duktus torsikus, bakteri yang terdapat di dalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi
darah mengakibatkan bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala.
Selanjutnya menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa
diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan berkembang biak di luar sel atau
ruang sinusoid, kemudian masuk lagi kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia
kedua yang simtomatik, menimbulkan gejala dan tanda penyakit infeksi sistemik.
Patogenesis
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang mengikuti ingesti organism,
yaitu:
1. penempelan dan invasi sel- sel pada Peyer Patch,
2. bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag Peyer Patch, nodus limfatikus
mesenterica, dan organ- organ extra intestinal sistem retikuloendotelial
3. bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah,
4. produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus dan
meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan keluarnya elektrolit
dan air ke dalam lumen intestinal. Masuknya kuman Salmonella typhi dan Salmonella
paratyphi ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman
Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid seringkali tidak khas dan sangat bervariasi yang sesuai
dengan patogenesis demam tifoid. Spektrum klinis demam tifoid tidak khas dan
sangat lebar, dari asimtomatik atau yang ringan berupa panas disertai diare yang
mudah disembuhkan sampai dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala
sistemik panas tinggi, gejala septik yang lain, ensefalopati atau timbul komplikasi
gastrointestinal berupa perforasi usus atau perdarahan.
Perforasi usus pada demam tifoid > penyebab dari tingginya morbiditas dan
mortalitas pada demam tifoid. Indonesia → daerah tropis → endemik demam tifoid.
Perforasi atau robek terjadi ketika dinding saluran pencernaan terluka hingga
membuat lubang. Hal ini mengakibatkan isi dari saluran pencernaan masuk ke
rongga perut (peritoneum).
PENATALAKSANAAN
Pasien yang dirawat dengan diagnosis observasi tifus
abdominalis harus dianggap dan diperlakukan langsung
sebagai pasien tifus abdominalis dan diberikan pengobatan
sebagai berikut :
4. Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi
1. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak
2. Perawatan yang baik untuk menghindari serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2
komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, gelas sehari. Apabila kesadaran pasien menurun diberikan
anoreksia, dan lain-lain makanan cair, melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.
minggu setelah suhu normal kembali (istirahat 5. Pemberian antibiotik
total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas Dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran
lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan bakteri. Obat
antibiotik yang sering digunakan adalah :
- Chloramphenicol, Trimethotropin
- Ampicilin, Kotrimoksazol
- Amoxilin
Pemeriksaan Penunjang
• Gejala yang terjadi adalah nyeri perut hebat di kuadran kanan bawah
kemudian menyebar ke seluruh perut. Tanda-tanda lainnya adalah nadi
cepat, tekanan darah turun dan bahkan dapat terjadi syok leukositosis
dengan pergeseran ke kiri dengan menyokong adanya perforasi
• Tanda utama perforasi sakit perut yang hebat, mual, dan muntah. Di rumah
sakit, penderita peritonitis akan diobati dengan suntikan antibiotik sebelum
dilakukan prosedur operasi untuk menutup lubang pada dinding usus.
DIAGNOSA
Timbul pada minggu kedua - ketiga namun dapat pula pada minggu pertama
nyeri perut → kuadran kanan bawah → ke seluruh perut dan tanda-tanda
ileus. Bising usus melemah pada 50% penderita dan pekak hati kadang-
kadang tidak ditemukan karena adanya udara bebas di perut. Tanda-tanda
perforasi → nadi cepat, tekanan darah turun, dan bahkan dapat syok.
Leukositosis dengan pergeseran ke kiri dapat menyokong adanya perforasi.
foto polos abdomen (BNO / 3 posisi) → udara pada rongga peritoneum atau
subdiafragma kanan
Gambaran klinis perforasi tifoid
Adanya riwayat klinis
demam tifoid
Biasanya terjadi pada
minggu ketiga penyakit Faktor Predisposisi Perforasi Usus
nyeri perut hebat ;dikuadran pada Demam Tifoid
kanan bawah
Tekanan sistolik menurun, Usia> 20 sampai 30 tahun
kesadaran menurun, suhu jenis kelamin laki-laki
badan naik,dapat terjadi ras kulit hitam
syok stadium penyakit dan terapi
Perut distensi yang adekuat.
Bising usus ↓ - hilang
Pekak hati hilang
Defans muskuler
Diagnosa dari peritonitis perforasi tifoid
X-Ray.
Gambaran klinis
Pemeriksaan penunjang
● Foto polos abdomen;
Pemeriksaan udara bebas pada rongga peritoneum atau
laboratorium subdiafragma kanan > definit diagnostik
perforasi usus
CARA MENCEGAH PERFORASI
Cara mencegah perforasi tentu saja dengan menghindari penyebabnya.
Apabila terjadi pada sistem pencernaan, maka selalu menjaga kesehatan
sistem pencernaan menjadi satu-satunya langkah pencegahan
01 02
Memperbanyak asupan serat
(makan buah dan sayur) Menjaga higienitas makanan
dan minuman
03 04
Perbanyak minum air
Hindari konsumsi alkohol
dan kafein terlalu banyak
Tindakan operasi pada perforasi tifoid dapat berupa:
Reseksi ileostomi
Penutupan primer
Pasien stabil Reseksi,end to end multipel perforasi
Perforasi tunggal anastomose, kontaminasi feses massif
Kontaminasi feses pada kavum peritoneum
cavum abdomen yang pasien yang kritis
minimal Pasien stabil
Perforasi multiple
Kontaminasi feses cavum
abdomen yang minimal
Tindakan operasi pada perforasi tifoid dapat berupa:
Hemikolektomi kanan
perforasi pada ileum terminal sejauh≤ 5 cm dari ileocaecal junction dan perforasi multiple
perforasi di caecum
perforasi atau robek terjadi ketika dinding saluran pencernaan terluka hingga membuat lubang. Hal ini
mengakibatkan isi dari saluran pencernaan masuk ke rongga perut (peritoneum).
Tidak seperti kulit, peritoneum tidak memiliki mekanisme pertahanan untuk melawan infeksi. Oleh sebab
itu, akan berbahaya ketika bakteri penyebab tifus menyebar hingga peritoneum, atau yang dikenal dengan
peritonitis.
Dalam situasi ini, infeksi dapat menyebar dengan cepat melalui darah ke berbagai organ lainnya dan
mengakibatkan berbagai organ berhenti berfungsi, bahkan menyebabkan kematian jika tidak segera
ditangani.
Tanda utama perforasi adalah sakit perut yang hebat, mual, dan muntah. Di rumah sakit, penderita
peritonitis akan diobati dengan suntikan antibiotik sebelum dilakukan prosedur operasi untuk menutup
lubang pada dinding usus
Terapi pembedahan
Identitas
Identitas Pasien : Nama, No RM, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,
Suku Bangsa, Kewarganegaraan, Status, Gol.Darah, Diagnosa Medis, Tanggal Pengkajian, Jam
Pengkajian, dan Jaminan.
Identitas Penanggung Jawab : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat,
Suku Bangsa, Hub.dengan pasien.
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama (MRS) : Pada pasien Demam Typhoid keluhan utama yang didapat yaitu adannya
Suhu tubuh diatas normal
Riwayat Penyakit Sekarang : Meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan, pada pasien Demam
Typhoid biasannya didapatkan keluhan tidak enak badan, lesu, sakit kepala, nafsu makan berkurang,
serta ansietas.
Riwayat penyakit sistemik (meliputi diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, tb,
asma)
Riwayat kesehatan (apakah sudah pernah masuk rumah sakit, apakah pernah operasi
atau mendapatkan transfuse darah dan apakah pernah didiagnosa penyakit menular.
Khusus pasien perempuan ditanyakan jumlah kehamilan, terakhir menstruasi dan
apakah sedang menyusui)
Riwayat pengobatan
Riwayat alergi
Kebiasaan pasien (merokok, minum alcohol, teh, kopi, soda dan kebiasaan olahraga)
Riwayat penyakit keluarga
Pola Kebutuhan Dasar
Udara dan oksigenasi (meliputi gangguan pernafasan, alat bantu pernafasan, sirkulasi udara
dan keluhan sebelum dan saat sakit)
Air/minum (meliputi frekuensi, jenis, cara, minum terakhir dan keluhan sebelum dan saat
sakit)
Nutrisi/makanan (meliputi frekuensi, jenis, porsi, diet khusus, makanan yang disukai, nafsu
makan, puasa terakhir dan keluhan sebelum dan saat sakit)
Eliminasi (meliputi frekuensi, konsistensi, warna, bau, cara dan keluhan sebelum dan saat
sakit)
Pola aktivitas dan istirahat (pada saat sakit apakah aktivitas pasien dilakukan mandiri,
dengan alat bantu, dibantu orang lain, dibantu orang lain dan alat atau bergantung total dan
berapa jam pasien istirahat sebelum dan saat sakit)
Interaksi social (hubungan pasien dengan masyarakat, teman dan kelompok)
Pemeliharaan kesehatan (apakah pasien merasa aman dan nyaman)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum (meliputi kesadaran, GCS, penampilan, TTV, tinggi badan dan berat badan)
Pemeriksaan kepala (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan wajah (meliputi inspeksi)
Pemeriksaan mata (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan telinga (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan hidung (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan mulut dan faring (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan leher (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan payudara dan ketiak (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan thorak dan paru (meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Pemeriksaan jantung (meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Pemeriksaan abdomen (meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi)
Pemeriksaan tulang belakang (meliputi inspeksi)
Pemeriksaan genetalia (meliputi inspeksi)
Pemeriksaan anus (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan ekstremitas (meliputi inspeksi dan palpasi)
Pemeriksaan Neurologis Data Penunjang Diagnostik
Resiko Cidera
Nyeri Akut Ansietas
anestesi
Masalah Kesehatan Anestesi
Intra Anestesi
Resiko cedera trauma pembedahan
Resika cedera posisi pembedahan
PK.Disfungsi respirasi
PK.Disfungsi kardiovaskuler
PK.Disfungsi sirkulasi
PK.Disfungsi termoregulasi
PK.Disfungsi gastrointetinal
PK.Disfungsi hepar
PK.Disfungsi ginjal atau perkemihan
PK ketidakseimbangan elektrolik
PK.Disfungsi metabolic
Masalah Kesehatan Anestesi
Post Anestesi
Resiko Cidera
Resiko Alergi
Resiko Jatuh
Nyeri Pasca Anestesi
ASKAN
Analisa Data
1. DS : Mengkonsumsi alcohol Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada yang berlebihan
dinding lambung
- P : Ulkus lambung terjadi pada
daerah lapisan dalam perut
- Q : Nyeri tekan Ulkus lambung
- R : Daerah kiri bagian perut atas
- S : Skala nyeri 5
- T : Saat beraktivitas Nyeri akut
DO :
- Pasien tampak meringis.
- Terdapat nyeri tekan pada daerah
perut kiri bagian atas.
- TTV lengkap : TD : 110/70 mmHg,
Suhu : 37oC, Nadi : 80x/menit, RR
: 20x/menit.
ASKAN
1. DS : Kurangnya Ansietas
- Pasien merasa gelisah. Pengetahuan
- Pasien merasa khawatir dan takut
terhadap Tindakan operasi
- Pasien mengatakan cemas akan
penyakitnya Ansietas
DO :
- Pasien tampak gelisah.
- Pasien tampak pucat
- Pasien bertanya-tanya mengenai
Tindakan operasi ber ulang-ulang
- TTV lengkap : TD : 110/70 mmHg,
Suhu : 37oC, Nadi : 80x/menit, RR
: 20x/menit.
ASKAN
DO :
- Pasien perforasi typhoid dilakukan
Tindakan pembedahan
Vasodilatasi pembuluh
- Pasien diberikan obat-obatan
darah
anestesi lokal
PK. Disfungsi
kardiovaskuler
ASKAN
DO :
- Akral teraba dingin
- Kulit pucat Terpapar suhu ruangan
- Pasien terpapar suhu rungan kamar operasi yang
yang dingin rendah
PK. Disfungsi
Termoregulasi
ASKAN
Kelemahan
Risiko Jatuh
INTERVENSI
PRE ANESTESI
Intervensi Anesietas
1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan TTV Pasien
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan di lakukan
3. Dorong pasien untuk mengungkapkan ketakutannya
4. Kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan tidak terjadi resiko cidera
trauma pembedahan dengan kriteria hasil:
1. Alat dan obat sesuai dengan tindakan anestesi
2. TTV dalam batas normal: TD:120/80 mmHg RR: 12-24 x/m Nadi: 60-100x/m
3. Tidak ada hambatan dalam pemasangan alat monitoring dan pemerin obat anestesi
4. Resiko trauma pembedahan dapat diminimalisir
IMPLEMENTASI