Anda di halaman 1dari 13

Refleksi Kasus

Abdullah Azzam 11711145


Identitas Pasien

 Nama / Inisial : Tn. W


 No RM:
 Umur : 26th
 Jenis kelamin : L
 Diagnosis/ kasus : Keselamatan Kerj a Pada Pekerja Bangunan

 Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
 Ke-Islaman*
 Etika/ moral
 Medikolegal
 Sosial Ekonomi
 Aspek lain (K3)
Resume kasus

 Tn. W merupakan warga Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman adalah


buruh bangunan yang bekerja sebagai bidang pelaksanaan dari CV
Adijaya Caloka. Tn. W bersama dengan tim nya saat ini sedang
menyelesaikan proyek pembangunan rumah dua lantai di daerah
Ngaglik, Sleman, yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kos
dokter muda. Pada hari selasa 23 Juni 2020 saat dokter muda melihat
Tn. W sedang melakukan finishing di lantai 2 proyek tersebut hanya
menggunakan tangga dan tanpa menggunakan alat pelindung diri.
Melihat hal tersebut doktermuda menyempatkan diri untuk
berbincang dengan Tn.W dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu
dan berbincang-bincang terkait Keselamatan kerja pada pekerjaannya.
 Tn. W mengatakan bahwa sudah biasa mengerjakan pekerjaan
diketinggian 4-5 meter hanya dengan bantuan tangga dan tanpa
menggunakan alat pelindung diri yang lain. Beliau juga mengatakan
bahwa dari atasan nya juga tidak menyediakan APD secara lengkap.
APD yang disediakan dari perusahaan nya disediakan saat
pengarahan pada awal sebelum proyek dijalankan dan dalam jumlah
yang terbatas, sehingga saat keseharian pelaksanaan proyek Tn.W
beserta teman-teman nya kurang mempedulikan hal tersebut.
 Pendidikan terakhir Tn.W adalah SMP, dan tidak melanjutkan
sekolah lagi kejenjang berikutnya dikarenakan masalah ekonomi.
Latar belakang

 Angka kecelakaan kerja di dunia tergolong tinggi, hal


tersebut dilansir oleh ILO (International Labour
Organization) yang menyatakan bahwa sebanyak 337
juta kecelakaan kerja terjadi setiap tahunnya di
berbagai negara yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta
pekerja kehilangan nyawa. Selain itu juga dengan
ketidakpatuhan penggunaan APD oleh pekerja juga
dapat meningkatkan potensi penyakit akibat kerja.
 Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada
penyelenggaraan konstruksi. Tenaga kerja di sektor
jasa konstruksi mencakup sekitar 7-8% dari jumlah
tenaga kerja di seluruh sektor, dan menyumbang
6,45% dari PDB di Indonesia. Sektor jasa konstruksi
adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap
kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya
yaitu pertanian, perikanan, perkayuan, dan
pertambangan.
 Pada tahun 2017, Bureau of Labor Statistics, Amerika
Serikat mencatat, sebanyak 605 pekerja tewas dan
diperkirakan 212.760 pekerja mengalami cedera serius
akibat terjatuh di level yang sama atau terjatuh ke
level yang lebih rendah. Sektor konstruksi
menyumbang tingkat kematian tertinggi akibat
terjatuh.
Refleksi

 Menurut Permenaker No. 9 tahun 2016 tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Pada Ketinggian,
bekerja di ketinggian adalah kegiatan atau aktivitas pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kerja pada tempat kerja di
permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan
ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan
tenaga kerja atau orang lain yang berada di tempat kerja
cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan
harta benda, standar bekerja di atas 1,8 meter atau 2 meter
sudah dikategorikan bekerja di ketinggian.
 Pekerjaan-pekerjaan yang paling berbahaya adalah pekerjaan yang
dilakukan pada ketinggian dan pekerjaan galian. Pada ke dua jenis
pekerjaan ini kecelakaan kerja yang terjadi cenderung serius
bahkan sering kali mengakibatkan cacat tetap dan kematian. Jatuh
dari ketinggian adalah risiko yang sangat besar dapat terjadi pada
pekerja yang melaksanakan kegiatan konstruksi pada elevasi
tinggi. Biasanya kejadian ini akan mengakibat kecelakaan yang
fatal. Sementara risiko tersebut kurang dihayati oleh para pelaku
konstruksi, dengan sering kali mengabaikan penggunaan
peralatan pelindung (personal fall arrest system) yang sebenarnya
telah diatur dalam pedoman K3 konstruksi.
 Dokter muda dapat merefleksikan bahwa dalam bidang konstruksi,
terutama buruh bangunan di indonesia masih banyak yang mengabaikan
kesehatan dan keselamatan kerja, hal tersebut tidak terlepas dari beberapa
faktor berikut:
 Jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi yang mencapai sekitar 4.5 juta orang,
 Sebanyak 53% di antaranya hanya mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat
Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja ini belum pernah
mendapatkan pendidikan formal apapun.
 Sebagai besar dari mereka juga berstatus tenaga kerja harian lepas atau borongan
yang tidak memiliki ikatan kerja yang formal dengan perusahaan. Kenyataan ini
tentunya mempersulit penanganan masalah K3 yang biasanya dilakukan dengan
metoda pelatihan dan penjelasan-penjelasan mengenai Sistem Manajemen K3
yang diterapkan pada perusahaan konstruksi
 Sumber daya manusia yang bersifat sementara selama proyek berlangsung,
 Proyek bersifat unik karena tidak ada proyek yang sama satu dengan yang lain,
 Keorganisasian proyek bersifat sementara.
Refleksi Keislaman

Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan


janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik”. (Q.S Al-Baqoroh 195)
Yang dimaksud dengan “menjatuhkan diri sendiri ke dalam
binasaan” adalah menjerumuskan diri sendiri ke dalam tindakan yang
dapat mencelakakan kalian.
 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan


yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”. (Q.S An-Nisa 29
Kaidah Usul Fiqh

 Artinya : “Bahaya haruslah dihilangkan”


 Imam As-Suyuthi dalam Al-Asybah wa An-Nazha'ir
menjelaskan, prinsip pokok fikih Adh-dhararu yuzalu, bahaya
haruslah dihilangkan berdasarkan hadits Nabi SAW,

 Artinya : “Tidak boleh memudharatkan dan tidak boleh


dimudharatkan.” (H.R. Hakim dan lainnya dari Abu Sa’id
Al khudri, H.R. Ibnu Majah dari Ibnu Abbas)

Anda mungkin juga menyukai