Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

CHRONIC KIDNEY DISEASE

Penyusun : dr. Kurnia Halim


DPJP : dr. Nurul Aliyah, Sp.PD
Pembimbing : dr. Tubagus Yuli, Sp.An
IDENTITAS PASIEN

Nama Lengkap : Ny. T


Usia : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Calung RT. 04/01 Serang
Ruang Perawatan : Bugenvil 8
ANAMNESA

Auto anamnesa & Allo anamnesa (20/03/2021)


• Keluhan Utama : Lemas
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Kencana pada tanggal 20 Maret 2021 pukul 11.00 WIB. Datang dengan
keluhan lemas yang semakin memberat 1 hari SMRS hingga pasien tidak dapat berdiri dan tidak
memiliki kekuatan untuk melakukan aktivitas selain tidur, keluhan lemas sudah sudah dirasa sejak 4
bulan terakhir, selama lemas pasien juga kerap mersakan mual, tetapi tidak muntah. Selama keluhan
lemas ini dialami, pasien juga mengatakan tidak nafsu makan dan lidah terasa pahit sehingga makan
menjadi sedikit, kemudian pasien juga mengeluhkan rasa panas dan tidak nyaman pada bagian ulu
hatinya,
Pasien juga mengeluhkan napasnya terasa berat kurang lebih sudah 3 hari ini, selain itu pasien juga
mengeluh batuk, pasien mengatakan batuknya tidak berdahak, batuk terjadi kurang lebih 3 hari ini
bersama rasa memberatnya napas. Keluhan lainnya seperti demam(-), nyeri kepala(-), pilek(-) ,BAB
dan BAK seperti biasa, gatal-gatal(-), bengkak pada kedua tungkai(-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien tidak mempunyai keluhan seperti ini sebelumnya.


• Riwayat TB/ flek paru disangkal
• Riwayat darah tinggi (+), pasien sudah didiagnosis darah tinggi sejak 2 tahun
yang lalu, pasien terkadang minum obat darah tinggi kadang tidak. Pasien
minum captopril 2 x 25 mg
• Riwayat kencing manis (+), pasien sudah didiagnosis kencing manis sejak >5
tahun terakhir, pasien terkadang minum obat kencing manis kadang tidak.
Pasien minum metformin 3 x 500 mg
• Alergi obat dan makanan disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat TB/ flek paru disangkal


• Riwayat keluhan serupa dengan penyakit sekarang disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
• Riwayat kencing manis disangkal
• Alergi obat dan makanan disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan di IGD pada tanggal 20 Maret 2021 pukul 11.15 WIB


• Kesan Umum : Tampak sakit berat, kesadaran compos mentis
• Tanda Vital :
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Suhu : 36,6oC
• Nadi : 96 x/menit, regular, isi cukup
• Laju Napas : 19 x/menit
• SpO2 : 96%
P E M E R I K S A A N F I S I K

•Kepala •Paru :
- Kepala : Bentuk simetris, normosefali, Jejas (-) - Inspeksi : Dinding dada simetris baik saat diam
- Rambut: Hitam, distribusi merata, tidak mudah maupun pergerakan nafas, tidak ditemukan deformitas
dicabut - Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama
- Mata : Kelopak mata cekung (-/-), sklera ikterik - Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru kanan dan kiri
(-/-), konjungtiva anemis (+/+), pupil isokor -Auskultasi : Vesikuler pada hemithorax, Rhonki ( -/- ),
3mm/3mm Wheezing ( -/-)
- Telinga : Liang telinga lapang (+/+), serumen (-/-),
sekret (-/-) • Jantung :
- Hidung : Kavum nasi lapang, sekret (-/-), - Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
pernafasan cuping hidung (-),deviasi septum (-/-)
- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba melebar
- Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis(-)
- Perkusi : Batas jantung kanan di ICS V linea
- Leher: Kelenjar Getah bening tidak teraba midklavikula dextra Batas jantung kiri ICS VI linea
membesar midklavikula sinistra Batas pinggang jantung
JVP mormal, trakea ditengah. ICS II linea parasternal sisnistra
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
P E M E R I K S A A N F I S I K

• Abdomen • Kulit : Warna sawo matang, kering


dan terkelupas
- Inspeksi : Perut tampak distensi dan
membuncit, ikterik (-), Ascites (+)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal • Ekstremitas : Deformitas (-), sianosis
(-), akral hangat, edema (-/-), CRT <2”
- Palpasi : Distensi, nyeri tekan (-), nyeri
lepas (-), Pembesaran hepar (-), pembesaran lien
(-), kandung kemih tidak teraba, Fluid wave (+)
- Perkusi : Redup (+), shifting dullness (+),
nyeri ketok CVA (-/-), nyeri perkusi(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan rontgen thorax tanggal 20/03/2021

Interpretasi:
Suspek KP + Efusi pleura kanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 20/03/2021 Hasil pemeriks

Hematologi Nilai Nilai normal Hematologi Nilai Nilai normal


Leukosit 9.350 4 – 11ribu g/dL
Gula Darah Sewaktu 145 <200 mg/dl
Hb 6.1 11,7 – 15,5 g/dL
Ht 18 35 – 47 %
Trombosit 255.000 200 – 400 ribu/uL
HITUNG JENIS    
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23/03/2021
Basofil 0 0 - 1%
  Hematologi Nilai Nilai normal
Eosinofil 2 1-3%
Neutrofil Batang 3 2-6%
Leukosit 10.250 4 – 11ribu g/dL
Neutrofil Segmen 42 50 - 70 % Hb 10.00 11,7 – 15,5 g/dL
Limfosit 48 20 - 40 %
Ht 29 35 – 47 %
Monosit 6 2-8%
Kimia Darah Nilai Nilai normal Trombosit 248.000 200 – 400 ribu/uL
Gula Darah Sewaktu 211 <200 mg/dl Kimia Darah Nilai Nilai normal
Faal Ginjal Nilai Nilai normal
Gula Darah Sewaktu 137 <200 mg/dl
Ureum 225 10 – 50 g/dl
Creatinin 8,0 P 0,6-1,1 W 0,5-0,9 g/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 25/03/2021


Hematologi Nilai Nilai normal

Gula Darah Sewaktu 06.00 67 <200 mg/dl

Gula Darah Sewaktu 08.30 129 <200 mg/dl

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 26/03/2021


Hematologi Nilai Nilai normal

Gula Darah Sewaktu 08.00 186 <200 mg/dl

Gula Darah Sewaktu 16.00 165 <200 mg/d


RESUME

Pasien datang ke RS Kencana dengan keluhan lemas yang semakin memberat sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit hingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas,
keluhan lemas sudah dirasa sejak 4 bulan terakhir. Selama lemas pasien juga kerap
mersakan mual tetapi tidak muntah. Selama keluhan lemas ini dialami, pasien juga
mengatakan tidak nafsu makan makan menjadi sedikit, kemudian pasien juga
mengeluhkan rasa panas dan tidak nyaman pada bagian ulu hatinya, Pasien juga
mengeluhkan napasnya terasa berat disertai batuk kering kurang lebih sudah 3 hari
ssebelum masuk rumah sakit,
Pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan gula sebelumnya dan tidak rajin
mengkonsumsi obatnya, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
perut tampak distensi dan membuncit, ascites (+), Fluid wave (+), nyeri tekan
epigastrium (-), perkusi redup (+), shifting dullness (+), kulit nampak kering dan
terkelupas, hasil pemeriksaan penunjang didapatkan rontgen thorax efusi pleura dengan
suspek KP dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan hb 6.1g/dl, ht 18%, ureum 225
g/dl, creatinine 8 g/dl.
D IA GN O SI S

Diagnosis Masuk : DM Tipe II dengan Anemia


Diagnosis Kerja : CKD grade V
Anemia
Hipertensi grade 2
Dasar Diagnosa :
- Pasien mengalami lemas sampai tidak mampu beraktivitas sejak 4 bulan SMRS dan memberat 1 hari SMRS
- Ditemukan tekanan darah pasien 160/110 mmHg
- Ditemukan konjungtiva anemis, perut tampak distensi dan membuncit, fluid wave dan shifting dullness,dan
perkusi abdomen redup
- Ditemukan Hb 6,1g/dl, Ht 18%, ureum 225 g/dl, creatinine 8 g/dl
- Perhitungan laju filtrasi glomerulus dengan rumus Cockroft-Gault1 :

CCr={((l 40–age) x weight)/(72xSCr)}x 0.85 (if female)


CCr (creatinine clearance) = mL/minute
Age = years
Weight = kg
SCr (serum creatinine) = mg/dL
CCr={((l 40–59) x 50)/(72x8)}x 0.85
= 7,03 mL/menit
TATALAKSANA

•Tatalaksana Di Ruangan
•Tatalaksana IGD •Medikamentosa
•- Infus NaCl 0,9%/24 jam •Parenteral:
•- IVFD NaCl 0,9 % /24 jam
•- Omeprazole injeksi 1 x 1 •- Omeprazole (IV) 2 x 40mg
amp (40mg/1ml) •- Ondansetron (IV) 3 x 4mg
•- Transfusi PRC 2 pack
•- Ketorolac injeksi 1 x 1 •Per Oral :
amp (30 mg/1ml) •- As. Folat 1 x 1
•- Pro Renal 3 x 1
•- Ondansentron injeksi 1 x 1 •- Bicnat 3 x 1
amp (4mg/2ml) •- Amlodipin 2 x 10 mg
•Non Medikamentosa
•- Metformin 500 mg Tablet •-Rujuk Pro-HD
3 x 1 Tab
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : Dubia


• Quo ad Functionam : Dubia
• Quo ad Sanationam : Dubia ad malam
FOLLOW UP

22/03/21 Lemas (+), mual KU : TSB  CKD grade V Medikamentosa


  (+), muntah (-), Kes : CM  Anemia  IVFD NaCl
demam (-), sesak TD : 140/90  Hipertensi grade 1 0,9%/24j
nafas (-), batuk N:90    OMZ inj 2x40mg
(-), nafsu makan RR:20  Ondansetron inj
masih menurun, S : 36,7c 3x4mg
minum baik, BAB Spo2 : 96%  Furosemid inj1x10
dan BAK tidak Mata : CA +/+, SI -/-, mg
ada keluhan Perut tampak distensi  Asam folat 1x1 tab
dan membuncit,  Prorenal 3x1 tab
ascites (+), Fluid wave  Bicnat 3x1 tab
(+), nyeri tekan  
epigastrium (-), Non medikamentosa
perkusi redup  Rujuk Pro HD
(+),shifting dullness  Observasi
(+), kulit nampak perbaikan klinis
kering dan terkelupas
 
 
FOLLOW UP

23/03/21 Lemas (+) namun sudah KU : TSB  CKD grade V Medikamentosa


  mulai membaik setelah Kes : CM  Anemia  IVFD NaCl 0,9%/24j
mendapatkan transfusi prc TD : 180/100  Hipertensi  OMZ inj 2x40mg
sebanyak 2 pack, mual (-), N:93 grade 2  Ondansetron inj 3x4mg
muntah(-) RR:20    Furosemid inj1x10 mg
S : 36,7oc  Asam folat 1x1 tab
Spo2 : 96%  Prorenal 3x1 tab
Mata : CA +/+, SI -/-,  Bicnat 3x1 tab
Perut tampak distensi  Amlodipin 2 x 10 mg
dan membuncit, Non medikamentosa
ascites (+), Fluid wave  Rujuk Pro HD
(+), nyeri tekan  Observasi perbaikan klinis
epigastrium (-),
perkusi redup
(+),shifting dullness
(+), kulit nampak
kering dan terkelupas
 
FOLLOW UP

24/03/21 Mual (+), muntah (-), KU : TSB  CKD grade V Medikamentosa


lemas (+), pasien Kes : E3V4M6 Apatis  Anemia  IVFD NaCl 0,9%/24j
mulai mengalami TD : 160/70  Hipertensi  OMZ inj 2x40mg
kesulitan untuk N:89 grade 2  Ondansetron inj 3x4mg
diajak berkomunikasi RR:20    Asam folat 1x1 tab
(+) S : 36,6oc  Prorenal 3x1 tab
Spo2 : 96%  Bicnat 3x1 tab
Mata : CA +/+, SI -/-,  Amlodipin 2 x 10 mg
Perut tampak distensi Non medikamentosa
dan membuncit, ascites  Rujuk Pro HD
(+), Fluid wave (+),  Observasi perbaikan klinis
nyeri tekan
epigastrium (-), perkusi
redup (+),shifting
dullness (+), kulit
nampak kering dan
terkelupas
 
TINJAUAN PUSTAKA
D E F I N I S I & K L A S I F I K A S I

• Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan,
berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak
ada tanda kerusakan ginjal diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m². Batasan penyakit ginjal kronik.
• Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
• Kelainan patologik Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan radiologi
• Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.
Derajat Penjelasan LFG (mL/menit/1,73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat 15-29

5 Gagal ginjal <15 atau dialisis


EPIDEMIOLOGI

Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan prevalensi penyakit ginjal kronik meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur
35-44 tahun dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki
(0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada
masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta,
petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan menengah
bawah masing-masing 0,3%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah
Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-
masing 0,4 %.
ETIOLOGI

Perhimpunan nefrologi Indonesia tahun 2000 mencatat penyebab gagal ginjal


yang menjalani hemodiálisis sebagai berikut: Diabetes Melitus tipe I (7%), tipe II
(37%), Hipertensi (27%), glomerulonefritis (10%), kista dan penyakit bawaan
lain (3%), penyakit sistemik misalnya lupus dan vasculitis (2%), neoplasma (2%).
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

• Kelainan saluran cerna : nafsu makan menurun, mual, muntah dan fetor uremik
• Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
• Kelainan neuromuscular : tungkai lemah, parastesi, kram otot, daya konsentrasi menurun, insomnia, gelisah
• Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak nafas, nyeri dada, edema
• Gangguan kelamin : libido menurun, nokturia, oligouria
Pada LFG sebesar 60 % pasien masih belum merasakan keluhan (asimptomatik), tapi sudah terjadi peningkatan
kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30 % mulai terjadi keluhan pada seperti nokturia, badan
lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG kurang 30 % pasien
memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan
metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya.
LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius dan pasien sudah memerlukan terapi
pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal.
DIAGNOSIS

Pendekatan diagnosis gagal ginjal kronik (GGK) dilihat dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, dan gambaran radiologis
Anamnesis harus terarah dengan mengumpulkan semua keluhan yang berhubungan
dengan retensi atau akumulasi toksin azotemia, etiologi GGK, dan perjalanan penyakit
Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi:
i)sesuai dengan penyakit yang mendasari;
ii)sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia,
kelebihan cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritusm uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma;
iii)gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, lemah jantung,
asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (natrium, kalium, chlorida).
DIAGNOSIS

• Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi


• i) Sesuai dengan penyakit yang mendasari
• ii) Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockroft-Gault
• iii) Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar Hb, peningkatan asa
murat, dan kelainan elektrolit darah (hiper atau hipo kalemia, hiper atau
hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia), dan
asidosis metabolik.
• iv) Kelainan urinalisis seperti proteinuria, hematuria, leukosuria, dan cast.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan radiologis penyakit ginjal kronik meliputi :


i) foto polos abdomen: dapat terlihat batu radio opak
ii) pielografi intravena: sekarang jarang digunakan karena kontras seriing tidak
bisa melewati filter glomerolus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh
toksisk oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan
iii) ultrasonografi ginjal dapat memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
klasifikasi
iv) pemeriksaan pemindaan ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.
PENATALAKSANAAN KONSERVATIF

• Diet protein terkontrol (0.80-1.0 g/kg/d) direkomendasikan untuk orang dewasa dengan penyakit
ginjal kronis.
• Menjaga berat badan (BMI 18,5–24,9 kg / m2, lingkar pinggang <102 cm untuk pria, <88 cm
untuk wanita) direkomendasikan untuk mencegah hipertensi atau untuk mengurangi tekanan darah
pada penderita hipertensi
• Kebutuhan cairan penderita CKD harus dibatasi, agar tidak kelebihan cairan dan memperberat
tubuh, perhitungan dari urine output  500cc/24jam, Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit
bersifat individual
• Olahraga dinamis intensitas sedang selama 30-60 menit seperti berjalan, jogging, bersepeda atau
berenang, dilakukan 4-7 hari per minggu.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

• Asidosis metabolik dapat diberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodium bicarbonat) harus
segera diberikan intravena bila pH ≤ 7,35 atau serum bikarbonat ≤ 20 mEq/L.
• Besi oral adalah terapi lini pertama untuk pasien dengan penyakit ginjal kronis. Pada pasien
dengan hemoglobin<11,0 g/dL, harus diberikan besi untuk mempertahankan ferritin >100
ng/mL dan saturasi transferrin >20%
• Antacid merupakan pengobatan umum yang digunakan. Ketika antacid tidak dapat mengatasi
keluhan, penambahan pengobatan seperti H2 blockcer dan proton-pump inhibitor dapat
membantu untuk mengurangi keluhan.
• Pemberian obat-obatan anti hipertensi terutama penghambat Enzym Konverting Angiotensin
(ACE inhibitor) atau ARB, dapat memperlambat proses pemburukan proteinuria. Target
pencapaian tekanan darah 130/80 mmHg untuk paaien proteinuria < 1gram/hari sedangkan
tekanan darah <125/75 mmHg untuk pasien proteinuria  1 gram/hari
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

• Target kontrol glikemik mengikuti Canadian Diabetes Association Guidelines dengan target
kendali gula darah puasa <130 mg/dl dan post prandial <160 mg/dl serta HBA1C <7%. Short
acting sulfonylureas (gliclazide) lebih dipilih daripada long acting agents untuk pasien dengan
penyakit ginjal kronis
• Dislipidemia ditanggulangi dengan penggunaan Statin maupun Fibrat. Perlu perhatian untuk
pemakaian Fibrat pada LFG yang sudah menurun <30 ml/menit/m 2
• Terapi menggunakan calcium-containing phosphate binders harus dimulai jika pembatasan diet
gagal untuk mengendalikan hiperfosfatemia. Pertimbangan untuk pemberian analog Vitamin D jika
kadar serum hormone paratiroid >53 pmol/L
T E RA P I P E NG G AN TI G I NJAL

• Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit.
• The National Kidney Foundation's Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) merekomendasikan
bahwa pasien yang mencapai CKD stadium 4 (GFR, 30 mL / menit / 1,73 m 2) untuk mendapatkan konseling
mengenai terapi pengganti ginjal. Kondisi jantung yang memerlukan dialisis adalah aritmia akibat gangguan
elektrolit, pericarditis uremik, dan kelebihan cairan akibat gagal jantung kongestif berat yang dipicu oleh fungsi
ginjal yang kurang optimal.
• Kontraindikasi absolut untuk hemodialisis adalah ketidakmampuan untuk mengamankan akses vascular, dan
kontraindikasi relatif melibatkan akses vascular yang sulit, fobia jarum, gagal jantung, dan koagulopati.
• Pasien dengan eGFR <20mL/min/m2 memerlukan tranplantasi ginjal jika ada penyakit berikut : gejala uremia,
komplikasi metabolic refraktori (hyperkalemia asidosis), volume berlebih (edema atau hipertensi resisten),
penurunan status gizi (serum albumin, massa tubuh tanpa lemak). Transplantasi ginjal tidak boleh dilakukan
sampai GFR <20 mL/min/m2 dan terdapat bukti perkembangan kerusakan ginjal dan irreversible 6-12 bulan
sebelumnya.
KOMPLIKASI

Gagal ginjal kronik dapat menyebabkan berbagai komplikasi sebagai berikut:


• Asidosis metabolik
• Komplikasi kardiovaskuler ( hipertensi dan CHF )
• Aritmia jantung
• Anemia
• Osteodistrofi renal
• Gangguan neurologi (neuropati perifer dan ensefalopati)
• Koma uremik
PROGNOSIS

Penyakit GGK tidak dapat disembuhkan sehingga prognosis jangka panjangnya


buruk, kecuali dilakukan transplantasi ginjal. Penatalaksanaan yang dilakukan
sekarang ini, bertujuan hanya untuk mencegah progresifitas dari GGK itu sendiri.
Selain itu, biasanya GGK sering terjadi tanpa disadari sampai mencapai tingkat
lanjut dan menimbulkan gejala sehingga penanganannya seringkali terlambat
D A F TA R P U S TA K A

• Ferreira J, Girerd N, Pellicori P, Duarte K, Girerd S, Pfeffer M et al. Renal function estimation and Cockcroft–Gault formulas for predicting cardiovascular mortality
in population-based, cardiovascular risk, heart failure and post-myocardial infarction cohorts: The Heart ‘OMics’ in AGEing (HOMAGE) and the high-risk
myocardial infarction database initiatives. BMC Medicine. 2016;14(1).
• Ketut Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 6 Jilid II. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2014. hlm 2161-2177.
• Arora Pradeep, Medscape, Chronic Kidney Disease, Available from: http://emedicine. medscape.com/article/238798-overview, (Cited : 23 march 2021)
• A, lesley, A, Brad C. KDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and Stratification. Available from:
https://www.ajkd.org/article/S0272-6386(14)00491-0/pdf, (cited : 23 march 2021)
• Infodatin: Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta; Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. 2017. Hal;3
• Wong E, McMaster Pathophysiology Review, Chronic Kidney Disease (CKD), Available from : http://www.pathophys.org/ckd/ , (cited : 23 march 2021)
• Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Panduan Pelayanan Medik. Ginjal Hipertensi:Hipertensi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2006. hlm 168-170.
• Brown Jean B, Doronen C Steven. Emergent Management of Acute Glomerulonefritis. Available from: http://emedicine.medscape. com/article/777272-overview,
(cited : 23 march 2021)
• Levin, A., Hemmelgarn, B. and Culleton, B. (2008). Guidelines for the management of chronic kidney disease. Canadian Medical Association, 179(11), pp.1154 –
1162
• Zajac, P; Holbrook, A; Super, ME; Vogt, M (March–April 2013). "An overview: Current clinical guidelines for the evaluation, diagnosis, treatment, and management
of dyspepsia". Osteopathic Family Physician. 5 (2): 79–85. doi:10.1016/j.osfp.2012.10.005)
• Murdeshwar H, Anjum F. Hemodialysis [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2021 [cited 27 March 2021]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563296/
• Ayodele .O.E ,Alebiosu,C.O,Salako B.L 2004,Diabetic Nephropathy a review of natural history,burden,risk factors and treatment in Journal Medical Ass:1445-54
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai