Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN ASKEP

PADA ANAK SAKIT:


ATRESIA ANI
Kelompok 7
Kelompok 7

1. Angelina Dwi Agusti


2. Hanin Nafi’
3. Inahanik Puspita Aisyahrani
4. Lis Diana
5. Mirhamsyah
6. Rinawati
Definisi atresia ani

Atresia ani atau anus imperforate merupakan kelainan


bawaan (kongenital) dimana terjadi pembentukan lubang
anus yang tidak sempurna (abnormal) atau anus tampak
rata maupun sedikit cekung ke dalam atau kadang
berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung
dengan rektum yang terjadi pada masa kehamilan.
Etiologi Atresia Ani
Putusnya saluran pencernaan di atas dengan daerah dubur,
01 sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.

02 Gangguan organogenesis dalam kandungan.

Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum,


03 sfingter, dan otot dasar panggul. Namum demikian pada agenesis
anus, sfingter internal mungkin tidak memadai.

04 Berkaitan dengan sindrom down.


Etiologi Atresia Ani

Beberapa jenis kelainan


yang sering ditemukan
bersamaan dengan
malformasi anorektal adalah

Kelainan tulang
Kelainan Kelainan Kelainan traktus
belakang dan medulla
kardiovaskuler gastrointestinal spinalis genitourinarius
Klasifikasi Atresia Ani

Rendah

Intermediate

Tinggi (supralevator)
Manifestasi Klinis Atresia Ani
• Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat
defekasi mekonium. Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang lebih tinggi.
• Gejala yang akan timbul:
a. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
b. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi.
c. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
d. Perut kembung.
Komplikasi Atresia Ani
01 02
Asidosis Infeksi saluran kemih
hiperkloremik yang terus-menerus

03
Kerusakan uretra
04
Komplikasi jangka
(akibat prosedur
panjang
bedah)
Patofisiologi Atresia Ani
• Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada
kehidupan embrional. Manifestasi klinis diakibatkan adanya obstruksi dan
adanya fistula. Obstruksi ini mengakibatkan distensi abdomen,
sekuestrasi cairan, muntah dengan segala akibatnya.

• Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan
diabsorbsi sehingga terjadi asidosis hiperkloremia, sebaliknya feses
mengalir kearah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang.
(Faradilla, 2009).
Pathway Atresia ani
● Pathway Atresia Ani.pptx
Penatalaksanaan Atresia Ani

Pasca Bayi
Lahir
Preventif
Pemeriksaan Penunjangi Atresia Ani

01 02
Pemeriksaan
Sinar-X
radiologis

03 04 05
Ultrasonografi (USG) Rontgenogram pada
abdomen
CT Scan abdomen dan pelvis,
Asuhan Keperawatan Pada
Anak Sakit

Atresia Ani
Pengkajian

Riwayat
Kesehatan
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biodata 3. Riwayat Kesehatan Dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
1. Identitas Klien
2. Identitas Penanggung
Jawab
Pengkajian

Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi terhadap 1. Pola konsep diri
kesehatan 2. Pola seksual Reproduksi
2. Pola aktifitas 3. Pola nilai dan kepercayaan
kesehatan/latihan 4. Pola peran hubungan
3. Pola istirahat/tidur 5. Pola koping
4. Pola nutrisi metabolik
5. Pola eliminasi
6. Pola kognitif perseptual
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda-tanda vital
3. Data sistematik
Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.


01
Ketidakmampuan mencerna makanan (mual, muntah)

Gangguan eliminasi urine b.d. obstruksi anatomik (atresia ani),


02 dysuria

Kecemasan orangtua b.d. kurangnya pengetahuan terkait


03 penyakit anak
Perencanaan
Intervensi
No Dx. Kep
Tindakan
Tujuan dan NOC Rasional
Keperawatan/NIC

1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Memonitor mual 1. Mengetahui berapa output


nutrisi kurang dari tindakan keperawatan dan muntah yang keluar
kebutuhan b.d. selama 1x24 jam 2. Kaji kemampuan 2. Memberikan makanan sesuai
ketidakmampuan diharapkan kebutuhan klien untuk kemampuan (oral atau NGT)
mencerna makanan nutrisi klien terpenuhi mendapatkan 3. Mengetahui status gizi dan
dengan kriteria hasil: nutrisi yang meminimali-sir malnutrisi
 Mampu dibutuhkan 4. Terkait pemasangan NGT
mengidentifikasikan 3. Memonitor status
kebutuhan nutrisi (4) gizi
 Tidak ada tanda-tanda 4. Kolaborasi dengan
malnutrisi (4) dokter
Perencanaan
Intervensi
No Dx. Kep
Tindakan
Tujuan dan NOC Rasional
Keperawatan/NIC

2 Gangguan eliminasi Setelah dilakukan asuhan 1. Memantau tanda- 1. Mengetahui tingkat distensi
urine b.d. obstruksi keperawatan selama 1x24 tanda vital dan kandung kemih klien
anatomik (atresia jam diharapkan gangguan tingkat distensi 2. Mengetahui jumlah output
ani), dysuria elimnasi urine dapat kandung kemih (urine) dan ada tidaknya feses
teratasi  kriteria hasil: dengan palpasi dan yang bercampur
 Kandung kemih pasien perkusi 3. Memastikan apakah saluran
kosong secara penuh (4) 2. Periksa dan timbang kemih normal
 Intake cairan dalam popok klien
rentang normal (4) 3. Melakukan penilaian
 Bebas dari ISK (4) pada fungsi kognitif
Perencanaan
Intervensi
No Dx. Kep
Tujuan dan NOC Tindakan Keperawatan/NIC Rasional

3 Kecemasan Setelah dilakukan 1. Kaji status mental dan tingkat 1. Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana
orang tua asuhan keperawatan ansietas dari klien dan keluarga. informasi tersebut diterima.
berhubungan 1x24 jam diharapkan 2. Dengarkan dengan penuh 2. Menjadi pendengar yang baik dapat
dengan rasa cemas orangtua perhatikan mengurangi rasa cemas orangtua
kurang dapat hilang atau 3. Jelaskan dan persiapkan untuk 3. Membuat orang tua lebih mengerti keadaan
pengetahuan berkurang. tindakan prosedur sebelum anaknya
tentang Kriteria Hasil: dilakukan operasi. 4. Dapat meringankan ansietas terutama ketika
penyakit dan 1.)Ansietas 4. Beri kesempatan klien untuk tindakan operasi tersebut dilakukan.
prosedur berkurang mengungkapkan isi pikiran dan 5. Mengungkapkan rasa takut dan bertanya secara
perawatan 2.) Ibu klien tidak bertanya. terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan.
gelisah 5. Ciptakan lingkungan yang tenang 6. Lingkungan nyaman dapat mengurangi cemas
dan nyaman.
   
Thank you

Anda mungkin juga menyukai