Anda di halaman 1dari 38

Tutor 18

Trigger : Terinjak
paku dan lengan yang
patah.

Modul NeuroMuskuiokeIetaI
Fasilitator : Dra Betty Fitriyasti ,si
Modul NeuromuskuIokeIetaI
● Ketua : Dewi Indah(2010070100134)
● Sekretaris : Aridea Rahma Fadilla (2010070100135)
● Anggota :
○ 1. Lulu loviona Aderi (2010070100128)
○ 2. Atiiqah Nadirah Tanjung (2010070100129)
○ 3. Putri Lisna (2010070100130)
○ 4. Aisyah Tusaddiyah (2010070100131)
○ 5. Nadia Nurisma (2010070100132)
○ 6. Rifka Bund Amelia (2010070100133)
Visi Fakultas Kedokteran
Menjadi program studi kedokteran yang
unggul dan terkemuka di tingkat Nasional
dalam bidang geriatrik serta menghasilkan
lulusan yang kompeten, profesional dan
berakhlakul karimah pada tahun 2025.
Misi Fakultas Kedokteran
● Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas dengan
penguatan di bidang geriatric
● Melaksanakan penelitian yang sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kesehatan yang dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional dengan
penguatan di bidang geriatri
● Melaksanakan pengabdian masyarakat yang berkualitas yang dititikberatkan pada
masalah geriatric dengan melibatkan peran serta masyarakat.
● Terwujudnya tata kelola fakultas dengan perencanaan yang baik, panduan pelaksanaan
yang terstandar, sistem koordinasi yang jelas dan berdasarkan pada nilai islami.
● Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai institusi dan organisasi
terkait di tingkat nasional dan internasional.
● Menerapkan tata nilai yang Islami dalam lingkungan kampus
Trigger 2. Terinjak paku dan lengan yang patah.

Doni adalah seorang mahasiswa kedokteran di Padang. Semester satu


telah dilewati, meski masih dalam suasana pandemi COVID 19 dan saat ini
menjalani “New Normal” atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Minggu pagi adalah waktu yang digunakan Doni untuk berolahraga


sederhana ; berlari. Sejenak Doni melepas lelah di bangku taman. Matanya
tertuju kepada seorang laki-laki yang terlihat kesakitan karena kakinya
terinjak paku. Doni memperhatikan dari awal saat laki-laki tersebut
mengangkat tungkai kanannya yang menginjak paku. Namun saat berdiri
dengan tungkai kiri, laki-laki tersebut tetap dapat berdiri tegak dan seimbang
tanpa terjatuh.
Trigger 2. Terinjak paku dan lengan yang
patah.
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, doni sungguh takjub dengan fenomena sederhana yang
dialaminya. Doni rajin membaca buku teks dan jurnal, tidak cepat puas dengan kuliah dosennya. Doni
dapat memahami peristiwa yang dialami laki-laki tersebut. Saat kaki kanan terinjak paku, impuls nyeri
diterima oleh reseptor nyeri kemudian diteruskan langsung ke medula spinalis dan otak melalui
mekanisme reflek polisinaptik.

Berbeda dengan pengalaman Doni saat skill’s lab pemeriksaan reflek fisiologis. Misalnya saat
diketuk di tendon otot quadriceps femoris maka tungkai akan mengalami fleksi. Doni ingat bahwa
mekanisme reflek fisiologis ini terjadi melalui mekanisme reflek monosinaptik.Doni pulang ke tempat
kosnya. Namun dalam perjalanan ada kecelakaan lalu lintas. Seorang perempuan dilarikan ke rumah
sakit karena sepertinya ada mengalami patah tulang di lengan bagian atas. Doni kembali berpikir dan
bertanya: Apakah tulangnya yang patah dapat cepat sembuh kembali? Apakah proses penyembuhan
tulang ada berhubungan dengan proses pembentukan tulang?

Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada laki-laki dan perempuan di atas?
01
CLARIFY
UNFAMILIA
R TERMS
STEP 1. CLARIFY UNFAMILIAR
TERMS
● RefIeks poIisinaptik = reflek yang melibatkan banyak sinapsis
● ImpuIs = integral dari gaya terhadap selang waktu bekerjanya gaya tersebut
● Reseptor = satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu
yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.
● RefIeks monosinaptik = refleks yang melibatkan satu sinaps
● FIeksi = Kegiatan merentangkan tangan tersebut merupakan salah satu gerakan ekstensi /gerak menekuk
atau membengkokkan
● tendon otot quadriceps = otot pada sendi lutut yang berfungsi sebagai stabilisasi aktif sendi lutut dan juga
berperan dalam pergerakan sendi yaitu gerakan ekstensi knee yang digunakan dalam aktifitas berjalan.
● New normaI = perubahan perilaku atau kebiasaan untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa namun
dengan selalu menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi
● RefIeks fisioIogis = suatu prosedur diagnostik yang rutin dilakukan untuk menilai mengevaluasi fungsi
sensorimotor pada tubuh.
02
DEFINE THE
PROBLEMS
STEP 2. DEFINE THE PROBLEM
1. JeIaskan refIeks monosinaptik dan refIeks poIisinaptik,dan apa contoh
masing masing refIeks?
2. Bagaimana proses terjadinya gerak refIeks?
3. Apa saja tuIang yang terIibat pada ekstremitas inferior,superior? Aisyah
4 . Apakah tuIang yang patah dapat disembuhkan kembaIi?
5. JeIaskan refIeks fisioIogis dan hasiI pemeriksaan tsb?
6. Bagaimana mekanisme dari refIeks monosinaptik dan refIeks poIisinaptik?
7. Anatomi dari otot ekstremitas superior?
03
BRAINSTRO
M
STEP 3. BRAINSTROM
1. JeIaskan refIeks monosinaptik dan refIeks poIisinaptik,dan apa contoh masing masing refIeks sb?
 Gerakan refleks monosinaptik
Gerak refleks monosinaptik disebut juga sebagai gerak refleks sederhana. Disebut monosinaptik,
sebab informasi rangsang yang masuk ke neuron sensori hanya melompati satu sinaptik, untuk
bisa langsung sampai neuron motorik yang kemudian akan meneruskan informasi ini ke
otot.Contoh gerak refleks yang paling sederhana adalah refleks lutut.

 Gerakan refleks polisinaptik


Gerak refleks polisnaptik disebut juga sebagai gerak refleks kompleks. Jika pada monosinaptik,
pesan atau stimuli hanya melompat satu kali untuk sampai ke neuron motorik, pada polisnaptik,
neuron harus melompat lebih dari satu kali.
STEP 3. BRAINSTROM
2 .Bagaimana proses terjadinya gerak refIeks?
Proses gerak refleks memiliki waktu lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak refleks
merupakan mekanisme untuk mengelak dari rangsangan yang berbahaya. Adapun aksi-aksi yang
terjadi saat gerak refleks adalah sebagai berikut.
1. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor.
2. Impuls-impuls saraf neuron sensorik yang ada pada reseptor kemudian dilanjutkan ke sistem
saraf pusat yaitu sumsum tulang belakang.
3. Di sumsum tulang belakang ini kemudian impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron
sensorik menuju ke neuron motorik.
4. Dari neuron motorik, impuls kemudian dilanjutkan ke efektor lalu efektor dirangsang untuk
berkontraksi sehingga terjadi gerakan secara spontan misalnya menarik kaki sambil berteriak,
tiba-tiba mengelak dll.
STEP 3. BRAINSTROM
3. Apa saja tuIang yang terIibat pada ekstremitas inferior,superior?
a. Tulang ekstremitas superior b. tulang ekstremitas inferior
- Os clavicula - pelvis
- Os scapula - femur
- Os humerus - tibia
- Os radius - fibula
- Os ulna - tarsal
- Ossa carpalia - metatarsal
- Ossa metacarpalia - phalanges
- Ossa phalanges
STEP 3. BRAINSTROM
4. Apakah tuIang yang patah dapat disembuhkan kembaIi?

Bisa, Pengidap patah tulang baru dinyatakan sembuh apabila tulang yang patah sudah
tersambung kembali, atau setelah garis-garis patah telah hilang.

Pada dasarnya, tulang dapat sembuh dengan sendirinya ketika mengalami fraktur. Saat
tulang patah, tubuh akan bereaksi dengan berbagai cara untuk mengatasi hal ini, termasuk
menyambung kembali patahan dan sembuh seperti sedia kala. Meski demikian, tulang yang patah
harus berada di posisi yang tepat dan terlindungi agar terjadi proses penyembuhan yang baik.
STEP 3. BRAINSTROM
5. JeIaskan refIeks fisioIogis dan hasiI pemeriksaan tsb?

Pemeriksaan refleks fisiologis merupakan suatu prosedur diagnostik yang rutin dilakukan
untuk menilai mengevaluasi fungsi sensorimotor pada tubuh.Pemeriksaan refleks fisiologis rutin
dilakukan untuk mengevaluasi fungsi sensorimotor pada tubuh. Hasil pemeriksaan dapat
memberikan hasil normal, meningkat (hiperefleks), menurun (hiporefleks) atau tidak ada refleks.
Pemeriksaan refleks fisiologis merupakan suatu prosedur diagnostik yang rutin dilakukan untuk
menilai mengevaluasi fungsi sensorimotor pada tubuh.
STEP 3. BRAINSTROM
6. Bagaimana mekanisme dari refIeks monosinaptik dan refIeks poIisinaptik?

RefIeks Monosinaptik
● Saat bagian bawah lutut Anda dipukul, kaki secara otomatis akan berayun ke depan.
● Saat lutut dipukul pelan, pukulan tersebut akan diserap oleh reseptor sebagai stimuli yang perlu
diproses.
● Reseptor kemudian akan meneruskan pesan ini ke neuron sensori.
● Di dalam neuron sensori, seperti biasa, pesan ini akan melalui pengolahan melalui tiga bagian
neuron, yaitu dendrit, akson, dan ujung saraf.
● Lalu, setelah dari neuron sensori, pesan ini langsung melompat ke neuron motorik.
● Dari neuoron motorik, pesan ini langsung diteruskan ke otot. Itulah sebabnya, kaki Anda berayun
ke depan.Satu kali lompatan dari neuron sensorik ke neuron motorik inilah yang dinamakan
monosinaptik.
STEP 3. BRAINSTROM
RefIeks PoIisinaptik

Respons yang timbul berupa kontraksi otot fl eksor dan inhibisi ototekstensor, sehingga bagian yang terkena
melakukan fl eksi dan tertarikdari rangsang tersebut. Respons ekstensor menyilang (crossed extensorresponse)
merupakan bagian dari refl eks fl eksor. Refl eks ekstensor silangmenunjukkan stimulasi aferen pada lengkung
refl eks menyebabkanfl eksi pada ekstremitas ipsilateral dan ekstensi pada ekstremitas sisikontralateral
STEP 3.
BRAINSTROM
7. Anatomi dari otot ekstremitas
superior?
04
ARRANGE THE
EXPLANATION
INTO A
TENTATIVE
SOLUTION
STEP 4. ARRANGE THE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION
05
DEFINE THE
LEARNING
OBJECTIVE
STEP 5. DEFINE THE LEARNING OBJECTIVE

Mahasiswa mampu memahami,mengerti dan menjelaskan tentang :

● Anatomi dari tuIang,otot, dan Iigamen ekstremitas superior


● HistoIogi tuIang rawan
● RefIeks monosinaptik
● RefIeks poIisinaptik
● Proses terjadinya gerak refIeks
● Proses penyembuhan fraktur
● Proses terbentuknya tuIang
06
PRIVATE
STUDY
07
SHARE THE
RESULT
STEP 7. SHARE THE RESULT
Anatomi dari tuIang,otot, dan Iigamen ekstremitas superior
STEP 7. SHARE THE RESULT
STEP 7. SHARE THE RESULT
STEP 7. SHARE THE RESULT
● HistoIogi tuIang rawan
STEP 7. SHARE THE RESULT
RefIeks monosinaptik
STEP 7. SHARE THE RESULT
RefIeks monosinaptik
"Lengkung reflex yang paling sederhana, mempunyaisinapstunggaldiantara neuron aferendaneferen. Hanyaadasatusinaps
yang terjadiantaraneuronsensorik dan neuron
motorik.otot rangka dengan persyarafan yang utuh direnggangkan, otot ini akan berkontraksi.Respons seperti ini disebut refleks
renggang. Rangsangan yang menimbulkan efek regang adalah regangan pada otot, dan responnya adalah kontraksi otot yang
diregangkan tersebut.. impuls yang tercetus di kumparan otot dihantarkan ke SSP (Sistem Saraf Pusat)
melaluiserabutsarafsensorikpenghantarcepat.
*Impulskemudiansecaralangsung akan diteruskan ke neuron motorik yang mempersarafi otot yang teregang. Neurotransmiter di 
sinaps adalah glutamate. Refleks regang merupakan refleks monosinaptik didalmtubuh yang paling banyakdiketahui dan
dipelajari. contohklinis

 Refleks Patella (knee jerk)
Ketukan pada tendon patella akanmembangkitkanrefleks patella, karenaketukan pada tendonakanmeregangkanototkuadriceps
femoris.  mekanismenyaadalah
tendon patella diketuk => serabut tendon tertarik => otot dan serabut kumparan teregang =>mengaktifkanrefleksregangan
STEP 7. SHARE THE RESULT
Refleks Polisinaps
 
Refleks Fleksor (Withdrawal Reflex)

Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron aferen dan eferen dinamakan polisinaptik, dan
jumlah sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks, terutama pada lengkung refleks
polisinaptik, kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitasi spasial dan temporal, okulasi, efek penggiatan bawah
ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain.
Jalur refleks polisinaps bercabang-cabang secara kompleks. Jumlah sinaps di tiap cabang bermacam-macam. Oleh karena di tiap
sinaps terjadi lambatan sinaps, penghantaran kegiatan di cabang dengan sinaps, penghantarankegiatan di cabang dengan sinaps
sedikit memakan waktu yang lebih cepat sehingga akan mencapai neuron motorik terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh
penghantaran kegiatan melalui jalur yang lebih panjang. Akibatnya, dari satu rangsang, neuro motorik dapat menerima rentetan
impuls dalam kurun waktu yang lama, sehingga respons juga
  memanjang. Selain itu, ada cabang yang balik di jalurnya, sehingga memungkinkan kegiatan bergema, sampai tidak mampu
lagi meneruskan impuls melalui sinaps dan kegiatan hilangsendiri. Sirkuit bergemasemacam ini sering timbul di otak dan medula
spinalis.
STEP 7. SHARE
THE RESULT
Proses terjadinya gerak refIeks

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapannya terjadi secara otomatis terhadap rangsangan,melalui
jalur sederhana yamg stimulus nya akan disampaikan ke medulla spinalis tanpa memerlukan kontrol dari otak.
Gerak Refleks terjadi secara monosinaptik dan polisinaptik

Mekanisme Gerak refleks dimulai dari ramgsangan reseptor sampai ke efektor yang disebut dengan
lengkumg refleks.
1. Reseptor sensorik sebagai potensial reseptor akan membamgkitkan potensial aksi
2. Frekuensi potensial aksi akan terbentuk.
3. Pada SSP terjadi respon yang kuat berupa EPSP dan IPSP yang dihubungkan melalui saraf sinaps
4. Respon timbul di serat eferen berupa rrspon tuntas atau respon gagal.
5. Potensial aksi sampai ke efektor,maka terjadilah respon gerak refleks.
STEP 7. SHARE THE RESULT
● Proses penyembuhan fraktur
STEP 7. SHARE THE RESULT
Proses penyembuhan fraktur
Pada saat terjadi patah tulang, terjadi juga kerusakan pada pembuluh darah yang terletak pada canaliculi dari
sistem haversian, yang menyeberangi tempat patahan tulang. Kerusakan pembuluh darah ini menyebabkan osteosit
yang terdapat dalam lakuna kehilangan supalai nutrisinya dan kemudian menjadi mati. Dampak selanjutnya adalah
terjadinya reabsorpsi dari ujung-ujung patahan tulang sehingga terjadi pemendekan dari tulang. Pada patah tulang
diantara kedua ujung tulang ini akan diisi oleh hematom. Proses penyatuan ujung-ujung tulang adalah merupakan
proses penyembuhan tulang. Penyembuhan patah tulang bertujuan untuk mengembalikan jaringan tulang seperti sifat-
sifat fisik dan mekanik sebelum terjadi patah tulang dan melibatkan faktor lokal dan sistemik. Proses penyembuhan
tulang terjadi melalui beberapa fase dimana masingmasing fase saling tumpang tindih, fase-fase tersebut di antaranya
adalah :
1. Fase inflamasi akut yang terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah patah tulang.
2. Fase perbaikan terjadi dalam 2 hari sampai 2 minggu. Pada fase ini, celah patah tulang menjadi hiperseluler, terutama
sel kondrogenik dan osteogenik.
3. Fase terakhir adalah fase remodeling dimana tulang akan kembali ke kondisi sebelum terjadi patah tulang.
Remodeling terjadi secara perlahan dari beberapa bulan sampai beberapa tahun, proese ini dipengaruhi oleh
terjadinya gaya regangan / tekanan pada tempat patah tulang.
STEP 7. SHARE THE RESULT
Proses terbentuknya tuIang
Pembentukan tulang dimulai sejak manusia masih berada di dalam janin.
Proses dari pembentukan tulang normal melibatkan
dua proses penting, yakni:
1. Osifikasi intramembranosa, dengan ciri pelapisan tulang ke jaringan ikat
primitive (mesenkim), menjadi formasi tulang (tulang tengkorak, klavikula,
mandibular). Hal ini juga tampak pada penyembuhan fraktur yang diterapi
dengan open reduction dan stabilisasi oleh plat metal dan screws.
2. Osifikasi endokondral, dimana terdapat model kartilago sebagai prekursor
(contoh: femur, tibia, humerus, radius). Ini merupakan proses yang paling
penting yang terjadi sewaktu penyembuhan fraktur ketika diterapi dengan
imobilisasi cast. Apabila proses formasi jaringan tulang terjadi pada lokasi
ekstra skeletal, terminologinya disebut dengan heterotopic ossification.
Tiga langkah dasar pada osteogenesis(osteogenesis) adalah:
a. Sintesis dari matriks ekstraselular organik (osteoid)
b. Mineralisasi matriks menjadi formasi tulang
c. Remodelling tulang dengan proses resorpsi dan reformasi (Clarke
2008).
References
● Clarke, B., 2008. Normal bone anatomy and physiology. Clinical journal of the American Society of Nephrology : CJASN, Vol.3 No. 3,
p. 131–139.

● Mescher, A. L. (2012). Histologi Dasar Junqueira edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

● Wiarto G. 2013. Fisiologi olahraga. Yagyakarta: Graha ilmu.

● Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

● Atep, S., & Dewi, R. (2019). Literasi Digital Abad 21 Bagi Mahasiswa PGSD : Apa, Mengapa, dan Bagaimana.Current Research in
Education: Conference Series Journal, 1(1), 1–7.

● Baedowi, A. (2015). Calak Edu 4: Esai-Esai Pendidikan 2012-2014. Jakarta: PT. Pustaka Alvaber.

● Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer Science & Business Media, LLC.

● Nadia Purnama. Asistensi Praktikum Neuromuskuloskeletal Mgg 2. Universitas Baiturrahmah : FakuItas Kedokeran,Prodi Pendidikan
Dokter.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai