Anda di halaman 1dari 9

TRIGGER 2

Terinjak paku dan lengan yang patah.. Doni adalah seorang mahasiswa kedokteran di Padang.
Semester satu telah dilewati, meski masih dalam suasana pandemi COVID 19 dan saat ini menjalani
“New Normal” atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Minggu pagi adalah waktu yang digunakan Doni
untuk berolahraga sederhana; berlari. Sejenak Doni melepas lelah di bangku taman. Matanya tertuju
kepada seorang lakilaki yang terlihat kesakitan karena kakinya terinjak paku. Doni memperhatikan
dari awal saat laki-laki tersebut mengangkat tungkai kanannya yang menginjak paku. Namun saat
berdiri dengan tungkai kiri, laki-laki tersebut tetap dapat berdiri tegak dan seimbang tanpa terjatuh.
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, Doni sungguh takjub dengan fenomena sederhana yang
dialaminya. Doni rajin membaca buku teks dan jurnal, tidak cepat puas dengan kuliah dosennya.
Doni dapat memahami peristiwa yang dialami laki-laki tersebut. Saat kaki kanan terinjak paku,
impuls nyeri diterima oleh reseptor nyeri kemudian diteruskan langsung ke medula spinalis dan otak
melalui mekanisme reflek polisinaptik. Berbeda dengan pengalaman Doni saat skill’s lab
pemeriksaan reflek fisiologis. Misalnya saat diketuk di tendon otot quadriceps femoris maka tungkai
akan mengalami fleksi. Doni ingat bahwa mekanisme reflek fisiologis ini terjadi melalui mekanisme
reflek monosinaptik. Doni pulang ke tempat kosnya. Namun dalam perjalanan ada kecelakaan lalu
lintas. Seorang perempuan dilarikan ke rumah sakit karena sepertinya ada mengalami patah tulang
di lengan bagian atas. Doni kembali berpikir dan bertanya, "Apakah tulangnya yang patah dapat
cepat sembuh kembali? Apakah proses penyembuhan tulang ada berhubungan dengan proses
pembentukan tulang?" Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada laki-laki dan
perempuan di atas

STEP 1

1. reflek polisinaptik,reflek yang melibatkan banyak sinaps

2. otot quadriceps femoris,kelompok otot yang menutupi bagian depan dan samping paha

3. reflek monosinaptik, refleks sederhana atau karna informasi stimulasi ke neuron sensorik
melewati proses sinaptik untuk mencapai motor neuron kemudian mentransmisikan
informasi ini ke otot.

4. Flexi,gerakan otot untuk menekuk 2 buah tulang

5. Implus,pemberi rangsangan

6. Reseptor,penerima rangsangan

7. Medula spinalis,kumpulan serabut syaraf yang berada di sepanjang tulang belakang hingga
punggung bagian bawah

STEP 2

1. Apa yang dimaksud dengan implus syaraf beserta contohnya

2. Otot apa saja yang termasuk kelompok otot quadriset femoris

3. Sebutkan tahapan dari reflek

4. Apa fungsi dari medulla spinalis

5. Apa akibat juka terjadi kerusakan pada medulla spinalis

6. Apa perbedaan dari reflek monosinaptrik dengan poli sinapstrik


STEP 3

1. Merupakan pesan yang diterima oleh tubuh dari lingkungan luar,kemudian dibawa oleh
neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut syaraf contohnya rangsangan
panas dari benda panas yang bersentuhan dengan tubuh

2. atas beberapa otot yaitu rectus femoris, vastus medial, vastus intermedius,vastus lateral

3. Implus Reseptor Neuron sensorik Konektor (otak/sumsum tulang belakang)Neuron


motorik Efektor.

4. Medula spinalis berfungsi untuk mengumpulkan dan membawa sinyal yang diterima dari
organ tubuh ke otak, mengontrol gerak motorik, juga berperan mengontrol gerak-gerak
refleks.

5. disrefleksia otonom, infeksi saluran kemih dan ginjal, trombosit vena dalam, gangguan
pernapasan, sepsis hipertonia spastik, kehilangan fungsi otot persial, gangguan neurologik

6. Refleks monosinaptik: reflek yang melibatkan 1 sinaps seperti refleks regangan pada patella
yang melibatkan satu sinaps.Refleks polisinaptik: reflek yang melibatkan banyak sinaps
seperti refleks menarik tangan Ketika terkena api

STEP 5

1. REFLEK GERAK POLISINAPTRIK DAN MONOSINAPTRIK

2. ANATOMI EKRTREMITAS INFERIOR

3. FISIOLOGI PEMBENTUKAN DAN PENYEMBUHAN TULANG

4. HISTOLOGI TULANG DAN SENDI

5. MEKANISME IMPLUS DAN RESEPTOR NYERI

6. JARAS ACENDENS
STEP 6

LO 1. Mekanisme Gerak refleks monosinaptikGerak refleks monosinaptik adalah yang paling


sederhana karena hanya melalui dua jenis neuron, yaitu saraf aferen atau neuron sensorik dan araf
eferen atau neuron motorik. Berikut adalah mekanisme gerak refleks monosinaptik:Stimulus →
reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor → gerak
refleksTerlihat bahwa mekanisme diawali dengan stimulus atau rangsangan dari luar. Rangsangan
tersebut akan dirasakan oleh reseptor. Reseptor kemudian mengirimkan impuls listrik tentang apa
yang dirasakannya pada neuron sensorik.Impuls kemudian dikirim oleh neuron sensorik ke sumsum
tulang belakang. Impuls lalu dikirimkan lagi ke neuron motorik.

Gerak refleks monosinaptik menghasilkan gerakan yang sederhana. Misalnya, ketika bagian bawah
lutut terbentur atau diketuk suatu benda. Maka, tungkai kaki secara otomatis maju ke depan.

Mekanisme gerak refleks polisinaptikGerak refleks polisinaptik adalah gerak refleks yang kompleks.
Refleks polisinaptik tidak hanya menggunakan dua jenis neuron, melainkan neuron tambahan yang
disebut dengan neuron delay.Stimulus → reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang →
neuron delay → neuron motorik → efektor → gerak refleksSecara garis besar, mekanisme refleks
polisinaptik hampir sama dengan mekanisme refleks monosinaptik. Bedanya, impuls dari neuron
sensorik yang masuk ke sumsum tulang belakang tidak langsung disambungkan ke neuron
motorik.Melainkan, melewati neuron delay terlebih dahulu. Neuron delay merupakan interneuron
yang berada dalam sumsum tulang belakang dan menghubungkan neuron sensorik dengan neuron
motorik.Neuron delay kemudian mengirimkan impuls ke neuron motorik dan dilanjutkan ke efektor
untuk menciptakan gerak refleks. Bedanya dengan monosinaptik, neuron delay dapat berkomunikasi
dengan bagian tubuh selain yang berada dalam busur refleks.

LO 2. Tulang ekstremitas bawah (tungkai bawah) dimulai dari panggung hingga telapak kaki

Tulang rangka manusia apendikular ekstremitas bawah, terdiri dari:Korset panggul (pelvic girdle)
terdiri dari 2 tulang panggul yang menghubungkan kaki dengan tulang aksial.

• Tulang panggul(os. Cosxae), terdiri dari bagian atas (ilium), tulang dasar panggul (ischium),
dan tulang kemaluan (pubis).

• Femur (tulang paha), memanjang dari area pinggul hingga lutut.

• Tibia (tulang kering), menjadi tulang utama bagian bawah.

• Fibula (tulang betis), tulang kedua bagian bawah sebagai pengikat untuk menopang berat.

• Patella (tempurung lutut), berada di antara tulang paha dan tulang kering.

• Tarsal (tulang pergelangan kaki) yang terdiri dari 7 tulang berkelompok.

• Metatarsal, yaitu tulang yang menghubungkan pergelangan kaki dan jari, sebanyak 5 tulang.

• Falang, yaitu tulang jari yang terdiri dari 14 tulang membentuk jari. 
LO 3

 Pembentukan Tulang

Pembentukan tulang dimulai sejak manusia masih berada di dalam perut sang ibu (janin). Proses
pertumbuhan tulang pada masa ini merupakan proses penulangan primer dimana tulang yang
terbentuk merupakan tulang rawan (kartilago) sehingga tulang yang dimiliki masih lunak, contohnya
tulang pada bayi.

Setelah dilahirkan, tulang bayi akan mengalami pertumbuhan hingga usia 20 tahun. Pertumbuhan
yang dimaksud di sini adalah perpanjangan tulang. Hal ini dikarenakan bagian epifise tulang akan
menyatu dengan bagian diafisis sehingga kemungkinan tulang manusia untuk bertambah panjang
sangat sedikit, namun penebalan / pemadatan tulang masih dapat terjadi.

Proses pembentukan tulang atau osifikasi terjadi pada bagian tengah tulang terlebih dahulu
kemudian disusul oleh bagian ujung tulang. Pada bagian tengah tulang terdapat banyak osteosit (sel
tulang) yang akan tumbuh sehingga membentuk tulang sejati / tulang kompak. Tulang yang
terbentuk pada bagian ini lambat laun akan membentuk rongga sumsum tulang dan akan diisi oleh
pembuluh darah pada bagian dalamnya. Pada saat yang sama proses pembentukan tulang juga
berlangsung pada bagian ujung tulang / epifisis. Dengan demikian pertumbuhan tulang pada bagian
epifisis dan diafisis akan bertemu dan membentuk tulang yang kokoh

Tulang bukanlah jaringan yang tidak aktif, tetapi secara dinamis memetabolisme jaringan
penghubung seluruh hidup. Matriks tulang yang sudah tua selalu digantikan oleh pembentukan
matriks tulang baru. Proses berkelanjutan ini dinamakan remodelling tulang.

Osteogenesis merupakan proses pembentukan tulang baru dengan sel yang disebut osteoblas. Sel ini
dan matriks tulang merupakan dua elemen krusial yang terlibat dalam pembentukan tulang.

Tiga langkah utama dalam osteogenesis yaitu


1.) sintesis dari matriks organik ekstraseluler (osteoid),

2.) matriks mineralisasi memulai pembentukan tulang,

3.) remodeling tulang dengan proses resorpsi dan reformasi

 Penyembuhan Tulang (Bone Healing)

penyembuhan tulang akan sempurna sekitar 6-8 minggu setelah cedera pertama.

Penyembuhan fraktur bertujuan untuk mengembalikan sifat mekanik dan fisik dari jaringan tersebut
kembali seperti semula, proses ini dipengaruhi olch berbagai faktor sistemik dan lokal.

Penyembuhan terjadi dalam beberapa tahap yang berbeda namun saling tumpang tindih, yaitu
tahap awal inflamasi

Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan
nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah
tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat
cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan
daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.

Tahap Proliferasi Sel. Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi,

terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,
dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel
endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen
pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum,
tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro
minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus.
Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.

Tahap Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh
mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan
jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk
menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran
tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan
atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.

Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi). Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua
sampai tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang
orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus
menerus ditimbun sampai tulang benar- benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap
bersifat elektronegatif.

Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling). Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi
pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya.
Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya
modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak
dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan
remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling
(pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif.
Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang
secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak
dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang
dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu
fraktur.

LO 4
Histologi Tulang - Sediaan Gosok Tulang

Terdiri dari sistem-sistem Havers

o Berisi serabut saraf, pembuluh darah dan aliran limfa

o Terdapat saluran Havers Canalis

o Dikelilingi lamela yang berlapis-lapis

o Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna, didalam lacuna terdapat osteosit

o Dari lacuna keluar terdapat canaliculi (saluran-saluran kecil)

Histologi Sendi - Sendi Sinovial (Gerak)

o Permukaan sendi dilapisi kartilago hialin

o Terdapat kapsula yang terdiri dari dua lapis bagian luar adalah lapisan fibrosa, dan bagian
dalam adalah membran sinovial yang menghasilkan cairan synovial

o Terdapat ligament

LO6 Jaras ascendens

Secara garis besar jaras ascendens terdiri dari:

 Reseptor
 Neuron sensorik

 Jalur sensorik

Ada 4 jenis reseptor:

• Pain: nociceptor

•Temperature: thermoreceptor

• Physical: mechanoreceptor

• Chemicals: chemoreceptors

Semua bisa ditemukan baik di somatik (eksteroseptor) maupun di visceral (interoseptor) kecuali:

Proprioseptor (suatu mekanoreseptor) hanya somatik  melaporkan posisi otot otot skelet dan
persendian

Nosiseptor

 Sensitif terhadap stimulus penghasil nyeri ( panas atau dingin ekstrim, tekanan berlebihan,
bahan kimia keras

 Ujung2 saraf bebas

Termoreseptor

 Mendeteksi temperature

 Ditemukan di kulit, otot skelet, hati dan hipotalamus

 Mengandung ujung-ujung saraf bebas

 Reseptor fasik yang beradaptasi mudah

Mekanoreseptor

 Mendeteksi distorsi membran

Ada 3 jenis reseptor: Reseptor taktil, Proprioseptor, Baroreseptor

1. Reseptor taktil Mendeteksi raba, tekanan dan getar pada kulit, mendeteksi gerakan
rambut, mendeteksi raba halus, mendeteksi tekanan dalam, respon terhadap gatal dan raba
halus.

2. Proprioseptor

3 jenis proprioseptor:

a. muscle spindle

 Modifikasi sel otot skelet

 Monitor panjang otot skelet

b. organ tendon golgi – lokasi dekat dengan muscletendon junction

 monitor tegangan dalam tendon


c. reseptor joint kinesthetic

 Ujung-ujung saraf sensorik dalam kapsul sendi

 Monitor tekanan, tegangan dan pergerakan pada persendian

Mekanoreseptor dan chemoreceptors

3. baroreseptor

 Mendeteksi perubahan tekanan

 Didapatkan pada jaringan elastis dari pembuluh darah dan organ-organ digestive, reproduksi
dan traktus urinarius

Chemoreceptors

 Mendeteksi perubahan konsentrasi bahan-bahan kimiawi spesifik atau campuran

 pH, CO2, sodium, dsb

 didapatkan pada pusat respirasi di otak dan pada arteri2 besar.

Klasifikasi berdasarkan lokasi

1. Eksteroreseptor :

 respon terhadap stimuli yang berasal dari luar tubuh

 Lokasinya pada atau dekat permukaan tubuh

 Termasuk reseptor untuk raba, tekan, nyeri dan suhu

2. Interoseptor : (visceroseptor)

 Respon terhadap stimuli yang berasal dari visceral dan pembuluh darah

 Monitor berbagai macam stimuli seperti perubahan kimiawi, regangan jaringan, dan
perubahan temperature

3. Proprioseptor:

 Respon thd regangan otot skelet, tendon, joints, ligaments dan jar konektif yang
menyelimuti tulang dan otot

Jalur Sensorik Somatik

 Jalur sensorik somatik menyebarkan informasi dari reseptor sensorik ke area somatosensorik
primer di korteks cerebri

 Jalur tsb terdiri dari 3 neuron:

 First order menghantarkan impuls ke SSP (brainstem atau medula spinalis)

 Second order menghantarkan impuls dari brainstem atau medula spinalis ke thalamus

 Third order menghantarkan impuls dari thalamus ke korteks sensorik primer (girus post
sentral lobus parietalis).
 Axon colateral dari neuron sensorik somatik secara simultan membawa sinyal ke serebelum
dan formasio reticularis di batang otak

Jalur lemniskus ke korteks

 Impuls saraf untuk proprioseptik dan sebagian besar sensasi taktil ke atas menuju korteks
yang dibentuk oleh 3 set jalur neuron

 Neuron2 tsb merupakan bagian dari columna dorsalis/posterior

 Terdiri dari fasikulus gracilis dan fasikulus cuneatus.

Jalur anterolateral menuju korteks

 3 jalur neuron

 Jalur anterolateral atau traktus spinothalamikus membawa impuls nyeri dan suhu

 Mereka juga menyampaikan sensasi geli dan gatal serta beberapa impuls taktil

Jalur ascendens

Anda mungkin juga menyukai