Anda di halaman 1dari 22

Proses Terjadinya Gerak Manusia

Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya stimulus (S) yang diterima oleh
reseptor (R) yang terdiri dari panca indera, lantas dibawa oleh syaraf-syaraf sensorik menuju ke
otak (O). Stimulus tersebut diolah di otak, lalu memberikan balikan melalui syaraf motorik ke
alat-alat gerak atau efektor (E) seperti otot, tulang, dan sendi, sehingga manusia dapat bergerak.
Secara skematis prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:
O

S.............. ......................R................E

Keterangan:

S = Stimulus/rangsangan
O = Otak
R = Receptor/panca indera
E = Efektor (alat-alat gerak)

Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak yang disadari dan gerakan yang tidak disadari atau
gerak refleks. Gerak yang disadari prosesnya melalui otak. Sedangkan gerak yang tidak disadari
prosesnya tidak melalui otak melainkan melalui sumsum tulang belakang. Dimulai dari adanya
stimulus, diterima oleh reseptor, diteruskan ke sumsum tulang belakang, menuju ke reseptor
terjadilah gerakan yang tidak disadari (gerak refleks).

Adapun prinsip gerak pada manusia adalah:


1. Dimulai dari bagian proksimal ke bagian distal

imulai dari sikap fleksi menuju sikap ekstensi

Gerakan tubuh manusia terjadi karena pengaruh dari kontraksi dan relaksasi otot. Berbagai macam
otot yang menyusun tubuh manusia ujungnya melekat pada tulang sehingga dapat menggerakkan
tulang tersebut. Berdasarkan arahnya, gerak-gerak anggota tubuh dapat dibedakan sebagai berikut.

No Jenis gerakan Arah gerakan


1 Abduksi Menjauhi badan
2 Adduksi Mendekati badan
3 Ekstensi Meluruskan
4 Fleksi Menekuk
5 Supinasi Menengadahkan tangan
6 Pronasi Menelungkupkan tangan
7 Depresi Menurunkan
8 Elevasi Mengangkat

Contoh gerak abduksi adalah gerakan tangan yang menjauh dari poros badan, misal ketika
seseorang berperan menjadi seekor burung dan mengangkat tangannya seakan-akan menjadi
sayap. Ketika tangan diangkat, tangan akan menjauhi poros tubuh. Sedangkan gerakan adduksi
adalah kebalikan dari gerakan tersebut.

Gerak ekstensi misalnya terjadi ketika seseorang lelah duduk bersila kemudian duduk dengan
meluruskan kakinya sehingga tidak tertekuk. Sedangkan fleksi terjadi ketika dia kembali bersila
atau duduk dengan menekuk kakinya.

Supinasi dapat terjadi ketika seseorang meminta bantuan orang lain dengan menengadahkan
telapak tangan, sedangkan pronasi adalah gerakan orang yang memberi dengan menelungkupkan
telapak tangannya.

Gerak depresi terjadi ketika seseorang menurunkan kotak dari atas almari, dan elevasi terjadi
ketika orang tersebut mengembalikan kotak tersebut di atas almari seperti semula.

Kontrol Gerakan Motorik

Pola-pola tertentu keluaran unit motorik mengatur aktivitas motorik, yang berkisar dari
pemeliharaan postur dan keseimbangan; hingga gerakan stereotipikal, misalnya berjalan; hingga
gerakan yang sangat terampil, misalnya gimnastik. Kontrol setiap gerakan motorik, apapun tingkat
kerumitannya, bergantung pada konvergensi masukan ke neuron motorik unit unit-unit motorik
spesifik. Neuronneuron motorik pada gilirannya memicu kontraksi serat otot di dalam unit-unit
motorik masing-masingnya. Keluaran neuron motorik dipengaruhi oleh berbagai masukan saraf.
Tiga tingkat masukan ke neuron motorik mengontrol keluarannya ke serat otot yang disarafinya:

1 . Masukan dari neuron aferen (Gambar 8-24, 2a ). Masukan ini, biasanya melalui antarneuron,
ada tingkat medula spinalis-yaitu, refleks spinal (lihat h. 187).

2. Masukan dari korteks motorik primer (2b). Serat-serat yang berasal dari badan sel neuron yang
dikenal sebagai sel piramid di korteks motorik primer (lihat h. 158) turun langsung tanpa interupsi
sinaps untuk berakhir di neuron motorik (atau di antarneuron lokal yang berakhir di neuron
motorik) di medula spinalis. Serat-serat ini membentuk sistem motorik kortikospinal (atau
piramidal).

3. Masukan dari batang otak ( 2c) sebagai bagian dari sistem motorik multineuron. Jalur-jalur yang
menyusun sistem motorik multineuron (atau ekstrapiramidal) mencakup sejumlah sinaps yang
melibatkan banyak regio otak (ekstra artinya "di luar dari"; piramid merujuk ke sistem piramid).
Penghubung terakhir di jalur multineuron adalah batang otak, khususnya formasio retikularis (lihat
h. 177) yang selanjutnya dipengaruhi oleh daerah motorik korteks, serebelum, dan nuldeus basal.
Selain itu, korteks motorik itu sendiri ber-hubungan dengan talamus serta daerah motoric
suplementer dan pramotorik, yang semuanya adalah bagian dari sistem multineuron.

Satu-satunya bagian otak yang secara langsung memengaruhi neuron motorik adalah
korteks motorik primer dan batang otak; regio-regio otak lain berperan secara tak langsung
mengatur aktivitas motorik dengan menyesuaikan sinyal motorik dari korteks motorik dan batang
otak. Di antara berbagai bagian otak ini terjadi sejumlah interaksi kompleks; yang terpenting
disajikan di Gambar 8-24.

Refleks spinal yang melibatkan neuron aferen penting untuk mempertahankan postur dan
dalam mengeksekusi gerakan-gerakan protektif dasar, misalnya refleks lucut (lihat h. 188). Sistem
kortikospinal terutama memerantarai gerakan volunter diskret halus tangan dan jari tangan,
misalnya gerakan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mengirim pesan. Daerah
pramotorik dan motorik tambahan, dengan masukan dari serebroserebelum, merencanakan
perintah motorik volunter yang dikeluarkan ke neuron motorik yang sesuai oleh korteks motorik
primer melalui sistem desenden ini. Sistem multineuron, sebaliknya, terutama mengatur postur
tubuh keseluruhan yang melibatkan gerakan involunter kelompok-kelompok otot besar badan dan
ekstremitas. Sistem kortikospinal dan multineuron memperlihatkan banyak interaksi kompleks dan
tumpangtindih fungsi. Dalam memanipulasi secara sadar jari tangan Anda untuk mengirim pesan,
sebagai contoh, Anda secara bawah-sadar meletakkan lengan Anda untuk memegang telepon
dalam posisi yang tepat.

Sebagian masukan yang berkonvergensi di neuron motorik bersifat eksitatorik, sementara


yang lain bersifat inhibitorik.

Gerakan terkoordinasi bergantung pada keseimbangan aktivitas kedua masukan tersebut.


Jenis-jenis kelainan motoric berikut terjadi akibat gangguan kontrol motoric :

1. Hilangnya masukan inhibitorik desenden pada neuron motoric dapat menyebabkan


paralisis spastik, suatu kondisi yang ditandai oleh peningkatan tonus otot dan
peningkatan refeks-refleks tungkai.
2. Sebaliknya, hilangnya masukan eksitatorik dari pusat-pusat Sebaliknya, hilangnya
masukan eksitatorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi menimbulkan paralisis flaksid.
Pada keadaan ini, otot berelaksasi dan yang bersangkutan tidak dapat mengontraksikan
otot secara sadar, meskipun masih terdapat aktivitas refleks spinal. Kerusakan korteks
motorik primer di salah satu sisi otak, misalnya pada stroke, menyebabkan paralisis
flaksid di separuh kontralateral tubuh (hemiplegia, atau paralisis di satu sisi tubuh).
Gangguan semua jalur desenden, seperti pada terputusnya medula spinalis akibat
trauma, menyebabkan paralisis flaksid di damagedbawah tingkat bagian yang rusak-
kuadriplegia (paralisis keempat anggota badan) pada kerusakan medula spinalis atas
dan paraplegia (paralisis tungkai) pada cedera medula spinalis bawah.
3. Kerusakan neuron motorik—baik badan sel atau serat eferen menyebabkan paralisis
flaksid dan hilangnya responsivitas refleks di otot yang terkena.
4. Kerusakan serebelum atau nukleus basal tidak menyebabkan paralisis tetapi timbulnya
pola gerakan yang tidak terkoordinasi dan canggung serta tidak sesuai. Daerah ini
dalam keadaan normal memperhalus gerakan volunter.
5. Kerusakan di bagian-bagian korteks yang lebih tinggi (korteks pramotorik dan area
motorik suplementer) yang berperan dalam perencanaan aktivitas motorik
menyebabkan gangguan pembentukan perintah motorik yang sesuai untuk
menyelesaikan suatu keinginan.
6.

C. STRUKTUR DAN KOMPONEN OTOT


STRUKTUR DAN KOMPONEN OTOT

Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Otot memiliki struktur dan komponen tersendiri
seperti :
 Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih yang
menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabut-serabut simpai yang
putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran-lembaran datar atau simpai dari
jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya
menggandengkan sebuah oto dengan bagian yang menggerakkannya.
 Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang
membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jaringan ikat
perimysium. Di dalam pascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara
endomysium dan berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot
yang rusak. Dalam bagian-bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat
dan kuat. Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
 Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma, yang merupakan unit structural
jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan panjang 1-40 mm yang melapisi suatu sel
otot yang fungsinya sebagai pelindung otot. besar dan jumlah jaringan terutama jaringan elastic,
akan meningkat sejalan dengan penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic
tipis yang disebut sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut
sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm
yang disebut myofibril.
 Miofibril, merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop, miofibril
akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh
myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
 Miofilamen, merupakan benang-benang/filament halus yang merasal dari myofibril.
Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot polos) dan miofilamen
heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak dan pada otot lurik.
 Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana myofibril
dan miofilamen berada.

Rektikulum sarkoplasma

Retikulum adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon-tendon yang berjalan
melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki. Jejaring kantung dan tubulus
yang terorganisir pada jaringan otot.Tubulus-tubulus yang sejajar dengan miofibril, yang pada
garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus
transversal (Tubulus T). Tempat penyimpanan ion Ca2+. Tubulus T mencapai saluran untuk
berpindahnya cairan yang mengandung ion.ubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm
metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
 Mioglobin, merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat oksigen.
 Motor end plates, merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
Muscle Place Control Twitch Shape function
Smooth -Wall of Involuntary Slow - spindle-shape - Regulates
hollow - 1 nucleai pressure and
organs (middle) distributes blood
-Wall of - Control passage
blood of air
vessel - Contracts to
push food,urine
and baby
(uterus)

Cardiac -Heart Involuntary Moderate - Striaded - contracts to


- Branched push blood out
- 1 or 2 nucleai of the heart

Skeletal -Attached to Voluntary Fast - Long - Contracts to


tendons - Straight move body
-Attached to - Many nucleai - Give our body
aponeurosis shape
- Maintain
posture
- Maintain body
temperature
i. Jenis-jenis penguncupan otot
Otot tidak semestinya memendek apabila menguncup. Sebaliknya apa yang umumnya
berlaku pada semua bentuk ialah pembentukan daya hasil daripada interaksi filamen-
filamen aktin dan miosin dalam usaha kedua-duanya untuk menggelungsur melepasi
kedudukan masing-masing dalam fiber otot. Terdapat tiga jenis penguncupan otot rangka
iaitu:

 Kontraksi isometrik (penguncupan statik)


 Tidak ada pemendekan otot, tonus meningkat.
 otot tidak dapat memendek sehingga terbentuk regangan dengan panjang otot tetap.
 Misalnya saat mendorong beban
 Penguncupan ini tidak menghasilkan pergerakan tetapi menghasilkan daya.
 Fiber otot menguncup tetapi tiada perubahan pada kepanjangan otot.
 Contoh: Aktiviti menolak dinding dengan siku bengkok. Dinding tidak bergerak
tetapi otot triseps brakii menguncup dan menghasilkan daya
Rajah 22: Menolak dinding

 Kontraksi Isotonik
 Pada kontraftsi isotonik, tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot
berubah.

 Bentuk penguncupan di mana fiber-fiber otot memendek bagi menghasilkan daya


mengatasi rintangan yang bergerak.
 Penguncupan isotonik boleh berlaku secara konsentrik atau esentrik. Penguncupan
konsentrik melibatkan pemendekan fiber-fiber otot.
 pada kontraksi konsentrik, otot memendek sementara pada kontraksi eksentrik otot
memanjang, karena diregangkan oleh suatu gaya eksternal selagi berkontraksi.
 Contoh: Penguncupan bisep semasa mengangkat ‘dumbell’. Penguncupan esentrik
melibatkan pemanjangan fiber otot.
Rajah 23: Biceps curl

Kontraksi otot adalah keadaan saat otot menegang dan memendek sehingga kemudian dapat
menggerakkan tulang atau rangka tubuh. Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam
urutan tahap-tahap berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada
serabut otot
2. Di setiap ujung, saraf inenyekresi zat neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah
sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada daerah setempat pada membran serabut otot untuk membuka
banyak kanal kation "berpintu asetilkolin" melalui molekul protein yang terapung pada
membran.
4. Terbukanya kanal berpintu asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk
berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Hal ini menyebabkan depolarisasi
setempat yang kemudian menyebabkan pembukaan kanal natrium berpintu listrik
(voltagegated sodium channels). Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi
pada membran.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran listrik
potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan
retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di
dalam retikulum ini.
7. Ion kalsium menginisiasi kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasill<an proses
kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion ini tetap disimpan dalam retikulum
sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari miofibril
akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

Sumber : Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 12th Edition


Sendi Yang Tidak Dapat Bergerak
Articulatio fibrosa, hubungan antar tulang dengan fibrous seperti pada sutura tulang tengkorak.
Di klasifikasikan menjadi 3, yaitu:

a.Synarthrosis, mempunyai karakteristik disatukan oleh jaringan fibrosa. Sub klasnya yaitu:

Sutura secara berkelok-kelok saling bersesuaian, dengan sedikit jaringan fibrosa dan praktis
tidak ada gerakan.

Ada 3 macam sutura, yaitu:


a)Sutura serrata, hubungan antar tulang seperti gigi gergaji.
b)Sutura squamosa, hubungan antar tulang saling menipis dan saling bersesuaian.
c)Sutura harmoniana/plana, hubungan lurus tersusun tepi menepi.
b.Syndemosis, Hubungan antar tulang dengan jaringan fibrosa yg banyak dan hanya sedikit
terjadi gerakan. Contoh :
hubungan tibia dan fibula (syndenmosis distal tibiafibularis), hubungan antara radius dan
ulna(syndemosis distal radioulnaris)
c.Gomphosis, hubungan tulang berupa tonjolan dan soket (kantong). Contoh: hubungan
gigi dengan tulang rahang (articulatio dentoalveolaris)
)

Sendi dengan Gerakan Sedikit

Articulatio Cartilaginea, hubungan antar tulang disatukan oleh tulang rawan cartilage, hyaline
atau fibro cartilago. Ada beberapa sub klas, yaitu:
a. Syncondrosis, hubungan antar tulang bersifat temporer,dimana tulang rawan yang terjadi saat
embrional dapat berkembang menjadi tulang keras pada masa dewasa, dan dapat melayani
pertumbuhan dari tulang yang bersendi.
Contoh: hubungan antar tulang-tulang tengkorak.

b. Symphisis, hubungan antar tulang di satukan oleh jaringan fibrocartilago.


Contoh: Symphisis pubis, Symphisis intervertebralis, dan Symphisis manubriosternalis.
Sendi yang Banyak Bergerak
Articulatio synovialis (dhiarthrosis), mempunyai karakteristik terdapat ruangan spesifik yang
memungkinkan gerakan menjadi lebih bebas. Pada ruang ini terdapat cairan “Synovialis” yang
berfungsi sebagai pelumas, yang dihasilkan oleh lapisan dalam pembungkus sendi (Capsule
joint) yang disebut membrana synovialis.
Ujung-ujung tulang yang ditutupi tulang rawan dan diperkuat dibagian luarnya oleh kapsula
sendi dan ligamentum.
Kapsula sendi ada dua lapisan, yaitu:
1)Bagian luar disebut stratum (membrana) fibrosum.
2)Bagian dalam disebut stratum (membrana) synovialis.
Berdasarkan jumlah axisnya sendi dibedakan menjadi:
1. Articulatio Mono Axial, hanya mempunyai satu axis.
Contoh: sendi ruas-ruas jari (articulation interphalangea), sendi antara humerus dan ulna
(articulatio humeraulnaris)
2. Articulatio Biaxial, mempunyai dua axis.
Contoh: hubungan antara humerus dan radius (articulation humeroradialis) dan sendi lutut
(articulatio genus)
3. Articulatio Triaxial, mempunyai tiga axis.
Contoh: sendi bahu (articulatio humeri), dan sendi pinggul (articulatio coxae)

Berdasarkan jumlah komponen kerangka (tulang) yang bersendi, sendi dibedakan


menjadi:
1. Articulatio Symplex, yang hanya tersusun oleh dua tulang. Misalnya: articulatio
interphalangea, articulatio humeri, dan articulatio coxae.
2. Articulatio Composita, sendi yang tersusun oleh lebih dari satu tulang. Misalnya : articulatio
cubiti dan articulation genus

Berdasarkan kemungkinan luas gerakan, sendi dibedakan menjadi:


1. Amphiarthrsis, dimana kemungkinan gerakannya hanya sedikit sekali. Contoh articulatio
sacroilliaca
2. Articulationes, dimana kemungkinan gerakan luas.

Enam jenis sendi diarthrosis yang bergerak bebas


1. Sendi peluru atau art. Globaidea (ball dan socket).
Sendi ini memberikan gerakan yang terbesar. Kepala sendi yang agak bulat dari tulang panjang
masuk ke dalam rongga yang sesuai berbentuk cekung memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, rotasi, dan gerak panduan atau sirkumduksi. Jenis sendi ini digolongkan ke
dalam sendi bersumbu tiga. Contoh sendi ini adalah art humeri dan art coxae.

2. Sendi bujur telur atau art. Ellipsoidea (ellipsoid).


Sendi ini merupakan modifikasi dari sendi peluru. Gerakan sedikit terbatas dan tergolong ke
dalam sendi bersumbu dua. Meskipun dapat fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi, namun tidak
rotasi. Sebagai contoh sendi sendi metacarpophalangea dan jari-cari tangan.

3. Sendi geser (gliding, atrhrodial, plane).


Permukaan-permukaan sendi berbentuk tak beraturan, biasanya datar atau sedikit lengkung.
Satu-satunya gerakan yang dapat dilakukan adalah menggeser, karenanya disebut nonaxial.
Contoh-contoh terdapat dalam tulang-tulang tarsal dan carpal, dan juga processus articularis dari
verterbrae.

4. Sendi putar atau art. Trocoidea (trocoid).


Gerakan pada sendi jenis ini terjadi di dalam bidang transversal dengan sumbu longitudinal.
Contoh-contoh dari sendi ini ialah art, radioulnar dan art. Atlanto epistrophica pada rotasi kepala.

5. Sendi engsel atau art. Throchlearis (ginglysum).


Gerakan pada sendi ini ada di dalam bidang sagittal dengan sumbu transversal. Fleksi dan
ekstensi terjadi pada siku, pergelangan kaki dan sendi interphalangea.
6. Sendi pelana atau art. Sellaris (sellar).
Sendi ini berbentuk seperti pelana. Sendi bersumbu dua yang dapat bergerak fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi. Satu-satunya sendi pelana yang asli ialah art. Carpometacarpal dari ibu jari

Sendi Anggota Atas


1. Sendi sterno-klavikuler adalah sendi meluncur yang dibentuk oleh ujung besar di sebelah
sternum dari clavicula yang bersendi dengan faset untuk clavicula
2. Sendi akromio-claviculer dibentuk oleh ujung luar dari clavicula yang bersendi dengan
prosesua akromion dari skapula.
3. Sendi bahu atau humero-skapuler adalah sendi sinovial dari variasi sendi putar.
4. Sendi siku (sendi engsel)
5. Sendi radio-ulnaris

Sendi dari Tangan dan Jari


1. Sendi carpo-metakarpal adalah sendi meluncur yang terbentuk dari sisi distal dari baris bawah
tulang-tulang karpal dari setiap tulang dari lima tulang metacarpal.
2. Sendi metacarpo-phalangeal adalah sendi dari kondiloid. Kepala dari lima tulang metakarpal
ini diterima dalam permukaan persendian pada basisi dari phalang proximal.
3. Sendi interphalangeal adalah sendi engsel. Sendi ini terbentuk oleh kepala phalang proximal
yang diterima dalam permukaan persendian di atas basis phalang distal.

Sendi Anggota Bawah


1. Sendi panggul adalah jenis sendi putar.
2. Sendi lutut adalah sendi engsel dengan perubahan dan yang dibentuk oleh kedua
kondil femur yang bersendi dengan permukaan superior dari kondil-kondil tibia.
3. Sendi tibio-fibuler.
Sendi-sendi ini dibentuk antara ujung atas dan ujung bawah ke dua tulang tungkai bawah.
4. Sendi pergelangan kaki.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keleluasaan gerak atau fleksibilitas?


Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa fleksibilitas tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu umur, jenis kelamin, jenis sendi, latihan fisik, kehamilan dan jaringan lemak
tubuh.
 Umur
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin berkurang fleksibilitas. Hal ini seringkali terjadi
karena dengan bertambahnya umur maka elastisitas jaringan ikat pada otot akan mengalami
pemendekan. Oleh sabab itu, pada lansia biasanya rentan mengalami cedera akibat aktifitas fisik
yang terlalu berat dan melibatkan banyak gerakan sendi.
 Jenis kelamin
Pada umumnya, wanita memiliki tubuh yang lebih fleksibel dibandingkan laki-laki. Ini disebabkan
oleh adanya perbedaan variasi dan anatomi struktur sendi yang dimiliki.
 Jenis sendi
Luas pergerakan sendi bersifat spesifik dan bervariasi tergantung jenis sendi dan individunya.
Misalnya, untuk sendi tubuh bagian atas seperti bahu dang pinggul memiliki fleksibilitas yang
lebih besar dibandingkan dengan tubuh bagian bawah seperti kaki. Tiap-tiap orang juga memiliki
tingkat keleluasan gerak sendi yang berbeda-beda.
 Latihan fisik
Seseorang yang rutin melakukan latih fisik, terutama peregangan tubuh tentunya akan memiliki
fleksibilitas tubuh yang lebih baik. Terutama bagi mereka penggiat olahraga yang mengutamakan
kelenturan tubuh seperti yoga.
 Kehamilan
Selama kehamilan, sendi panggul dan ligamentumn dalam keadaan relaksasi dan memiliki ruang
gerak sendi yang lebih besar. Hal ini terjadi karena selama kehamilan tubuh akan memproduksi
hormon relaxin. Setelah kehamilan produksi hormon ini akan menurun kembali dan ligamentum
akan kembali tegang.
 Jumlah lemak tubuh
Faktor lain yang dapat mempengaruhi fleksibilitas adalah jaringan lemak tubuh di sekitar sendi
dan jaringan otot. Kelebihan jaringan lemak tubuh dapat meningkatkan tahanan pergerakan, dan
ditambah penghambatan keleluasaan gerak dari sendi karena kontak antara permukaan tubuh
sehingga menurunkan fleksibilitas.
Sumber

Harahap, D, I. 2016. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Fleksibilitas Pada Pemain Pencak
silat Merpati Putih Universitas Sumatera
Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56075/4/Chapter%20II.pdf

Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwirtP6
ulfXkAhXkjOYKHTVYBpUQFjAAegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Fstaffnew.uny.ac.id%2F
upload%2F132326894%2Fpendidikan%2FSENDI.pdf&usg=AOvVaw2tIeloEKwX0PKIMcb4G
gzL diakses pada 29 September 2019, jam 10.40 WITA

Daftar Pustaka

Widati, S. (2016). BINA GERAK BAGI ANAK YANG MENGALAMI KELAINAN ALAT GERAK,
Retrieved from
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwj
9t6PRh_HkAhULH48KHTC9CGAQFjAAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu
%2FDirektori%2FFIP%2FJUR._PEND._LUAR_BIASA%2F195310141987032-
SRI_WIDATI%2FMK_BDBG%2Fbina_gerak.pdf&usg=AOvVaw395j75hpDADKorOaSg
zgBq

Anda mungkin juga menyukai