G AND
DISPENSING
DISPENSING OBAT
EMERGENCY
SILVIA RAHMI ALRIZEK
(O1B120077)
DISPENSING OBAT
● Dispensing terdiri atas rangkaian kegiatan mulai dari pengkajian resep, penyiapan obat, hingga
penyerahan obat yang disertai dengan pemberian informasi obat kepada pasien dan keluarga
pasien.
● Penyiapan obat adalah serangkaian kegiatan dalam rangka mendukung pelayanan resep kepada
pasien mulai dari penyiapan sediaan obat, pengkajian resep, peracikan sampai dengan
penyerahan obat kepada pasien.
● Pemberian obat kepada pasien adalah kegiatan penyerahan obat kepada pasien disertai dengan
informasi obat yang memadai meliputi indikasi, dosis, cara penggunaan obat dan efek samping
obat yang mungkin terjadi.
Kegiatan Dalam Proses Dispensing
1. menerima dan memvalidasi resep dokter
2. Mengerti dan menginterpretasikan maksud dokter dalam resep obat
3. Solusi masalah jika terdapat dalam resep bersama dokter penulis resep
4. Mengisi P3 (Profil Pengobatan Penderita)
5. Menyediakan/meracik obat dengan teliti
6. Memberi wadah dan etiket yang benar
7. Merekam semua tindakan
8. Mendistribusikan obat kepada pasien rawat inap atau rawat jalan
9. Memberikan informasi yang diperlukan bagi pasien dan perawat.
Lingkungan dispensing
● Lingkungan dispensing harus bersih, Lingkungan tersebut harus menjamin kesehatan dan tidak terkontaminasi.
● Lingkungan dispensing termasuk staf, sekeliling fasilitas fisik, rak dan ruang penyimpanan, ruang peracikan
permukaan yang digunakan selama bekerja, peralatan dan bahan pengemas.
● Lingkungan dispensing harus memiliki ruang yang cukup agar memungkinkan gerakan yang longgar bagi staf
selama proses dispensing
● Memelihara suatu lingkungan yang bersih memerlukan pembersihan rutin dan tetap pada semua rak dan lemari
obat, membersihkan lantai dan permukaan tempat kerja (misalnya meja kerja) setiap hari, serta harus ada jadwal
tetap untuk memeriksa dan membersihkan.
● Alat penyimpanan yang digunakan untuk meracik, seperti lumpang dan mortir, gelar ukur, timbangan serta anak
timbangan, sendok obat, sudip, spatula, alat penghitung tablet atau kapsul, semuanya harus selalu bersih dan
kering
● Timbangan harus dilakukan kalibrasi sesuai dengan peraturan pemerintah.
Personel Dispensing
apoteker pengawas proses dispensing, apoteker dan asisten apoteker yang langsung mengerjakan
resep obat. Selain membaca, menulis, menghitung dan menuang, personel atau tim dispensing
memerlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menyempurnakan proses dispensing,
termasuk:
1. Pengetahuan tentang obat yang sedang di-dispensing, yaitu penggunaan umum, dosis umum,
peringatan tentang metode penggunaan, efek samping yang umum, interaksi yang umum dengan
obat lain atau makanan, mekanisme kerja obat dan persyaratan penyimpanan.
2. Keterampilan kalkulasi dan aritmatik yang baik.
3. Keterampilan dalam mengelola mutu sediaan
4. Bersifat bersih, teliti dan jujur
5. Sikap dan keterampilan diperlukan untuk berkomunikasi secara efektif dengan penderita dan
professional kesehatan.
Proses Dispensing
● 1. Menerima dan Memvalidasi Resep
sebenarnya.
Nama pasien, Ruangan, kamar dan nomor pasien (untuk pasien rawat
inap), Nama obat, kekuatan, bentuk sediaan, kuantitas, aturan pakai,
Tanggal dan jam penulisan resep, Tanda tangan dokter penulis,
Instruksi lain dari dokter.
LANJUTAN
3. Mengerti dan Menginterpretasi Resep
1) Membaca resep
2) menginterpretasikan setiap singkatan yang digunakan dokter penulis resep
3) Menegaskan bahwa dosis yang ditulis berada dalam rentang yang normal bagi penderita
(perhatikan jenis kelamin dan umur)
4) Secara benar melakukan perhitungan dosis dan kuantitas
5) ketidaktepatan yang tertera pada resep, antara lain kontraindikasi, interaksi, duplikasi dan
inkompatibilitas
1) Kapan obat digunakan (terutama berkaitan dengan makanan dan obat-obatan lain)
2) Cara obat digunakan (dikunyah, ditelan seluruhnya, tidak boleh digerus, dikocok dahulu,
dikonsumsi dengan banyak air minum dan sebagainya)
3) Cara menyimpan dan memelihara obat
4) Peringatan tentang kemungkinan efek samping. Efek samping yang umum tetapi tidak
berbahaya (mual, diare ringan dan perubahan warna urin), perlu diberitahukan guna
mencegah pasien yang takut dari penghentian pengobatan.
Menurut Permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit,
pengelolaan obat emergensi harus menjamin beberapa hal sebagai Berikut :
● Jumlah dan jenis obat emergensi sesuai dengan standar/daftar obat emergensi yang
sudah ditetapkan rumah sakit
● Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain
● Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
● Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluarsa
● Dilarang dipinjam untuk kebutuhan lain
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan dispensing adalah :
Memastikan higinitas dan sanitasi Memberikan etiket obat sesuai jenis sediaan obat (putih
tempat, alat peracikan dan penyiapan untuk obat oral dan biru untuk obat luar dan suntik).
obat Etiket mencantumkan tgl resep, no resep, nama pasien,
nama ,jumlah obat, aturan pakai , kegunaan obat
memperhatikan nama obat, tanggal Melakukan double check resep dengan memeriksa
kadaluarsa dan keadaan fisik obat kembali antara resep, obat, etiket dan pasien yang
menerima
Petugas unit terkait mengecek jumlah dan Petugas Farmasi memenuhi permintaan
tanggal kadaluarsa Obat emergensi yang kebutuhan Obat emergensi yang diperlukan dan
tersisa disetiap akhir bulan mendistribusikan ke unit terkait
Obat Emergency
1. Obat untuk resusitasi
jantung – paru
Adrenalin,
Atrophine,Lidocain
2. Obat untuk perbaikan
sirkulasi
Dopamin, Dobutamin
,Noradrenalin
3. Lain – lain Morphin,
PENYIMPANAN OBAT – OBAT EMERGENSI
• Disimpan dalam Troli/Kit/Lemari/Kotak Obat
Emergensi
• Akses terdekat dan selalu siap pakai
• Terjaga isinya/aman dengan menggunakan
kunci plastik dengan no register dan isi sesuai
standar di masing-masing unit dan tidak boleh
dicampur obat lain
• Dipakai hanya untuk emergensi saja dan
apabila sudah menggunakan obat tersebut
harus melapor untuk segera diganti dan di cek
secara berkala apakah ada yg
rusak/kadaluwarsa.
TERIMA
KASIH