Anda di halaman 1dari 10

HEMATOLOGI 3

1. DARAH
Sebagian besar tubuh manusia adalah berupa cairan yang sangat penting
dalam proses sistem metabolisme tubuh, cairan tersebut adalah darah.
Darah berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah
merupakan suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009)
Volume darah manusia sekitar 8% dari berat badan normal dan berjumlah
sekitar 5 liter. Empat puluh lima sampai 60% darah mengandung sel darah
merah terutama ertitrosit, sisanya terdapat leukosit, trombosit, dan
komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit. 1992)
Bagian darah yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah
merupakan bagian padat, yang terdiri dari eritrosit (sel darah merah),
leukosi (sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Plasma darah
bagian cair dari darah, yang terdiri dari serum dan fibrinogen. (Mehta,
Atul dan Victor Hoffbrand, 2005)
Darah mempunyai fungsi yang sangat penting,
diantaranya : mengedarkan sari makanan ke seluruh
tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, mengangkut
sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari
tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, mengangkut
oksigen ke seluruh yang dilakukan oleh sel-sel darah
merah, membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh
yang dilakukan oleh sel darah putih, menutup luka
yang dilakukan oleh keping-keping darah, menjaga
kestabilan suhu tubuh. (A.V. Hoffbrand, dkk. 2005)
2. Morfologi Sel Eritrosit
Morfologi sel terdiri dari bentuk, warna, ukuran dapat
diamati pada sediaan apus dengan pewarnaan
Giemsa/Wright/lainnya. Bentuk normal bikonkav
dengan diameter 6-8 urn warna kemerah-merahan.
Eritrosit normal berukuran sama dengan inti limfosit
kecil pada sediaan apus.( A.V. Hoffbrand dan J.F.
Pettit. 1992)
3. Kelainan Morfologi Eritrosit
Kelainan morfologi eritrosit berupa kelainan ukuran (size),
kelainan bentuk (shape), kelainan warna (staining
characteristics), dan benda-benda inklusi. Berikut macam-
macam kelainannya :
Kelainan ukuran :
1. Mikrosit: eritrosit lebih kecil daripada eritrosit normal,
dengan ukuran < 6um
2. Makrosit : eritrosit lebih besar daripada eritrosit
normal, dengan ukuran > 8pm

3. Sferosit : eritrosit lebih kecil, lebih bulat, dan lebih padat


warnanya daripada eritrosit normal. Tidak didapat bagian
yang pucat ditengah sel.

4. Anisositosis : banyak diantara sel eritrosit lebih banyak bervariasi


dalam ukurannya daripada keadaan normal. Sering didapat pada anemia
berat.
Kelainan bentuk :

1. Acanthosytes : ditandai dengan adanya proyeksi halus


dipermukaan erotrosit, menyerupai duri (kata Yunani :
acantha : duri). Kelainan bawaan yang jarang :
acanthtocytosis, bisa mencapai lebih dari 50 %. Ada
hubungan dengan metabolisme fosfolipid.
2. Burr cell : menunjukkan proyeksi-proyeksi atau tonj
olan-tonj olan pendek misalnya pada uremia dan
carsinomatosis. Bedakan dengan acanthosit dan sel
"crenated" (artefak).
3. "Crenated" : merupakan kelainan bentuk dari eritrosit
(poikilositosis) yang berbentuk seperti artefak.
Krenasi berawal dari sel eritrosit yang mengalami
pengerutan akibat cairan yang berada di dalam sel
keluar melalui membran. (Mehta, Atul dan Victor
Hoffbrand. 2005). Morfologi krenasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya terjadinya
kesalahan pada prosedur pemeriksaan pra-analitik
(penambahan antikoagulan, jenis antikoagulan).
4. Eliptosit: bentuk seperti elip atau oval. Juga disebut
ovalosit. Bila ada dalam jumlah yang besar mungkin
disebabkan karena anomali bawaan, ovalositosis
5, Stomatosit : bentuk seperti topi Meksiko. Pusatnya
tidak hipokrom tetapi berwarna merah
6. Leptosit : disebut juga sel target karena dibagian
tengah eritrosit yang pucat terdapat lingkaran berwarna
merah dipusat eritrosit
7. Poikilositosis : bentuk tidak rata. Tergolong disini : sel
burr, sel buah
jambu, dan sebagainya.
8. Sabit / sickle : bentuk sabit. Berwarna lebih padat
daripada eritrosit
biasa. Didapat pada anemia hemolitik sel sabit.
9. Schistosit : hasil fragmentasi eritrosit, bisa berbentuk
segitiga, elips dengan indentasi atau sebagai sel dengan
permukaan tidak rata. Biasanya didapat pada anemia
hemolitik
Kelainan warna :
1. Hipokrom : warna pucat pada bagian tengah,
erotrosit lebih besar dari biasanya
2, Polikromasia : mengikat zat warna asam sehingga
disamping warna merah ada kebiru-biruan.
Pematangan sitoplasma lebih lambat
dibandingkan pematangan inti.
3. Anulosit : diameter cekungan ditengah eritrosit
yang berwarna lebih pucat dari darah tepi, berukuran
besar (sel hipokrom ekstrem).
4. Benda Heinz : berasal dari polimerisasi dan
presipitasi molekul (banyak) hemoglobin yang telah
mengalami denaturasi. Benda Heinz bisa multiple dan
biasanya terletak ditepi.
. Benda-benda inklusi:
1. Benda Howell-Jolly : inklusi berwarna biru, tunggal
atau berganda, biasanya berada ditepi sel dan dapat
berukuran sampai lum diameter. Berasal dari sisa ini
(lihat cincin Cabot).
2. Cincin Cabot : cincin lembayung pada pusat eritrosit
atau ditepi. Berasal dari sisa inti seperti halnya
dengan Howell-Jolly
3. Siderosit : ada granula besi yang tersebar tak
merata. Memberikan
reaksi positif dengan pewarnaan Prussian Blue (biru
kehijauan).
4. Titik Basofil : eritrosit berisi granula biru kecil.
Granula bisa bersifat kasar. Sel itu sebenarnya
retikulosit, didapat pada anemia berat
5. Eriteosit berinti: eritrosit yang mengalami maturasi
normal

Anda mungkin juga menyukai