Maidiward - Potensi Kerjasama Jepang
Maidiward - Potensi Kerjasama Jepang
Disampaikan Pada :
Pelatihan Implementasi Kewirausahaan Pada KPHP
Hotel Sahira – Bogor, 15-18 Mei 2017
Bidang keahlian:
1. Perencanaan hutan
2. Pemberdayaan masyarakat, dan
3. Kapasitas kepemimpinan
(leadership)
4. Kewirausahaan (enterpreneurship),
dan
5. Membangun jaringan (network).
Gambaran Umum Tentang Jepang
km
7
.8
69
7
5,
6,400.36 km
Data Statistik Jepang
Ibukota : Tokyo
Bentuk Negara : Monarki Konstitusional
Luas Wilayah : 377.915 km2 (1/5 Indonesia); 6.880 pulau; 8 Region, 47 Prefektur
GDP Nominal : US$ 4.689 triliun (2011); US$ 5.96 triliun (2012, World Bank)
GDP per kapita : US$ 34.700 (2011); US$ 46.720 (2012, World Bank)
Cadangan devisa : US$ 1.22 triliun (data World Bank, 2012)
Hubungan Bilateral : Hubungan Bilateral Indonesia – Jepang dimulai 20 Januari 1958 (59
Tahun)
Data tahun 2014 : 11 ribu orang Jepang di Indonesia dan 24 ribu orang
Indonesia di Jepang
Kebangkitan Pasca Perang Dunia II
Etos Kerja
Budaya Malu
Tidak ekslusif ( deru kui wa utareru, )
Kokoh mempertahankan budaya tradisional
Penghargaan akan budaya tradisional
Kaizen/ improvement ( Menemukan
Terpaksa terbiasa
Team work (berasal dari karakter masyarakat
Jepang yang berkelompok)
Kikubari (peka terhadap sekitar)
Hubungan Senpai-kohai ( senior-junior)
Shushin koyo (permanent employment
system)
Service yang unggul
Faktor Ekonomi
Sosial Kontrol yang baik
Sense of Belonging (terhadap pekerjaan/
bidang)
Rentai Sekinin ( tanggung jawab bersama)
Pencapaian target dan taigu/ insentif
Rajin
Disiplin, waktu dan aturan
Akurat
Peka pada kontrol dan sanksi sosial
Ulet pantang menyerah
Mengerjakan sesuatu hingga tuntas
Tanggung jawab
Detail
Sungguh-sungguh
Jujur
Setia, loyal
Hubungan Bilateral Indonesia – Jepang dimulai 20 Januari 1958
(59 Tahun).
Dibidang kehutanan dimulai pada akhir 1960an dengan
dilaksanakannya proyek "Mountain Logging Practice in Java".
Dalam perkembangannya, kerjasama bidang kehutanan
mencakup kegiatan yang beragam dan multi-pihak.
Perdagangan kayu bulat dan produk kayu olahan menjadi awal
hubungan ekonomi kedua negara. Pada saat ini kesamaan
perhatian terhadap isu lingkungan global menjadi landasan yang
semakin memperkuat kerjasama kedua negara.
Berdirinya Organisasi Internasional Kayu Tropis (International
Tropical Timber Organization/ITTO) pada 1986, berkantor-pusat
di Yokohama, meningkatkan kerjasama teknis kehutanan.
Melalui skema Japan International Cooperation Agency (JICA),
kerjasama bilateral kedua negara di bidang kehutanan terus
meningkat.
Jepang merupakan negara dengan penutupan kawasan hutan
terbesar ketiga di dunia (68,5 %), setelah Finlandia (72,9 %) dan
Swedia (68,7 %) (FAO, GFRA 2010). Sedangkan Indonesia urutan
ke 8 (52,1 %) dibawah Malaysia (62,3 %) dan PNG (63,4 %).
Kawasan hutan Jepang meliputi luas 25,10 juta ha (66,45 % dari
luas daratan seluas 37,77 juta ha).
Kepemilikan hutan sebagian besar oleh pribadi/swasta dengan
total luas 15 juta ha (58%).
Hutan milik negara (national forest) yang luasnya 7,838 juta ha
(31%) dikelola oleh Forestry Agency, di bawah MAFF. Sisanya,
2,796 juta ha (11%) merupakan milik Propinsi dan Kabupaten
(public forest). Administrasi kehutanan di daerah dilaksanakan
oleh tujuh Kantor Wilayah Kehutanan (Regional Forestry
Administration Office, RFAO) yang dibawahnya terdapat Forest
District Office.
..
1. Orangutan di Tama Zoo, Maruyama Zoo,
Ichikawa Zoo - TSI
2. Bekantan dan Jalak Bali di Zoorasia
Y成e 魚l l o w + s i l v e r e e l
G la s s e e l ( to n )
シ ラス ウナ ギ 採 捕 量 と池 入 れ 量 ( t)
成 魚 漁 獲 量 (t)
L o n g te rm d e c re a s e
シ Gラ l スa sウs ナe ギe l
S h o rt te rm flu c tu a tio n
year
A n g u illa m a r m o r a t a
A n g u illa c e le b e s e n s is
A n g u illa
b ic o lo r a
p a c if i c A n g u illa m a r m o r a t a
T ra d itio n a l e e l d is h e s in J a p a n
K a b a y a ki s h ira y a k i H its u m a b u s h i
(g rille d d is h w ith s w e e te n e d s o y s a u c e ) (s te a m e d e e l w ith o u t s a u c e ) (th e m in c e d g rille d e e ls m ix e d w ith ric e )
U za ku U m a ki K im o s u i
(g rille d e e ls a n d s lic e d c u c u m b e r w ith v in e g a r) (ro lle d o m e le tte w ith g rille d e e ls ) (e e l liv e r s o u p )
Jamur (Nameko, Kikurage, Maitake, Enoki,
Shiitake, dan jenis jamur lainnya)
Mangga gedong gincu diminati Jepang, bisa
lainnya)
Sayur-sayuran (Edamame, kedelai, dlsb)
KEBUTUHAN SHIITAKE
Shiitake merupakan makanan yang memiliki cita rasa yang khas, dan didalamnya
terdapat banyak kandungan gizi. Oleh sebab itu komoditi ini sangat mudah
diterima pasar untuk dimanfaatkan baik sebagai masakan maupun obat.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan jumlah konsumsi yaitu pada
tahun 1994 sebesar 98.850 ton, dan pada tahun 2000 meningkat menjadi
114.850 ton, sedangkan permintaan jamur shiitake kering juga ikut melonjak dari
15.240 ton menjadi 16.450 ton, dan kebutuhan terus meningkat setiap tahunnya.
終わり