Anda di halaman 1dari 9

Impact of Maternal Smoking on the Onset of Breastfeeding

versus Formula Feeding: A Cross-Sectional Study


Oleh : T. Andi Syahputra
PENDAHULUAN
39% ibu yang menyusui hingga 6 bulan
Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional di Spanyol tahun 2017, 74% ibu terus menyusui setelah 6 minggu.  Penurunan
penting selanjutnya terjadi pada bulan keenam, saat hanya 39% ibu yang menyusui.  Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
menyusui nasional saat ini terus berada di bawah rekomendasi dari organisasi nasional dan internasional, yakni seharusnya
pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan, dan kemudian melanjutkan pemberian ASI yang dikombinasikan dengan makanan
padat selama 2 tahun.

Penurunan yang progresif


Menurut hasil survei tahun 2006 oleh ESCAN-06 juga membuktikan bahwa pemberian ASI pada ibu semakin menurun sejak lahir
hingga bulan keenam, dimana pada saat itu bayi diberikan susu formula. Dengan demikian, 66,4% ibu mempertahankan ASI
eksklusif hingga 6 minggu setelah melahirkan, kemudian menurun menjadi 45,9% pada 3 bulan, dan 19,4% pada 6 bulan.

Beberapa studi telah menemukan bahwa karakteristik sosio-demografis tertentu seperti usia, paritas,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi inisiasi dan
durasi pemberian ASI eksklusif. Merokok menimbulkan beban kesehatan, sosial, ekonomi, dan
lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi bagi orang lain. Rokok terbukti sebagai faktor risiko utama
penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, hipertensi, dan gangguan pernapasan (PPOK, Asma).

Tujuan dari penelitian kami adalah untuk memperkirakan prevalensi ibu yang
merokok dan hubungannya dengan onset menyusui ASI Eksklusif dan pemberian
susu formula.

Ministerio de Sanidad, Servicios Sociales e Igualdad. Instituto Nacional de Estadística. Encuesta Nacional de Salud 2017 [National Health Survey 2017].
METODOLOGI

05
04
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
03 Logistic regresi untuk menentukan nilai Odd Ratio (OR) dengan
interval kepercayaan 95% (95% CI). Uji Kolmogorov-Smirnov
digunakan untuk menentukan normalitas distribusi data
02 Hasil analisis univariat dapat menunjukkan distribusi, frekuensi dan

01
Analisis statistik dilakukan dengan persentase dari tiap variabel penelitian.
menggunakan SPSS v22.0
Jumlah sampel bayi baru lahir dan ibu yang dibutuhkan sebanyak 805. Dengan
mempertimbangkan potensi hilangnya 20% sampel, maka diambil total bayi baru lahir
sebanyak 966.
1 Januari - 31 Agustus 2018 di Rumah Sakit Universitario Marqués de Valdecilla, Santander,
Spanyol
Desain penelitian adalah studi cross-sectional
HASIL PENELITIAN

Content Here
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to
your Presentations. Easy to change
colors, photos and Text. You can
simply impress your audience and add
a unique zing and appeal to your
Presentations.
HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN

• Tingkat pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yaitu sebanyak 54,95%, yang merupakan lebih rendah
dibandingkan di komunitas lain. Angka ini masih jauh dari angka yang disyaratkan bahwa setidaknya 75% bayi harus
disusui secara eksklusif sejak lahir hingga 2 tahun.

• Dalam penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar ibu memilih untuk menyusui, dengan tingkat pemberian susu
formula sebesar 17,94%. Data ini serupa dengan yang dilaporkan di bagian lain Spanyol. Tanpa membahas usia
kehamilan, prevalensi ASI eksklusif di rumah sakit adalah 53,40%, 28,04% menerima makanan campuran, dan 0,6%
menggunakan ASI yang disumbangkan dari bank susu.

• Mengingat rendahnya tingkat ibu menyusui di rumah sakit ini, yang jauh di bawah yang direkomendasikan oleh WHO,
sebagai langkah pemulihan, studi ini bertujuan untuk dapat memberikan data obyektif tentang pengaruh merokok pada
permulaan menyusui, dan mengungkapkan bagaimana faktor yang dapat dimodifikasi, seperti merokok, secara
signifikan mempengaruhi keputusan untuk menyusui. Banyak faktor telah dilaporkan mempengaruhi ibu
menyusui. Dalam penelitian kami, kami mengkonfirmasi pentingnya tingkat pendidikan ibu, minggu kehamilan dan sikap
kecenderungan merokok.

Cuadrón Andrés, L.; Samper Villagrasa, M.P.; Álvarez Sauras, M.L.; Lasarte Velillas, J.J.; Rodríguez Martínez, G. Prevalencia de la lactancia materna durante el primer año de vida en Aragón. Estudio
CALINA [Prevalence of breastfeeding during the first year of life in Aragón. The CALINA Stduy]. An. Pediatr. 2013, 79, 312–318.
PEMBAHASAN

• Keputusan ibu untuk menyusui bayinya dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok ibu, yang sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan di Spanyol, Eropa dan internasional. Dalam meta-analisis terbaru yang dipublikasikan,
kebiasaan merokok ibu dianggap sebagai faktor berdampak tinggi pada menyusui, tidak merokok vs merokok (RR =
1,76 [IC 95% 1,59-1,95]). Pada kelompok wanita perokok, kemungkinan memberi makan bayi baru lahir dengan susu
formula dikalikan dengan 2,32 ([95% CI 1,50–3,58] p<0,001). Ketika dikelompokkan berdasarkan konsumsi merokok
menjadi ringan, sedang dan berat, kami menemukan hasil yang signifikan secara statistik. Merokok selama kehamilan
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait dengan efek merugikan ibu, janin dan neonatal.

• Di Spanyol, Spanish Society of Family and Community Medicine telah menyusun pedoman untuk pengobatan perokok
aktif dan pasif. Panduan ini adalah referensi tentang bagaimana melakukan intervensi dalam kasus pasien yang
merokok dan menghadiri konsultasi perawatan primer, dan mungkin berguna untuk melaksanakan program pendidikan
kesehatan yang menekankan pada penghentian merokok untuk wanita subur, serta hamil, sehingga dapat juga
membantu mengurangi beban dan risiko untuk mengalami penyakit tidak menular (PTM).

Hall, E.S.; Wexelblatt, S.L.; Greenberg, J.M. Evaluación autoinformada y de laboratorio de la exposición a la nicotina al final del embarazo y las drogas de abuso [Self-reported assessment and laboratory
assessment of exposure to nicotine at the end of pregnancy and drug abuse]. J. Perinatol. 2016, 36, 814
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
• Dalam studi berbasis informasi sekunder, salah satu keterbatasan utama adalah kualitas informasi yang rendah. Kualitas rendah
ini dapat disebabkan oleh tidak konsistenan informasi yang diberikan dalam catatan yang berbeda, atau kurangnya penyelesaian
catatan medis yang diperlukan untuk penelitian. 

• Untuk meminimalkan bias ini, sebelum penelitian, peneliti memilih variabel yang dikumpulkan secara lebih homogen, sistematis
dan obyektif dalam catatan klinis elektronik. Demikian juga, sebelum variabel dimasukkan secara definitif, kesesuaian antara data
dari berbagai sumber yang digunakan dinilai. Desain observasional dari penelitian ini tidak memungkinkan untuk menilai
hubungan kausal antar variabel. Namun demikian, frekuensi dan/atau distribusi fenomena penelitian dapat dikarakterisasi
berdasarkan variabel penelitian.

• Data konsumsi tembakau kami hanya berasal dari konsumsi yang dilaporkan sendiri. Saat ini, kami tahu bahwa hal itu dapat
dibuat lebih akurat dengan menggunakan biomarker, tetapi kami tidak dapat melakukan analisis biomarker yang homogen dan
sistematis (misalnya, untuk melakukan analisis nikotin dalam darah plasenta). Oleh karena itu, data tersebut tidak dapat
dimasukkan dalam analisis. Meskipun demikian, peneliti menggunakan metode yang sama seperti kebanyakan penelitian lain
yang dipublikasikan tentang tingkat dan prevalensi merokok selama kehamilan.
KESIMPULAN

Pada kelompok ibu nifas yang merokok, kemungkinan memberi makan bayi baru
lahir dengan susu formula menjadi dua kali lipat dibandingkan pemberian ASI
Eksklusif. Data penelitian menyoroti bahwa perlu adanya peningkatkan program
pendidikan kesehatan pada wanita usia subur, terutama selama
kehamilan. Semua wanita usia subur yang merokok dan berharap memiliki
keturunan harus ditawarkan program kesehatan yang diarahkan pada berhenti
merokok. Hal ini akan menghindari efek yang merugikan pada ibu, janin dan bayi
serta meningkatkan angka menyusui.

Anda mungkin juga menyukai