Anda di halaman 1dari 43

UTANG PEMERINTAH

EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL


Oleh:

• Amallia Pandan Arrum (457)

• Alief Imad Aqel (458)

• Rehan Husna (459)

• Moh. Faishal Kusumo (465)


AGENDA

1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO

2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA

4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO

5 PENUTUP

Page | 2
TIPOLOGI UTANG

UTANG LUAR NEGERI (ULN) UTANG PEMERINTAH


($, ¥, €, Rp, ...) ($, ¥, €, Rp, ...)

Swasta

Bank Indonesia Holder: Domestik (UDN)

Pemerintah: $, ¥, €, Rp, ... Holder: Asing

ULN = Utang Luar Negeri;


UDN = Utang Dalam Negeri

Utang Dalam Negeri /


Domestik (Rp): tidak
bisa default
Pemerintah bisa cetak
uang
Utang Luar Negeri: Page | 3
Komposisi Utang Indonesia

Utang Luar Negeri 2017 (USD)


Pemerintah 177.3 miliar 50.34%
Bank Indonesia 3.3 miliar 0.94%
Swasta 171.6 miliar 48.72%
TOTAL 352.2 miliar 100.00%
Rasio: ULN / Ekspor = 208,8%; ULN / PDB =
37,8%

Dalam RupiahUtang Pemerintah


Denominasi 2,346.6 triliun 59.58%
2017 (Rp)
Dalam Non-Rupiah 1,591.8 triliun 40.42%
TOTAL 3,938.4 triliun 100.00%
Pemegang Utang Pemerintah 2017 (Rp)
Domestik 1,536.1 triliun 39.00%
Asing 2,402.3 triliun 61.00%
TOTAL 3,938.4 triliun 100.00%
Rasio: Utang pemerintah / PDB = 29,2%
Page | 4
Risiko Utang ULN: Debt Service Ratio

DSR –Tier 1 DSR –Tier 2


Utang Pemerintah Utang Swasta
2016: USD 154,9 miliar 2016: USD 161,7 miliar
2017: USD 177,3 miliar 2017: USD 171,6 miliar

Total Utang Utang terkait investasi langsung dan uatng dagang


Page | 5
Debt Service Ratio (DSR) Indonesia

DSR: rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor
Tier-1:pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas
utang jangka pendek.

Tier-2:pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak
perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-afiliasi

DSR Tier-2 2017


52,42% devisa ekspor habis untuk bayar
pokok dan bunga pinjaman
investasi dan utang dagang

Page | 6
Komparasi DSR: Selected Countries

2016 2017
Argentina: 20,5% Argentina: 21,9%
Turkey: 30,7% Turkey: 32,1%
Indonesia: 31,5% Indonesia: 30,9%

Malaysia: 6,0% Malaysia: 5,7%


Filipina: 6,7% Filipina: 6,7%
Thailand: 6,3% Thailand: 6,3%
Vietnam: 4,1% Vietnam: 4,2%
Turke
y Source: World Bank - Development Indicators (WDI) - 2017 -
Argentina
IDB Aggregates
Indonesia

Page | 7
CNN: Currency Crisis Argentina 2018

Transaksi Berjalan

Utang Pemerintah Argentina: 54,2% dari PDB

Page | 8
Ekonomi Internasional: Selected Countries

Transaksi Berjalan (USD)

Transaksi Berjalan Defisit


Fundamental Ekonomi Buruk

Page | 9
Ekonomi Internasional: Selected Countries

Defisit Transaksi Berjalan


• Turki sejak 2000
• Argentina sejak 2010
• Indonesia sejak 2011-Q4

Page | 10
Komposisi Utang Pemerintah Jepang

Rasio Utang Pemerintah / GDP


2017: 240,3%

Pemegang Utang Pemerintah Jepang


Asing: 11,2%

Transaksi Berjalan Jepang: Surplus


2016: USD 187 miliar (3,78% of GDP)
2017: USD 198 miliar (4,02% of GDP)

Utang Pemerintah Jepang sangat besar, tapi relatif aman:


Kepemilikan asing hanya 11,3%

Page | 11
AGENDA

1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO

2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA

4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO

5 PENUTUP

Page | 13
Penyebab Utang Pemerintah

Utang Pemerintah tergantung dari


Kebijakan Fiskal
• APBN Defisit: Utang Bertambah
• APBN Surplus: Utang Berkurang
DEFISIT SURPLUS

Utang Pemerintah hanya dapat dibayar


(berkurang) kalau APBN Surplus
UTAN UTAN
G G

Page | 14
Stock Utang Pemerintah Indonesia

Defisit APBN 2005–2011: Prudent


Page | 15
Penambahan Utang 2005 – 2017: Defisit APBN

Rp triliun Penambahan utang pemerintah yang


berasal dari defisit anggaran

DEFISIT 2015-2017 (3 tahun)


Defisit 2015 Rp 298.5 Triliun
Defisit 2016 Rp 308.3 Triliun
Defisit 2017 Rp 344.4 triliun
TOTAL Rp 941.2 triliun

Defisit 2018 Rp 325.9 triliun (APBN)

SBY SBY Jokowi


Periode 1 Periode 2 3 tahun
TOTAL Defisit 5 tahun > Rp 1.600 triliun

Page | 16
Utang Luar Negeri Pemerintah Naik Signifikan

Penambahan Utang Luar Negeri (USD Miliar)

Stock Utang Luar Negeri Pemerintah


2004: USD 70,65 miliar
2009: USD 90,85 miliar
2014: USD 123,81 miliar
2017: USD 177,32 miliar

Debt Service Ratio: Naik


Risiko Default: Naik

Page | 17
PDB Dan Defisit APBN (Utang)

Nilai nominal PDB setiap tahun semakin besar


Nilai nominal defisit anggaran setiap tahun juga semakin besar

PDB
PDB (nominal) 2004: Rp 2.296 triliun
PDB (nominal) 2009: 5.606
Membandingkan utang nominal pemerintah
Rp (nominal) 2014: Rp 10.570
PDB triliun triliun
dari satu periode ke periode lain, dari satu
PDB (nominal) 2017: Rp 13.589 triliun
rezim ke rezim lain, menyesatkan
Tidak relevan sama sekali
DEFISIT ANGGARAN
3 persen defisit 2004: Rp 68,88 triliun
3 persen defisit 2009: Rp 168,18 triliun
3 persen defisit 2014: Rp 317,10 triliun
3 persen defisit 2017: Rp 407.67 triliun

Page | 18
Kebijakan Moneter Sejak 2013: Kontraktif

Kebijakan Ekonomi Makro


BI rate Kebijakan Moneter versus Kebijakan Fiskal
Kurs
Kebijakan Moneter sejak 2013: Kontraktif
Respons terhadap kebijakan moneter AS: tapering off QE
Kurs rupiah terhadap dolar AS merosot
o Juni 2011 Rp 8.500
o Februari 2012 Rp 9.000
o Juni 2013 Rp 10.000
o Agustus 2013 Rp 11.000
o September 2013 Rp 11.500
o November 2013 Rp 12.000
o November 2014 Rp 12.500
o Desember 2015 Rp 14.000
Suku bunga acuan BI naik 6 kali: dari 5,75% menjadi 7,75%

Suku Bunga Acuan dan Kurs Dolar AS Apa Jadinya Kalau Kebijakan Fiskal Juga Kontraktif?
Page | 19
Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal Expansif Kebijakan Fiskal Kontraktif


Stimulus Ekonomi / Demand, melalui Destimulus Ekonomi / Demand :
Mengurangi Pajak Meningkatkan Pajak
Meningkatkan Belanja Pemerintah Mengurangi Belanja Pemerintah

APBN Defisit: Utang Meningkat APBN Surplus: Utang Berkurang

Utang Pemerintah: derivatif Kebijakan Fiskal

Page | 20
Kebijakan Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi

Y = C + I + G + (E – M)
Pertumbuhan Ekonomi Melemah
Harga Komoditas Ekspor anjlok: Ekspor (E) Kontraksi  demand shock
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (C) dan Investasi (I) Melemah

KEBIJAKAN FISKAL HARUS EKSPANSIF

Kalau Kebijakan Fiskal Kontraktif: APBN Surplus – Konsumsi Pemerintah (G) turun
1. Pendapatan Pajak naik: tarif pajak naik  Konsumsi Rumah Tangga (C) turun
2. Memotong Anggaran Belanja Pemerintah  Konsumsi Pemerintah (G) turun

Page | 21
APBN 1988 – 2016

3,02% Pemerintahan SBY


cukup prudent dalam
mengelola APBN:
defisit rata-rata < 2
persen dari PDB

2,53%

Defisit APBN rata-rata per tahun selama 1988 – 2015: 1,02 persen
o Tertinggi: Surplus 3,02 persen (1995)
o Terendah: Defisit 2,53 persen (2015)
o Defisit membesar sejak 2011: merespons pertumbuhan ekonomi yang melambat

Page | 22
Defisit APBN Semakin Besar Pasca UU PPh No 36 / 2008

Pasca UU PPh No 36/2008: penerimaan pajak turun drastis:


tax ratio anjlok dari 13,3 persen (2008) menjadi 11,04
persen (2009)
o Tax ratio 2017: 10,1 persen

Di lain sisi: Belanja negara naik signifikan akibat kenaikan


harga minyak mentah dunia dan depresiasi Rupiah:
“subsidi” BBM melonjak

“Subsidi BBM” termasuk Kebijakan Fiskal Ekspansif mendorong pertumbuhan ekonomi


Social Safety Net

Page | 23
Harga Minyak Mentah Dunia Bulanan 2007-2017

133.88

109.53 106.16 106.57 105.79

42.87
30.32

Kenaikan harga BBM < kenaikan harga minyak mentah dunia: subsidi BBM naik
Merupakan pilihan Kebijakan Fiskal: Ekonomi Politik Anggaran (APBN)
Harga minyak mentah dunia Mei 2018 mendekati USD 80 per barel
Harga premium dan solar tidak naik? Subsidi BBM Naik?
Page | 24
Utang Pemerintah Indonesia sudah Kritis?

Krisis Moneter 1998


Bailout

Devaluasi rupiah 12/9/86


Rp 1.134 menjadi Rp 1.664

Rasio Pembayaran Bunga / Pendapatan


Terkendali: ruang gerak fiskal sangat longgar
Page | 25
Komparasi Rasio Pembayaran Bunga / Pendapatan Negara

Rasio Pembayaran Bunga terhadap Pendapatan Negara


Lebih rendah dari Malaysia

Page | 26
Komparasi Rasio Pembayaran Bunga / Pendapatan Negara

Page | 27
AGENDA

1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO

2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA

4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO

5 PENUTUP

Page | 28
Kontra Utang Pemerintah

Utang pemerintah membebani rakyat:


Setiap penduduk menanggung utang: Rp 15.500.000?

Kondisi Utang Kritis: Keseimbangan Primer defisit


Bayar bunga pinjaman dari utang: gali lubang tutup lubang

Negara bisa bangkrut?


Aset negara tidak cukup menutupi utang

Page | 29
Kekayaan Bersih Pemerintah Pusat

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) - AUDITED


NERACA - Rp 2004 2009 2014 2016
ASET 851,880,822,430,464 2,122,887,122,326,530 3,910,922,331,111,790 5,456,881,565,245,610
KEWAJIBAN 1,349,032,809,327,400 1,681,708,394,583,360 2,898,383,597,986,110 3,889,949,813,238,960
EKUITAS (497,151,986,896,941) 441,178,727,743,171 1,012,538,733,125,670 1,566,931,752,006,640

Kekayaan Bersih 2004 Negatif: Bangkrut?


• Pemerintahan SBY berhasil meningkatkan Ekuitas
• Utang untuk sektor tidak produktif: tidak terbukti

Permasalahan dengan Kekayaan Bersih


• Kewajiban: riil dan likuid
• Aset: tidak riil dan tidak likuid
Termasuk Aset, antara lain:
Jalan, Irigasi, Jaringan, Aset Tidak Berwujud : tidak bisa dijual

Page | 30
Utang Pemerintah Membebani Rakyat?

Utang Pemerintah Membebani Rakyat: Ilusi


Matematis benar: substansi permasalahan tidak benar sama sekali
2016 AMERIKA SERIKAT JEPANG INDONESIA Malaysia
Debt to GDP (%) 106.1 250.4 27.9 53.2
GDP (USD) 18,569,100,000,000 4,939,380,000,000 932,260,000,000 296,360,000,000
Debt (USD) 19,701,815,100,000 12,368,207,520,000 260,100,540,000 157,663,520,000
Population 323,127,513 126,994,551 261,115,456 31,187,265
Debt per Capita (USD) 60,972 97,392 996 5,055
Exchange Rate (Rp/USD) 13,500 13,500 13,500 13,500
Debt per Capita (Rp) 823,125,525 1,314,787,132 13,447,528 68,247,649
Source: Trading Economics
100 kali 5 kali
AS dan Jepang
Utang per kapita > pendapatan per kapita
Utang pemerintah AS dan Jepang: didukung aset pemerintah?
Utang Membebani Generasi Mendatang, Tarif Pajak akan Naik?
Tarif pajak relatif turun: Pajak dividen dari progresif 35% menjadi final 10% (UU PPh 2008)

Page | 31
Utang Besar: Negera Bisa Bangkrut?

5000000 7,000
4500000
6,000
4000000
3500000 5,000
3000000 4,000
2500000
2000000 3,000
1500000 2,000
1000000
1,000
500000
0 0
1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017

Indonesia Argentina
50000 600
45000
40000 500
35000 400
30000
25000 300
20000
15000 200
10000 100
5000
0 0
1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014
2017
China Singapore
Page | 32
Utang Pemerintah: Selected Countries

7000 7000

6000 6000

5000 5000

4000 4000

3000 3000

2000 2000

1000 1000

0 0
1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017

Thailand Brazil
7,000 140,000

6,000 120,000

5,000 100,000

4,000 80,000

3,000 60,000

2,000 40,000

1,000 20,000

0 0
1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017

Argentina India
Page | 33
AGENDA

1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO

2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA

4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO

5 PENUTUP

Page | 34
Pro Utang Pemerintah: Defensif dan Pembodohan Publik

Penambahan utang untuk menutupi utang lama


Utang warisan: Pembodohan Publik
Keseimbangan Primer Defisit
Manajemen utang pemerintahan sebelumnya (SBY) buruk
Anggaran Belanja untuk sektor konsumtif / tidak produktif
(subsidi?): bukan untuk belanja modal / infrastruktur

Penambahan utang pemerintahan Jokowi untuk sektor


produktif
Pembangunan infrastruktur
Penambahan utang masih dalam batas aman
Rasio utang (terhadap PDB) di bawah 30 persen

Page | 35
Penambahan Utang Untuk Membayar Utang Lama?

Penambahan utang untuk menutupi utang lama


Pembodohan Publik: Memicu Perpecahan Bangsa

Fakta
Penambahan Utang karena APBN Defisit
APBN tidak menganggarkan pembayaran utang lama

Defisit APBN = Penambahan Utang

Page | 36
Penambahan Utang Untuk Pembangunan (Infrastruktur)?

Pendapatan = 100 Defisit untuk:


Belanja Modal = 20
Belanja = 120 • Belanja modal
Subsidi = 20
Defisit = 20 • subsidi

Tahun Belanja Modal Defisit Anggaran Rasio


2010 Rp 86.0 triliun Rp 46.8 triliun 183.8 persen
2011 Rp 117.9 triliun Rp 84.4 triliun 139.6 persen
2012 Rp 145.1 triliun Rp 153.3 triliun 94.7 persen
2013 Rp 180.9 triliun Rp 211.7 triliun 85.4 persen
2014 Rp 147.4 triliun Rp 226.7 triliun 65.0 persen
2015 Rp 215.4 triliun Rp 298.5 triliun 72.2 persen
2016 Rp 169.5 triliun Rp 308.3 triliun 55.0 persen

2015 dan 2016


Belanja Modal relatif rendah dibandingkan Defisit Anggaran
Klaim Defisit untuk Belanja Modal / Infrastruktur Tidak Terbukti

Pembodohan Publik
Page | 37
Manajemen Utang 2005-2014: Sangat Prudent

2013 - Kini
Defisit meningkat, Utang meningkat: Beban bunga naik

Page | 38
Keseimbangan Primer dan Politik Anggaran

Keseimbangan Primer =
Pendapatan Negara -/-
Belanja Negara (tidak termasuk bunga)

Pendapatan Negara stagnan / turun


harga komoditas anjlok, pertumbuhan
ekonomi melemah: penerimaan
pajak stagnan
UU PPh 2008: tax ratio turun dari
DEFISIT 13,3% (2008) menjadi 11,3% (2009)
• UU PPh 2008
• Harga Komoditas Belanja Negara Melonjak
Anjlok
Harga minyak mentah dunia naik

Upaya Membuat Keseimbangan Primer


Tanpa Tax Amnesty: Defisit Keseimbangan Primer 2016 Surplus
Mencapai Rp 250++ triliun Naikkan Tarif Pajak, dan atau
Kurangi Belanja (Modal dan Sosial)

Page | 39
Keseimbangan Primer

Keseimbangan Primer Defisit: Pertumbuhan Pendapatan Negara rendah


(1) UU PPh 2008 memangkas penerimaan pajak, khususnya pajak dividen menjadi 10%
(2) Harga komoditas andalan ekspor Indonesia anjlok sejak 2012
Page | 40
Krisis Ekonomi Berawal dari Swasta?

Krisis Finansial 1998


Dipicu oleh krisis utang swasta dan perbankan (Utang Luar Negeri): di-bailout oleh Bank
Indonesia dan pemerintah
Melalui instrumen BLBI dan Obligasi (Rekap): Mencetak uang

Krisis Finansial 2008: Amerika Serikat dan Eropa


Dipicu oleh Subprime mortgage crisis: sektor swasta
Penanganan krisis: Kombinasi Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter
Kebijakan Fiskal: Bailout dan Stimulus Ekonomi – defisit APBN Membengkak
Kebijakan Moneter: Suku bunga mendekati 0 persen, dan Quantitative Easing,
Quantitative Easing: Bank Sentral membeli Surat Utang Negara – mencetak
uang
Balance Sheet Bank of England naik lebih dari 50 persen selama 2009-2012

Risiko Pailit: Utang luar negeri

Page | 41
AGENDA

1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO

2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA

4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO

5 PENUTUP

Page | 42
Penutup

Utang Pemerintah: permasalahan ekonomi, Kebijakan Fiskal


Alasan para pihak kontra maupun pro, tidak relevan: DEBAT KUSIR
Pertumbuhan Ekonomi Melemah: Kebijakan Fiskal Ekspansif
APBN Defisit: Utang Pemerintah Naik

Pertumbuhan Ekonomi Membaik: Kebijakan Fiskal Kontraksi agar tidak overheating


APBN Surplus: Utang Pemerintah Turun

Keseimbangan Primer Defisit: tax ratio rendah


Pertumbuhan Penerimaan Negara < Pertumbuhan Belanja Negara
o Penerimaan: harga komoditas anjlok dan diberlakukan UU PPh 2008 yang memangkas tarif
pajak, khususnya bagi kelompok masyarakat berpendapatan tinggi: tax cuts for the rich
o Belanja Negara Melonjak

Utang Luar Negeri: Kondisi Indonesia Lampu Kuning, bisa memicu


61 persen Utang Pemerintah dipegang oleh Asing: bisa memicu Currency Crisis
Jangka Panjang: Utang Pemerintah Tidak Pernah Dibayar

Page | 43
Terima Kasih

Page | 44

Anda mungkin juga menyukai