Modul 10
Modul 10
PENELITIAN OPERASIONAL
MODEL TRANSPORTASI
Oleh :
Eliyani
JAKARTA
2007
MODUL 10
RISET OPERASIONAL
MODEL TRANSPORTASI
1. PENDAHULUAN
Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transpor pada suatu rute
tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit
yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, yang
penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut
harus konsisten.
Pasar Penawaran
1 2 3
1 8 5 6 120
Pabrik 2 15 10 12 80
3 3 9 10 80
3 3
a. Tabel Transportasi
Ke Tujuan Supply
Dari 1 2 ... j . .. n
. X22 . .
. . .
. .
i CI1 CI2 ... Cij ... Cin S1
.
.
. . . .
. . . .
. . .
m Cm Cm Cm1 Xmn Sn
Xm1
1 2
punya m x n kotak. Biaya transpor per unit (cij) dicatat pada kotak kecil di
bagian kanan atas setiap kotak. Permintaan dari setiap tujuan terdapat pada
baris paling bawah, sementara penawaran setiap sumber dicatat pada kolom
paling kanan. Kotak pojok kiri bawah menunjukkan kenyataan bahwa
penawaran sama dengan permintaan (S=D). Variabel Xij pada setiap kotak
menunjukkan jumlah barang yang diangkut dari sumber i ke tujuan j (yang
akan dicari).
Ke 1 2 3
Dari
1 8 5 6
2 15 10 12 80
3 3 9 10 80
Dari masalah yang telah disajikan dalam bentuk tabel, dapat diselesaikan
melalui satu atau beberapa teknik solusi transportasi. Namun, untuk memulai
proses solusi, suatu solusi dasar layak harus ditentukan.
3. SOLUSI AWAL
m n
Kondisi keseimbangan
j1 S ij1 D j memberikan kenyataan bahwa jika
m + n – 1 kendala terpenuhi kemudian m + n -1 persamaan independent.
Sehingga, solusi awal hanya memiliki m + n – 1 variabel basis.
Ada beberapa metode untuk mencari solusi dasar awal layak. Tiga dari
metode yang dikenal, yaitu North west Corner, Least Cost, dan Aproksimasi
Vogel.
Metode ini adalah yang paling sederhana diantara tiga metode yang telah
disebutkan untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya diringkas seperti
berikut :
1) Mulai pada pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mugkin pada
X 11 tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya
Ke 1 2 3 Supply
Dari
1 8 5 6 120
120
2 15 10 12 80
30 50
3 3 9 10 80
20 60
Ingat bahwa ini hanya solusi awal sehingga tidak perlu optimum.
Kenyataannya dari tiga metode untuk memperoleh suatu solusi awal,
metode ini adalah yang paling tidak efisien, karena ia tidak
mempertimbangkan biaya transpor per unit dalam membuat alokasi.
Akibatnya, mungkin diperlukan beberapa iterasi solusi tambahan sebelum
solusi optimum diperoleh.
b. Metode Least-Cost
2. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak
dihilangkan), pilih nilai C ij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin.
3. Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan
terpenuhi.
Ke 1 2 3 Supply
Dari
1 8 5 6 120
2 15 10 12 80
3 3 9 10 80
80
tak layak lagi. Juga, permintaan sebanyak 150 pada tujuan 1 dikurangi 80
sehingga sekarang permintaannya tinggal 70.
5 dan X 12 = minimum [70, 120] = 70. Alokasi ini ditunjukkan pada Tabel 6.
Ke 1 2 3 Supply
Dari
1 8 5 6 120
70
2 15 10 12 80
3 3 9 10 80
80
60
Jika terdapat nilai C ij terkecil yang kembar, pilih di antara kotak itu secara
sembarangan. Karena ini hanya merupakan solusi awal yang tidak
berpengaruh terhadap solusi optimum, kecuali mungkin memerlukan iterasi
lebih banyak untuk mencapainya.
VAM selalu memberikan suatu solusi awal yang lebih baik disbanding
metode North-west Corner dan sering kali lebih baik daripada metode Least-
Cost.
baris itu dari nilai C ij satu tingkat lebih besarpada baris yang sama.
Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang serupa. Biaya-biaya
ini adalah penalty karena tidak memilih kotak dengan biaya minimum.
2. Pilih baris atau kolom dengan opportunity cost terbesar (jika terdapat nilai
kembar, pilih secara sembarang). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak
dengan nilai C ij minimum pada baris atau kolom yang dipilih. Untuk C ij
2 15 10 12 80
2
3 3 9 10 80
80
Penalty 5 4 4
Cost
kolom
Sebagai suatu contoh perhitungan penalty cost, pikirkan baris pertama. Nilai
adalah C 13 = 6 sehingga penalty cost adalah beda antara dua nilai ini, 6-5 =
1. Semua baris dan kolom yang lain dihitung dengan cara serupa.
Penalty cost terbesar untuk Tabel 7 adalah 6 yang terdapat pada baris 3.
Alokasi pada baris ini dibuat pada kotak dengan nilai C ij terkecil, dalam hal
ini X 31 = minimum [80, 150] = 80. Sekarang tabel harus disesuaikan untuk
menunjukkan sumber ke 3 telah terpakai habis dengan cara menghapus
1 8 5 6 120
70
2 15 10 12 80
2
3 3 9 10 80
80
Penalty 7 5 6
Cost
kolom
Setelah solusi layak dasar awal diperoleh dari masalah transportasi, langkah
berikutnya adalah menekan ke bawah biaya transport dengan memasukkan
variabel nonbasis (yaitu alokasi barang ke kotak kosong) ke dalam solusi.
Ini adalah proses jalur tertutup dalam prosedur stepping stone. Jalur untuk
X 12 ini ditunjukkan pada Tabel 9.
Ke 1 2 3 Supply
1 -1 5 6 120
8 +1
120
2 +1 15 -1 10 12 80
30 50
3 3 9 10 80
20 60
Dalam metode MODI, suatu nilai U i dirancang untuk setiap baris I dan
suatu nilai, Vj, dirancang untuk setiap kolom j pada tabel transportasi. Untuk
setiap variabel basis (yaitu kotak yang ditempati), X ij mengikuti hubungan
seperti berikut :
Ui + Vj = C ij
2). Hitung perubahan biaya C ij untuk setiap variable non basis dengan
menggunakan rumus C ij = C ij - U i - V j
d. Degenerasi
persamaan MODI ( U i + V = C ij ).
j
Ke 1 2 3 Dummy Supply
1 8 5 6 0 120
2 15 10 12 0 80
3 3 9 10 0 80
100 70 60 50 280
g. Rute Terlarang