Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 3

KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
PEMBERIAN NUTRISI
ENTERAL DAN PARENTERAL
PEMBERIAN
MAKANAN PER
ORAL • ALIX AMANDA
• DINI WULANDARI
• GUSTI AYU PUTU CANDRA DEWI
• MUH RIDO ATSNANI
• NUR WALIDAH
• NI NYOMAN TRI MARTINI
• RIZKY PUTRI NILAMSARI
PEMBERIAN MAKANAN PER ORAL
PENGERTIAN TUJUAN

Pemberian nutrisi melalui  Pemenuhan kebutuhan


Pemberian nutrisi melalui  Pemenuhan kebutuhan
oral merupakan tindakan nutrisi pasien
oral merupakan tindakan nutrisi pasien
keperawatan yang  Membangkitkan selera
keperawatan yang  Membangkitkan selera
dilakukan pada pasien yang makan pada pasien
dilakukan pada pasien yang makan pada pasien
tidak mampu memenuhi  Mempercepat
tidak mampu memenuhi  Mempercepat
keutuhan nutrisi secara kesembuhan pasien
keutuhan nutrisi secara kesembuhan pasien
sendiri dengan cara dengan mengembalikan
sendiri dengan cara dengan mengembalikan
membantu memberikan system imun melalui
membantu memberikan system imun melalui
makan atau nutrisi melalui makanan yang
makan atau nutrisi melalui makanan yang
oral(mulut) dikonsumsi
oral(mulut) dikonsumsi
INDIKATOR Macam-Macam
Indikator

Indikasi diberikan pada pasien yang


Indikasi adalah kondisi yang memiliki gangguan mobilitas tetapi masih
menyebabkan dilakukannya sebuah sadar. Contohnya seperti pasien yang tidak
terapi, tindakan, atau pemeriksaan memiliki alat gerak yakni tangan.
penunjang. Dapat juga sebuah tanda
yang membawa pada kesimpulan Pasien lansia yang biasanya tidak memiliki
klinis, atau diagnosis tertentu. cukup tenaga untuk menyuap makanan
sendiri, sehingga diperlukan perawat untuk
membantunya.

Pasien dengan nafsu makan yang rendah


dan sulit untuk diarahkan untuk makan
perlu juga bantuan seorang perawat untuk
meningkatkan nafsu makannya melalui
komunikasi yang baik antara perawat dan
pasien tersebut.
ALAT DAN BAHAN

Piring
Garpu

Sendok
Gelas dan Mangkok Cuci
Penutupnya Tangan
Serbet

Pipet (Jika
Pengalas Makanan perlu)

Tempat Cuci Meja dan Pasien


Tangan
Prosedur Kerja

Tahap pra interaksi Tahap orientasi


• Verifikasi program • Berikan salam
pelayanan keperawatan • Jelaskan tujuan dan prosedur
pasien tersebut • Tanyakan persetujuan dan
• Siapkan alat kesiapan pasien
• Siapkan diri petugas dalam • Persiapan alat didekatkan
berinteraksi dengan pasien pada pasien
• Tahap kerja •
• Alat-alat di dekatkan di tempat tidur klien • Bila selesai makan, bersihkan mulut
• Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pasien
• Cuci tangan • Jika ada obat lanjutkan pemberian
• Atur posisi pasien obat
• Pasang pengalas/ serbet di bawah dagu • Setelah itu, anjurkan pasien untuk
• Tawarkan pasien melakukan ritual makan duduk sejenak sebelum kembali
• Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur berbaring dan rapikan alat
dengan nasi • Catat tindakan dan hasil respon
• Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan terhadap tindakan
sedikit demi sedikit dan berikan minuman setelah • Cuci tangan setelah setelah prosedur
makan dilakukan
Tahap terminasi

• Ucapkan terima kasih


Dokumentasikan
atas kerjasama dengan
pasien
• Evaluasi respon klien
• Simpulkan hasil kegiatan • Nama klien
• Bereskan alat-alat dan • Tanggal dan jam
kembalikan pada • Tindakan yang
tempatnya
dilakukan
• Respon klien
• Nama petugas
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam
Pemberian Makan Secara Oral

• Ciptakan lingkungan yang nyaman


disekitar pasien.
• Sebelum di hidangkan, makanan di periksa
dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar
makanan
• Usahakan makanan dihidangkan dalam
keadaan hangat kecuali kontra indikasi.
• Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu
banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.
• Peralatan makanan dan minuman harus bersih
• Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan
peralatan yang menarik perhatiannya.
• Untuk pasien lansia, usahakan jenis makanannya
yang lembut agar mudah untuk dikunyah h) Untuk
pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah
makanan di makan habis atau tidak. i) Perhatikan
selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta
reaksinya setelah makan
NUTRISI ENTERAL

PENGERTIAN TUJUAN

Tujuan atau indikasi pemberian


Nutrisi enteral adalah semua nutrisi enteral adalah untuk
makanan cair yang dimasukkan suplementasi, untuk pasien yang
kedalam tubuh lewat saluran masih dapat makan dan minum
cerna, baik melalui mulut ataupun tetapi tidak dapat mencukupi
oral, selang nasogastrik, maupun kebutuhan energi dan protein,
selang melalui lubang untuk pengobatan, dan digunakan
stomagaster atau lubang stoma untuk mencukupi seluruh
jejunum. kebutuhan zat gizi bila pasien
tidak dapat makan sama sekali.
JENIS MAKANAN/NUTRISI ENTERAL

• Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit (blenderized): Makanan ini dibuat dari beberapa
bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan blender.
Contoh :
1 Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah laktosa, telur, glukosa,
gula pasir, tepung beras, sari buah).
2 Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena)
3 Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
4 Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk penyakit gout, diet
diabetes)

• Makanan / nutrisi enteral formula komersial : Formula komersial ini berupa bubuk yang siap di
cairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan.
Contoh :
1 Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran gastrointestinal normal
atau hampir normal (panenteral, fresubin)
2 Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang mengandung
asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien dengan gangguan fungsi saluran
gastrointestinal
3 Diet enteral khusus untuk sirosis, diabetes (diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein
(peptisol) 4 Diet enteral tinggi serat.
Sistem Pemberian Nutrisi Enteral dan Alatnya

• Selang nasogastrik
Selang ini terbagi menjadi 4 macam yaitu:
1. Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen. Ukuran selang
ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7
hari.
2. Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7 french, kecil
sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu
mengganggu pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14
hari.
3. Selang nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini bermacam-macam
tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6 minggu.
4. Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran 7 french dan
dapat dipakai selama 6 bulan.
• Selang Nasoduodenal / nasojejunal
Ukuran selang ini bermacam-macam namun lebih panjang daripada selang nasogastrik.
• Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi
Alat yang rutin dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat
obstruksi esophagus / gaster.
Kelebihan Pemasukan nutrisi enteral

• Fungsi saluran cerna lebih terpelihara


• Mengurangi insidens translokasi bakteri dari usus
• Massa mukosa usus dapat dipertahankan dan dipelihara
• Lebih banyak insulin yang dilepaskan, sehingga dapat memicu anabolisme
• Biaya lebih murah
• Lebih aman/komplikasi lebih sedikit
• Komplikasi dengan pemberian nutrisi enteral
Kelebihan Pemasukan nutrisi enteral
Komplikasi dengan pemberian nutrisi enteral

• Infeksi nasokomial dari kintaminasi bakteri pada makanan


• Nausea, distensi abdomen dan rasa tidak enak
• Regurgitasi atau muntah
• Aspirasi pulmoner
• Diare
• Pseudo-obstruksi intestinal
• Interaksi dengan pengobatan enteral
• Hiperglikemia
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN

• Aktivitas/istirahat
Tanda : Penurunan otot (temporal, interkostal, gastoknemius, dorsum tangan);
ekstrimitas kurus, otot flaksid, penurunan toleransi aktivitas.
• Sirkulasi
Tanda : Takikardia, bradikardia, diaphoresis, sianosis
• Eliminasi
Gejala : Diare atau konstipasi; flatuensi berkenaan dengan masukan makanan.
Tanda : Distensi abdomen/peningkatan lingkar perut, asites;nyeri tekan pada palpasi.
Feses mungkin lunak, keras berlemak, atau warna seperti tanah liat
• Makanan/cairan
Gejala : Penurunan BB 10 % atau lebih dari BB dalam 6 bulan sebelumnya. Masalah
dengan menelan, mengunya, tersedak, atau produksi saliva. Perubahan pada rasa
makanan; anoreksia, mual, muntah
• Neurosensori
Tanda : letargi, apatis, gelisah, peka rangsang, disorientasi, koma.
Refleks menelan mungkin menurun/tidak ada.
• Pernapasan
Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan , disres pernapasan. Dispnea,
peningkatan produksi sputum. Bunyi napas: krekels (defisiensi protein
akibat perpindahan cairan)
• Keamanan
Gejala : adanya program terapi radiasi (enteritis radiasi)
Tanda : rambut mungkin rapuh, kasar. Alopesia, penurunan pigmentasi.
Kulit kering, kasar. Mata cekung, menonjol, kering, dan konjungtiva
pucat. Kuku mungkin rapuh, tipis, datar, bentuk seperti sendok.
• Seksualitas
Gejala : kehilangan libido dan Amenorea
• Penyuluhan /pembelajaran
Riwayat kondisi yang menyebabkan kehilangan protein berlarut-larut,
misalnya malabsopsi atau sidrom usus pendek dengan peningkatan
diare, pankreatitis akut, dialysis renal, fistula, luka basah, cedera termal.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan masukan


nutrien yang tidak kuat.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil: BB normal, Klien tidak
menunjukkan tanda-tanda kekurangan nutrisi
• kaji fungsi gastrointestinal dan toleransi pada pemberian makan enteral, catat
bising usus, keluhan mual muntah, ketidaknyamanan abdomen.
• Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, jumlah kalori
dengan tepat.
• Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat
penerimaan.
• Periksa residu daster bila pemberian makan bolus dilakukan, dan bila
diindikasikan; tunda pemberian makan atau kembalikan aspirat perprotokol untuk
tipe atau kecepatan pemberian makan yang digunakan bila residu lebih besar dari
kadar yang ditentukan sebelumnya.
• Pertahankan patensi selang pemberian makan enteral dengan membilas dengan air
hangat sesuai indikasi.
2. Kekurangan Volume Cairan ketidakmampuan mendapatkan
ataumencerna cairan
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi, intake adekuat
Intervensi :
• Catat masukan dan haluan, hitung keseimbangan cairan. Ukur berat
jenis urin.
• Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
• Berikan air tambahan atau bilas selang sesuai indikasi.
• Kolaborasikan dengan tim medis dengan pemeriksaan laboratorium
misalnya : kalium atau fosfoserum.
• Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium mis: kalium/fosfor, HT,
albumin serum.
NUTRISI PARENTERAL

PENGERTIAN TUJUAN

Metode pemberian nutrisi secara Tujuannya tidak hanya untuk mencukupi


intra vena dan dapat dipilih bila kebutuhan energi basal dan
status perubahan metabolik atau pemeliharaan kerja organ, tetapi juga
bila abnormalitas mekanik atau menambah nutrisi untuk kondisi
fungsi dari saluran GI tidak dapat tertentu, seperti keadaan stress (sakit
menerima pemberian makanan berat, troma), untuk perkembangan dan
secara interal pertumbuhan.

NUTRISI PARENTERAL TOTAL

Nutrisi parenteral total adalah suatu bentuk pemberian nutrisi melalui


intravena yaitu diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui
saluran pencernaan.
KEADAAN YANG MEMERLUKAN
PARENTAL NUTRITION
a) Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau
keganasan esophagus, atau gangguan absorbsi makanan).
b) Pasien tidak boleh makan (seperti fistula intestinal dan pangkreatitis).
c) Pasien tidak mau makan (akibat pemberian kemoterapi).

KEADAAN YANG SERING DI


BERIKAN PARENTAL NUTRITION
a) Disfungsional GI
misalnya penyakit peradangan usus, sindroma usus pendek, pangkreatitis, colitis,
fistula, enteritis radiasi, ileus, diare berkepanjangan, obstruksi usus, atau karsinoma
lambung.
b) Gagal hepatic.
c) Keadaan hipermetabolik, misalnya sepsis, luka bakar yang berat, fraktur tulang
panjang, peritonitis.
d) Anoreksia sekunder terhadap kondisi medis pasien, misalnya gagal ginjal.
e) Hyperemesis berat selama kehamilan.
f) Candida GI berat pada pasien AIDS.
g) Trauma multisystem.
Komplikasi dalam pemberian nutrisi parenteral

a) Komplikasi teknis yang berkaitan dengan pemasangan kateter seperti pneumotoraks,


ruptura atau penetrasi arteri subklavia, emboli udara, dan tromboemboli
b) Komplikasi Infeksi yang ditandai oleh demam, hipotensi, oliguria, dan kemunduran
keadaan umum.
c) Komplikasi metabolik yang berkaitan dengan gangguan keseimbangan glukosa,
asam-basa, dan elektrolit seperti hiper/hipoglikemia, hiper/hipikalemia.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

• Aktivitas/istirahat
Tanda : Penurunan otot(temporal, interkostal, gastoknemius, dorsum tangan);
ekstrimitas kurus, otot flaksid, penurunan toleransi aktivitas.
Sirkulasi
Tanda : Takikardia, bradikardia, diaphoresis, sianosis
• Eliminasi
Gejala : Diare atau konstipasi; flatuensi berkenaan dengan masukan makanan. Tanda :
Distensi abdomen/peningkatan lingkar perut, asites;nyeri tekan pada palpasi. Feses
mungkin lunak, keras berlemak, atau warna seperti tanah liat
• Makanan/cairan
Gejala : Penurunan BB 10 % atau lebih dari BB dalam 6 bulan sebelumnya. Masalah
dengan menelan, mengunya, tersedak, atau produksi saliva. Perubahan pada rasa
makanan; anoreksia, mual, muntah; ketidakadekuatan masukan oral (puasa) selama 7-
10 hari, penggunaan jangka panjang dari dektrosa 5 % secara intravena.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Perubahan Nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan
masukan nutrien yang tidak adekuat.
a. Observasi ketepatan waktu “ penggantungan” dari larutan parenteral per protokol.
Rasional : Keefektifan dari vitamin IV menurun setelah 24 jam
b. Pantau gula atau aseton urin atau glukosa tusuk jari per protokol.
Rasional : Kandungan glukosa tinggi dari larutan dapat menimbulkan kelelahan
pankreas, memerlukan penggunaan suplemen insulin untuk mencegah HHNC.
c. Tindakan : kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari
Rasional :mempertahankan nutrisi yang optimal.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan kontaminasi sisi kateter atau jalur infus.
a. Pertahankan manipulasi sitem pemberian makanan enteral minimum dan cuci tangan
sebelum membuka sistem
Rasional : kontaminasi sentuhan pemberian perawatan selama pemberian formula enteral
terbukti penyebab kontaminasi fomula
b. Ganti lubang hidung untuk pemasangan selang pada pemberian makan NG jangka
panjang Rasional : menurunkan resiko trauma atau infeksi jaringan paranasal
c. Berikan perhatian setiap hari pada pemasangan selang makan per abdomen
Rasional : sekresi yang bocor melalui atau di sekitar selang gastrostomi dapat
menyebabkan

Anda mungkin juga menyukai