Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


KEJANG

By
Praba Diyan Rachmawati
DEFINISI

KEJANG: Malfungsi Singkat pada sistem listrik otak terjadi
karena cetusan/ pelepasan muatan kortikal

EPILEPSI: gangguan kejang kronis dengan


serangan yang berulang dan tanpa diprovokasi
STATUS EPILEPTIKUS: serangkaian kejang kontinyu,
yang berlangsung lebih dari 30 menit/ serangkaian
serangan epilepsi yang menyebabkan anak tidak dpt
sadar kembali

 EILEPSI- GEJALANYA KEJANG
 KEJANG BELUM TENTU EPILEPSI
FISIOLOGI

Polarisasi Depolarisasi

 Polarisasi adalah Keadaan dimana saraf


sedang istirahat, Pada keadaan ini muatan
yang lebih negatif berada di sisi dalam
membran sedangkan muatan yang lebih
positif berada di sisi luar membran.
Membran sel saraf bersifat impermeabel
terhadap ion natrium dan permeabel
terhadap ion kalium

 Depolarisasi adalah keadaan dimana saraf sedang
menjalankan rangsang, yang akan menjadi impuls
bagi saraf.
 Proses Depolarisasi adanya potensial aksi =
Membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap
ion kalium dan permeabel terhadap ion natrium
sehingga ion (Na) berdifusi dan ion (K) ditahan
Fisiologi

 Impuls  “aliran listrik”
 Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
 Impuls melalui sel saraf terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf sehingga
impuls merambat sesuai aliran listrik.
 Impuls melalui sinapsis terjadi karena adanya neurontransmiter,
yaitu senyawa kimia yang menghantarkan impuls di dalam sinapsis.
Impuls diterima neurontransmiter di membran presinapsis
kemudian neurontransmiter menyebrangi celah sinapsis menuju
membran postsinapsis. Membran postsinapsis mengalami
depolarisasi dan impuls diteruskan ke serabut saraf berikutnya.
 Perjalan impuls melalui sinaps disebut trasmisi. Terdapat dua jenis
perjalan impuls melalui sinapsis, pertama melalui sinaps elektrik
sehingga disebut transmisi elektrik dan kedua melalui sinaps kimia
sehingga disebut trasmisi kimiawi.
ETIOLOGI

1. Genetik
2. Cidera otak pada masa pranatal, perinatal atau
pascanatal
3. Gangguan biokim (hipoglikemi, hipokalsemi dan
defisiensi nutrisi tertentu)
4. Demam- Kejang Demam
5. Tidak diketahui (epilepsi)
Klasifikasi Kejang
 KEJANG PARSIAL :

-Sederhana tanda-tanda motorik
-Sederhana tanda-tanda sensorik
-Kompleks: Amnesia kejadian, Gangguan kesadaran
selama kejadian, mengantuk/ tertidur setelah kejang,
Aura,
 KEJANG GENERALISATA
1. Kejang tonik klonik
-Fase tonik(10-20 detik):


bola mata membalik keatas, segera mengalami hilang kesadaran, jika posisi

berdiri pasien akan jatuh kelantai, seluruh otot tubuh menjadi kaku, kedua

lengan dalam keadaan fleksi, Tungkai kepala dan leher dlm posisi ekstensi,

apnea, salivasi meningkat dan reflek menelan hilang

-Fase Klonik (30 dtk/ berfariasi)

Gerakan tersentak-sentak yg keras

Mulut tampak berbusa

Dapat mengalami inkontinensia


2. Serangan Epilepsi tanpa kejang
3. Kejang atonik dan akinetik
4. Kejang Mioklonik
5. Spasme Infantil

KEJANG DEMAM

Bankitan kejang yang terjadi karena
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas
38oC) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
GEJALA KLINIS

 KEJANG DEMAM SEDERHANA
Berlangsung singkat,< 15 menit
Kejang umum, tonik dan atau klonik
Tanpa gerakan fokal/ berulang selama 24 jam
 KEJANG DEMAM KOMPLIKATA
Kejang lama>15 menit
Kejang fokal/parsial satu sisi/kejang umum didahului
kejang parsial
Berulang/ lebih dari 1x/24jam
Demam dapat menimbulkan kejang melalui
mekanisme:


 Demam dapat menurunkan ambang kejang pada sel2
yang belum matur
 Timbul dehidrasi sehingga menyebabkan gangguan
elektrolit yang mnyebabkan peningkatan permeabilitas
membran sel
 Metabolisme basal meningkat sehingga terjadi timbunan
asam laktat yg menyebabkan CO2 akan merusak neuron
 Demam meningkatkan cerebral blood flow, shg
menigkatkan kebutuhan oksigen dan glukosa, shg
menyebabkan gangguan ion2 keluar masuk
Faktor Resiko Bangkitan Kejang Demam


 Faktor Demam
 Faktor Usia
 Faktor Riwayat Keluarga
 Faktor Prenatal
 Faktor Perinatal
 Faktor Pasca Natal
Prinsip Tatalaksana

 Mempertahankan oksigenasi otak yang adekuat,
mengakhiri kejang sesegera mungkin,
 mencegah kejang berulang, dan mencari faktor
penyebab.
Penatalaksanaan

1. Penanganan Pada saat Kejang
-Menghentikan kejang: Diazepam
-Turunkan demam:
Antipiretik
Kompres Suhu >39oC: air hangat
Kompres Suhu >38oC: air biasa
Pengobatan penyebab: antibiotik
2. Pencegahan Kerjang: Diazepam, asam valproat
Pemeriksaan

 Anamnesa: Ditemukan riwayat kejang demam pada
anggota keluarga lainnya
 Neuro: Tidak didapatkan kelainan
 Laboratorium: mengevaluasi sumber infeksi /
mencari penyebab
 Radiologi: X-Ray Kepala, CT Scan Kepala, atau MRI
 Pemeriksaan Cairan Cerebro Spinal (CSS)
 Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG)
Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d relaksasi lidah,
gangguan reflek menelan
2. Resiko Tinggi Cidera b.d perubahan kesadaran,
kehilangan koordinasi otot
3. Resiko Aspirasi b.d gangguan reflek menelan
4. Hipertermi
Intervensi

Resiko Tinggi Cidera b.d perubahan kesadaran, kehilangan
koordinasi otot
Tujuan: Tidak terjadi cidera selama kejang
Kriteria Hasil:
Terhindar dari faktor-faktor yang meningkat kemungkinan
terhadap cidera
Adanya tidakan pengamanan sehingga mencegah cidera
Selama Kejang:

 Jika anak dalam posisi berdiri atau duduk baringkan anak


 Longgarkan baju yang terlalu ketat, bersihkan segala sesuatu yang terdapat pada


mulut (air liur, sisa makanan, dll.)
 Letakkan bantal/lipatan selimut di bawah kepala anak
 Jangan memberikan apapun melalui mulut (minum atau obat) pada saat anak
kejang.
 Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang,
berusahalah untuk tetap tenang.
 Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak
 Jangan memberikan makanan atau minuman
 Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak kejang.
 Usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan mengkompres
tubuh anak dengan air hangat atau air biasa.
 Singkirkan benda-benda yang keras atau berbahaya dari tempat berbaring anak
 Jikan anak muntah miringkan tubuh anak sebgai satu kesatuan kesalah satu sisi
 Biarkan serangan kejang berakhir tanpa gangguan
.
Setelah Kejang:
1. Hitung lamanya periode postikal (pasca kejang)


2. Periksa pernafasan anak. Periksa posisi kepala dan lidah
3. Reposisikan jika kepala anak hiperektensi, jika anak tdk
bernafas lakukan pernafasan buatan
4. Periksa sekitar mulut anak
5. Pertahankan posisi tubuh anak miring
6. Tetap dampingi anak
7. Jangan memberikan makanan dan minuman sampai anak
benar2 sadar kembali
8. Periksa kepala bdan tubuh anak untuk menemukan
kemungkinan cidera atau fraktur
9. Periksa bag dalam mulut untuk melihat apakah lidah atau
bibir tergigit
EPILEPSI

 DIET KETOGENIK?????
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai