Anda di halaman 1dari 16

Job Safety Analysis

(JSA)
Anggota
Kelompok 7
Nurkholis Triwardana 19050150199
Hesti Septiyani 19050015073
Khairunnisa Dira Oktavia 19050015127
Sevia Nur Azzahra 19050015167
Job Safety Analysis
JSA adalah prosedur investigasi secara sistematis terhadap cara kerja,
mesin, dan lingkungan kerja untuk menentukan potensi terjadinya
kecelakaan dengan tujuan melakukan perbaikan keselamatan kerja.

Job Safety
JSA atau sering disebut Analisa Keselamatan Pekerjaan merupakan salah satu Analysis
sistem penilaian resiko dan identifikasi bahaya yang dalam pelaksanaan
ditekankan pada identifikasi bahaya yang muncul pada tiap-tiap tahapan
pekerjaan/tugas yang dilakukan tenaga kerja atau analisa keselamatan
pekerjaan merupakan suatu cara/metode yang digunakan untuk memeriksa
dan menemukan bahaya-bahaya sebelumnya diabaikan dalam merancang
tempat kerja, fasilitas/alat kerja, mesin yang digunakan dan proses kerja
Tujuan
Agar pekerja dapat mengembangkan kecakapan
praktisnya, yang diperlukan untuk menyelesaikan
JE SUIS JOLIE
penilaian risiko secara tepat di tempat kerja.

Sasaran
Pekerjaan yang dapat langsung menyebabkan
terjadinya kecelakaan. Biasanya berkaitan dengan
interface sistem mesin dan manusia.
Manfaat pembuatan JSA
Pelaksanaan JSA mempunyai manfaat dan keuntungan
sebagai berikut :
1. Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap
orang tentang apa yang dilakukan untuk mengerjakan
pekerjaan dengan selamat
2. Suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai
baru
3. Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar
keselamatan, pengarahan sebelum memulai pekerjaan,
observasi keselamatan, dan sebagai topik pada rapat
keselamatan
4. Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk
jenis pekerjaan yang baru maupun yang dimodifikasi
5. Suatu alat yang efektif untuk mengendalikan
kecelakaan pada pekerjaan yang dilakukan tidak rutin
Pekerjaan yang memerlukan JSA

JSA perlu dilakukan untuk jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut:


 Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki angka kecelakaan
tinggi.
 Pekerjaan berisiko tinggi dan dapat berakibat fatal misalnya membersihkan
kaca dengan gondola.
 Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui secara persis
bahaya yang ada
 Pekerjaan yang rumit atau komplek dimana sedikit kelalaian dapat berakibat
kecelakaan atau cedera.
Langkah pelaksanaan JSA

1. Menentukan aktivitas pekerjaan untuk pelaksanaan JSA

Sebelum melaksanakan JSA, diperlukan penentuan aktivitas pekerjaan dengan


membuat daftar aktivitas pekerjaan yang dirasa memerlukan penilaian bahaya. Dalam
penentuan aktivitas pekerjaan ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
aktivitas pekerjaan yang memiliki risiko terjepit, kontak dengan bahan berbahaya,
potensi terkena paparan bahan/benda bergerak, terjatuh, maupun terpeleset.
Pekerjaan-pekerjaan ini dapat berupa :
• Bekerja di ketinggian
• Pengangkatan, angkat-angkut, mendorong, menarik, dan pekerjaan manual
handling lainnya.
• Bekerja dekat dengan peralatan yang dekat dengan sumber energi.
• Penggunaan cranes, alat bantu pengangkatan atau peralatan mesin lainnya.
• Bekerja sendiri atau bekerja di area yang terisolasi.
• Pekerjaan lainnya yang mengharuskan pekerja naik ke atas maupun di bawah
area kerja, seperti penggalian
Langkah pelaksanaan JSA

2. Menentukan dan mencatat langkah-langkah dari aktivitas pekerjaan tersebut


Langkah pelaksanaan JSA

3. Mengidentifikasi bahaya dari masing-masing langkah pekerjaan

Dalam tahap ini diperlukan analisis dengan pertanyaan-pertanyaan seperti :


• Apa yang terjadi jika terdapat kesalahan?
• Apa konsekuensi dari aktivitas pekerjaan ini?
• Bagaimana bahaya dapat muncul?
• Apa saja faktor yang berkontribusi?
• Seberapa sering bahaya dan risiko dapat terjadi?
Langkah pelaksanaan JSA

4. Mendeskripsikan cedera/injury yang mungkin terjadi dari bahaya tersebut

Pada langkah ini memerlukan informasi mengenai jenis bahaya apa saja yang dapat
terjadi dan potensi cedera apa saja yang didapatkan.
Langkah pelaksanaan JSA

5. Mengidentifikasikan cara untuk mengeliminasi atau mengendalikan bahaya

Setelah bahaya dan risiko teridentifikasi, selanjutnya adalah mengetahui


pengendalian apa yang sesuai. Jika terdapat potensi bahaya, langkah awal adalah
menentukan pengendalian teknis (engineering control),
administratif (administrative) dan membuat prosedur. Penyediaan alat pelindung diri
yang tepat dan efektif merupakan pengendalian terakhir.
Contoh kasus pekerjaan mengganti ban serep

• Langkah1: Tentukan pekerjaan misalnya mengganti ban serep

• Langkah 2: pecah pekerjaan atas langkah-langkah misalnya:


1. parkir mobil di tempat yang aman
2. pasang dongkrak
3. turunkan ban serap
4. Buka baut dan lepaskan ban yang bocor
5. Pasang ban serep dan kecangkan baut
6. Lepaskan dongkrak
7. Simpan ban di tempat ban serep

• Langkah 3: Analisa Bahaya pada setiap langkah


1. Parkir mobil : bahaya terserempet kendaraan lain
2. Pasang dongkrak : kemungkinan terjepit, tertimpa mobil karena dongkrak terlepas ,

cedera pinggang
Lanjutan….

• Langkah 4 : Identifikasi sistem pengamanan


apa saja pengamanan yang tersedia atau yang perlu dilakukan untuk setiap langkah pekerjaan
misalnya:
a. Memasang segi tiga pengaman
b. Memasang rem tangan
c. Memasang ganjal pada roda untuk mencegah kendaraan tidak menggelinding.

• Langkah 5: komunikasi dan implementasi

Hasil JSA merupakan masukan untuk meningkatkan standar dan prosedur pekerjaan. Lakukan
langkah perbaikan pada peralatan, cara kerja atau prosedur untuk menjalankan pekerjaan.
Sosialisasikan prosedur tersebut agar diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan.
Job Safety Analysis Worksheet
Pekerjaan : Mengganti Ban Serap
Langkah 1: Memasang dongkrak
Potensi Cedera Kosekuensi Risk Pengendalian Saran Tanggu
Matrix yang ada ng
S L R Jawab
R
1.Tangan terjepit 1. Luka sayat 2 3 6 1. Tidak ada 1. Jaga  
posisi
2. Dongkrak 1. Cedera 2 2 4 1. Pasang 1. Posisi  
lepas 2. Mobil 2 2 4 pengaman dongkrak
anjlok   diperiksa
3.DST          

NOTE: S = Severiry ( keparahan )


L = Likelikhood/ kemungkinan
RR= Risk Rating/ Tingkat Risiko
Referensi

• https://core.ac.uk/download/pdf/12351719.pdf
• PPT JSA
• Ramli, Soehatman.(2010). Pedoman Praktis MANAJEMEN RISIKO
dalam Perspektif K3 OHS Risk Management.jakarta:Dian Rakyat
• https://everydayissafetyday.wordpress.com/2017/12/12/job-safety-anal
ysis-penilaian-bahaya-dan-risiko-di-tempat-kerja-workplace-hazard-an
alysis
/
THANK
Does anyone have any questions?
BYE!

S
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

Anda mungkin juga menyukai