Anda di halaman 1dari 31

PEMBINAAN PERAN

SERTA
MASYARAKAT
 Peran serta masyarakat adalah proses dimana
individu, keluarga, lembaga, lembaga swadaya
masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada
umumnya :
1.  Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat

2. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi


dalam upaya peningkatan kesehatan mereka sendiri
dan masyarakat sehingga termotivasi untuk
memecahkan masalah kesehatan yang di hadapinya
3.Menjadi perintis pembangunan kesehatan dan memimpin
dalam perkembangan kegiatan masyarakat dibidang
kesehatan yang dilandasi dengan semangat gotong royong

Peran serta masyarakat adalah rangkaian kegiatan


masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong dan
swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri, mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan
yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan
maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan agar
mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka
meningkatkanmutu hidup dan kesejahteraan masyarakat
Tujuan.
Tujuan pembinaan peran serta masyarakat
yang dilakukan oleh bidan adalah
terwujudnya upaya yang dilakukan oleh
masyarakat secara lerorgerasi untuk
meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga
berencana menuju keluarga sehat dan
sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut
berbagai upaya dilakukan oleh bidan, seperti :
 Peningkatan peran pemimpin di
masyarakat untuk mendorong dan
mengarahkan masyarakat dalam setiap
upaya kesehatan ibu, anak  dan keluarga
berencana.
 Peningkatan dan kesadaran serta
kemauan masyarakat dalam
pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan
keluarga terutama kesehatan ibu, anak
dan keluarga berencana.
 Dorongan masyarakat untuk mengenali potensi
tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung kesehatan masyarakat.
Selain itu juga, tujuan peran serta masyarakat adalah
tujuan program peran serta masyarakat yang
meningkatkan peran dan kemandirian dan kerja
sama dengan lembaga – lembaga non pemerintah
yang memiliki visi sesuai, yaitu meningkatkan
kuntitas dan kualitas kelembagaan dan organisasi
non pemerintah dan masyarakat, memperkuat
peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dalam
proses pembangunan melalui peningkatan jaringan
kemitraandengan masyarakat
Faktor – faktor yang mempengaruhi peran serta
masyarakat
a. Manfaat kegiatan yang dilakukan
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat
yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka
kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi
lebih besar.
b. Adanya kesempatan
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan
atau ajakan untuk berperan serta dan masyarakat
melihat memangg ada hal – hal yang berguna dalam
kegiatan yang akan dilakukan.
c. Memiliki keterampilan
Jika yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan
tertentu dan orang mempunyai keterampilan sesuai
dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik
untuk berperan serta.

d. Rasa memiliki
Rasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal
kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan jika rasa
memiliki ini bisa ditumbuhkembangkan dengan
baik maka peran serta akan dapat di lestarikan.
e. Faktor tokoh masyarakat
Jika dalam kegiatan yang
diselenggarakan masyarakat melihat
bahwa tokoh – tokoh masyarakat atau
pimpinan kader yang disegani ikut
serta maka mereka akan tertarik pula
berperan serta
Langkah Pembinaan Peran Serta
Masyarakat
Pembinaan peran serta masyarakat pada umumnya
merupakan ekologi manusia. Manusia didorong
agar berupaya mengembangkan kemampuannya
menjadikan pelaku upaya kesehatan keluarga di
masyarakat.
Secara garis besar langkah mengembangkan peran
serta adalah :
a. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan
organisasi di masyarakat melalui dialog untuk
mendapatkan dukungan.
b.Meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengenal dan memecahkan
masalah kesehatan keluarga dengan
menggali dan menggerakkan sumber
daya yang dimilikinya.
c.Melaksanakan kegiatan kesehatan
keluarga untuk masyarakat melalui kader
yang telah terlatih.
Rangkaian kegiatannya antara lain:
 Pendekatan kepada tokoh masyarakat
 Survey diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatan
(diagnosa masalah kesehatan keluarga oleh masyarakat)
 Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan
bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang di hadapi dan
pelatihan
kader.
 Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga oleh dan
untuk masyarakat melalui kadernya yang telah terlatih
 Pengembangan dan pelestarian kegiatan kesehatan
keluarga oleh masyarakat.
Pembinaan Peran Serta Masyarakat

Pendataan sasaran
 Jumlah penduduk setempat
 Jumlah kepala keluarga
 Jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki.
 Jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan
 Jumlah ibu hamil
 Jumlah bayi dibawah 1 tahun
 Jumlah balita (1-5 tahun)
 Jumlah anak Usia sekolah dan pra sekolah
 Jumlah remaja
 Jumlah akseptor KB
 Jumlah pasangan usia subur
 Jumlah wanita usia subur
 Jumlah wanita menopause
Pencatatan kelahiran dan kematian
ibu dan bayi
 Pencatatan kelahiran dan kematian bayi dan ibu
dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan)
dan kader kesehatan.
 Kader kesehatan dilatih agar mampu berperan serta
dalam pengembangan program kesehatan
didesanya.
 Pengetahuan dan latihan dapat diberikan secara
individu sewaktu bersama-sama memeriksa dan
menolong ibu dan bayi baru lahir serta sewaktu
mencatat kelahiran dan kematian ibu dan bayi
Penggerakan sasaran agar mau
menerima/mendapat pelayanan K1A
Agar sasaran kebidanan komunitas mau
menerima pelayanan KIA maka melalui peran
serta masyarakat (kader kesehatan dan dukun
bayi) dapat memberikan informasi agar sasaran
tersebut dapat langsung kontak dengan tenaga
kesehatan.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan
antara lain :
 Penyuluhan di Posyandu
 Penyuluhan di masjid
 Penyuluhan pada pertemuan tingkat desa
langsung mendatangi sasaran
Pengaturan Transportasi Setempat yang Siap
Pakai Untuk Rujukan Kedaruratan
Penyaluran Transportasi Serta Yang Siap Pakai
Untuk Rujukan Kegawat daruratan,yaitu:
a.Rujukan Upaya Kesehatan
Rujukan Upaya Kesehatan ini pada dasarnya
meneliti rujukan kesehatan serta rujukan medik
yang dapat bersifat vertical atau horizontal serta
timbal balik. Rujukan kesehatan terutama berkaitan
dengan upaya peningkatan dan pencegahan.
Bantuan Teknologi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan teknologi
tertentu baik dalam bidang kesehatan maupun yang
berkaitan dengan kesehatan yang mampu memberikan
teknologi tertentu. Teknologi yang diberikan harus tepat
guna dan cukup sederhana dan dapat dikuasai dan
dilaksanakan serta dapat dibiayai oleh masyarakat yang
brsangkutan. Bantuan teknologi tersebut dapat berupa:
1) Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum
2) Pembuangan air limbah
3) Penimbangan bayi untuk pengisian kartu menuju sehat
 Bantuan Sarana Transportasi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan
baik secara tertentu dalam bidang kesehatan
maupun sarana yang terrdapat pada sektor-
sektor lain.Bantuan sarana transportasi
tersebut dapat berupa obat-obatan, peralatan
medis, ambulans guna untuk merujuk pasien
yang mengalami kegawat daruratan dari
Puskesmas ke Rumah Sakit yang dapat siap
pakai untuk pelaksanaan rujukan
 Pengaturan Biaya
a. Pengembangan Pembiayaan kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sarana
pembangunan kesehatan diperlukan dana baik yang
bersumber dari pemerintah maupun masyarakat
terdapat kecenderungan,bahwa tingginya biaya
kesehatan akan memberikan beban berat kepada
pemerintah.oleh karena itu sesuai dengan dasar
dasar pembangunan sistem kesehatan nasional dan
bahwa upaya kesehatan menjadi tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat.
b.Sumber – sumber pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan untuk
pelaksanaan pembangunan kesehatan
akan berasal dari:
1)Masyarakat termasuk swasta
2)Pemerintah pusat dan daerah
3)Dana upaya kesehatan
c.Cara Pembiayaan
Pengakolasian dana kedalam program atau kegiatan,
hendaknya bukan saja di sesuaikan dengan prioritas
yang berorientasi pada manfaat dan  daya guna yang
akan tercapai,namun hendaknya di pertimbangkan
pula segi-segi kesesuaian dengan kebijaksanaan
umum, namun di gariskan dana di arahkan kepada
program atau kegiatan yang di titikberatkan kepada
upaya kesehatan dengan kelompok sasaran serta
masyarakat dalam pembiayaan kesehatan baik biaya
berupa biaya berobat, daya sehat maupun asuransi
kesehatan merupakan komponenen biaya upaya
kesehatan secara menyeluruh
Pengorganisasian Donor darah
Pengorganisasian donor darah adalah sekelompok
warga yang siap untuk menjadi donor darah bagi
ibu melahirkan yng membutuhkan darah. Para
warga dikelompokkan berdasarkan golongan
darahnya. Dengan pendataan dan pengelompokkan
ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan
darah yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
proses pendonoran, kelompok ini dibantu atau
bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia
( PMI ) terdekat dengan mekanisme yang
disepakati bersama antara PMI dengan masyarakat.
Pertemuan Rutin GSI dalam Promosi Suami Siaga dan
Desa Siaga
Dalam upaya mencapai tujuan Negara untuk
mensejahterakan masyarakat telah dilakukan berbagai
upaya pembangunan di daerah sampai tingkat
desa/kelurahan. Salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia adalah melalui penurunan
Angka Kematian Ibu ( AKI ) saat hamil, melahirkan dan
masa nifas dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). Sejak tahun
1996 telah diluncurkan suatu Gerakan Sayang Ibu ( GSI )
yang pencanangannya dilakukan oleh Presiden RI pada
tanggal 22 Desember 1996 di Kabupaten Karanganyar,
Provinsi Jawa Tengah.
 Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) adalah gerakan bersama
antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidup perempuan utamanya dalam percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka
Kematian Bayi ( AKB ) dalam rangka peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Penurunan AKI dan AKB
 berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia ( IPM ) daerah dan Negara yang salah satu
indikatornya adalah derajat kesehatan. Upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB juga merupakan komitmen
internasional dalam rangka target mencapai target
Millineum Development Goal’s ( MDG’s ). Adapun
target penurunan AKB adalah sebesar dua per tigadan
AKI sebesar tiga perempatnya dari 1990-2015.
Dalam pelaksanaan GSI, kecamatan merupakan lini terdepan
untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sector dan
masyarakat dengan pendekatan social budaya secara
komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan AKI
dan AKB.

Selain itu juga GSI mempromosikan program kesehatan


di komunitas lainnya seperti desa siaga dan suami siaga.
Wujud aksi siaga adalah pembantukan desa siaga, yaitu desa
dimana warga, bidan dan pihak-pihak terkait di dalamnya
siap-siaga dan bergotong royong melakukan upaya-upaya
penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, terutama pada masa
kritis 1-7 hari pasca kelahiran, sehingga mendukung upaya-
upaya penyiapan manusia sehat sejak dini.
Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga
dengan pembentukan desa siaga adalah untuk
membentuk atau mengembangkan sistem
pencatatan kehamilan, kelahiran dan kematian
ibu dan bayi, menumbuhkan dukungan promosi
masyarakat dalam perawatan BBL, dan
meningkatkan perubahan perilaku masyarakat
dalam pemberian ASI segera dan ASI saja
selama 6 bulan sejak kelahiran. Di dalam desa
siaga terdapat pula unsure desa siaga seperti
suami siaga, warga siaga dan siaga.
Suami siaga adalah suami yang telah
menyadari dan waspada untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan istri nya yang
sedang hamil sampai dengan persalinan nya.
Suami siaga senantiasa siap untuk memberikan
yang terbaik untuk istri dan calon anaknya dan
siap untuk memeriksakan kehamilan istrinya
dan ikut mempersiapkan persalinan dengan
bantuan tenaga medis.

Anda mungkin juga menyukai