Anda di halaman 1dari 101

NALAR

FIQH INDONESIA

Marzuki Wahid
Dosen Fak. Syari’ah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Pendiri
Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), &
Sekretaris PP Lakpesdam-NU
Email address : marzukiwahid@yahoo.com

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pilihan Paradigmatik

Islam di Indonesia
vs
Islam-Indonesia

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Islam itu
universal atau lokal?

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Islam itu
universal dan lokal
sekaligus!

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
AKAL/NALAR

UNIVERSAL LOKAL &


& WAHYU ISLAM PARTIKULAR

REALITAS KEBUDAYAAN
06/22/21
RUANG DAN WAKTU marzukiwahid@yahoo.com
 Universal sebagai wahyu Allah
dan dalam hal-hal yang bersifat
prinsipal (kulliyyat)
 Lokal atau partikular sebagai
praktik kebudayaan dan dalam
hal-hal yang bersifat ekspresi
implementatif (juz’iyyat)

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Universalitas Islam:
 Kenabian & Kerasulan Muhammad SAW
 Al-Qur’an dan al-Hadits
 Ka’bah sebagai qiblat
 Hal-hal yang bersifat aqidah (keimanan),
seperti keberadaan Tuhan, keesaan Allah,
adanya akhirat, adanya hari akhir, adanya
surga dan neraka, dan seterusnya.
 Prinsip-prinsip dasar sebagai acuan, seperti
keadilan, kemaslahatan, kerahmatan,
kebijaksanaan, kesetaraan, dan lain-lain.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Lokalitas dan
Partikularitas Islam:
 Pemahaman operasional atas al-Qur’an
dan al-Hadits.
 Ekspresi, pengamalan, dan implementasi
atas ajaran-ajaran Islam dalam ruang dan
waktu tertentu.
 Praktik kebudayaan atas Islam dalam
membangun pranata dan sistem sosial,
politik, budaya, dan ekonomi.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
AKAL/NALAR
INDONESIA

UNIVERSAL ISLAM
& WAHYU ISLAM INDONESIA

REALITAS KEBUDAYAAN
06/22/21
INDONESIA marzukiwahid@yahoo.com
Paradigma
ISLAM-INDONESIA

 Fiqh Indonesia  Teologi Islam


Indonesia

 Tasawuf  Budaya Islam


Indonesia Indonesia
marzukiwahid@yahoo.com
 Fiqh ≠ Syari’at
 Fiqh ≠ Fatwa

 Fiqh ≠ Qanun

 Fiqh ≠ Qadla

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Universal/Tidak Berubah By Marzuki Wahid

AN-NUSHUSH ASY-SYAR’IYYAH
(TEKS AL-QUR’AN DAN AL-HADITS)

DINAMIS PLURAL

TH

IS
TI
BA

D
LA
TIN

FLEKSIBEL
FIQH
SUBYEKTIF

L
IS

AL-’AQL ISTIQRO’ AL-WAQA’I


(AKAL/NALAR) (REALITAS SOSIAL)

Subyektif/Personal Lokal/Berubah
Tetap/Tidak Berubah By Marzuki Wahid

AN-NUSHUSH ASY-SYAR’IYYAH
(TEKS AL-QUR’AN DAN AL-HADITS)

DINAMIS PLURAL

TH

IS
TI
BA

D
FIQH

LA
TIN

SUBYEKTIF FLEKSIBEL

L
IS

Indonesia

AL-WAQA’I
AL-’AQL ISTIQRO’ AL-INDUNISIYAH
(AKAL/NALAR)
(REALITAS KEINDONESIAAN)

Subyektif/Personal Berubah Terus


Yang disepakati: al-Qur’an,
Dalil-dali al-Hadits, al-Ijma’, dan
yang al-Qiyas
terperinci
Yang diperselisihkan: al-’Urf
al-Istishlah, al-Istishhab,
al-Istihsan, adz-Dzara’i, Syar’u
Man Qablana, Madzhab
Shahabiy, ‘Amalu Ahlil Madinah

Hukum syara’
FIQH = ILMU yang bersifat
praktis (‘amaliy)

Realitas REALITAS
Sosial Keindonesiaan
marzukiwahid@yahoo.com
AKAL/RASIO SUMBER HUKUM

Fiqh
Al-Qur’an al-Qur’an
Qawa’id al-Tafsir
Hasil
Pemahaman/ Fiqh
Al-Hadits
FIQH = Penafsiran/
Penalaran
al-Hadits
Qawa’id al-Hadits
Orang

Realitas Fiqh
Sosial al-Waqi’

Ushul Fiqh
marzukiwahid@yahoo.com
Qawa’id Fiqhiyyah
Alat analisis lain
ONTOLOGI EPISTEMOLOGI

FIQH
SEBAGAI
ILMU

AKSIOLOGI METODOLOGI

marzukiwahid@yahoo.com
FIQH SEBAGAI ILMU
MENGALAMI PERKEMBANGAN

Pembentukan Pemikiran, Kritik,


& Perumusan dan Dialektikanya

FIQH
HARI INI
DINAMIKA SEJARAH
DI
INDONESIA

Kitab-kitab Pergulatannya dengan


yang Ditulis politik, budaya, ekonomi,
dan ideologi
marzukiwahid@yahoo.com
FIQH TERIKAT DALAM DIMENSI WAKTU

Mempelajari sejarah pemikiran,


Mempelajari realitas hari ini dan
sejarah sosial intelektual,
ke depan, menata kehidupan hari
sejarah kebudayaan,
ini dan ke depan, dll
sejarah politik hukum, dll

MASA LALU FIQH HARI INI DAN KE DEPAN

Sudah dirumusakan Membutuhkan


dan dibukukan penalaran dan ijtihad

marzukiwahid@yahoo.com
By Marzuki Wahid
Sistem Sosial dan Budaya
Pengetahuan Sistem Ekonomi
Kepentingan Sistem Politik
Posisi Geografis
Alat Atur

Pembaca FIQH Alat Kuasa


Instrumen Hukum
Alat Kontrol
Relatif
Gender
Ideologi Fleksibel Alat Kritik
Karakter
Plural
Dialogis

Tidak12 Bebas
April 2007
Nilai Tidak marzukiwahid@yahoo.com
Bebas Kuasa Tidak Kebal Kritik
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
KHI
Fiqh madzhab negara

Fiqh
Indonesia

CLD-KHI
Fiqh pembaruan inisiatif
civil society
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Konteks Sosio- Mengaitkan
N
Ideologi
Historio
Politiko-Budaya
dengan
teks-teks AL
Perspektif Pembentukan lain yang AR
Kepentingan Teks se-topik
FI
Geografis Q
Jenis kelamin H

Teks al-
Mujtahid/ah FIQH
Qur’an dan
NALAR al-Hadits INDONESIA
Maqashid al-Syari’ah

Realitas
KEINDONESIAAN

12 April 2007 marzukiwahid@yahoo.com By Marzuki Wahid


By Marzuki Wahid

Jenis Kelamin Metodologi Perubahan Metodologi


Posisi Geografis
Ideologi Etnis

AL-QUR’AN + AL-HADITS
Mujtahid/ah

FIQH
FIQH FIQH INDONESIA
IndonesiaTRANSFORMASI ADIL SOSIAL
Periode Lama
YANG BERLAKU
SEKARANG

KONFIGURASI SOSIAL, SISTEM DAN


POLITIK, BUDAYA, STRUKTUR
DAN EKONOMI YANG ADIL

PERUBAHAN SISTEM DAN STRUKTUR


Lanskap By Marzuki Wahid
Alur Penafsiran
Fiqh Indonesia
PENDEKATAN
Kemaslahatan Perkembangan
sosial politik
Maqashid
al-Syari’ah al-Quran
Fiqh
& Fiqh Indonesia
al-Hadist
Akal publik

Konteks Keindonesiaan
Kearifan lokal

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
SUMBER HUKUM ISLAM
PANCASILA
Al-Qur’an

Al-Hadits UU PKDRT
UUD 1945

UU ICESCR
Proses Penalaran TAP MPR
UU PA UU ICCR

positivisasi Fiqh
FIQH
Indonesia
TRANSFORMASI
UU PTPPO
1 Realitas Sosial UU HAM
2 3 4 Keindonesiaan UU CEDAW
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
PARADIGMA, PERSPEKTIF, IDEOLOGI
Dari KHI-Inpres ke CLD-KHI

• Dirumuskan pada masa lalu


• Di negara Arab & Timur Tengah

Indonesia

Transformasi hukum Islam


Hukum Kehidupan
Islam Demokrasi
KHI-Inpres CLD-KHI
Hukum Islam =
sosial kemanusiaan
• Budaya patriarkhi masih kuat
• Kesetaraan
• Belum dikenal demokrasi
• Masih berpusat pada teks • Keadilan
• Hukum Islam = wilayah teologis
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
• Kemanusiaan
• Kemaslahatan
Hukum Islam ~ Demokrasi
”.... selain akan mengantarkan
Syariát Islam menjadi hukum
publik yang dapat diterima
oleh semua kalangan, juga
akan kompatibel dengan
kehidupan demokrasi
moderen.”
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Nalar Pembentukan Hukum
Versi CLD-KHI
Sumber Utama Perspektif :
Al-Qur’an • Demokrasi
Al-Hadist • Pluralisme
• HAM
• Keadilan gender
Sumber Sekunder
Kitab Kuning
(Pendapat Ulama) intervensi

KHI-Inpres CLD-KHI
intervensi

Pijakan :
Konteks Arab & Konteks • Pancasila Realitas Sosial
Timur Tengah
06/22/21
Keindonesiaan • UUD 1945
marzukiwahid@yahoo.com
Keindonesiaan
• UU
Keterkaitan Antarprinsip Dasar
dalam Perumusan CLD-KHI

Pluralisme Demokrasi

Penegakan Kesetaraan
CLD-KHI
HAM gender

Nasionalitas Kemaslahatan
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Prinsip Dasar Pembentukan
CLD-KHI
 Pluralisme (ta’addudiyyah)
 Nasionalitas (muwathanah)
 Penegakan HAM (iqamat al-huquq al-
insaniyyah)
 Demokrasi (dimuqrathiyyah)
 Kemaslahatan (mashlahat)
 Kesetaraan gender (al-musawah al-
jinsiyah)
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Alur Penafsiran Ajaran
Islam Versi CLD-KHI
PENDEKATAN
Kemaslahatan Perkembangan
sosial politik
Maqashid
al-Syari’ah al-Quran
& Fiqh CLD-KHI
al-Hadist
Akal publik

Konteks Keindonesiaan
Kearifan lokal

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
SUMBER HUKUM ISLAM

PANCASILA
Al-Qur’an

Al-Hadits UU PKDRT
UUD 1945

UU ICESCR
Proses Penalaran TAP MPR
UU PA UU ICCR

FIQH positivisasi
Ahwal CLD-KHI
Syakhshiyah
TRANSFORMASI
UU PTPPO
1 UU HAM
4 Realitas Sosial
2 3 UU CEDAW
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
PARADIGMA, PERSPEKTIF, IDEOLOGI
HUKUM TIDAK BERDIRI SENDIRI

POLITIK

SOSIAL

BUDAYA HUKUM

EKONOMI

AGAMA
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Moh. Mahfud MD:
“Perkembangan konfigurasi politik senantiasa
mempengaruhi perkembangan produk hukum.
Konfigurasi politik tertentu senantiasa
melahirkan produk hukum yang memiliki
karakter tertentu. Konfigurasi politik yang
Demokratis senantiasa melahirkan hukum-
hukum yang berkarakter responsif/populistik,
sedangkan konfigurasi politik otoriter
senantiasa melahirkan hukum-hukum yang
berkarakter konservatif/ortodoks/ elitis.”
(Disertasi di UGM Yogyakarta, 1993).
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Perkembangan hukum keluarga
Islam dalam sejarah Indonesia

Compendium Frejer Surat Putusan Menag


VOC 25 Mei 1760 No. B/2/4299: Panitia Penyelidikan
Peraturan dan Hukum Perkawinan,
(Stbld. 1931 No. 467) Talak dan Ruju’ bagi Umat Islam
Kongres Perempuan Indonesia:
Menyuarakan keburukan2 dalam perkawinan
(perkawinan anak, kawin paksa, poligami, talak sewenang-wenang, dll

UU No. 22/1946: UU No. 32/1954:


Pencatatan NTR Pencatatan NTR

Zaman Penjajahan 1928 1946 1950 1954

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pembaruan hukum keluarga
Islam dalam sejarah Indonesia
merdeka
Ada 2 RUU: RUU HTPA HMPA BP
1.RUU Pokok-pokok Perkawinan Umat Islam
2.RUU Ketentuan Pokok Perkawinan
KHI Inisiatif RUU
Simposium ISWI, Inpres No. 1/1991 Revisi UU Perkawinan
Badan Musy. Org. Wanita
Islam Indonesia
UU Perkawinan
CLD-KHI
No. 1/1974

1968 1974 1991 2003 2004


1972
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Syari’ah di Ruang Publik
di Indonesia
Pencantuman (kembali)
ke dalam (Amandemen)
UUD 1945 (1945-2000)

Pencantuman ke dalam
Syari’ah peraturan perundang-
undangan (1971-
sekarang)
DARI PRIVATE  KE PUBLIK

Pencantuman ke dalam
Peraturan Daerah
(1999-Sekarang.
Puncaknya 2006)
Pembaruan Hukum Keluarga
IslamPaska Orde Baru
Departemen Agama
(RUU Hukum Materiil
Peradilan Agama
Bidang Perkawinan) Pokja
Pengarusutamaan
Gender (Counter Legal
Draft Kompilasi Hukum
Hukum Islam)
Keluarga
Islam

Koalisi NGO (RUU


Revisi UU Perkawinan)
HUKUM PERKAWINAN
12 Tahun, Pemerintah
melengkapi dan
mengajukan RUU HMPA

UU NO. 1 TAHUN
1974 TENTANG
PERKAWINAN
17 TAHUN

INPRES NO. 1 TAHUN 1991


TENTANG
KOMPILASI HUKUM ISLAM
39 Tahun
belum direvisi

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
KENAPA KHI MENJADI
PERHATIAN KITA?
 Satu-satunya materi fiqh berbahasa
Indonesia yang telah memperoleh
justifikasi negara.
 Digunakan secara efektif oleh hakim
agama, pejabat KUA, dan sebagian tokoh
Islam untuk menyelesaikan perkara
keluarga yang dihadapi masyarakat Islam.

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Hasil penelitian Direktorat
Pembinaan Badan Peradilan
Agama Depag RI Tahun 2001:
 Secara Implisit, hampir 100% putusan
PA/PTA menggunakan KHI sebagai landasan
hukum
 Secara Eksplisit,
71 % putusan menggunakan KHI
29 % putusan tidak
menggunakan KHI
Putusan yang diteliti: 1008 buah diambil secara acak
KHI PADA PUTUSAN PA/PTA
800 71%

700
600
Menggunakan KHI
500 Tidak Menggunakan
KHI
400 29%

300
200
100
0
Sumber: Hasil Penelitian 2001
Eksplisit
Pembaruan Hukum Keluarga
Islam dari UU No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan
 Pencatatan perkawinan (pasal 2).
 Pembatasan poligami (pasal 3-5).
 Persetujuan istri (pasal 6).
 Pembatasan usia nikah (pasal 7).
 Perjanjian perkawinan (pasal 29).
 Harta bersama (Pasal 35).
 Perceraian di depan Pengadilan (pasal 39-41)
 dll.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Kelemahan Ketentuan Hukum
UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan
 Adanya peluang poligami (Pasal 3-5).
 Legalisasi perkawinan anak (6-7)
 Pembakuan ketidakadilan gender
[Suami adalah kepala keluarga dan isteri
ibu rumah tangga (pasal 31).
 Domestifikasi perempuan (34)
 Diskriminasi status anak (42-43)
 Dll.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
PROSES PEMBENTUKAN KHI
PTA Wawancara dgn
(10 daerah, Pewawancara 185 Ulama
semuanya laki-laki) (laki2=181, pr=4 org)

MA Bahtsul Masail NU L
T O
TIM PELAKSANA Seminar Muhamadiyah
I
PROYEK K
(Depag, MA, MUI M
laki2 = 15 org Studi Perbandingan A
Prempuan=1 org) Maroko, Turki, Mesir
K K KHI
Penelitian E A
Ditbinpera Yurisprudensi C R
DEPAG Depag RI Putusan Per. Agama I Y
16 buku
L
A
Semuanya laki-laki Peserta
118 laki2,
Penelitian
IAIN 5 pr
38 Kitab Kuning,
marzukiwahid@yahoo.com
(7 IAIN) 160 Masalah
Pasal 3
 Pada asasnya dalam suatu perkawinan
seorang pria hanya boleh mempunyai
seorang isteri. Seorang wanita hanya
boleh mempunyai seorang suami.
 Pengadilan dapat memberi izin kepada
seorang suami untuk beristeri lebih
dari seorang apabila dikehendaki oleh
pihak- pihak yang bersangkutan.
 Diatur cukup rinci dari pasal 3-5.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pasal 7
 Perkawinan hanya diizinkan jika pihak
pria sudah mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
 Dalam hal penyimpangan terhadap ayat
(1) pasal ini dapat meminta dispensasi
kepada Pengadilan atau pejabat lain
yang ditunjuk oleh kedua orang tua
pihak pria maupun pihak wanita.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pasal 31
 Hak dan kedudukan isteri adalah
seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan rumah tangga
dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat.
 Masing-masing pihak berhak untuk
melakukan perbuatan hukum.
 Suami adalah kepala keluarga dan
isteri ibu rumah tangga.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pasal 34
 Suami wajib melindungi isterinya dan
memberikan segala sesuatu keperluan
hidup berumah tangga sesuai dengan
kemampuannya.
 Isteri wajib mengatur urusan rumah
tangga sebaik-baiknya.
 Jika suami atau isteri melalaikan
kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan kepada
Pengadilan.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pasal 42
 Anak yang sah adalah anak yang
dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yang sah.

Pasal 43
 Anak yang dilahirkan di luar
perkawinan hanya mempunyai
hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pasal 63

(1) Yang dimaksud dengan Pengadilan


dalam Undang-undang ini ialah :
 Pengadilan Agama bagi mereka yang
beragama Islam.
 Pengadilan Umum bagi lainnya.

(2) Setiap Keputusan Pengadilan Agama


dikukuhkan oleh Pengadilan Umum.
  
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
KESIMPULAN SAYA

UU No. 1 Tahun 1974 sudah saatnya


harus direvisi, disesuaikan dengan
perkembangan sosial masyarakat
Indonesia, tata perundang-undangan
terbaru, dan mengakomodasi
pluralitas warga negara Indonesia.
Hukum revisi = wajib.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
MENGAPA UU PERKAWINAN
PERLU DIREVISI?

1. Sebagian besar isinya tidak


mengakomodasi kepentingan publik
untuk membangun tatanan
masyarakat yang egaliter, pluralis,
dan demokratis.
2. Sebagian isinya bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang yang
berlaku sekarang :
 Amandemen UUD 1945.
 UU No. 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
 Konvensi Hak Anak (1990).
 Deklarasi Kairo (1994)
 Konvensi Anti Diskriminasi Rasial (1999).
 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Ratifikasi Hak Sosial Politik
 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Ratifikasi Hak Ekonomi,
Sosial, dan Budaya
 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.
 UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
dan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahannya
 UU No. 21 Tahun 2007 tentang PTPPO.
 Dll.
4. Sebagian besar isinya sudah tidak relevan
lagi dengan perkembangan sosial yang
ada, kenyataan budaya masyarakat
Indonesia, dan gagasan dasar bagi
pembentukan masyarakat berkeadaban
(civil society).
Dewasa ini.....
 Perempuan & laki-laki sama-sama sebagai subyek
hukum, bisa bertindak atas nama dirinya sendiri.
 Perempuan & laki-laki sama-sama mencari
nafkah, mengelola urusan privat dan publik.
 Perempuan menjadi pemimpin publik (presiden,
menteri, dirjen, direktur, dll), hakim, polisi,
tentara, jaksa, & pengacara.
 Perempuan menjadi kepala keluarga.
5. Elemen-elemen hukum Islam dalam UU
Perkawinan tidak sepenuhnya digali dari
kenyataan empiris Indonesia, melainkan
lebih banyak diambil dari penjelasan
normatif tafsir-tafsir ajaran keagamaan
klasik di Arab dan Timur Tengah, dan
kurang mempertimbangkan kemaslahatan
bagi umat Islam Indonesia. Hukum Islam
yang dikutip nyaris sempurna dari
pandangan fikih klasik. Melalui UU
Perkawinan, telah terjadi pembakuan fikih
klasik (yang tidak adil gender dan
diskriminatif).
3. Sejumlah substansi hukum Islam
berseberangan dengan prinsip-
prinsip dasar Islam yang
universal:
 Keadilan (al-`adl)
 Kemaslahatan (al-mashlahat)
 Kerahmatan (ar-rahmat)
 Kebijaksanaan (al-hikmah)
 Kesetaraan (al-musâwah)
 Persaudaraan (al-ikhâ`)
Apa itu CLD-KHI?
 CLD-KHI (Counter Legal Draft Kompilasi Hukum
Islam) adalah naskah hukum tandingan atas
Kompilasi Hukum Islam (Inpres No. 1 Tahun 1991)
yang sejak tahun 2003 KHI ini diajukan Pemerintah
sebagai RUU Hukum Terapan Peradilan Agama
(sekarang RUU Hukum Materiil Peradilan Agama
Bidang Perkawinan), meningkatkan statusnya dari
Inpres menjadi UU.
 CLD-KHI di-launching pada 4 Oktober 2004 di Jakarta
oleh Pokja Pengarusutamaan Gender Depag RI.
 Sebagaimana struktur KHI-Inpres, CLD-KHI juga
dipersiapkan sebagai hukum materiil Islam dalam
bidang perkawinan (116 pasal), kewarisan (42
pasal), dan perwakafan (20 pasal).
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
MENGAPA PERLU
COUNTER LEGAL DRAFT KHI?

Kritik terhadap hukum keluarga Islam di


Indonesia (khususnya KHI) sudah sering
dilakukan oleh banyak kalangan, tetapi belum
ada pihak yang secara serius dan sistematik
melakukan rekonstruksi dan perumusan
ulang terhadap hukum keluarga Islam yang
adil gender, menghargai hak asasi manusia
dan pluralisme, serta mendorong tatanan
kehidupan manusia yang demokratis dan
manusiawi.
Tawaran Pembaruan CLD-KHI
Ada 23 poin tawaran pembaruan hukum keluarga Islam
versi CLD-KHI. Di antaranya :
 Perkawinan bukan ibadah, tetapi akad sosial
kemanusiaan (mu’amalah);
 Pencatatan perkawinan oleh Pemerintah adalah rukun
perkawinan;
 Perempuan bisa menikahkan sendiri dan menjadi wali
nikah;
 Mahar bisa diberikan oleh calon suami dan calon istri;
 Poligami dilarang (haram li ghairihi);
 Perkawinan dengan pembatasan waktu boleh dilakukan;
 Perkawinan antaragama dibolehkan;
 Istri memiliki hak talak dan rujuk;
Hak dan kewajiban suami dan istri setara.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com

Perubahan Isu-isu Penting
COUNTER LEGAL DRAFT
KOMPILASI HUKUM ISLAM
Hukum Perkawinan
No Isu-Isu Krusial KHI Inpres Counter Legal Draft
No 1 Tahun 1991 KHI

1
Pernikahan Melaksanakannya Merupakan kontrak
merupakan ibadah yang didasarkan
(pasal 2) pada kesepakatan
kedua belah pihak
(Pasal 2)

2
Wali nikah Rukun bagi suatu Bukan rukun
perkawinan (Psl 14) perkawinan (pasal 6)

3
Pencatatan Tidak termasuk rukun Rukun perkawinan
perkawinan (Pasal 14) (Pasal 6)

4
Kesaksian Perempuan tidak Sebagaimana laki-laki,
perempuan dalam boleh menjadi saksi perempuan boleh
perkawinan (Pasal 25). menjadi saksi
perkawinan (Pasal 11).
16 tahun bagi calon 19 tahun, dengan
isteri dan 19 tahun tidak membedakan
Batas minimal bagi calon suami antara calon isteri
5 usia perkawinan (Pasal 15)
dan calon suami
(Pasal 7)

6
Perkawinan Gadis dalam usia Gadis dalam usia
seorang gadis berapapun dikawinkan 21 tahun dapat
(perempuan yang oleh wali atau yang mengawinkan
mewakilinya.
belum pernah dirinya sendiri
(Pasal 14)
kawin) (Pasal 7)

7
Mahar Diberikan oleh calon Mahar dimungkinkan
suami kepada calon diberikan oleh calon
isteri (Pasal 30) isteri pada calon
suami
(Pasal 16)

8
Kedudukan Suami adalah Kedudukan, hak,
suami-isteri kepala keluarga dan dan kewajiban
isteri ibu rumah suami isteri adalah
tangga setara (Pasal 49)
(Pasal 79)
Kewajiban suami Kewajiban bersama
(Pasal 80 [4] antara suami dan
9 Pencarian nafkah isteri (Pasal 51)
10 Perjanjian Tidak diatur Diatur, perkawinan
perkawinan dinyatakan putus
untuk jangka bersamaan dengan
berakhirnya masa
masa
perkawinan. (Pasal
perkawinan 22, 28, 56 (a) )
11 Kawin beda agama Tidak boleh dengan Boleh, selama dalam
mutlak batas untuk mencapai
(Pasal 44 & 61) tujuan perkawinan
(Pasal 54)

12 Poligami Boleh dengan catatan Tidak boleh dengan


(Pasal 55-59). mutlak (Pasal 3)

13 Iddah Iddah hanya untuk Iddah juga dikenakan


isteri saja, tidak bagi suami, di samping
untuk suami (pasal juga untuk isteri.
(Pasal 88)
153)
 
iddah akibat iddah akibat
perceraian perceraian didasarkan
14 Iddah akibat didasarkan pada pada terjadinya akad
perceraian dan bukan pada
terjadinya duhul
dhuhul (Pasal 88).
(Pasal 153)
15 Ihdad Ihdad hanya untuk Ihdad juga dikenakan
isteri, tidak untuk buat suami, selain
suami (Pasal 170) juga isteri (Pasal 112)

16 Nusyuz Nusyuz hanya Nusyuz juga bisa


dimungkinkan oleh dilakukan suami
isteri dan tidak oleh (Pasal 53 [1]).
suami. (Pasal 84)
17 Khulu` Khulu` dinyatakan Khulu` (perceraian
sebagai talak bain yang terjadi atas
sughra sehingga tidak inisiatif istri) dan talak
boleh rujuk melainkan (perceraian atas
akad nikah baru inisiatif suami) adalah
(Pasal 119) sama; talak raj’iy.
(Pasal 1 & 59)
18
Hak rujuk Hak rujuk Baik suami
dimiliki oleh maupun istri,
suami dan masing-
bukan istri. masing
(Pasal 163) memiliki hak
untuk rujuk.
 
(Pasal 105)
B. Hukum Kewarisan
Isu-isu KHI Counter Legal
No
Krusial Draft KHI

1
Waris beda agama Beda agama adalah Beda agama bukan
penghalang (mani’) mani bagi proses
untuk proses waris- waris-mewarisi. (Pasal
mewarisi. (Pasal 171 & 2)
172)

2
Anak di luar Hanya punya hubungan Jika diketahui ayah
perkawinan saling mewaris dengan biologisnya, maka anak
ibunya, sekalipun ayah tetap memiliki hak
bilogisnya sudah waris dari ayah
diketahui. (Pasal 186) bilogisnya. (Pasal 16)
Aul dan Radd
3
Dipakai (Pasal 192 & Dihapus
193)

4
Bagian anak laki Bagian anak laki dan Bagian anak laki dan
dan perempuan perempuan adalah perempuan adalah
2:1 sama, yakni 1:1 atau
2:2 (Pasal 8 [3]).
C. Hukum Perwakafan
 

No
Isu-Isu KHI CLD-KHI
Krusial

Hak kekayaan Tidak diatur Diatur (Pasal 11)


1 intelektual sebagai
barang wakaf
 
Fokus Riset
 Bagaimana nalar hukum Islam versi CLD-KHI
sehingga menghasilkan penawaran
pembaruan hukum keluarga Islam yang
berbeda dengan rumusan sebelumnya?
 Bagaimana respon tokoh-tokoh Islam
terhadap rumusan CLD-KHI yang berbeda itu?
 Di mana titik utama masalah CLD-KHI
sehingga menjadi kontroversi publik hingga
akhirnya dibekukan oleh Menteri Agama RI?
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Latar Kemunculan CLD-KHI
 Konteks Sosial Politik (1998-2004): Respon atas
Formalisasi Syari’at Islam
Demokrasi, HAM, Hak-hak Perempuan Formaslisasi Syari’at Islam

• Parpol berasas Islam


• Amandemen UUD 1945 • Ormas berideologi Islam
• UU 39/1999 HAM • Pencantuman kembali
• UU 23/ 2002 Perlindungan Anak Piagam Jakarta ke dalam
• UU 23/2004 PKDRT Post UUD 1945
• UU 7/1984 Penghapusan Segala Orde Baru • R/UU Bernuansa Syari’at
Bentuk Diskriminasi terhadap Islam
Perempuan. • Perda bernuansa Syari’at
Islam

RUU Hukum
CLD-KHI KHI Terapan PA
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
2004 1991 2003
…lanjutan

 Konteks Hukum: Respon atas RUU Hukum


Terapan Peradilan Agama (HTPA)
PROPENAS 2000-2004
2003

RUU HTPA
Ditbinpera RUU

DEPAG KHI
Inpres
Pokja PUG
CLD-KHI
Alternatif formalisasi Syari’at Islam RUU
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
2004
Mengapa KHI-Inpres
Dijadikan Sasaran Kritik?
Alasan Sosial-Politis
 KHI-Inpres adalah satu-satunya
ketentuan detil Syari’at Islam yang telah
diakui Pemerintah dan hampir 100%
hakim Peradilan Agama menggunakan
KHI-Inpres dalam putusannya.
 KHI-Inpres telah diajukan oleh Depag RI
untuk ditingkatkan statusnya dari Inpres
menjadi RUU HTPA.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Alasan Isi Hukum

Sudah berumur 13 tahun (1991-2004)

KHI-Inpres = replika hukum dari produk fikih


ulama zaman dahulu di negara-negara Arab

Sejumlah pasal KHI-Inpres sudah


tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
dan konvensi internasional yang
telah diratifikasi.
KHI-Inpres
Sejumlah pasal KHI-Inpres berseberangan
dengan prinsip-prinsip Islam persamaan
(al-musâwah), persaudaraan (al-ikhâ`),
dan keadilan (al-`adl).
RUU Hukum
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Terapan PA
Nalar Hukum
CLD-KHI

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
ALUR KEGIATAN PERUMUSAN
CLD-KHI

Review KHI-Inpres dan Pengujian ilmiah &


Studi literatur pendapat ahli hukum
dan ulama

PERUMUSAN HUKUM
CLD-KHI

Studi lapangan (Sulsel,


Sumbar, Jabar, Aceh,
dan NTB)

Desiminasi hasil &


pengujian publik
KOMPOSISI TIM CLD-KHI
Aktivis
Peneliti NGO

Aktivis
NU
Birokrat
Tim
CLD KHI

Aktivis
Muhammadiyah
Dosen

MUI
Dari KHI-Inpres ke CLD-KHI

• Dirumuskan pada masa lalu


• Di negara Arab & Timur Tengah

Indonesia

Transformasi hukum Islam


Hukum Kehidupan
Islam Demokrasi
KHI-Inpres CLD-KHI
Hukum Islam =
sosial kemanusiaan
• Budaya patriarkhi masih kuat
• Kesetaraan
• Belum dikenal demokrasi
• Masih berpusat pada teks • Keadilan
• Hukum Islam = wilayah teologis
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
• Kemanusiaan
• Kemaslahatan
Hukum Islam ~ Demokrasi
”.... selain akan mengantarkan
Syariát Islam menjadi hukum
publik yang dapat diterima
oleh semua kalangan, juga
akan kompatibel dengan
kehidupan demokrasi
moderen.”
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Nalar Pembentukan Hukum
Versi CLD-KHI
Sumber Utama Perspektif :
Al-Qur’an • Demokrasi
Al-Hadist • Pluralisme
• HAM
• Keadilan gender
Sumber Sekunder
Kitab Kuning
(Pendapat Ulama) intervensi

KHI-Inpres CLD-KHI
intervensi

Pijakan :
Konteks Arab & Konteks • Pancasila Realitas Sosial
Timur Tengah
06/22/21
Keindonesiaan • UUD 1945
marzukiwahid@yahoo.com
Keindonesiaan
• UU
Keterkaitan Antarprinsip Dasar
dalam Perumusan CLD-KHI

Pluralisme Demokrasi

Penegakan Kesetaraan
CLD-KHI
HAM gender

Nasionalitas Kemaslahatan
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Prinsip Dasar Pembentukan
CLD-KHI
 Pluralisme (ta’addudiyyah)
 Nasionalitas (muwathanah)
 Penegakan HAM (iqamat al-huquq al-
insaniyyah)
 Demokrasi (dimuqrathiyyah)
 Kemaslahatan (mashlahat)
 Kesetaraan gender (al-musawah al-
jinsiyah)
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Alur Penafsiran Ajaran
Islam Versi CLD-KHI
PENDEKATAN
Kemaslahatan Perkembangan
sosial politik
Maqashid
al-Syari’ah al-Quran
& Fiqh CLD-KHI
al-Hadist
Akal publik

Konteks Keindonesiaan
Kearifan lokal

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
SUMBER HUKUM ISLAM

PANCASILA
Al-Qur’an

Al-Hadits UU PKDRT
UUD 1945

UU ICESCR
Proses Penalaran TAP MPR
UU PA UU ICCR

FIQH positivisasi
Ahwal CLD-KHI
Syakhshiyah
TRANSFORMASI
UU PTPPO
1 UU HAM
4 Realitas Sosial
2 3 UU CEDAW
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
PARADIGMA, PERSPEKTIF, IDEOLOGI
Respon Publik

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
CLD-KHI: Kontroversial
Kelompok Pro CLD-KHI Kelompok Kontra CLD-KHI
 LSM Perempuan  Majlis Ulama Indonesia
Akademisi
(Komnas Perempuan,  Majelis Mujahidin Indonesia
Jurnal Perempuan, LBH Apik,  Front Pembela Islam
Rahima, Fahmina, LKAJ, Muhammadiyah  Hizbut Tahrir
Kalyanamitra, Kapal (Indonesia)
Perempuan, Puan Amal  Dewan Dakwah Islamiyyah
Hayati, Rifka Annisa’, NU
Fatayat NU, dll) Indonesia
 LSM HAM dan Pluralisme Pemerintah  Forum Umat Islam
(JIL, ICIP, WI, ICRP,  Forum Ulama Umat
Madia, dll.) Mahkamah Islam, dll
Agung

Kelompok kritis atas politik Kelompok pendukung


Kelompok pendukung politik
politik
DPR formalisasi syari’at
syari’at Islam
Islam
formalisasi syari’at Islam formalisasi
Pro demokrasi, HAM, Kritis atas demokrasi, HAM,
06/22/21
pluralisme dan gender marzukiwahid@yahoo.com pluralisme & gender dari Barat
Komentar-Komentar yang Ekstrim
PUJIAN CELAAN
 Ulil Abshar-Abdalla:  Ali Mustafa Ya’qub:
“Naskah CLD-KHI “Ini hukum Iblis, jika
diikuti kita bisa
sangat radikal untuk menjadi murtad.”
masyarakat Indonesia
dan juga negara-  Majalah Hidayatullah:
negara Islam, bahkan ”Komunis” (Kompilasi
dunia. Jika DPR Hukum Non-Islam).”
menyetujui CLD-KHI
sebagai UU, maka ini  Mas Ahmad Subadar:
merupakan revolusi “CLD-KHI ini
hukumnya wajib
hukum Islam yang dilanggar.”
sangat signifikan.”
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Komentar-Komentar yang Ekstrim
PUJIAN CELAAN
 Nurul Arifin: “CLD-  Athian: “Hanya
KHI adalah sesuatu berdasarkan pada
gender, demokrasi,
yang revolusioner, pluralisme dan HAM,
sebuah upaya tidak masuk akal
untuk menanamkan menyebut CLD sebagai
hukum Islam. Kalau
semangat menyebut hukum Islam
kesetaraan gender tentu harus mengacu
dan pluralisme pada al-Qur’an dan
Sunnah. CLD-KHI
yang harus dimulai bukanlah kompilasi
sejak sekarang.” hukum Islam, melainkan
kompilasi hukum
06/22/21 syetan.”
marzukiwahid@yahoo.com
Komentar-Komentar yang Ekstrim
PUJIAN CELAAN

 Moeslim  Mohammad Thalib:


Abdurrahman: ”Ini adalah bagian
dari zionisme
”CLD-KHI adalah internasional yang
bagian dari ijtihad memang
kolektif tentang berkeinginan untuk
hukum Islam yang menghancurkan
semua agama
disesuaikan dengan sebagai
perubahan sosial di rekomendasi
Indonesia dewasa Kongres 1947 di
Los Angeles.”
ini.”
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Kesimpulan

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Pertama,
 Tawaran pembaruan CLD-KHI berbeda
dengan rumusan hukum Islam
sebelumnya, karena tim CLD-KHI
menggunakan nalar pembentukan
hukum yang mengaitkan penafsiran teks-
teks al-Qur’an dan al-Hadits dengan
perspektif demokrasi, pluralisme, hak
asasi manusia dan keadilan gender, dan
dibahasakan sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku
dalam konteks Indonesia kontemporer.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Kedua,
 Tawaran pembaruan CLD-KHI
kontroversial, justru ditolak oleh
kelompok pendukung formalisasi
Syari’at Islam. Padahal kehadiran
CLD-KHI dimaksudkan sebagai
alternatif formalisasi hukum Islam
yang kompatibel dengan kehidupan
demokrasi dan kondisi Indonesia
kontemporer.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
CLD-KHI Ditolak Kelompok Pendukung
Formalisasi Syari’at Islam, disebabkan:
 CLD-KHI terlalu menonjolkan perspektif
demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia,
dan keadilan gender. Perspektif ini dinilai
kurang lazim dalam merumuskan hukum
Islam dan merupakan intervensi
pemikiran Barat (non-Islam). Akibatnya,
pemikiran yang dihasilkan pun dipandang
tidak murni hukum Islam yang bersumber
dari al-Qur’an dan Hadits.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
…lanjutan..
 Sebagian tawaran pemikiran CLD-KHI
tampak ”mengejutkan” karena secara
prinsip berbeda dengan :
1. keumuman pemahaman ajaran Islam
yang dianut masyarakat;
2. keumuman praktik ajaran Islam,
khususnya bidang perkawinan;
3. yang tersurat dalam teks al-Qur’an dan
al-Hadits.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Ketiga,
 Dalam konteks legislasi, CLD-KHI
tampak ”gagal” meyakinkan Pemerintah,
DPR dan sebagian besar tokoh-tokoh
Islam, bahkan kian memperkeruh
hubungan Islam liberal dengan Islam
konservatif, sehingga nyaris buntu
dalam mempengaruhi kebijakan RUU
HTPA dan revisi UU Perkawinan.

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
“Kegagalan” CLD-KHI Sebagai
Naskah Tandingan RUU HTPA,
disebabkan:
 Tim CLD-KHI tidak memiliki rancangan
strategi advokasi yang rapih dan
sistematis dengan pendekatan yang
luwes untuk mempengaruhi kebijakan
publik. Jaringan advokasi kebijakan
untuk mengawal naskah CLD-KHI
tidak berjalan dengan baik.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
…lanjutan..
 Gugusan gerakan konservatif Islam,
baik di MUI, ormas-ormas Islam,
maupun kalangan akademik masih
memiliki pengaruh yang signifikan.
Mereka sangat agresif melakukan
counter dan menguasai media massa.
 Tawaran pemikiran CLD-KHI terlalu
sensitif menyentuh emosi keagamaan
dan kemapanan pemahaman ajaran
Islam sebagian besar Muslim, misalnya
poligami haram li ghairihi dan
bolehnya ”kawin kontrak.”
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
 “Konflik kepentingan” internal Depag
sendiri. Dua rumusan draft hukum
perkawinan Islam yang sebagian besar
saling bertentangan ini dilahirkan dari
rahim yang sama (Depag RI) dan
diluncurkan oleh Menteri Agama yang
sama.

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Keempat,
 Meski sebagai RUU tampak “gagal”,
tetapi secara konseptual, CLD-KHI
telah berhasil memadukan rumusan
hukum Islam dengan kenyataan
demokrasi, pluralisme, hak asasi
manusia, dan keadilan gender, baik
dalam tataran metodologi maupun
ketentuan hukum keluarga Islam.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Kelima,
 Hukum Islam sebagai hukum positif
adalah konstruksi sosial politik,
bukan semata-mata rumusan
teologis. Disetujui atau ditolak
suatu rumusan hukum Islam bukan
karena benar atau salah, melainkan
karena kemenangan konfigurasi
politik aktor yang bermain.
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
“Sharia without strong efforts
to reform and reinvent Islamic
law within the Indonesian
context will only create
problems”
Said Aqil Husin Almunawwar

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
Terima kasih

06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com
06/22/21 marzukiwahid@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai