Anda di halaman 1dari 26

PENEGUHAN

MODERATISME BERAGAMA
DI KAMPUS

Alimatul Qibtiyah
081329360436
Alimatul.qibtiyah@uin-suka.ac.id
Website: www.genderprogressive.com
PBAK 2020
SELAMAT DATANG
DI KAMPUS MODERAT

UIN UNTUK BANGSA


UIN MENDUNIA
Perkenalan
 PROF. Alimatul Qibtiyah,  Pengalaman
Ph.D.
Organisasi
◦ 081329360436-
alimatul.qibtiyah@uin- ◦ 1. Komisioner
suka.ac.id Komnas Perempuan
◦ www.genderprogressive.com RI (20-24)
 Kerja: Dosen FDK UIN SUKA ◦ 2. Direktur PSW
 Pendidikan UIN Yogya 2014-
◦ S1: Dakwah IAIN Sunan 2015
Kalijag ◦ 3. Koordinator SPAK
◦ S2: Psikologi UGM Yogyakarta
◦ S2: Women’s Studies IOWA ◦ 4. Ketua LPPA PPA
USA ◦ 5. Anggota MTT
◦ S3: Social Science, UWS PPM
Australia
Apa Moderasi Beragama?
kata moderasi berarti tidak
berlebih-­lebihan atau berarti
sedang. KBBI mendefinisikan
sebagai pengurangan kekerasan
atau penghindaran keekstrimen.
Sikap mengurangi Kekerasan dan
menghindari Keekstriman dalam
praktek agama
Game
 Buatlah gambar persegi empat!
 Buatlah lingkaran!
 Buatlah titik-titik sebanyak 5 buah!
 Hubungkan antara titik-titik tersebut
dengan satu garis!
 Buatlah gambar segitiga!
 Buatlah gambar hati!
MENGAPA PERBEDAAN TERJADI?
Keragaman dan keberagamaan di
Indonesia
 Perbedaan terjadi karena pemahaman, linkungan, cara
pandang, bahan bacaan dan hal yang berbeda
 Bagi bangsa Indonesia, keragaman diyakini sebagai
takdir dan sunnatullah. Ia dak diminta, melainkan
pemberian Tuhan Yang Mencipta, bukan untuk ditawar
tapi untuk diterima (taken for granted).
 Perbedaan biasanya membawa kepada perpecahan. Oleh
karena itu perlu sikap bijak dalam menghadapi
perbedaan. Di antara cara terbaik adalah dengan melihat
nilai kebaikan dalam setiap
ajaran/keyakinan/background orang lain.
Toleransi
Pemahaman, sikap, dan perilaku terhadap
perbedaan keyakinan.

Pemahaman

Sikap

Prilaku
4 KELOMPOK DALAM MERESPON PERBEDAAN

Anti terhadap perbedaan (intoleran).

Memahami adanya perbedaan tetapi tidak dapat menerima


perbedaan (toleransi negatif/ pasif)

Memahami dan bisa menerima perbedaan tetapi tidak


bersedia mengakomodir dan bekerjasama dengan mereka
yang berbeda keyakinan (toleransi aktif).

Memahami, menerima, mengakomodasi, bekerjasama, dan


membantu mereka yang berbeda keyakinan (pluralisme
positif).

Sumber: Abddul Mu’ti


“Membangun kerukunan intern dan
antar umat beragama diperlukan
pluralisme positif,
bukan sekedar
toleransi aktif”.
Riset PPIM: Generasi Z

Responden Jumlah
(n=2.181)
Siswa 1522
Mahasiswa 337
Guru 264
Propinsi 34
Kabupaten dan 68
Kota
HASIL RISET PPIM JAKARTA

AGAMA KERAGAMAN

NEGARA

?
SIKAP EKSKLUSIF GENERASI MILENIAL

37,71% 23, 35% 34, 03% 33, 34%


JIHAD = BUNUH MURTAD = INTOLERAN =
TIDAK MASALAH
PERANG DIRI=JIHAD DIBUNUH

Responden (n=2.181) %

Pend Keberagaman 12%


Setia Pancasila dan NKRI 90%
Setuju Demokrasi 85%
Pemahaman Keagamaan
LITERAL/TEKSTUAL
pemahaman agama secara apa adanya yang
tertulis pada naskah
MODERAT
Biasanya berada di antara dua pendekatan,
terkadang tektual terkadang contektual
CONTEKSTUAL/PROGRESIF
Pemahaman agama yang
mempertimbangkan aspek lain diluar
teks/naskah yang tertulis
Pendekatan tektual
Berdasarkan Al Qur’an dan Hadith
Sangat dikotomis Islam-Non Islam
Biasanya produk pemahaman bersifat normatif
Mengabaikan pendapat-pendapat
ulama/pemikir ke-kinian
Memahami semua teks tidak bermasalah
seolah-olah terlepas dari konteks
Simbol adalah hal yang penting, terkadang
mengalahkan yang substansi
Tekstual
Tidak akan ada perubahan makna walau dunia
sudah berubah
Rigid, dogmatis, absolut/mengakui kebenaran
tunggal (paling Islami)
Gagal dalam membedakan sesuatu yang prinsip
dengan sesuatu yang merupakan respon dari
sejarah/kejadian ttt
Yang yang bersifat methode adalah hal yang
qothi’
Pendekatan kontektual/Progresif
Berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadith
Tidak mempertentangkan Islan-Non Islam
Melebarkan semangat ijtihad yang
mempertimbangkan kontek (waktu,
tempat, jenis kejadian)
Menggunakan berbagai macam disiplin
keilmuan dalam memahami teks
Continue:
Pendekatan Kontektual/progresif
Post-Dogmatic, tidak rigit, inklusif
Terbuka untuk didiskusikan dan jika
perlu diinterpretasi ulang
Yang dinamakan qothi’ itu tujuan
bukan methode
Tidak menekankan simbol, tetapi
lebih pada substansi
Moderate
Selama tidak ada konflik dengan hal yang
bersifat prinsipil diterima
Tidak selalu membaca teks secara tektual,
jika diperlukan akan memahami teks
dengan kontek.
Biasanya menggunakan jalan tengah
Tidak melarang, tetapi akan lebih baik
atau lebih utama jika…
Era traditional
Era modern
Era post modern
Gambar 5: Hubungan Syari’ah, fiqh, faqih, ‘urf dan qanun
Era Postmodern

‘Competent
worlddview ‘
Via ‘sciences’
Qur’an
Revealed Jurist
(Fakih)
Qānūn
Shari’ah
(a)

Prophetic Tradition (b) Interests


(Individual; group)
(c)
Interests (Individual; group) atau
kepentingan individu dan kelompok
The jurist’s worldview’ is a prime factor in shaping fiqh. adalah tambahan dari saya

Sumber : Jasser Auda, Maqasid al-Shariah as


27 Oktober 2011 M. Amin Abdullah Philosophy of Islamic Law : A System
1
Approach, 2008
Core Values
INTEGRATIF-INTERKONEKTIF :
Sistem keterpaduan dalam pengembangan akademik, manajemen,
kemahasiswaan, kerjasama, dan entrepreneurship.
 
DEDIKATIF-INOVATIF :
Bersikap dedikatif, amanah, pro mutu, berpikir dan bergerak aktif,
kreatif, cerdas, dan inovatif; tidak sekadar bekerja rutin dan rajin.
 
INKLUSIF-CONTINUOUS IMPROVEMENT :
Bersifat terbuka, akuntabel, dan komit terhadap perubahan dan
keberlanjutan.
Menolak Takfiri (eklusivism)
Untuk menjaga Ukhuwah perlu
ditegakkan prinsip Menolak Takfiri
Takfiri (Arab:‫ تــــكفيرـي‬takfīrī) adalah
sebutan bagi seorang Muslim yang
menuduh Muslim lainya (atau kadang
juga mencakup penganut ajaran Agama
Samawi lain) sebagai kafir dan murtad.
Darul Ahdi wasyahadah

Darul Ahdi wasyahadah, Indonesia itu


negera Islami, karena semua sila
sejalan dg ajaran Islam dan
kabanyakan pemimpin adalah Muslim,
sehingga dalam membuat kebijakan
diinspirasi nilai-nilai Islam.
Refleksi
Bagaimana Keislaman Saudara/i?
Apakah sudah mencerminkan cara
berIslam yang Moderat-Progrsif dan
Rahmatallill’alamin?
Bagaimana kita melihat bangsa ini?

Anda mungkin juga menyukai