theocentric anthropocentric
Pendekatan Pendekatan
Normatif interpretatif
(antropologik)
Subjek kajian:
Subjek kajian: Komunitas
text keagamaan
TIGA PARADIGMA HUB AGAMA DG NEGARA
SEKULERISTIK
FORMALISTIK
SUBSTANTIVIS
PARADIGMA SEKULER
• Sekulerisme adalah paham yang membuat pemilahan
secara bipolar antara urusan agama dan urusan negara.
Dalam pandangan sekuler ini, urusan dunia tidak perlu
dikaitkan dengan urusan akhirat (agama). Tugas agama
hanya terkait kpd Tuhan dalam konteks ibadah. Di luar itu,
agama tak berhak intervensi.
1. Gerakan2 Islam yg sec politik menj Islam sbg ideologi & sec
bud, menjadikan Barat sbg the others.
2. Berprinsip pd paham perlawanan
3. Pemahaman alquran adalah skriptualistik.
4. Menolak pluralisme & relativisme
5. Man hrs menyesuaikan diri kpd teks alquran, bukan
sebaliknya.
6. Gerakan fundamentalisme militansi radikalistis
ekstremistis konflik (keberagamaan).
FUNDAMENTALISME KEAGAMAAN
• Muncul dari akar pemikiran:
– Islam dipandang sbg ajaran agama yg selesai, tuntas
& paripurna di masa itu & tidak boleh mengalami
modifikasi konstekstualitas atau perubahan.
– Universalisme: Islam tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu
– Ajaran Islam tidak bisa dijelaskan apalagi dipadukan
dg budaya lokalitas.
– Islam itu agama sekaligus negara (al islam hua al din
wa al daulah) gerakan radikal transnasional.
GERAKAN KAUM FUNDAMENTALIS
• Semangat purifikasi & fundamentalisme keagamaan
muncul, tidak saja berbentuk pergulatan ide atau gagasan,
tetapi telah berwujud gerakan:
– Ihwanul Muslimin
– Majlis Mujahidin Indonesia
– Front Pembela Islam
– Lasykar Jihad
• Mazhab:
– Mazhab Wahhabi
– Maudidadian (Abul A’la al Maududi)
– Quthbia (Abdul A’la al Maududi)
– Sayyid Quthub
• >al Islam hua al din wa al daulah
FUNDAMENTALISME SBG IDEOLOGI
KEAGAMAAN
• Dasar ideologis ttg Islam:
– Keberagaman otentik, Islami, dan Kaffah yg perlu
diberlakukan di seluruh dunia krn keislaman itu
bersifat universal (shalih li kulli zaman wa makan).
• Islam otentik:
– Otentifikasi meniscayakan ketundukan kpd teks:
alquran, hadits & pengalaman masa lampau (salaful
shalih) dlm bentuknya yg dlm lap sosial-poliitik. al
islamu hua al din wa daulah melahirkan gerakan
‘politik identitas Islam islam transnasional
Gerakan Islam yang bersifat transnasional.
Di antarannya:
• Ikhwanul Muslimun
• Hizbut Tahrir
• Jihadi
Kelompok radikal jihadis di Jateng & DIY
1. Jamaah Islamiyah (JI).
– didirikan oleh Abdullah Sungkar di Malaysia pada 1993.
– Pusatnya di daerah Solo.
2. Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)
– merupakan pecahan dari JI dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).
– JAT didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir pada 2008 setelah Baasyir
berselisih pendapat dengan para petinggi MMI seperti Muhammad
Thalib dan Irfan Awwas. Berpusat di Solo.
3. Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
– didirikan pada 2000 di Yogyakarta.
– MMI sempat dipimpin oleh Abu Bakar Baasyir, tapi pada 2007
muncul konflik. Salah satu sumber konflik adalah wewenang
pimpinan. Menurut Baasyir, wewenang amir atau pemimpin itu tak
terbatas dan tak terikat dengan keputusan konsensus majelis syuro.
Pandangan ini ditentang M. Thalib yang melihat konsep amir versi
Baasyir mirip dengan Syiah. Akhirnya pada 2008, Baasyir membentuk
JAT. Sementara kini MMI dipimpin oleh M. Thalib di Yogyakarta.
(Zainal Abidin Bagir, dkk. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2011. Program Studi Agama dan Lintas
Budaya (Center For Religious and Cross-cultural Studies) Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)
ISLAM KULTURATIF
• Pandangan :
– Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak
(peradaban). Ini berarti masy (sebelum Islam datang)
bukanlah ruang kosong tetapi di dalamnya sudah ada
budaya dan tradisi. Krn itu, tugas Islam adalah
menemukan titik temu dan titik pisah thd budaya
setempat, dg cara-cara yg mulia, bukan dg kekerasan.
– Berbeda itu sunnatullah
– Hubungan agama dan negara adalah mutual simbiosis
PAHAM PARADIGMA SUBSTANTIVIS
AGAMA
KOMUNITAS KEAGAMAAN
CORAK KEBERAGAMAAN
SEGREGASI
INTEGRASI
KONFLIK
KERJASAMA
TAFSIR KEAGAMAAN
IDEOLOGI KEAGAMAAN
IN GROUP OUT GROUP
KOMPETISI
KONFLIK
PELEMAHAN SOSIAL
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI BUMI INDONESIA
INTEGRASI
KEAGAMAAN