Anda di halaman 1dari 18

AGAMA DAN PANCASILA

Rizki Maulana, S.Sos, MSP


Agama dan Negara
• Negara sekuler: pemisahan total negara dan
agama
• Negara agama: menjadikan agama sebagai
dasar kekuasaan dan kedaulatan negara
• Negara Pancasila: memberi peran agama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
(bukan negara agama dan bukan negara
sekuler)
Agama dan Pancasila
Pancasila:
•Sumber dari segala sumber hukum dan
UUD 1945, sebagai alat pemersatu
bukan pemecah belah dan tidak
berpihak
•Mengandung nilai-nilai moral universal
yang diajarkan oleh seluruh agama
•Nilai etik dan moral berasal dari nilai-
nilai tradisi dan agama dan humanisme
modern sesuai dengan HAM
Agama dan Budaya
• Agama bagian dari budaya
– Budaya adalah seperangkat sistem nilai, norma,etika,
keyakinan dan perilakunya (bersumber dari banyak hal
termasuk agama)
– Pola dari
• Budaya bagian dari agama
– Budaya adalah penuntun perilaku, pandangan hidup
bagi pengembannya
– Pola bagi
– Aspek mana yang paling menentukan arah hidup
pemeluknya? Agama? Budaya (seperangkat ide)?
Agama dan Budaya
•Konteks ruang dan waktu dalam kemunculan suatu doktrin
agama menjelaskan kemampuan doktrin tersebut untuk
bertemu dan beradaptasi melalui proses negosiasi dan akulturasi
sehingga memunculkan karakter-karakter agama tertentu
dengan tetap mempertahankan nilai-nilai universal
•Deskripsi (tafsir) budaya terhadap doktrin agama telah
melahirkan warna–warni agama sesuai dengan keragaman
budaya: Islam Jawa, Kristen Batak, Hindu Bali, ….
•Hidup manusia secara individual maupun kolektif menjadi ajang
pertemuan antara agama dan budaya. Dalam hal ini agama tidak
dapat dipisahkan dari budaya sehingga setiap agama akan
memiliki nuansa budaya yang berasal dari lokalitas tertentu
Agama dan Keberagaman
Internal vs Eksternal
Internal:
Terkait dengan doktrin agama yang pemahamannya berada di
bawah tanggung jawab masing-masing tokoh dan umat agama
yang bersangkutan. Dalam lingkup ini ada aspek iman,
keyakinan, dan klaim kebenaran yang membedakan agama yang
satu dengan yang lain
Eksternal:
Terkait dengan hubungan antar umat beragama, yang berada di
satu wilayah/konteks ruang dan waktu yang mempertemukan
doktrin agama dengan doktrin-doktrin lain baik yang bersumber
dari agama (yang berbeda) atau nilai-nilai budaya lain. Dalam
lingkup ini ada nilai-nilai universal yang menjadi anutan,
yaituPancasila dan UUD 1945
Komunikasi, Interaksi, Akulturasi
• Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial
yang mengemban sistem budaya dan agama masing-
masing
• Manusia hidup dalam komunitas (sesamanya) dan
ekosistem (bersama alam dan mahluk lain)
• Komunikasi: pertukaran ide secara individual maupun
kolektif untuk kesepakatan bersama
• Kesepakatan bersama: pertemuan unsur-unsur budaya
pembentuk sistem budaya
• Akulturasi danperubahan budaya
• Akulturasi agama dan budaya
Praktek Beragama
• Dalam konteks kehidupan beragama antar sesama
umat beragama, agama tidak bisa diposisikan sebagai
dogma baku yang justru akan mengalihkan fungsi
agama sebagai solusi masalah hidup manusia baik
secara individual maupun kolektif , menjadi akar
masalah yang menyengsarakan manusia
• Relevansi dan signifikansi agama dalam kehidupan
umat manusia adalah ketika perilaku umat atau praktek
beragama mampu menghadirkan perasaan, sikap dan
situasi yang ideal: penghargaan, kasih, persaudaraan,
persahabatan
AGAMA DAN PANCASILA
• Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan
peradaban, bukan sebagai identitas kelompok sosial,
sehingga kehadiran agama yang ber-beda2, tidak dimaknai
sebagai ancaman antarkelompok keagamaan itu sendiri.
• Kehadiran agama2 yg ber-beda2 itu mestinya
mengintegrasikan, bukan malah dijadikan arena
pengukuhan segregasi sosial dan kekerasan.
• Agama bisa meneguhkan nilai-nilai pancasila ketika agama
dimaknai oleh pemeluknya sebagai sumber peradaban
dalam masyarakat plural seperti Indonesia.
TOLERANSI
• PRASYARAT MENUJU SIKAP DAN TINDAKAN
TOLERAN.
– Pandangan:
• Perspektif emik
• Multikulturalisme
• Teologi transformatif
– Perilaku
• Prinsip tindakan: menabrak atau ditabrak sama-sama ruginya
 lukisan ttg perilaku pengendara di ruang crowded.
– Filosofi hidup:
• Sing nandur ngunduh (dalil primacausa)
• Digawe apik sebab iso ngapiki (dalil resiprositas)
POTENSI KOMUNITAS KEAGAMAAN: SEGREGASI DAN INTEGRASI

AGAMA

KOMUNITAS KEAGAMAAN

CORAK KEBERAGAMAAN

SEGREGASI
INTEGRASI

KONFLIK
KERJASAMA

AGAMA SBG INSTRUMEN


PEMECAH BELAH AGAMA SBG SARANA PEMERSATU
PELUANG SEGREGASI KEAGAMAAN

SEGREGASI SOSIAL ANTARKOMUNITAS


KEAGAMAAN

TAFSIR KEAGAMAAN

IDEOLOGI KEAGAMAAN
IN GROUP OUT GROUP

KLAIM KEBENARAN SEPIHAK

KOMPETISI

KONFLIK

PELEMAHAN SOSIAL
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI BUMI INDONESIA

INTEGRASI
KEAGAMAAN

PERBEDAAN SBG PERSAMAAN SBG


SUNATULLAH PEMAHAMAN RAHMAT
KEAGAMAAN DIRI &
PIHAK LAIN SEC
TAK MENGHALANGI SEIMBANG (Ekslusif &
MENDORONG UTK
UTK SALING: inklusif) SALING:
-MENGHORMATI
-MENGHORMATI
-MENERIMA
-MENERIMA
-BEKERJASAMA
-BEKERJASAMA
ISLAM DAN PANCASILA
• Islam dan Pancasila bukanlah dua ideologi
yang saling berbenturan.
• Islam adalah sebuah ajaran yang utuh, yang
mengedepankan nilai-nilai Ketuhanan sekaligus
kemanusiaan dan kemasyarakatan.
• Khazanah Islam telah diletakkan sebagai fondasi
dalam ideologi Pancasila.
• Islam bukanlah Pancasila, akan tetapi nilai-nilai Islam
telah masuk ke dalam Pancasila yang hingga kini
digunakan sebagai ideologi bangsa Indonesia
• Perdebatan antara golongan Islam dan golongan
Nasionalis harus menyadari bahwasanya Islam
dan Pancasila mampu menciptakan proses
dialogis, sehingga tak perlu lagi dibenturkan
dalam dua ideologi yang saling bertolak
belakang sekaligus berhadap-hadapan.
• Kemampuan para Bapak Bangsa dalam
meletakkan fondasi ideologi bangsa yaitu
Pancasila mulai dengan fondasi tauhid sebagai
sokoguru utama Pancasila yang mewarnai sila-sila
dalam Pancasila mengakhiri benturan tersebut.
DESAIN KEDEWASAAN BERAGAMA,
Prasyarat:
1. Pendidikan kebangsaan
2. Pendidikan keagamaan yg berwawasan yg berwawasan
keindonesiaan
3. Pendidikan multikultural: di rumah, di sekolah, dan di dlm masy;
4. Sosialisasi kebersamaan;
5. Meningkatkan dialog inter dan antarumat beragama;
6. Mengakui dan menghormati hari2 besar keagamaan;
7. Melakukan kegiatan2 sosial yg melibatkan lintas umat beragama;
kemah; keamanan di hari2 besar;
8. Kebersamaan dlm kegiatan kemanusiaan;
9. Memaksimalisasi kapasitas kelembagaan yg berkonsentrasi pd
kerukunan lintas agama;
10. Mendorong kemauan politikpemerintah utk mewujudkan
kebersamaan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai