Anda di halaman 1dari 9

XI MIPA 7

Mencuri
Fikih
Oleh
13. Nabil Wamuafi Nafis
14. Nadhif Fathin Affatih
16. Narendra Habibullah
17. Naufal Farras F.R
Pengertian
Mencuri
1
• Secara Bahasa : Mengambil harta atau segala yang menjadi kepemilikan orang lain
secara sembunyi-sembunyi.

• Secara Syara' : Seorang mukallaf yang mengambil harta orang lain secara
sembunyi-sembunyi, jika harta itu sudah nishab, terambil dari tempat
penyimpanannya dan orang tersebut ( mukallaf tadi ) tidak memiliki andil dalam
kepemilikan harta.

• Dalam Fathul qarib dijelaskan : adalah mengambil harta dengan sembunyi-


sembunyi secara dhalim dari hirzi mitsli-nya (tempat penyimpannya barang yang
sesamanya).
2

Siapa yang dianggap 1. Orang tersebut mukallaf


mencuri? 2. Barang tersebut milik orang lain
3. Dilakukan secara sembunyi-
Pelaku yang tidak sembunyi
memenuhi syarat berikut 4. Yang dicuri berasal dari
tidak dikenai Had, namun penyimpanannya
hakim berhak menjatuhkan 5. Pencuri tidak memiliki andil
hukuman ta'zir bagi pelaku. kepemilikan
6. Jumlah yang dicuri mencapai
nishab
3

Syarat Harta
Pelaku mencuri barang yang telah
mencapai nishab sariqah, yang harganya
telah mencapai seperempat dinar.

Tidak ada hak milik dan tidak ada syubhat


bagi si pencuri di dalam hartanya orang
yang ia curi.

Sehingga tidak ada hukum potong tangan


sebab mencuri harta orang tua dan anak
si pencuri. Dan tidak juga sebab seorang
budak mencuri harta majikannya.
Pembuktian Pencurian
Mencuri
4
Had mencuri tidak dapat dijatuhkan sebelum tertuduh benar-benar
diyakini secara syara' telah mencuri, harus ada (setidaknya) satu dari tiga
syarat :

1. Kesaksian oleh dua saksi yang adil dan merdeka


2. Pengakuan dari pencuri itu sendiri
3. Sumpah dari penuduh
Had Mencuri

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan


keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

Surat Al-Ma'idah Ayat 38


Had Mencuri
6
pelaksanaan had dijelaskan
secara khusus oleh
Rasulullah SAW dalam
hadits
Perincian dalam Fathul qarib

Tangan kanan si pencuri di potong dari persendian


pergelangan tangan setelah memisahkannya dengan
tali yang ditarik dengan keras.

Kemudian, jika pelaku mencuri yang kedua setelah tangan


kanannya dipotong, maka kaki kirinya dipotong dengan besi
yang tajam sekali tebas setelah memisahkannya dari
persendian telapak kaki.

Kemudian, jika ia mencuri untuk ketiga kalinya, maka


tangan kirinya dipotong setelah memisahkannya dari
persendian.

Kemudian jika ia mencuri untuk ke empat kalinya, maka kaki


kanannya dipotong setelah memisahkannya dari persendian
telapak kaki sebagaimana yang dilakukan pada kaki kirinya.
BAGAIMANA JIKA MASIH MELAKUKAN PENCURIAN?

Pelaku mendapat ta'zir atau bisa dipenjara hingga bertaubat


Sebagian ulama lain diantaranya Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad
berpendapat bahwa hukuman potong tangan dan kaki hanya berlaku
sampai pencurian kedua sedangkan untuk pencurian ketiga dan
seterusnya hukumannya adalah ta'zir.

Dalam Fathul Qarib dijelaskan :


Kemudian jika setelah itu, maksudnya setelah
yang ke empat, ia mencuri lagi, maka ia berhak
dita’zir. Ada yang mengatakan bahwa ia dihukum
mati dengan cara pelan-pelan.

Anda mungkin juga menyukai