Anda di halaman 1dari 24

Anggota KELOMPOK 4

Fadhil Mujahid
Fariza Hamdayuni Masalah Minuman Keras, Mencuri, Merampok, menyamun
M. Habibi Ghifari dan persoalannya dalam fiqih
Rayhan Kamal J.M
Daftar Isi

Minuman Keras
1 Pengertian, Dasar Hukum, Had, Syarat Had, Bahaya, dan Hikmah

Mencuri
2 Pengertian, Hukum, Penetapan adanya pencuri, Had, Syarat
Potong tangan

Menyamun dan Merampok


3 Pengertian, Hukum, Hikmah dilarannya menyamun dan merampok

4
Minuman Keras
Pengertian, Dasar Hukum, Had, Syarat Had, Bahaya, dan
Hikmah
Pengertian

Minuman keras (miras) adalah sebutan untuk segala jenis minuman yang memabukkan,
yang didalam islam disebut Khamar.
Dasar Hukum

Q.S Al-Maidah ayat 90

Artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
Dasar Hukum

Q.S Al-Maidah ayat 91

Artinya,
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
Hukum Miras

1. adalah perbuatan yang amat keji bagi pemahaman orang arab yang mesti ditingggalkan. Seperti memakan
bangkai, darah dan sebagainya berupa najis yang amat menjijikkan.
2. mengisyaratkan tentang perintah meninggalkan miras adalah wajib. Sebab orang yang meninggalkan miras
pasti beruntung.
3. adalah kalimat amar meninggalkan atau menjauhi perbuatan. Artinya bila dilakukan ia menjadi haram.
4. Khamar dapat menjadi sebab permusuhan dan kebencian diantara manusia
Had Minuman Keras

Menurut madzhab Hanafi dan Maliki, deranya 80x sedangkan Imam Syafi'i 40x dera.

“Dari Anas bin Malik ra. Dihadapkan kepada Nabi SAWseorang laki-laki yang telameminum
khamr, lantas ia di dera dengan dua tanglai kurma, kira-kira 40x”
Syarat Had Minuman Keras

1. Balikh, berakal
2. Pilihan Sendiri (Tidak dipaksa)
3. Ada 2 orang saksi
4. Muslim
5. Tidak dalam kondisi darurat
6. Tahu bahwa itu Khamr
7. Sekedar minum walaupun tidak mabuk
Bahaya Minuman Keras

1. Dapat merusak jaringan syaraf dan otak


2. Cenderung menimbulkan kejahatan yang lain
3. Selalu merasa ketagihan
4. Merusak hati
5. Merusak Pembuluh Darah dan memicu terjadinya serangan jantung
6. Terancam Kanker
7. Terancam bahaya kematian
8. Dan lain lain
Hikmah Dilarangnya Minuman Keras

1. Sebagai bentuk ketaatan kepada ALLAH dengan menjauhi larangannya


2. Terhindarnya tubuh dari zat-zat yang berbahaya, yaitu dari keruskan organ dalam seperti ginjal
dan terhidnar dari efek adiktif dari khamar
3. Sebagai upaya proteksi agar terciptanya manusia atau generasi yang unggul, kuat dan tidak
lemah, baik jasmani maupun mentalnya.
4. Menyadarkan atau mendidik kita bahwa sikap serba instan itu membahayakan
5. Sebagai upaya preventif agar tidak muncul kejahatan lainnya
6. Membantu manusia agar dapat mempersiapan masa depan nya dengan baik
7. Terciptanya ketentaraman dan keamanan dalam masyarakat karena survey menunjukan banyak
kejahatan yang berawal dari meminum khamr
Mencuri
Pengertian, Hukum, Penetapan adanya pencuri, Had,
Syarat Potong tangan
Pengertian Mencuri
Menurut bahasa, mencuri (sariqah) adalah mengambil sesuatu yang bukan miliknya secara
sembunyi-sembunyi.

Adapun menurut istilah, mencuri adalah mengambil harta yang terjaga dan mengeluarkan dari
tempat penyimpanannya tanpa ada kerancuan (syubhat) di dalamnya dan dilakukan secara sembunyi-
sembunyi.
Sedangkan dalam bukunya Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq berpendapat bahwa yang dimaksud mencuri
adalah mengambil barang orang lain secara sembunyi-sembunyi.
Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya tanpa sepengetahuan
pemilikinya.

Kemudian ada juga pengertian umum mencuri berarti mengambil sesuatu barang secara sembunyi-
sembunyi, baik yang melakukan itu anak kecil atau orang dewasa, baik yang dicuri itu sedikit atau banyak,
dan barang yang dicuri itu disimpan ditempat yang wajar untuk menyimpan atau tidak.

Dari beberapa pendapat di atas, maka yang di maksud mencuri adalah mengambil harta orang lain
yang terjaga atau tidak dari tempat penyimpanannya, dengan cara sembunyi-sembunyi dan harta tersebut
tidak syubhat.
Hukum Mencuri

Artinya
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui.” (Al-Baqarah ayat 188)

Artinya
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (Q.S Al-Maidah ayat 38)
Penetapan adanya pencuri
1. Mukallaf, yaitu baligh dan berakal
2. Adanya pengakuan dari pelaku pencurian
3. Dilakukan secara sembunyi-sembunyi
4. Pelaku pencurian tidak memiliki saham terhadap barang yang dicurinya
5. Barang yang dicuri adalah benar milik orang lain
6. Barang yang dicuri mencapai jumlah nishab
7. Barang yang dicuri berada ditempat penyimpanan yang layak
Had Mencuri
Secara umum, orang yang melakukan pencurian dikenakan had berupa potong tangan. Dasar hukumnya
adalah QS. Al-Maidah : 38.
Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan secara rinci perihal tingkatan potong tangan kepada pelaku
pencurian yang lebih dari satu kali, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Syafi’i, sebagai
berikut urutannya :

1. Jika mencuri untuk pertama kali, dipotong tangan kanannya


2. Jika mencuri untuk kedua kalinya, dipotong kaki kirinya
3. Jika mencuri untuk ketiga kalinya, dipotong tangan kirinya
4. Jika mencuri untuk keempat kalinya, dipotong kaki kanannya
5. Jika mencuri untuk kelima kalinya dan seterusnya, dihukum ta’zir dan dipenjara sampai bertaubat,
menurut ijma ulama dibunuh

Bagian tubuh yang dipotong adalah pergelangan tangan atau kaki. Hukuman had bagi pencuri laki-laki
sama dengan pencuri perempuan. Had pencuri hamba sahaya dan budak wanita sama seperti had orang
merdeka. Had tersebut diterapkan ketika mencuri harta kaum muslim atau non muslim.
Disamping dihukum, pencuri tersebut berkewajiban mengembalikan barang yang dicurinya. Jika barang
telah tiada maka harus diganti dengan barang serupa atau seharga dengan barang tersebut.
Syarat-syarat pelaksanaan potong tangan
Hukuman potong tangan dilaksanakan jika terpenuhi syarat-syarat, yaitu :
1. Pencurinya di isyaratkan :
a. Seorang Mukhallaf (Baligh da berkal)
b. Atas kehendak sendiri dan tidak dipaksa
c. Bukan orang tua atau anak dari korban.
2. Barang Curian disyaratkan :
a. Berupa barang berharga dan bisa dipindah milikkan dan merupakan barang halal.
b. Sudah memenuhi nisab, yaitu batas minimal yang mewajibkan hukuman potong tangan yaitu
seperempat dinar atau sekitar 3.34 gr emas.
3. Tempat barang yang dicuri, disyaratkan menurut lazim dianggap aman
4. Pemilik barang yang dicuri, disyaratkan menurut pelaksanaan had
Penjelasan lain
Hukum potong tangan akan dijatuhkan apabila memenuhi 7 syarat utama :

1. Menepati definisi mencuri : makna mencuri disini adalah mengambil harta secara sembunyi-sembunyi dan
sorok-sorok. Tidak dikatakan mencuri jika merompak, menggelap uang (pecah amanat), merampas dan meragut.
2. Barang yang dicuri mencukupi nisab : cukup nisab adalah syarat minimal nilai harta yang dicuri. Nisab
pencurian itu adalah seperempat dinar atau 3 dirham. Satu dinar adalah setara dengan 4,25 gram emas. Dalilnya
adalah sabda Rasulullah SAW, dari Aisyah ra “Tangan pencuri dipotong untuk seperempat dinar atau lebih” (HR
Bukhari & Muslim).
3. Harta yang dicuri adalah harta yang layak dimiliki : Layak (ihtiram) adalah di sisi hukum syarak.
4. Harat dicuri dari tempat penjagaan: maksudnya barang yang dicuri itu mesti berada di dalam penjagaan,
penyimpanan atau pengawasan pemiliknya.
5. Bukan harta syubahat : dalam harta yang dicuri tidak ada bahagian hak pencuri atau yang membolehkan pencuri
itu memakannya. Ini bermakna tidak dikenakan hukuman potong tangan sekiranya si ayah mencuri harta anaknya
atau sebaliknya karena Rasulullah SAW bersabda “kamu dan harta kamu adalah milik bapak kamu”.
6. Pencuri itu akil baligh dan terikat hukuman dalam islam. Taklif ini terkena kepada semua orang termasuk kafir
zimmi. Ini karena hadits Nabi SAW menyebut dengan jelas bahwa “diangkat pena dari 3 pihak, orang yang tidur
sehingga dia bangun, kanak-kanak sehingga dia baligh, dan orang yang gila sehingga dia berakal’. (HR Muslim). Ini
bermakna taklif hukum terkena kepada orang yang berakal dan baligh. Pencuri anak-anak atau orang gila tidak akan
dipotong tangan.
7. Sabit kesalahan mencuri dengan pengakuan atau disaksikan oleh saksi yang adil : pengakuan mencuri dalam
sidang penghakiman akan menyebabkan seseorang itu boleh disabit dengan pencurian.
Menyamun dan
Merampok
Pengertian, Hukum, Had, Hikmah dilarangnya menyamun
dan merampok
Pengertian

Pada dasarnya menyamun dan merampok memiliki pengertian yang sama, yaitu perbuatan mengambil barang milik
orang lain dengan paksaan, kekerasan bahkan pembunuhan atas pemilik barang. Namun ketiganya dapat dibedakan
dalam tata cara dan tempat melakukannya.

Menyamun dilakukan ditempat yang sunyi dan biasanya di darat, jauh dari keramaian orang, misalnya di tengah jalan
yang kebetulan melintasi hutan. Merampok biasanya dilakukan di tempat ramai, contoh : di pasar, di kantor, di rumah
dan lain-lain.
Hukum Menyamun dan Merampok

Artinya
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan
bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan
untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar” (Al-Maidah ayat 33)
Had Menyamun dan Merampok
Hukuman bagi mereka yang melakukan kejahatan menyamun dan merampok, bergantung pada bagaimana
mereka melakukan tindakan kedua kejahatan tersebut, yakni sebagai berikut :

a. Jika mereka merampas harta dan membunuh korbannya, maka hadnya adalah dihukum mati dan disalib
b. Jika mereka hanya merampas harta milik korban, tetapi tidak membunuhnya, maka hadnya dipotong tangan
dan kakinya secara silang, yakni tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya
c. Jika mereka hanya membunuh korbannya, tetapi tidak mengambil hartanya, maka hadnya dihukum mati
d. Jika mereka hanya menakut-nakuti, tidak membunuh dan tidak merampas hartanya, maka hadnya dipenjara
atau dibuang ke tempat terpencil.
Hikmah Dilarangnya Mencuri, Menyamun
dan Merampok
1. Menunjukkan bahwa Islam melindungi hak-hak asasi manusia.
2. Manusia adalah makhluk yang paling mulia.
3. Mendidik manusia agar menjauhi sikap malas bekerja dan menghindari cara-cara curang dalam mencari
nafkah
4. Mendidik manusia untuk memiliki kepekaan sosial, saling bantu, saling tolong menolong, sehingga
lingkungan dapat terjaga
5. Pemerintah dapat menciptakan keadilan ekonomi dan menegakkan hukum
Thank you

Anda mungkin juga menyukai