Anda di halaman 1dari 4

BAB VIII

ISBAL
Salah satu maksiat badan adalah memanjangkan pakaian
(sarung ataupun yang lainnya) yakni menurunkannya
hingga ke bawah mata kaki dengan tujuan berbangga
dan menyombongkan diri (al Fakhr). Hukum dari
perbuatan ini adalah dosa besar kalau memang
tujuannya adalah untuk menyombongkan diri, jika tidak
dengan tujuan tersebut maka hukumnya adalah
makruh. Jadi cara yang dianjurkan oleh syara' adalah
memendekkan sarung atau semacamnya sampai di
bagian tengah betis.
• Hukum yang telah dijelaskan ini adalah hasil dari
pemaduan (Taufiq) dan penyatuan (Jam') dari
beberapa hadits tentang masalah ini. Pemaduan ini
diambil dari hadits riwayat al Bukhari dan Muslim
bahwa ketika Nabi  mengatakan :
‫• "من جر ثوبه خيالء لم ينظر هللا إليه يوم القيامة " رواه البخاري ومسلم‬
• Maknanya : "Barang siapa menarik bajunya (ke bawah
mata kaki) karena sombong, Allah tidak akan
merahmatinya kelak di hari kiamat" (H.R. al Bukhari
dan Muslim)
• Abu Bakr yang mendengar ini lalu bertanya kepada Nabi : "Wahai
Rasulullah, sarungku selalu turun kecuali kalau aku
mengangkatnya dari waktu ke waktu ?" lalu Rasulullah SAW
bersabda :
‫"إنك لست ممن يفعله خيالء " رواه البخاري ومسلم‬ •
• Maknanya : "Sesungguhnya engkau bukan orang yang melakukan
itu karena sombong" (H.R. al Bukhari dan Muslim)
•  
• Jadi oleh karena Abu Bakr melakukan hal itu bukan karena
sombong maka Nabi tidak mengingkarinya dan tidak menganggap
perbuatannya sebagai perbuatan munkar; yang diharamkan.

Anda mungkin juga menyukai