Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

( MTBS )

OLEH:
LIA MULYANTI, S. SiT
MTBS
A. Pendahuluan

Indikator penting pembangunan sumber daya manusia = AK Bayi & AKB


70 % Kematian balita penyebab : ISPA (pneumonia), malaria, diare,
campak, malnutrisi atau kombinasi

– WHO & UNICEF : mengembangkan strategi disebut MTBS


– MTBS : Pendekatan keterpaduan dalam tata laksana balita sakit di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar
– MTBS : upaya kuratif, promotif dan preventif
– MTBS : dapat dikerjakan oleh bidan, perawat dengan bimbingan dokter
– MTBS dirancang untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh paramedis
B. TUJUAN
1. Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian bayi
dan balita melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di URJ
fasilitas kesehatan dasar
2. Kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
C. STRATEGI
1. Kontribusi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit dengan
aspek gizi, imunisasi dan konseling
2. Penyakit pilihan : merupakan penyebab utama kematian dan
kesakitan bayi dan anak balita
3. Tiga komponen yang diperbaiki yaitu :
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus
b. Memperbaiki sistem Yankes agar penanganan penyakit pada
balita lebih efektif
c. Memperbaiki praktek pada keluarga & masyarakat dalam
perawatan kesehatan dirumah dan pola pencarian pertolongan
bila ada anggota keluarga yang sakit
D. Pelaksana MTBS
• Tenaga Kesehatan : paramedis atau dokter di URJ
tingkat dasar

E. Kontribusi MTBS Dalam Menuju Ind.Sehat 2010


1. Penghematan baik disisi pemerintah maupun
masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas pada Yankes dasar.
3. Rasionalisasi pemakaian obat
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu
dalam perawatan anak sakit dirumah
5. Optimal pendayagunaan Nakes
6. Memenuhi hak-hak anak
7. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu
G. Proses Pelayanan MTBS

I. Penilaian
Umur balita dibagi 2 : umur 1 hr – 2 bl
umur 2 bl – 5 th
II. Menentukan klasifikasi
III. Menentukan tindakan dan pengobatan
IV. Pelayanan tindak lanjut
V. Konseling bagi ibu
I. Pengantar MTBS
 Proses manajemen kasus : disajikan dalam bentuk bagan.
Bagan menjelaskan langkah-langkah sbb :
a. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bl – 5
th
o Menilai anak : anamnesis & Px fisik
o Membuat klasifikasi : membuat keputusan
mengenai kemungkinan penyelesaian masalah
serta tingkat keparahannya serta untuk
menentukan tindakan
b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan :
disesuaikan klasifikasi, memberi obat untuk diminum di
rumah dan juga mengajari ibu tentang cara memberi
obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di rumah
c. Memberi konseling bagi ibu : menilai cara pemberian
makan anak, kapan harus kunjungan ulang
c. Memberi pelayanan tindak lanjut : menentukan
tindakan dan pengobatan pada saat datang untuk
Kunjungan Ulang
d. Manajemen terpadu bayi muda : sama pada kelompok
umur I, baik sehat maupun sakit.

II. Penilaian tanda bahaya umum


Px tanda bahaya umum pada semua anak sakit, meliputi :
• Anak tidak bisa minum atau menetek
• Anak memuntahkan semuanya
• Anak kejang
• Anak letargis atau tidak sadar
III. Penilaian dan Klasifikasi batuk atau sukar bernafas
Pnemonia (infeksi paru) ditandai : nafas cepat dan mungkin tarikan
ddg dada kedalam
Pnemonia : - Paru menjadi kaku  tubuh bereaksi dg bernafas cepat
agar tidak terjadi hipoksia
- Apabila Pnemonia tambah parah  paru akan
bertambah kaku dan timbol tarikan dinding dada ke
dalam
- + karena hipoksia/sepsis

1. Menilai batuk atau sukar bernafas :


- Sudah berapa lama
- Napas cepat (Pnemonia)
- Tarikan dinding dada ke dalam→terlihat jelas & setiap waktu
- Stridor pada anak yang tenang
• Bunyi yang kasar yang terdengar pada saat anak menarik
nafas
• Terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakhea atau
epiglothis →menyebabkan/menghalangi masuknya udara ke
paru.
Tanda Pneumonia Berat
KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR NAFAS
(DEMO BAGAN)

TANYAKAN KELUHAN UTAMA:


Gejala Klasifikasi Tindakan
Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ? • ada tanda bahaya
umum
Pneumonia berat atau
penyakit sangat berat
• beri dosis pertama
antibiotic yang
• Tarikan dinding sesuai
dada ke dalam • Rujuk segera
• Stridor
JIKA YA,
Klasifikasikan nafas berat Pneumonia berat • beri antibiotic yang
sesuai selama 5 hari
TANYAKAN, LIHAT, DENGAR batuk atau • Beri pelega
Berapa Lama? sukar tenggorokan dan
pereda batuk yang
-Hitung nafas dalam 1 menit bernafas aman
• Nasehati ibu kapan
anak harus kembali
-Perhatikan, adakah tarikan segera
• Kunjungan ulang
harus setelah 2 hari
dinding dada kedalam tenang
-Lihat dan dengar adanya tidak ada tanda-tanda Batuk bukan • jika batuk lebih dari
pneumonia atau pneumonia 30 hari rujuk untuk
stridor penyakit yang sangat pemeriksaan lebih
berat lanjut
• Beri pelega
UMUR ANAK :nafas cepat apabila tenggorokan
• Kunjungan ulang
setelah 5 hari bila
tidak ada perbaikan
2 -12 bulan : 50 kali atau lebih per menit

12 bl – 5 tahun : 40 kali atau lebih per menit


BERI ANTIBIOTIKA ORAL YANG SESUAI

Amoksilin beri
KOTRIMOKSAZOL (trimetoprim + Sulfametoksazol) 3x sehari untuk
UMUR ATAU BERAT 5 hari
Tablet dewasa 80 Tablet anak 20 mg Sirup per 5 ml 40 mg
BADAN
mg trimetropim + trimetropim + 100 trimetropim + 200 mg Sirup 125 mg
400 mg mg sulfametoksazon per 5 ml
sulfametoksazon sulfametoksazon
2-4 bulan
¼ 1 2,5 ml 2,5 ml
(4 - < 6kg)
4 – 12 bulan
½ 2 5 ml 5 ml
(6 - < 10 kg)
12 bulan – 5 tahun
¾ atau 1 3 7,5 ml 10 ml
(10 - < 19 kg)
PEREDA BATUK DAN PELEGA TENGGOROKAN
DENGAN BAHAN YANG AMAN

Bahan yang aman yang dianjurkan :


 ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan
Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk manis
dengan perbandingan sama.

Obat yang tidak dianjurkan:


Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung
kodein
Obat-obatan dekongestan oral dan nasal
TEKHNIK MENGELUARKAN LENDIR BALITA
DENGAN PNEMONIA
• Balita Umur 7 Hari – 12 Bulan.
• Tengkurapkan anak di pangkuan ibu dibawah
sinar matahari pagi(selama 5-10 menit)jangan
lebih jam 09.00.sambil ditepuk-tepuk
punggungnya.
• Balita umur 1 Th – 5 Th.
• Anak diposisikan tiduran tengkurap dengan
diganjal bantal dibawah perut anak(posisi
menungging),tepuk-tepuk punggung anak 5-10
menit,scret yang keluar diseka dengan kain
bersih.
Kunjungan ulang untuk pnemonia

Sesudah 2 hari
• Periksa adanya tanda bahaya umum
• Periksa untuk batuk atau sukar bernafas >lihat bagan penilaian dan
klasifikasi.
Tanyakan :
• Apakah anak bernafas lebih lambat?
• Apakah nafsu makan anak membaik?
Tindakan :
• Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada kedalam ,beri 1
dosis antibiotika pilihan kedua selanjutnya rujuk segera.
• Jika frekwensi nafas,atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan
gantilah dengan antibiotika kedua dan anjurkan ibu kembali 2 hari.
• Jika nafas melambat atau nafsu makannya membaik lanjutkan pemberian
antibiotika hingga seluruhnya 5 hari
MATURNUWUN
Penilaian dan Klasifikasi Diare

Diare/ Berak encer/cair : terjadi apabila tinja menjadi cair yang lebih banyak
dari normal
Biasanya terjadi pada anak umur 6 bl – 2 th
Jenis diare : - Diare persisten : berlangsung selama 14 hr/lebih
prosentase : 20 %  kurang gizi & kematian
- Disentri : Diare dengan darah dalam tinja dengan atau
tanpa lendir. Penyebab : shigella
 Buku Bagan
1. Menilai : - berapa lama
- Adakah darah dalam tinja
- Adakah tanda-tanda dehidrasi (gelisah atau
rewel, jika berlanjut letargis / tidak sadar
 Latihan Foto (No. 1 – 7)
2.Klasifikasi diare ada 3 yaitu :
a. Semua anak dengan diare diklasifikasikan menurut derajat
dehidrasinya (3 klas)
b. Jika diare 14 hr/lebih diare persisten (2 klas)
c. Ada darah dalam tinja  disentri (1 klas)
 Latihan F (hal 33)
 Latihan G (video : cekung cubitan kulit)
 Penilaian dan Klasifikasi Demam
Anak dengan demam : malaria, campak, demam berdarah/penyakit berat
lainnya.
 Malaria
Penyebab : Plasmodium Falciparum
Demam : - Merupakan tanda utama malaria
- Terjadi sepanjang waktu/hilang timbul dg jarak
waktu yang teratur
- Mungkin anemia kronis (tanpa demam)
- Malaria penyebab utama ke + anak di daerah
penularan malaria yg tinggi (jawa & bali)
– Menentukan daerah resiko malaria :
• Didasarkan pada API : angkaInsiden malaria setahun berdasar Px
Lab.
• Diluar jawa bali : AMI – insidens malaria klinis dlm setahun tanpa
Px lab.

 Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh (t.u)→ menular Kasus
pada anak umur 6 bl – 2 th (berpengaruh : kepadatan penduduk &
perum ≠ sehat)
Penyebab : virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa
minggu setelah terjangkit
Antibodi dari ibu : melindungi bayi dari campak sampai 6 bl
Komplikasi : ± 30 % : diare, Pn, luka dimulut, infeksi telinga,
infeksi mata yang berat
 DBD : merupakan masalah Kesehatan masyarakat di Indonesia
(jumlah kasus & daerahnya ↑)
Penyebab : virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk AE/AA
Masa inkubasi : 4 – 6 hr
Gejala utama : - Demam tinggi & perdarahan (pecahnya pemb. Darah
Ciri-ciri : - demam akut 2 sampai 7 hr, lemah, gelisah, nyeri ulu hati
gejala perd → syok
 Menilai demam (buku bagan)
 Malaria
 Campak : amati &/ raba kaku kuduk
- Alihkan perhatian anak ke arah pusar/jari kaki
- bisa menunduk : anak ditelentangkan : topang
punggung & bahu anak dengan satu tangan, tangan
lain pegang bagian bwh kepala → tundukkan
kepalanya kearah dada
- ruam kemerahan yang menyeluruh & salah satu dari
gejala berikut batuk, pilek/mata merah
 Latihan H : Foto no 8 – 21
 Latihan I : campak foto hal 22 – 27
 Latihan J (komplikasi C) : foto 28 – 37
DBD : bila demam kurang 7 hari
 Latihan K : mengenali ptekie (hal 52)
- Klasifikasi demam :
Untuk semua anak
7. MEMERIKSA STATUS GIZI DAN ANEMIA (Semua anak sakit)

• Ibu datang karena anak sakit akut, mungkin kurang gizi (mempunyai resiko utk
berbagai penyakit & kematian)
• Kasus kurang gizi bisa ditangani dirumah (gizi buruk & anemia berat  rujukan
ke rumah sakit mak. Khusus)
• Penyebab gangguan gizi :
Kurang gizi makro : KEP (anak sering sakit  nafsu makan krg)
Kurang gizi mikro : <vitamin dan mineral
• Anak kurang gizi : Tampak kurus  Tanda marasmus
oedem  kwashiorkor
 Kurang vitamin A : untuk asupan makanan + akibat campak + diare (buta)
 Iodium  Gangguan tumbang (kretin)
 Zat besi  anemia (malaria  menghancurkan sel darah merah, cacingan)
 Bagan :
– Anak sangat tampak kurus (ceking) : marasmus s/ bentuk dari gizi
buruk (≠ tdk berlemak dan lunglit)
Cara : - buka pakaian dan lihat disekitar otot-otot bahu, lengan,
pantat, kaki, tulang rusuk kelihatan
- Pinggul anak kecil jika dibandingkan dengan dada & perut
- Lihat dari samping : Lemak dipantat hilang (ekstrem :
lipatan kulit pada pantat dan paha  celana baggy)
– Lihat kepucatan pada telapak tangan (≠ tidak menarik jari-jari
kebelakanghilangnya darahpucat)
Kesimpulan : kulit telapak tangan pucatagak pucat, pucat
sekalisangat pucat
 Latihan foto 41 – 49
- Lihat dan raba pembengkakan pada ke 2 kaki (kwashiorkor)
Bengkak : jadi apabila sejumlah besar cairan berkumpul dalam
jaringan tubuh anak, jaringan terisi cairan dan kelihatan bengkak.
Tanda lain : kurus, rambut jarang & tipis mudah rontok, kulit kering
dan bersisik tu pada lengan & tungkai & wajah yang bengkak (moon
face)
Cara menilai : tekan dengan ibu jari selama beberapa detik
cekung
 Latihan foto 50 – 53 (54 – 62)
 Tentukan BB/U
- Cara paling tepat BB/TB : karena keterbatasan dilapangan BB/U KMS +
gejala klinis)
- BGM  perlu perhatian khusus cara pemberian makan
- Lihat KMS : diatas, pada, di bawah (BB sangat rendah)
 Latihan kasus (hal 90 :

8. Memeriksa status imunisasi (ssi yang berjalan)


Catatan : - Pemberian terlalu muda tubuh ≠ bs melawan penyakit
dg baik
- HB1 (Kn1 kunjungan rumah)
- Sebelum Ultah 1 harus sudah lengkap
- Jika lebih besar 1 th belum lengkap : berikan dosis sisa
setiap ada kesempatan
9. Memeriksa pemberian VIT. A (semua anak umur 6 bl – 5 th)
Latihan 5 hal 104 & 105
10. Menilai masalah/keluhan lain (penyakit kulit, hal 107)
Latihan video

 Menentukan tindakan dan memberi pengobatan


1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
 Rujukan untuk klasifikasi berat (bagan warna merah : 8)
Bagan : “Rujukan segera” = segera merujuk ke fasilitas dg rawat inap
yg mempunyai peralatan & ahli yang mampu merawat anak
• Bila anak dirujuk segera harus ditentukan tindakan yang perlu dulu
(tindakan pra rujukan)
• Pengecualian : - diare persisten berat
- Batuk > 30 hr /demam terus 7 hr
- Klasifikasi berat Cuma dehidrasi berat
 Rujukan untuk tanda bahaya umum
Anak dengan tanda bahaya umum berarti mempunyai klasifikasi berat
→rujukan setelah diberikan dosis pertama antibiotik & tindakan
prarujukan lain
Pengecualian : tindakan rehidrasi menurut rencana terapi C→hilang
TBU sehingga ≠ perlu rujukan
 Rujukan untuk masalah berat lain
MTBS : terbatas tidak bisa menangani masalah berat lain rujuk segera
Ingat : anak dengan TBU, klasifikasi berat/masalah berat lain→≠
terdapat † → tdk perlu rujukan
1.1 Pn berat/ Penyakit sangat berat (sakit serius) →rujukan segera →O2
(sebelumnya diberi dosis pertama Ab untuk mencegah Pn berat menjadi
lebih parah, serta untuk mengobati infeksi berat seperti sepsis &
meningitis
1.2 Diare dengan dehidrasi berat (bagan hal 3)
Baca rencana terapi C hal 14 buku bagan
1.3 Diare persisten berat
- Untuk mencegah kehilangan cairan perlu perubahan diet, Px lab tinja
- Tangani dehidrasi anak sebelum dirujuk
1.4 Penyakit berat dengan demam
1.5 Campak dengan komplikasi berat
1.6 DBD (bagan)
1.7 Mastoiditis (rujukan ke rumah sakit untuk pembedahan)
1.8 Gibur/anemia berat (ssi bagan, RS = diet khusus / transfusi)
1. Menentukan perlunya rujukan segera
2. Menentukan tindakan & pengobatan pra rujukan
3. Merujuk anak
– Jelaskan pada ibu tentang pentingnya rujukan
– Hilangkan kekhawatiran ibu & bantu ibu mengatasi s/ masalah
– Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit
– Beri instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak
selama perjalanan
4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak
memerlukan rujukan segera
5. Memilih obat yang ssi (dosis & jadwal)
6. Memberi cairan kombinasi utk diare & melanjutkan pemberian makan
7. Memberi imunisasi sesuai kebutuhan
8. Memberi suplement Vit. A
9. Menentukan waktu untuk kunjungan ulang (waktu yg terpendek &
pasti)
– Tulis Kunj.U untuk setiap klasifikasi
– Bila terdapat beberapa macam waktu untuk Kunj,U pilih waktu
yang pasti adalah yang tidak diikuti dengan kata “bila” atau
“jika”

MTBM (umur 1 hr – 2 bln)


Alasan karena : bayi muda mudah sekali sakit, cepat menjadi berat &
serius bahkan † (utama : mg I)
– Untuk bayi sehat maupun sakit
– Penyakit yang terjadi pada mg I terkait dgn mslh kehml & pers.
– Melalui kunjungan (bayi muda tidak keluar rumah)
Tujuan pembelajaran : hal 2 modul 6
Langkah-langkah :
I. Penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hr – 2 bl
– Tanya ibu mengenai masalah bayinya
– Tentukan kunjungan I atau KU untuk masalah yang
sama→pelayanan tindak lanjut pada bab IV
– Kunjungan I penilaian ssi bagan
– Jika membutuhkan rujukan segera, teruskan Px saudara
secara cepat lewat penilaian pemberian ASI karena memakan
waktu.
1.1 Px dan klasifikasi kejang (untuk semua bayi muda)
• Kejang merupakan kelainan SSP keadaan darurat
Kejang umur ≤ 2 hr berhubungan dengan : asfiksia,
trauma lahir, kelainan bawaan
Kejang umur > 2 hr : TN, infeksi & kelainan metabolik
seperti < kadar gula darah
• Pada bayi < bl →Perd. intrakranial
1.2 Px dan klasifikasi gangguan nafas
• Pola nafas pada bayi muda tidak teratur frekuensi nafas
normal : 30 – 59 x/mnt
• Frekuensi ≥ 60 x/mnt atau < 30 x/mnt dan menetap →
gangguan nafas (sianosis)
• Pernafasan cuping hidung, pelebaran cuping hidung pada
waktu bayi menarik nafas
1.3 Px dan klasifikasi hipotermi (s < 36,5°C)
• Lihat dan raba sklerema (pada hipotermi, kulit bayi
kemerahan, pipi, dada, paha keras dan dingin. Raba kulit
perut, ketiak dan kaki untuk mencari bagian2 yang mengeras
dan teraba dingin
• Gerakan bayi N : terlihat aktif, gerakan kaki dan tangan
simetris pada saat terjaga, posisi ekstremitas dalam keadaan
flexi.
1.4 Px dan klasifikasi kemungkinan infeksi bakteri (sistemik/lokal)
• Sistemik : gejala tidak khas umumnya menggambarkan
gangguan fungsi sistem organ, contoh : gangguan
kesadaran→kejang, gangguan nafas, malas minum dll
• Lokal gejala : Bagian terinfeksi teraba panas, bengkak, merah
(tali pusat, telinga)
1.5 Px dan klasifikasi ikterus
Ikterus : perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kuning terjadi 80% karena penumpukan bilirubin (merupakan
hasil pemecahan sel darah merah, sebagian lainnya karena ke
≠ cocokan gol. Darah ibu & bayi.
− Peningkatan bilirubin °/k pembentukan yang berlebih/ada
gangguan pengeluaran)
− Ikterus Fisiologik 3 - ≤14 hr
Patologik (hiperbilirubinemia)→gangguan
SSP (karena ikterus)→†
− Derajat kekuningan (kramer 1-5)
1.6 Px dan klasifikasi gangguan saluran cerna (BBL dengan perut
kembung/buncit disertai muntah→kemungkinan gangguan
saluran cerna seperti obstruksi sal cerna)
Bayi N: Regurgitasi akibat kebanyakan minum/gjl mngeluarkan
udara yang tertelan.
1.7 Menilai dan klasifikasi diare (sama kelompok umur 2 – 5 th)
1.8 Px dan klasifikasi kemungkinan BBR dan/ masalah pemb. ASI,
ASI : penting untuk tumbang pada bayi umur 6 bln pertama kehidupan.
Jika ada masalah pemberian ASI pada masa ini →< gizi
Ad : Px kemungkinan BBR (KMS bayi) karena pemberian ASI <.
Ad2 : Menilai cara meneteki :
− ASI mengandung zat gizi paling sempurna utk kesehatan,
perkembangan & kecerdasan & zat kekebalan tubuh yang
akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh
bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi &
alergi
− Meneteki dlm 30’ I setelah lahir→ikatan batin yg erat dg
bayi
Lihat : melekat tanda-tanda : ada 4 (hal 35)
Kriteria : - melekat dengan baik
- ≠ melekat dg baik
- ≠ melekat sama sekali
Mengisap dengan efektif : jika bayi mengisap secara dalam, teratur
diselingi istirahat dan by terdengar suara menelan
Pada akhir pemberian ASI tanda bayi sdh kenyang yaitu :
• Bayi melepas payudara secara spontan, bayi tampak tenang dan
mengantuk
• Bayi tanpak tidak minat lagi pada ASI
• POSISI : dinilai.
Latihan foto no. 69 – 77
1.9 Memeriksa status imunisasi pada bayi muda (hal 44)
Pengert hepatitis :merupakan infeksi hati
Cara penularan : - Melalui makanan Hepatitis A
- Cairan tubuh : B, C, D (B&C paling berbahaya
karena dapat berkembang menjadi penyakit hati
mematikan, CH, ca Hati
- HB : ada sembuh, carrier (pembawa) hep
resiko HB menjadi carrier tergantung pada umur
waktu terinfeksi
• Pada By 90% → carrier
• Dewasa 5-10% →carrier
Imunisasi Hb I pada bayi umur 0 – 7 hr :
1. Sebagian ibu hamil merupakan carrier HB
2. Hampir separuh bayi dapat tertular HB pada saat lahir dari ibu
pembawa virus
3. Penularan saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi
Hepatitis menahun, yg selanjutnya dapat berlanjut menjadi CH
dan ca hati primer
4. Imunisasi Hb sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% dari
penularan
Cara pemberian : a. HB I : paha kiri
b. BCG : lengan kiri
1.10 Memeriksa masalah/keluhan lain
• Kelainan bawaan Px fisik
• Trauma lahir (Trauma akibat proses pers)
• Perd. Tali pusat
1.11 Memeriksa masalah ibu (kesempatan untuk memberi pelayanan
kesehatan pada ibu→Px nifas)
II. Tindakan dan pengobatan
• Bayi muda : klasifikasi merah →tindakan prarujukan
Jelaskan pentingnya rujukan (inform consent)
• Tindakan pra rujukan sebelum merujuk bm dengan klasifikasi
merah :
1. Membebaskan jl nafas dg memberi O2 (jika ada)
2. Menangani kejang dengan obat anti kejang
3. Mencegah agar gula darah tdk turun
4. Memberi cairan intravera
5. Memberi dosis I Ab
6. Menghangatkan tubuh bayi segera
7. Menasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama
perjalanan ketempat rujukan dengan metode kanguru
8. Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai
klasifikasi ikterus patologis
9. Memasang pipa lambung pada bayi dg klasifikasi gangguan
saluran cerna & diare dehidrasi berat (cara memasang pipa
lambung gangguan sal cerna hal 62)
Konseling bayi ibu:
Tujuan : - Mengajarkan ketrampilan komunikasi yg baik
− Mengajari ibu cara memberikan obat oral dirumah
− Mengajari ibu mengobati infeksi lokal dirumah
− Mengajari ibu pemberian cairan dirumah
− Melakukan penilaian pemberian ASI & makanan anak
− Konseling bagi ibu tentang masalah pemberian ASI &
makanan
− Menasehati ibu ttg : - Kapan kembali untuk KU
- Kapan kembali segera utk
perawatan lebih lanjut
- Kpn kembali untuk imunisasi &
pemberian Vit. A
- Kesehatan sendiri
- Menentukan prioritas nasehat (KNI)
Ad 1 : Mengajarkan ketrampilan komunikasi
 Pengobatan di klinik perlu dilanjutkan dirumah.
keberhasilan pengobatan di rumah tergantung pada ketrampilan
komuniksi tenaga kesehatan
 Ketrampilan komunikasi meliputi :
a. Tanya dan dengar : sehingga tahu apa yang telah
dilakukan dengan benar dan yg masih
perlu diubah
b. Puji : Jika ibu telah bertindak benar
c. Nasehati: batasi nasihat kepada ibu utk hal2 yg
benar-benar tepat
d. Cek pemahaman : ajukan pertanyaan terbuka utk
mengetahui pemahaman ibu
 Dalam menasehati ibu gunakan 3 langkah dasar mengajar :
1. Memberi penjelasan
2. Memberi contoh
3. Memberi kesempatan ibu untuk praktek
 Mengecek pemahaman ibu
Merupakan bagian terpenting dari komunikasi
- Pertanyaan yang baik harus mencakup : apa, mengapa,
bagaimana, kapan, berapa banyak.

II. Langkah-langkah mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah


1-6 (hal 12 modul konseling ibu)
III. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
IV. Mengajari ibu cara mencampur & memberi oralit, ada 3 aturan
kasus anak muntah : - sedikit demi sedikit
- Muntah tunggu 10 mnt
1. Perawatan diare dirumah : beri cairan tambahan
KNI : dibawakan pulang untuk ibu
2. Perawatan diare di rumah: lanjutkan pemberian makan
3. Kapan harus kembali (segera klinik)
Tanda-tanda :
a. Tidak bisa minum atau menetek
b. Bertambah parah
c. Timbul demam
Bila anak menderita diare juga beri tahu untuk kembali bila:
- Ada darah dalam tinja
- Malas minum
V. Anjuran pemberian ASI dan makanan (bagan hal 20)
VI. Menilai cara pemberian makanan (format MTBS plg bwh)
Penilaian ini digunakan pada anak :
- Klasifikasi demam dan / BGM atau
- Berumur kurang 2 tahun
Latihan pertanyaan hal 40
VII. Menentukan masalah pemberian makanan anak.
Contoh : bayi umur 3 bl diberi larutan gula & ASI
VIII. Menasehati ibu tentang pemberian makanan anak
Nasehat pemberian makan : ASI saja
- Nasehati yang ssi
- Menggunakan KNI, kegunaan :
- bagi petugas (mengingatkan)
- bagi ibu mengingatkan
Diseminasi pd keluarga
Senang diberi sesuatu
IX. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
X. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kes
- Kunjungan ulang
- Segera
- Kunjungan anak sehat

Tindak lanjut kelompok umur 2 bl – 5 th


Buku bagan hal 15
Tujuan pembelajaran :
1. Menentukan apakah anak KU
2. Jika KU nilai tanda-tanda ssi dengan petunjuk dalam kotak tindak
lanjut untuk klasifikasi anak sebelumnya
3. Memiliki tindakan dan pengobatan berdasarkan tanda-tanda yang
ada pada anak saat KU
4. Jika anak mempunyai masalah baru, menilai dan mengklasifikasi
seperti kunjungan pertama
- s/ ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk KU ssi klasifikasi
- Tindak lanjut merupakan hal penting °/k klinik perlu membuat alur
khusus untuk KU berbeda dg KA.
Penerapan MTBS di Puskesmas
Tujuan setelah selesai modul ini :
1. Mampu melaksanakan diseminasi informasi mengenai MTBS kepada
seluruh petugas Puskesmas
2. Mampu melakukan penilaian dan penyiapan obat-obat yang
diperlukan
3. Mampu melakukan penyiapan pengadaan formulir MTBS
4. Mampu melakukan penilaian & pengamatan terhadap alur pelayanan
(datang-konseling)
5. Mampu melakukan upaya penerapan MTBS secara bertahap
6. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan

I. Persiapan penerapan MTBS di Puskesmas meliputi :


1. Diseminasi info MTBS kepada seluruh petugas Puskesmas
2. Rencana penerapan MTBS
3. Penyiapan obat & alat & form pencatat & pelaporan hasil
pelayanan MTBS
Ad 1. Disfo kepada seluruh petugas :
− Info yang harus disampaikan : konsep umum MTBS, peran dan tujuan
petugas PKM dalam penerapan MTBS
− Diskusi rencana penerapan MTBS meliputi :
Penyiapan logistik, penyesuaian akhir pelayanan, penerapan MTBS dan
pencatatan & pelaporan hasil yan MTBS
− Materi : buku bagan
− Jadwal waktu untuk pelaksanaan & peserta disfo yang harus hadir

Ad 2. Penyiapan logistik :
Penyiapan obat, alat formulir MTBS & KNI >< mggu
kelancaran
1. Penyiapan obat : obat yang digunakan telah tmsk dalam DOEN &
LPLPO
2. Penyiapan formulir (diskusi dengan Ka. Puskesmas) →
Form MTBS dan KNI, hitung rata-rata kunjungan /bln (MTBS &
MTBM)
3. Penyesuaian alur pelayanan
− Konsekuensi penerapan MTBS : waktu Yan menjadi lebih lama.
Untuk mensiasati perlu dilakukan penyesuaian alur pelayanan
− Penyesuaian alur yang disusun dengan memahami langkah-
langkah Yan yang diterima, yaitu : sejak penderita datang
hingga mendapat Yan yang lengkap meliputi :
a. Pendaftaran d. Pemberian obat
b. Px & konseling e. Rujukan bila diperlukan
c. Tindakan yg diperlukan diklinik
− Mgnk alur model ban berjalan (ada 3 petugas, 5 dst)
II. Penerapan MTBS di Puskesmas, langkah-langkah :
− Penilaian terhadap jumlah kunjungan balita sakit perhari → semua
dilayani di MTBS
− Keputusan didasarkan : jumlah petugas, jumlah kunjungan,
penjabaran tugas-tugas lain
III. Pencatatan & pelaporan hasil pelayanan (SP3)

Anda mungkin juga menyukai