Anda di halaman 1dari 13

DIAGNOSIS

● Anamnesis
Berdasarkan gejala klinis :
KAD:
-Mual/muntah, haus/poliuria, nyeri perut, sesak napas; gejala berkembang dalam
waktu <24 jam.
-Faktor presipitasi meliputi riwayat pemberian insulin inadekuat, infeksi (pneumonia,
infeksi saluran kemih, infeksi intraabdominal, sepsis), infark (serebral, koroner,
mesentrika, perifer), obat (kokain), kehamilan.
SHH
-Riwayat poliuria, berat badan turun, dan berkurangnya asupan oral yang terjadi
dalam beberapa minggu dan akhirnya terjadi letargi/koma.
-Faktor presipitasi meliputi miokard infark, stroke, sepsis, pneumonia, infeksi berat
lainnya, keadaan seperti riwayat stroke sebelumnya, atau demensia atau situasi
sosial yang menyebabkan asupan air berkurang.
● Pemeriksaan Fisik
KAD
Turgor kulit yang menurun, pernafasan kussmaul, takikardi, hipotensi, perubahan status
mental, syok, dan bahkan koma.
SHH
Tanda dehidrasi dengan berkurangnya turgor kulit, lemah, takikardi, dan hipotensi,
Demam karena infeksi, pada beberapa pasien, tanda neurologis fokal (hemiparesis,
hemianopsia) dan kejang (kejang motorik parsial lebih sering daripada kejang umum)
dapat menjadi temuan klinis yang dominan, dan perubahan status mental

● Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium :penentuan kadar glukosa plasma, urea nitrogen/kreatinin serum,
keton, elektrolit (dengan anion gap), osmolaritas, analisa urine, benda keton urin
dengan dipstik, analisa gas darah pemeriksaan sel darah lengkap dengan hitung
jenis
KAD
-Ditemukan adanya hiperglikemia (>250 mg/dl), ketonemia dan atau ketonuria dan
asidosis metabolik (HCO3 <18) dengan anion gap meningkat.
SHH
Hiperglikemia (dapat >600 mg/dl), hiperosmolaritas (>350 mOsmol/L), azotremia
prerenal. Asidosis dan ketonemia tidak ada atau ringan. pH >7.3 dan bikarbonat >8
2. Elektrokardiogram, x-ray thorak, urin lengkap, sputum atau kultur darah dapat diperiksakan
jika terdapar indikasi.
3. HbA1c untuk menentukan apakah episode akut ini merupakan akumulasi bertahap proses
diabetes yang belum diketahui atau tidak terkontrol sebelumnya atau merupakan episode
akut nyata pada pasien diabetes yang terkontrol dengan baik
DIAGNOSIS BANDING
Starvation ketosis, alcoholic ketoacidosis, asidosis laktat,
penyalahgunaan obata (salisilat, metanol, etilen glikol,
paraldehid), akut pada gagal ginjal kronis.
TATALAKSANA

1. Pemberian Cairan
2. Terapi Insulin
3. Koreksi Kalium
4.Bikarbonat
-Jika PH vena <6.9, berikan 100 mmol natrium bikabonat dalam 400 ml sterile
water ditambah 20 mEq KCL diberikan selama 2 jam. Jika PH masih <7, ulangi
setiap 2 jam sampai PH >7, periksa kadar kalium serum setiap 2 jam
-Jika pH vena > atau sama dengan 6.9: tidak perlu diberikan natrium bikarbonat
5.Pemantauan
Pantau tekanan darah, nadi, napas, status mental, asupan cairan dan urin tiap
1-4 jam
KOMPLIKASI

● Hipoglikemia
● Hiperglikemi sekunder
● Edema cerbral
● Hypoxemia
● Edema paru
● Dilatasi gaster
PENCEGAHAN
● Edukasi
Perawatan medik yang baik, edukasi yang sesuai, dan
komunikasi efektif dari tenaga kesehatan selama
belum timbulnya penyakit.
Sick-day management:
1) kapan menghubungi sarana pelayanan kesehatan
2) target glukosa darah dan penggunaan short-acting
insulin selama penyakit,
3) mengobati demam dan infeksi, dan
4) inisiasi dari suatu diet cairan yang mudah dicerna
yang mengandung karbohidrat dan garam. Yang
paling penting, pasien harus dinasehatkan untuk
tidak pernah menghentikan insulin dan untuk
mencari dokter saat mulai sakit .
PROGNOSIS

KAD memiliki angka kematian 2% untuk usia < 65


tahun dan 22% untuk usia. SHH memiliki angka
mortalitas 20-30%
BAB
KESIMPULAN
Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi pada Diabetes
Mellitus (DM), baik tipe 1 maupun tipe 2. Keadaan tersebut merupakan komplikasi
serius yang mungkin terjadi sekalipun pada DM yang terkontrol baik. Krisis
hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosis diabetik (KAD), status
hiperosmolar hiperglikemik (SHH) atau kondisi yang mempunyai elemen kedua
keadaan diatas. KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolik akibat
pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan
hiperosmolalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari
KAD murni. Sangat penting membedakan hiperglikemi krisis termasuk KAD atau
SHH. Karena manajemen KAD maupun SHH berbeda satu sama lain. Semakin cepat
kita mengetahui tipe hiperglikemi semakin cepat penanganan pasien sehingga
kondisi pasien akan jauh lebih baik. Untuk membedakan hiperglikemi krisis
termasuk jenis KAD atau HHS dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti DL,
SE, dan BGA. Selain terapi spesifik KAD maupun SHH juga sangat penting terapi
cairan untuk mencegah dehidrasi maupun mengobati dehidrasi karena pada pasien-
pasien hiperglikemi krisis rentan mengalami dehidrasi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai