Anda di halaman 1dari 113

EPIDEMIOLOG

I
Dr. Budi Irwansyah, SKM.,M.Kes.

budiirwansyah2016@gmail.com
HP-WA : 085392121345
PROFILE :
• PNS- Widyaiswara
• BAPELKES KALTIM
• D3 Kesling (1995)
• S1 Kesmas (2000)
• S2 Epidemiologi (2005)
• S3 Promkes/Kesmas (2015)
My FAMILY • Alamat : Jl.Damai RT 28
No. 78 Samarinda
• Hoby : berkebun dan
berpetualang
Kapan ... ?
Pokok Bahasan
1. Konsep Epidemiologi
2. Konsep dasar timbulnya Penyakit
3. Epidemiologi Kespro
4. Epid. PM dan PTM yg berkaitan Kespro
5. Epid. dlm pelayanan Kespro
6. Ukuran status kes. dlm epidemiologi
7. Epidemiologi Analitik dan aplikasinya
8. Penyelidikan Wabah KLB di Komunitas
9. Berpikir kritis dlm mengambil keputusan epid.
KONSEP EPIDEMIOLOGI
PERISTIWA
Pengalaman Bisnis (Jual beli)
Berkomunikasi
Peristiwa kecelakaan
Keinginan
Jatuh cinta
Beli barang
Makan diwarung
Tanggal tua
pengertian
Epi
Demo
logos
ISTILAH dalam EPIDEMIOLOGI
• Endemi : keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit
tertentu secara terus menerus tetap ada pada populasi
manusia dalam suatu area geografis tertentu
• Epidemi : terjadinya kasus-kasus dengan sifat –sifat yang
sama pada sekelompok manusia pada suatu area geografis
tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut
melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut
* Common source : epidemi yang timbul dari sumber
yang sama
* Propogated source : epidemi yang timbul akibat
sumber penyebaran

• Pandemi:Epidemik yang terjadi dalam daerah yang sangat


luas dan biasanya mencakup proporsi populasi yang banyak
TUJUAN
INFORMASI
MENGETAHUI
MENGANALISA
MERAMALKAN
RUANG LINGKUP
Bahasan : ORANG TEMPAT WAKTU
Program : semua kajian dalam kesmas
KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT
KONSEP PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI

The traditional (ecological) model

HOST AGENT

ENVIRONMENT

Medik vs Epid
The health field concept (H.L. Laframboise, 1973)

SEHAT

Lingkungan Gaya hidup Biologi Sistim yankes


The environment of health , Hendrik L Blum, 1974

Hereditas

Lingkungan SEHAT Pelayanan kesehatan

Gaya Hidup
KONSEP DASAR
TRIAS EPIDEMIOLOGI :
* Host
* Agent
* Environment

Gangguan keseimbangan menyebabkan sakit


Variasi keadaan equilibrium (keseimbangan)
Host, agent dan environment
1. Periode prepatogenesis, terlihat dalam
keadaan seimbang sebelum sakit (sehat)

H A

E
2. Periode patogenesis, kesimbangan terganggu
terlihat perubahan keseimbang
a. Perubahan pada faktor agent
H

A
E

Terdapat agent baru, jumlah agent bertambah, terjadi


mutasi agent dsb. Sehingga kemampuan agent
menginfeksi host bertambah.
b. Perubahan pada faktor host.
A

Bertambahnya jumlah orang orang yang


rentan terhadap suatu agent mikro
organisme tertentu. Pada keadaan ini
proporsi kerentanan host dalam populasi
bertambah
c. Perubahan pada faktor lingkungan yang
menyebabkan mudahnya penyebaran agent

A
E

Pada musim hujan agent penyakit penyakit demam


berdarah bertambah, sehingga berpotensi
menularkan.
d. Perubahan pada faktor lingkungan yang
menyebabkan perubahan pada kerentanan host

H
E

Bersamaan meningkatnya polusi udara, penyakit


infeksi saluran pernafasan bertambah karena terjadi
kerentanan host pada populasi.
HOST
Adalah : manusia atau makhluk hidup lainnya,
termasuk burung dan arthropoda, yg menjadi
tempat proses alamiah penyakit
Berupa : umur, jenis kelamin, ras,anatomi tubuh,
status gizi,sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat
penyakit, gaya hidup, hereditas, imunitas,dll
Karakteristik Host menghadapi penyakit
Resistensi : kemampuan utk bertahan thd suatu
infeksi
Immunitas : kesanggupan host dlm respon
imunologis , secara alamiah/ didapat, ------ tubuh
kebal thd suatu penyakit tertentu
Infeksiusnes : potensi host yg terinfeksi utk
menularkan penyakit
AGENT
Adalah : suatu unsur, organisme hidup atau kuman infektif
yang dapat menyebabkan terjadinya suatu
penyakit
Berupa
Agent biologik : protozoa, metazoa, bakteri,virus,
jamur,ricketsia.
Agent kimia : pestisda, food addictive, obat-obatan, limbah
industri
Agent nutrisi : kekurangan atau kelebihan gizi :
karbohidrat, protein, lemak, vitamin.
Agent mekanik/fisik : radiasi dan trauma mekanik
Karakteristik Agent
• Infektifitas :kesanggupan organisme berdaptasi thd lingkungan dari
host

• Patogenitas : kesanggupan organisme menimbulkan reaksi


klinik khusus yg patologis stlh terjadi infeksi

• Virulensi : kesanggupan organisme tertentu menghasilkan reaksi


patologis berat menyebabkan kematian.

• Toksisitas : kesanggupan oganisme memproduksi reaksi kimia yg


toksis.

• Invasitas : kemampuan organisme melakukan penetrasi

• Antigenicitas : kesanggupan organisme merangsang reaksi imunologis


dlm host.
ENVIRONMENT
Adalah : semua faktor luar dari suatu individu.
Berupa :
Lingkungan fisik : geografik, iklim,geologi
Lingkungan biologis : kepadatan penduduk, flora,
fauna
Lingkungan sosial : Migrasi/urbanisasi, lingkungan
kerja, perumahan, kekacauan, bencana alam, perang,
banjir
Karakteristik Environment
Topografi : situasi lokasi tertentu , natural atau
hand made mempengaruhi terjadinya penyakit

Geografi : keadaan berhubungandgn struktur


geologi bumi mempengaruhi terjadinya penyakit.
INTERAKSI H-A-E
1. Interaksi Agent – Environment
Keadaan dimana agent dipengaruhi scr langsung
oleh lingkungan mis : ketahan bakteri thd sinar
matahari.
2. Interkasi Host – Environment
keadaan dimana Host dipengaruhi langsung oleh
lingkungan
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
PADA MANUSIA

Periode Pre Patogenesis :


Periode sebelum manusia sakit terdapat interaksi antara
faktor faktor host agent dan environmen yang berlangsung
terus menerus
Periode Patogenesis :
Perjalanan penyakit mulai interaksi pertama dengan
stimulus yang merangsang terjadinya penyakit sampai
terjadi perubahan bentuk dan fungsi dari jaringan sampai
keseimbangan tercapai (sembuh, carrier, cacat atau
meninggal).
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

MASA PRE- MASA


PATHOGENESIS PATHOGENESIS

Masa Meninggal
Masa Masa
H A lanjut Kronis
awal penyem
Sakit Cacat
sakit buhan
E Sembuh
HORIZON KLINIS

Awal
Keseimbangan terjadi Waktu
Interaksi Sakit Tempat
Pergeseran keseimbangan Orang
TIGA TAHAP PENCEGAHAN
1. PENCEGAHAN PRIMER :
Mencegah berkembangnya penyakit sebelum penyakit
tersebut terjadi, dilakukan pada phase prepatogenesis
untuk mendapatkan tingkat kesehatan optimum dan
memberikan perlindungan spesifik (Imunisasi, Kesling,
perlindungan kecelakaan dsb).
2. PENCEGAHAN SEKUNDER :
Untuk mendeteksi dini dan mengobatai penyakit (skrining
dan pemeriksaan berkala).
3. PENCEGAHAN TERSIER :
Untuk rehabilitasi suatu penyakit, agar tidak cacat atau
gejala sisa (mengurangi ketergantungan fisik, emosional)
5 tahap Pencegahan
Health Prevention
Specific protection
Early diagnosa & Promft Treatment
Disability limitation
Rehabilitation
TUGAS
Buatlah analisa epidemiologi, sesuai dengan tema yg dianalisa
Contoh : HIV AIDS
ORANG : .....
TEMPAT: ....
WAKTU : ....

Anemia bumil :
ORANG :
• Umur....
• Kebiasaan....
• Paritas...
• Ekonomi ...
• Pola makan
Aplikasi dari upaya pencegahan

PREPATOGENESIS PATOGENESIS

HEALTH SPESIFIC EARLY DIAGNOSIS DISABILITY REHABILITATION


PROMOTION PROTECTION AND PROMPT LIMITATION
TREATMENT

PRIMARY PREVENTION SECONDARY PREVENTION TERTIERY


PREVENTION
FAKTOR RANTAI
PENULARAN PENYAKIT
1. AGENT
2. RESERVOIR DARI AGENT
3. PORTAL DARI AGENT MENINGGALKAN HOST
4. CARA PENULARAN AGENT KE HOST BARU
5. PORTAL DARI AGENT KE HOST BARU
6. KERENTANAN HOST
PENULARAN
 Agent (Protozoa, Metazoa,Virus, Bakteri, Jamur,
Riketsia)
 Reservoir penyebab : Habitat tempat hidup dan
berkembangbiak agent penyakit (Manusia, binatang,
lingkungan).
 Portal agent meninggalkan host (saluran pernafasan,
saluran makanan, sistem genital, kulit, transplantasi)
• Cara penularan dari agent ke host baru
secara langsung (kontak person, bersin) dan secara tidak langsung
(Vehicle borne, vector borne, air borne/partikel debu).

• Portal dari agent masuk ke host yang baru


(Mekanismenya sama seperti agent meninggalkan host.

• Kerentanan host.
(genetik, ketahanan tubuh secara umum, imunitas spesifik yang didapat)
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam
KESPRO
Penyakit Menular - kespro
Infeksi biologis
Sumber penularan (Agent)
Berkaitan dengan kespro
PTM dalam KESPRO
Sumber dari perilaku
Tidak terjadi penularan
Bersifat individu
Epidemiologi dlm yankespro
Konsep OTW
Berbasis kespro
Berkaitan dengan program lainnya

Contoh :
KB terkait dengan perilaku, sarana, yankes dll
Anemia Bumil berkaitan dg Pola makan, inpeksi dll
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF dan ANALITIK
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
TUJUAN :
1. Menggambarkan karakteristik distribusi berbagai
penyakit/masalah kesehatan dari suatu kelompok
populasi yang terkena.

2. Memperhitungkan besar dan pentingnyaberbagai


masalah kesehatan pada suatu kelompok populasi.

3. Untuk mengidentifikasi kemungkinan kemungkinan


“determinant” atau faktor penentu, masalah, faktor risiko
yang kemudian dapat dijadikan suatu hypotesa.
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF (1)
Variabel Epidemiologi : (Orang, Waktu dan Tempat)
1. Variabel orang:
(umur, jenis kelamin, etnik group, pekerjaan,
pendidikan, sosial ekonomi, status imunisasi, status
perkawinan, agama dsb).
2. Variabel Waktu :
(Variasi jangka panjang atau “secular trend”, fluktuasi
periodik atau “Siklik” dan frekuensi penyakit yang
terjadi secara singkat seperti pada “epidemi”)
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF (2)
3. Variabel Tempat :
Untuk menganalisis kejadian penyakit menurut tempat,
dapat dibandingkan :
a. Perbandingan antar negara (International)
b. Perbandingan dalam negara (Prov,Kab./kota, kecamatan, desa.
c. Perbandingan rural dan urban.
d. Perbandingan antar tempat.
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan karakteristik kejadian
(“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.
1. Proporsi :
Digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya. Apabila
menggunakan angka dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.

Rumus :
X
x K=
X+Y
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (1)
contoh proporsi :
penduduk wanita = 30 org
penduduk laki-laki = 50 org
Proporsi pddk wanita :

30
x 100 = 37,5%
30 + 50
Proporsi pddk laki-laki = 62,5%
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (2)
2. Rate :
Adalah perbandingan antara jumlah kejadian terhadap
jumlah penduduk yang mempunyai risiko terhadap
kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu
tertentu.
Rate untuk menyatakan dinamika atau kecepatan
kejadian dalam suatu populasi masyarakat tertentu.
Rumus Rate = X
xK
Y
UKURAN-UKURAN
EPIDEMIOLOGI (3)

Rate :
X = Jumlah kejadian tertentu yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu
Y= Jumlah penduduk yang mempunyai
risiko mengalami kejadian tertentu dalam
kurun waktu tertentu (pop.at risk)
K= Konstanta (angka dasar)
Contoh : Kasus DBD tahun 2013 di kota A = 400
Penduduk kota A th.2013 = 30.000
I.R = 400 X 1000 = 13,3 /1000 penduduk.
30.000
UKURAN-UKURAN
EPIDEMIOLOGI (4)
3. RATIO :
Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal
antara numerator dan denominator tidak ada sangkut
pautnya.
Misal : Sek ratio DKI Jakarta Laki-laki = 40
Perempuan = 60
Laki-laki : Perempuan = 1 : 1,5
Populasi proporsi sakit TBC = 100
Populasi proporsi tidak sakit TBC = 1000
Relative Risk = 100/1000 = 1/10 = 0,1
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (4)
4. Incidens Rate:
I.R = Jml.Kasus baru pada periode waktu tertentu
xK
Populasi yang berisiko pada waktu yang sama
Incidence pada periode singkat dan terbatas
(epidemi) disebut : Attack Rate (dalam persen)
Jumlah kasus
A.R = x 100 selama epidemi.
Populasi yang berisiko
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (5)
5. Prevalence Rate:
Jumlah Kasus yang ada pada periode waktu tertentu
PR= xK
Populasi seluruhnya pada titik waktu tertentu

6. Ukuran Kematian :
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate atau CDR)
b. Angka Kematian menurut kelompok umur (ASDR)
c. Angka kematian karena penyakit tertentu (CSDR)
d. Case Fatality Rate (CFR) =
Jml.Kematian/Jml.Kasus x 100%
Exercise
Ukuran Epidemiologi
Selama th 2013 di Indonesia telah terjadi KLB DBD pd
beberapa Kota yg disertai dg sejumlah kematian sbb :
- Jakarta dg kasus = 200 , meninggal 50
- Surabaya dg kasus = 150 , meninggal 30
- Padang dg kasus = 50 , meninggal 10

Pertanyaanya :
“ Kota yg memiliki masalah DBD terbesar“ ???
Selama th 2013 di Indonesia telah terjadi KLB DBD pd
beberapa Kota yg disertai dg sejumlah kematian sbb :
- Jakarta dg kasus = 200 , meninggal 50
- Surabaya dg kasus = 150 , meninggal 30
- Padang dg kasus = 50 , meninggal 10

Jumlah penduduk berisiko sbb :


- Jakarta = 1.500.000 org
- Surabaya = 800.000 org
- Padang = 100.000 org
Pertanyaanya :
“ Kota yg memiliki masalah DBD terbesar“
Dari hasil tabulasi laporan Program Malaria di Kec
Satui diperoleh data sbb:
Kasus baru Total kasus
Jml
Kel umur Meninggal
pddk L P L P

0-9 3400 10 7 15 19 4
10-19 4200 9 9 16 20 1
20-29 2800 4 5 12 11 2
30-39 2600 8 3 17 9 2
40-71 7000 46 25 65 45 6
Total
Pertanyaanya 20000 77
: Tolong dihitung 49 125 104 15
Insidens Rate, Prevalens Rate, Ratio kasus baru menu-
rut sex dan didtribusi proporsi Perempuan pd semua
kasus ,CFR usia 0-9 th dan angka kematian malaria
Incidence Rate dan CFR DBD
Pop IR CFR
No Kota Risk Kasus o/oo Mati o/o
1 JAKARTA 1.500.000 200 0,13 50 25

2 SURABAYA 800.000 150 0,19 30 20


3 PADANG 100.000 50 0,50 10 20

Pertanyaanya :

“ Kota yg memiliki masalah DBD terbesar“ ???


JAWABAN
Kasus baru Total kasus
Jml Menin
Kel umur
pddk L P  L P  g gal

0-9 3400 10 7 17 15 19 34 4
10-19 4200 9 9 18 16 20 36 1
20-29 2800 4 5 9 12 11 23 2
30-39 2600 8 3 11 17 9 26 2
40-71 7000 46 25 71 65 45 110 6
Total 20000 77 49 126 125 104 229 15

126
Insidens rate = x 1.000 = 6,3 /1.000 pddk
20.000

229
Prevalens rate = x 1.000 = 11,45 /1.000 pddk
20.000
77
Ratio pdrt baru L = x 100 = 157 per 100 P
dg P 49

104
Proporsi pdrt P pada = x 100 = 49,76 %
semua kasus 229

4
Case Fatality Rate = x 100 = 11,76 %
34

15
Angka kematian Malaria = x 1.000 = 0,75 per 1.000 pddk
Cause Specific Death Rate) 20.000
TUGAS INDIVIDU

1. Cari Makalah Kesehatan (apa saja) yang ada


ukuran ukuran epidemiologi (
2. Buat Resume dan analisa secara singkat (2
halaman)

3. Tugas : Makalah + analisa di print


a. Sampullalui
b. Makalah
c. Analisa

4. Kumpul : 3 minggu, melalui ketua kelas


Jelaskan A, B, C D
•Maksud
•Contoh
• risiko
•dll CFR
- +
A B
Attack -
Rate + C D
PEYELIDIKAN WABAH dan KLB DI KOMUNITAS
Pengertian KLB
(Peraturan Menteri Kesehatan RI, No.1501/MENKES/PER/X/2010).

KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/ kematian yang


bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

KLB penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya suatu daerah menjadi


suatu wabah, atau dapat berkembang menjadi suatu wabah

62
PENGERTIAN KLB KERACUNAN PANGAN
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2013 TENTANG KLB KERACUNAN PANGAN )

KLB keracunan pangan adalah suatu kejadian


dimana terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama atau
hampir sama setelah mengkonsumsi sesuatu dan
berdasarkan analisis epidemiologi, makanan
tersebut terbukti sebagai sumber keracunan

63
Pengertian Wabah
( UU No.4/1984)
Wabah penyakit menular adalah: kejadian
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
Definisi Wabah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1989
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit
dengan cepat, menyerang sejumlah terhadap orang
di daerah yang luas.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal


Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau
kematian yang telah meluas secara cepat, baik
jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit
…Definisi Wabah
Benenson, 1985
 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
penduduk suatu daerah, yang nyata‑nyata melebihi jumlah yang biasa

Last 1981
 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat
berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan,
yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa
…Definisi Wabah
Permenkes RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010 Tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya
 Wabah Penyakit Menular (Wabah), adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
Selain kata wabah
letusan (outbreak)
kejadian luar biasa (KLB = unusual event)
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi merupakan suatu tindakan
atau kegiatan penyelidikan yang dilakukan segera
setelah mengetahui adanya laporan KLB berdasarkan
waktu, tempat dan orang. Penyelidikan epidemiologi
dapat pula dilakukan setelah KLB berakhir.
Kenapa Terjadi KLB ?
Terjadinya KLB di suatu daerah
mengindikasikan bahwa ada masalah
kesehatan di dalam daerah tersebut
Tujuan Investigasi KLB  Menghentikan KLB

KLB
(masalah)

Penyebab?
What?
Who?
Where? Stop KLB
When? - Jangka Pendek
Why? - Jangka Panjang

How?
Skala Prioritas Dalam Melakukan Investigasi/PE dan
Penanggulangan (Control) KLB/Wabah Berdasarkan
Sumber/Cara Penularan, dan Agen Penyebab

Sumber/Cara Penularan

Diketahui Tidak
Diketahui
Agen Diketahui Investigasi + Investigasi ++
Penyebab +
Control +++ Control +
Tidak Investigasi ++ Investigasi ++
Diketahui + +
Control +++ Control +
Tujuan Khusus Penyelidikan KLB

 Memastikan bahwa terjadi KLB/wabah


 Memastikan Diagnosa
 Menggambarkan variabel orang, tempat &
waktu
 Mengidentifikasi penyebab penyakit dan
menggambarkan sumber penyebab penyakit,
cara penularan.
 Mengidentifikasi populasi rentan & terpapar
 Memberikan rekomendasi tindakan
penanggulangan dan pengendalian.

73
LANGKAH2 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (KLB)
1. Persiapan
2. Memastikan adanya KLB/wabah
3. Menegakkan/memastikan diagnosa
4. Menggambarkan karakteristik epid. KLB
5. Menyusun Hipotesis (dugaan sementara)
 Sumber infeksi, cara penularan
 indenifikasi populasi risiko infeksi
6. Uji hipotesis
7. Pencegahan & Penanggulangan
8. Pembuatan laporan/diseminasi informasi

74
Langkah 1:
Persiapan Investigasi di Lapangan
Tiga kategori:
Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai,
perlengkapan dan alat)
administrasi (prosedur administrasi)
Konsultasi dan koordinasi (peran masing-masing
petugas yang turun ke lapangan)
KOORDINASI
Langkah 2:
Memastikan adanya KLB/Wabah
Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah
melampaui jumlah kasus pada saat biasa
Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang
ada saat itu dengan jumlahnya beberapa minggu
atau bulan sebelumnya, atau dengan jumlah yang
ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun
sebelumnya
Sumber Informasi
Sumber informasi bervariasi bergantung pada
situasinya :
 Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan
catatan hasil surveilens
 Untuk penyakit/ kondisi lain, digunakan data
setempat yang tersedia
 Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari
wilayah di dekatnya atau data nasional
 Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk
menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.
Kriteria KLB
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1501/MENKES/PER/X/2010
1. Timbulnya suatu penyakit menular
tertentu yang sebelumnya tidak ada/
tidak dikenal di suatu daerah, seperti
difteri, AFP, Avian Influenza, TN, Flu
baru H1N1, kolera.

2. Peningkatan kejadian penyakit/


kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan).

3. Peningkatan kejadian penyakit/


kematian, 2 kali atau lebih
dibandingkan dengan periode
sebelumnya (jam, minggu, bulan,
tahun)
Lanjutan……
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan dua kali lipat
atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

5. Angka rata-rata perbulan selama satu


tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan angka
rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya.

6. Case fatality rate suatu penyakit dalam


suatu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih,
dibanding dengan CFR dari periode
sebelumnya.
Lanjutan……
7. Proportional rate (PR) penderita dari
suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikan dua atau lebih dibanding
periode, kurun waktu atau tahun
sebelumnya.

8. Beberapa penyakit, seperti keracunan


pangan, menetapkan 2 kasus atau
lebih sebagai KLB (PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
2 TAHUN 2013 TENTANG KLB KERACUNAN
PANGAN)
 Keracunan makanan
 Keracunan pestisida
Pendekatan SKD KLB

Deteksi identifikasi adanya KLB sedini mungkin, sehingga


upaya penyelidikan dan penanggulangan dapat


segera dilakukan dan korban sakit atau kematian
Dini KLB dapat dicegah atau dikurangi

identifikasi faktor risiko KLB, agar upaya-upaya


Faktor pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi


kemungkinan terjadinya KLB dapat dilakukan.

Risiko KLB Misalnya, identifikasi perubahan sanitasi terhadap


kemungkinan terjadinya KLB kolera.
Variabel SKD
Kasus/ ●
Jumlah Kasus
Kematian ●
Jumlah Kematian

Faktor Risiko/ ●


Perubahan Lingkungan
Perilaku
Pra Kasus ●
Pelayanan Kesehatan (PWS Sanitasi, PWS Imunisasi dst)

Variabel PWS kasus maupun PWS prakasus harus sederhana, tidak


komplek, baik pada saat pengumpulan, pengolahan data, analisis-
interpretasi maupun distribusi informasi epidemiologinya
KLB Tanpa SKD
Primary
1st case ReportSamplesLab Response
Case at HC takenresult begins

masalah

Kasus Kasus
dapat di
kontrol

Waktu
SKD- Berjalan Baik

g i ns e
P
IM M ES

be po
ns
R
P HCREPSA R

s
Re
Potensi
Kasus Kasus dicegah

Waktu 86
Siapa yg menetapkan KLB
Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes
Prov, atau Menteri Kesehatan dapat
menetapkan daerah dalam keadaan
KLB, apabila suatu daerah memenuhi
salah satu kriteria diatas.
Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes
Prov. menetapkan suatu daerah dalam
keadaan KLB di wilayah kerjanya
masing-masing dengan menerbitkan
laporan KLB.
Kapan Penetapan KLB dicabut ?

Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau


Menteri harus mencabut penetapan
daerah dalam keadaan KLB berdasarkan
pertimbangan keadaan daerah tersebut
tidak sesuai lagi dengan kriteria KLB.

APABILA DUA KALI MASA INKUBASI SUATU PENYAKIT TIDAK


ADA LAGI KASUS/KEJADIAN PENYAKIT YANG SAMA
Penyakit Menular yang Berpotensi Wabah
(Permenkes No. 1501/Menkes/Per/X/2010)

 Kolera
 Pes
 Demam Berdarah Dengue  Leptospirosis
 Campak  Hepatitis A
 Polio  Influenza A baru
 Difteri (H1N1)/Pandemi 2009
 Pertusis  Meningitis
 Rabies  Yellow Fever
 Malaria  Chikungunya
 Avian Influenza H5N1  Penyakit menular tertentu
 Antraks lainnya yang dapat menimbulkan
wabah (ditetapkan oleh Menteri
kesehatan)
Langkah 3: Memastikan Diagnosis
Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah
(1) untuk memastikan bahwa masalah tersebut
telah didiagnosis dengan patut
(2) untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan
laboratorium yang menyebabkan peningkatan
kasus yang dilaporkan
Semua temuan klinis harus disimpulkan
dalam distribusi frekuensi
 Distribusi ini penting untuk menggambarkan spektrum
penyakit, menentukan diagnosis, dan mengembangkan
definisi kasus
kunjungan terhadap satu atau dua penderita
Langkah 3.
Menegakkan/memastikan diagnosa
Definisi Kasus
jelas

Pemeriksaan klinis
Tanda (sign)
Gejala (symptom)

Pemeriksaan Lab:
Serologis, antigen, biakan
Rontgen

91
Level Kasus
Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan
pemeriksaan lab hasil +
Kasus Mungkin (Probable): Harus memenuhi
semua ciri klinis penyakit, tanpa pemeriksaan lab
Kasus Meragukan (Possible): Biasanya hanya
memenuhi sebagian gejala klinis saja
SWAB TENGGOROK
PENGAMBILAN SAMPEL

94
Langkah 4.
Menggambarkan karakteristik KLB
Waktu à kapan? à buat grafiknya!
Periode penyakit
Saat paparan
Sumber
Tempat à distribusi geografis à buat peta!
Tempat tinggal (RT, RW, desa, kec), tempat kerja, sekolah
Angka serangan (Attack Rate / AR)
Orang (kasus) à buat grafiknya!
AR menurut umur, sex
AR tertinggi & terendah pada klp umur, sex

AR: Jmlh kasus baru dibandingkan dengan pop.rentan

95
Langkah 4. … [lanjutan]

Gambaran variabel menurut waktu:


Menggambarkan periode paparan
Semua kasus digambarkan menurut tanggal mulainya
gejala
Menggambarkan kurva common source atau propagated
source atau keduanya
Pada KLB common source tergambarkan:
 Puncak KLB
 Permulaan, akhir dan lama KLB
 Periode paparan sumber kepada kasus

Menentukan Periode Paparan yang paling mungkin dari


kasus-kasus dalam KLB
Mengidentifikasi kasus-kasus penyebaran sekunder

96
Langkah 4. …
[lanjutan]
Gambaran variabel menurut tempat:
Dengan “spot-map” dari kasus-kasus
Gambarkan juga pada map tersebut:
 Sungai, tempat sampah, SAB, pembuangan limbah, dll. yg
mungkin berkaitan dgn sumber infeksi
 Lokasi Index Case (kasus pertama)

Spot map dibuat berdasarkan perkiraan lokasi


penularan penyakit
 Di pemukiman, RT, RW, desa, kecamatan
 Sekolah, kelas
 Tempat kerja, ruangan

97
Langkah 4. … [lanjutan]

Gambaran variabel menurut orang: à kasus


penyakit spesifik menyerang kelompok
tertentu:
Menurut sifat bawaan:
Umur, sex, ras, status imunisasi, status
perkawinan
Menurut kegiatan:
Jenis pekerjaan, ras, agama, adat,
Keadaan tempat hidup
Sosial, ekonomi, lingkungan
Lain-lain

à Buat tabel dan kurvanya !


98
Langkah 5.
Mengidentifikasi Sumber penyebab penyakit dan cara
penularannya
Dugaan dibuat berdasarkan data dan literatur à
dugaan yang logis
Membandingkan kasus yang terpapar dengan yang
tidak terpapar à penyebab penyakit
Formulasikan hipotesis
meliputi sumber agen penyakit
cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
dan pemaparan yang mengakibatkan sakit

99
Membuat hipotesis
Formulasikan hipotesis
meliputi sumber agen penyakit
cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
dan pemaparan yang mengakibatkan sakit
Hipotesis dapat dikembangkan dengan cara:
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit
itu:
·     Apa reservoir utama agen penyakitnya?
·    Bagaimana cara penularannya?
·    Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
·   Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b. Wawancara dengan beberapa penderita
c. mengumpulkan beberapa penderita  mencari kesamaan
pemaparan.
d. Kunjungan rumah penderita
e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
f.  Epidemiologi deskriptif
Apabila hipotesis belum sepenuhnya
benar maka perbaiki hipotesis dgn cara :
Apabila hipotesis tidak terbukti, fikirkan kembali
hipotesis yang sudah dibuat
Lakukan kunjungan kasus kembali
Pertimbangkan sumber dan cara transmisi
penyakit yang baru
Pencemaran air

103
LOKASI POTENSIAL PENY. ZOONOSIS

104
Langkah 6.
Mengidentifikasi populasi yang mempunyai peningkatan risiko
infeksi

Penyakit tertentu terutama menyerang kelompok


orang (populasi) tertentu
Leptospirosis
Polio pada anak <15 th
Antisipasi penyebaran penyakit (kasus baru) pd
populasi tsb à pencegahan
Tindakan penanggulangan spesifik

105
Langkah 7 : Melaksanakan Penganggulangan dan
Pencegahan
penanggulangan seharusnya dilaksanakan
secepat mungkin
upaya penanggulangan biasanya hanya dapat
diterapkan setelah sumber wabah diketahui
Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan
pada mata rantai yang terlemah dalam penularan
penyakit.
Upaya pengendalian diarahkan pada agen
penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
Langkah 8 : Laporan Penanggulangan KLB
a. Pendahuluan (gambaran peristiwa)
b. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis,
demografis, historis)
c. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan,
metode, sumber informasi)
d. Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka
serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan
laboratorium, kemungkinan sumber infeksi,
suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain)
e.Analisis data dan simpulan
f. Uraian tentang tindakan (penanggulangan)
g.Uraian dampak
Populasi:  akibat kesehatan, hukum, ekonomis
Tindakan penanggulangan terhadap
Populasi status kekebalan, cara hidup
Reservoir  jumlah, distribusi
Vektor  jumlah, distribusi
Penemuan penyebab menular baru
h.Saran (perbaikan prosedur surveilens dan penanggulangan di
masa depan)
Penyampaian hasil penyelidikan
Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi
yang tepat dan beralasan
Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;
kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah
Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis,
bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar
belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal,
dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama
di masa datang
BERPIKIR KRTITIS pada
permasalahan epidemiologi
Perlu memperhatikan
Definisi Kasus
Menentukan sumber penularan
Menentukan Prinsip Pencegahan
Keputusan dlm masalah Epid Kespro
Berkaitan dengan multikausa
Perlu diperhatikan penyebab langsung dan tidak
langsung
Berpikir pada aspek PROMOTIF - PREVENTIF
TERIMA KASIH
WASSALAAM

Anda mungkin juga menyukai