I
Dr. Budi Irwansyah, SKM.,M.Kes.
budiirwansyah2016@gmail.com
HP-WA : 085392121345
PROFILE :
• PNS- Widyaiswara
• BAPELKES KALTIM
• D3 Kesling (1995)
• S1 Kesmas (2000)
• S2 Epidemiologi (2005)
• S3 Promkes/Kesmas (2015)
My FAMILY • Alamat : Jl.Damai RT 28
No. 78 Samarinda
• Hoby : berkebun dan
berpetualang
Kapan ... ?
Pokok Bahasan
1. Konsep Epidemiologi
2. Konsep dasar timbulnya Penyakit
3. Epidemiologi Kespro
4. Epid. PM dan PTM yg berkaitan Kespro
5. Epid. dlm pelayanan Kespro
6. Ukuran status kes. dlm epidemiologi
7. Epidemiologi Analitik dan aplikasinya
8. Penyelidikan Wabah KLB di Komunitas
9. Berpikir kritis dlm mengambil keputusan epid.
KONSEP EPIDEMIOLOGI
PERISTIWA
Pengalaman Bisnis (Jual beli)
Berkomunikasi
Peristiwa kecelakaan
Keinginan
Jatuh cinta
Beli barang
Makan diwarung
Tanggal tua
pengertian
Epi
Demo
logos
ISTILAH dalam EPIDEMIOLOGI
• Endemi : keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit
tertentu secara terus menerus tetap ada pada populasi
manusia dalam suatu area geografis tertentu
• Epidemi : terjadinya kasus-kasus dengan sifat –sifat yang
sama pada sekelompok manusia pada suatu area geografis
tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut
melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut
* Common source : epidemi yang timbul dari sumber
yang sama
* Propogated source : epidemi yang timbul akibat
sumber penyebaran
HOST AGENT
ENVIRONMENT
Medik vs Epid
The health field concept (H.L. Laframboise, 1973)
SEHAT
Hereditas
Gaya Hidup
KONSEP DASAR
TRIAS EPIDEMIOLOGI :
* Host
* Agent
* Environment
H A
E
2. Periode patogenesis, kesimbangan terganggu
terlihat perubahan keseimbang
a. Perubahan pada faktor agent
H
A
E
A
E
H
E
Masa Meninggal
Masa Masa
H A lanjut Kronis
awal penyem
Sakit Cacat
sakit buhan
E Sembuh
HORIZON KLINIS
Awal
Keseimbangan terjadi Waktu
Interaksi Sakit Tempat
Pergeseran keseimbangan Orang
TIGA TAHAP PENCEGAHAN
1. PENCEGAHAN PRIMER :
Mencegah berkembangnya penyakit sebelum penyakit
tersebut terjadi, dilakukan pada phase prepatogenesis
untuk mendapatkan tingkat kesehatan optimum dan
memberikan perlindungan spesifik (Imunisasi, Kesling,
perlindungan kecelakaan dsb).
2. PENCEGAHAN SEKUNDER :
Untuk mendeteksi dini dan mengobatai penyakit (skrining
dan pemeriksaan berkala).
3. PENCEGAHAN TERSIER :
Untuk rehabilitasi suatu penyakit, agar tidak cacat atau
gejala sisa (mengurangi ketergantungan fisik, emosional)
5 tahap Pencegahan
Health Prevention
Specific protection
Early diagnosa & Promft Treatment
Disability limitation
Rehabilitation
TUGAS
Buatlah analisa epidemiologi, sesuai dengan tema yg dianalisa
Contoh : HIV AIDS
ORANG : .....
TEMPAT: ....
WAKTU : ....
Anemia bumil :
ORANG :
• Umur....
• Kebiasaan....
• Paritas...
• Ekonomi ...
• Pola makan
Aplikasi dari upaya pencegahan
PREPATOGENESIS PATOGENESIS
• Kerentanan host.
(genetik, ketahanan tubuh secara umum, imunitas spesifik yang didapat)
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam
KESPRO
Penyakit Menular - kespro
Infeksi biologis
Sumber penularan (Agent)
Berkaitan dengan kespro
PTM dalam KESPRO
Sumber dari perilaku
Tidak terjadi penularan
Bersifat individu
Epidemiologi dlm yankespro
Konsep OTW
Berbasis kespro
Berkaitan dengan program lainnya
Contoh :
KB terkait dengan perilaku, sarana, yankes dll
Anemia Bumil berkaitan dg Pola makan, inpeksi dll
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF dan ANALITIK
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
TUJUAN :
1. Menggambarkan karakteristik distribusi berbagai
penyakit/masalah kesehatan dari suatu kelompok
populasi yang terkena.
Rumus :
X
x K=
X+Y
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (1)
contoh proporsi :
penduduk wanita = 30 org
penduduk laki-laki = 50 org
Proporsi pddk wanita :
30
x 100 = 37,5%
30 + 50
Proporsi pddk laki-laki = 62,5%
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (2)
2. Rate :
Adalah perbandingan antara jumlah kejadian terhadap
jumlah penduduk yang mempunyai risiko terhadap
kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu
tertentu.
Rate untuk menyatakan dinamika atau kecepatan
kejadian dalam suatu populasi masyarakat tertentu.
Rumus Rate = X
xK
Y
UKURAN-UKURAN
EPIDEMIOLOGI (3)
Rate :
X = Jumlah kejadian tertentu yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu
Y= Jumlah penduduk yang mempunyai
risiko mengalami kejadian tertentu dalam
kurun waktu tertentu (pop.at risk)
K= Konstanta (angka dasar)
Contoh : Kasus DBD tahun 2013 di kota A = 400
Penduduk kota A th.2013 = 30.000
I.R = 400 X 1000 = 13,3 /1000 penduduk.
30.000
UKURAN-UKURAN
EPIDEMIOLOGI (4)
3. RATIO :
Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal
antara numerator dan denominator tidak ada sangkut
pautnya.
Misal : Sek ratio DKI Jakarta Laki-laki = 40
Perempuan = 60
Laki-laki : Perempuan = 1 : 1,5
Populasi proporsi sakit TBC = 100
Populasi proporsi tidak sakit TBC = 1000
Relative Risk = 100/1000 = 1/10 = 0,1
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (4)
4. Incidens Rate:
I.R = Jml.Kasus baru pada periode waktu tertentu
xK
Populasi yang berisiko pada waktu yang sama
Incidence pada periode singkat dan terbatas
(epidemi) disebut : Attack Rate (dalam persen)
Jumlah kasus
A.R = x 100 selama epidemi.
Populasi yang berisiko
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI (5)
5. Prevalence Rate:
Jumlah Kasus yang ada pada periode waktu tertentu
PR= xK
Populasi seluruhnya pada titik waktu tertentu
6. Ukuran Kematian :
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate atau CDR)
b. Angka Kematian menurut kelompok umur (ASDR)
c. Angka kematian karena penyakit tertentu (CSDR)
d. Case Fatality Rate (CFR) =
Jml.Kematian/Jml.Kasus x 100%
Exercise
Ukuran Epidemiologi
Selama th 2013 di Indonesia telah terjadi KLB DBD pd
beberapa Kota yg disertai dg sejumlah kematian sbb :
- Jakarta dg kasus = 200 , meninggal 50
- Surabaya dg kasus = 150 , meninggal 30
- Padang dg kasus = 50 , meninggal 10
Pertanyaanya :
“ Kota yg memiliki masalah DBD terbesar“ ???
Selama th 2013 di Indonesia telah terjadi KLB DBD pd
beberapa Kota yg disertai dg sejumlah kematian sbb :
- Jakarta dg kasus = 200 , meninggal 50
- Surabaya dg kasus = 150 , meninggal 30
- Padang dg kasus = 50 , meninggal 10
0-9 3400 10 7 15 19 4
10-19 4200 9 9 16 20 1
20-29 2800 4 5 12 11 2
30-39 2600 8 3 17 9 2
40-71 7000 46 25 65 45 6
Total
Pertanyaanya 20000 77
: Tolong dihitung 49 125 104 15
Insidens Rate, Prevalens Rate, Ratio kasus baru menu-
rut sex dan didtribusi proporsi Perempuan pd semua
kasus ,CFR usia 0-9 th dan angka kematian malaria
Incidence Rate dan CFR DBD
Pop IR CFR
No Kota Risk Kasus o/oo Mati o/o
1 JAKARTA 1.500.000 200 0,13 50 25
Pertanyaanya :
0-9 3400 10 7 17 15 19 34 4
10-19 4200 9 9 18 16 20 36 1
20-29 2800 4 5 9 12 11 23 2
30-39 2600 8 3 11 17 9 26 2
40-71 7000 46 25 71 65 45 110 6
Total 20000 77 49 126 125 104 229 15
126
Insidens rate = x 1.000 = 6,3 /1.000 pddk
20.000
229
Prevalens rate = x 1.000 = 11,45 /1.000 pddk
20.000
77
Ratio pdrt baru L = x 100 = 157 per 100 P
dg P 49
104
Proporsi pdrt P pada = x 100 = 49,76 %
semua kasus 229
4
Case Fatality Rate = x 100 = 11,76 %
34
15
Angka kematian Malaria = x 1.000 = 0,75 per 1.000 pddk
Cause Specific Death Rate) 20.000
TUGAS INDIVIDU
62
PENGERTIAN KLB KERACUNAN PANGAN
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2013 TENTANG KLB KERACUNAN PANGAN )
63
Pengertian Wabah
( UU No.4/1984)
Wabah penyakit menular adalah: kejadian
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
Definisi Wabah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1989
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit
dengan cepat, menyerang sejumlah terhadap orang
di daerah yang luas.
Last 1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat
berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan,
yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa
…Definisi Wabah
Permenkes RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010 Tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya
Wabah Penyakit Menular (Wabah), adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
Selain kata wabah
letusan (outbreak)
kejadian luar biasa (KLB = unusual event)
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi merupakan suatu tindakan
atau kegiatan penyelidikan yang dilakukan segera
setelah mengetahui adanya laporan KLB berdasarkan
waktu, tempat dan orang. Penyelidikan epidemiologi
dapat pula dilakukan setelah KLB berakhir.
Kenapa Terjadi KLB ?
Terjadinya KLB di suatu daerah
mengindikasikan bahwa ada masalah
kesehatan di dalam daerah tersebut
Tujuan Investigasi KLB Menghentikan KLB
KLB
(masalah)
Penyebab?
What?
Who?
Where? Stop KLB
When? - Jangka Pendek
Why? - Jangka Panjang
How?
Skala Prioritas Dalam Melakukan Investigasi/PE dan
Penanggulangan (Control) KLB/Wabah Berdasarkan
Sumber/Cara Penularan, dan Agen Penyebab
Sumber/Cara Penularan
Diketahui Tidak
Diketahui
Agen Diketahui Investigasi + Investigasi ++
Penyebab +
Control +++ Control +
Tidak Investigasi ++ Investigasi ++
Diketahui + +
Control +++ Control +
Tujuan Khusus Penyelidikan KLB
73
LANGKAH2 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (KLB)
1. Persiapan
2. Memastikan adanya KLB/wabah
3. Menegakkan/memastikan diagnosa
4. Menggambarkan karakteristik epid. KLB
5. Menyusun Hipotesis (dugaan sementara)
Sumber infeksi, cara penularan
indenifikasi populasi risiko infeksi
6. Uji hipotesis
7. Pencegahan & Penanggulangan
8. Pembuatan laporan/diseminasi informasi
74
Langkah 1:
Persiapan Investigasi di Lapangan
Tiga kategori:
Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai,
perlengkapan dan alat)
administrasi (prosedur administrasi)
Konsultasi dan koordinasi (peran masing-masing
petugas yang turun ke lapangan)
KOORDINASI
Langkah 2:
Memastikan adanya KLB/Wabah
Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah
melampaui jumlah kasus pada saat biasa
Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang
ada saat itu dengan jumlahnya beberapa minggu
atau bulan sebelumnya, atau dengan jumlah yang
ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun
sebelumnya
Sumber Informasi
Sumber informasi bervariasi bergantung pada
situasinya :
Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan
catatan hasil surveilens
Untuk penyakit/ kondisi lain, digunakan data
setempat yang tersedia
Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari
wilayah di dekatnya atau data nasional
Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk
menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.
Kriteria KLB
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1501/MENKES/PER/X/2010
1. Timbulnya suatu penyakit menular
tertentu yang sebelumnya tidak ada/
tidak dikenal di suatu daerah, seperti
difteri, AFP, Avian Influenza, TN, Flu
baru H1N1, kolera.
Faktor Risiko/ ●
●
Perubahan Lingkungan
Perilaku
Pra Kasus ●
Pelayanan Kesehatan (PWS Sanitasi, PWS Imunisasi dst)
masalah
Kasus Kasus
dapat di
kontrol
Waktu
SKD- Berjalan Baik
g i ns e
P
IM M ES
be po
ns
R
P HCREPSA R
s
Re
Potensi
Kasus Kasus dicegah
Waktu 86
Siapa yg menetapkan KLB
Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes
Prov, atau Menteri Kesehatan dapat
menetapkan daerah dalam keadaan
KLB, apabila suatu daerah memenuhi
salah satu kriteria diatas.
Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes
Prov. menetapkan suatu daerah dalam
keadaan KLB di wilayah kerjanya
masing-masing dengan menerbitkan
laporan KLB.
Kapan Penetapan KLB dicabut ?
Kolera
Pes
Demam Berdarah Dengue Leptospirosis
Campak Hepatitis A
Polio Influenza A baru
Difteri (H1N1)/Pandemi 2009
Pertusis Meningitis
Rabies Yellow Fever
Malaria Chikungunya
Avian Influenza H5N1 Penyakit menular tertentu
Antraks lainnya yang dapat menimbulkan
wabah (ditetapkan oleh Menteri
kesehatan)
Langkah 3: Memastikan Diagnosis
Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah
(1) untuk memastikan bahwa masalah tersebut
telah didiagnosis dengan patut
(2) untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan
laboratorium yang menyebabkan peningkatan
kasus yang dilaporkan
Semua temuan klinis harus disimpulkan
dalam distribusi frekuensi
Distribusi ini penting untuk menggambarkan spektrum
penyakit, menentukan diagnosis, dan mengembangkan
definisi kasus
kunjungan terhadap satu atau dua penderita
Langkah 3.
Menegakkan/memastikan diagnosa
Definisi Kasus
jelas
Pemeriksaan klinis
Tanda (sign)
Gejala (symptom)
Pemeriksaan Lab:
Serologis, antigen, biakan
Rontgen
91
Level Kasus
Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan
pemeriksaan lab hasil +
Kasus Mungkin (Probable): Harus memenuhi
semua ciri klinis penyakit, tanpa pemeriksaan lab
Kasus Meragukan (Possible): Biasanya hanya
memenuhi sebagian gejala klinis saja
SWAB TENGGOROK
PENGAMBILAN SAMPEL
94
Langkah 4.
Menggambarkan karakteristik KLB
Waktu à kapan? à buat grafiknya!
Periode penyakit
Saat paparan
Sumber
Tempat à distribusi geografis à buat peta!
Tempat tinggal (RT, RW, desa, kec), tempat kerja, sekolah
Angka serangan (Attack Rate / AR)
Orang (kasus) à buat grafiknya!
AR menurut umur, sex
AR tertinggi & terendah pada klp umur, sex
95
Langkah 4. … [lanjutan]
96
Langkah 4. …
[lanjutan]
Gambaran variabel menurut tempat:
Dengan “spot-map” dari kasus-kasus
Gambarkan juga pada map tersebut:
Sungai, tempat sampah, SAB, pembuangan limbah, dll. yg
mungkin berkaitan dgn sumber infeksi
Lokasi Index Case (kasus pertama)
97
Langkah 4. … [lanjutan]
99
Membuat hipotesis
Formulasikan hipotesis
meliputi sumber agen penyakit
cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
dan pemaparan yang mengakibatkan sakit
Hipotesis dapat dikembangkan dengan cara:
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit
itu:
· Apa reservoir utama agen penyakitnya?
· Bagaimana cara penularannya?
· Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
· Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b. Wawancara dengan beberapa penderita
c. mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan
pemaparan.
d. Kunjungan rumah penderita
e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
f. Epidemiologi deskriptif
Apabila hipotesis belum sepenuhnya
benar maka perbaiki hipotesis dgn cara :
Apabila hipotesis tidak terbukti, fikirkan kembali
hipotesis yang sudah dibuat
Lakukan kunjungan kasus kembali
Pertimbangkan sumber dan cara transmisi
penyakit yang baru
Pencemaran air
103
LOKASI POTENSIAL PENY. ZOONOSIS
104
Langkah 6.
Mengidentifikasi populasi yang mempunyai peningkatan risiko
infeksi
105
Langkah 7 : Melaksanakan Penganggulangan dan
Pencegahan
penanggulangan seharusnya dilaksanakan
secepat mungkin
upaya penanggulangan biasanya hanya dapat
diterapkan setelah sumber wabah diketahui
Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan
pada mata rantai yang terlemah dalam penularan
penyakit.
Upaya pengendalian diarahkan pada agen
penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
Langkah 8 : Laporan Penanggulangan KLB
a. Pendahuluan (gambaran peristiwa)
b. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis,
demografis, historis)
c. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan,
metode, sumber informasi)
d. Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka
serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan
laboratorium, kemungkinan sumber infeksi,
suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain)
e.Analisis data dan simpulan
f. Uraian tentang tindakan (penanggulangan)
g.Uraian dampak
Populasi: akibat kesehatan, hukum, ekonomis
Tindakan penanggulangan terhadap
Populasi status kekebalan, cara hidup
Reservoir jumlah, distribusi
Vektor jumlah, distribusi
Penemuan penyebab menular baru
h.Saran (perbaikan prosedur surveilens dan penanggulangan di
masa depan)
Penyampaian hasil penyelidikan
Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi
yang tepat dan beralasan
Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;
kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara
ilmiah
Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis,
bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar
belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal,
dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama
di masa datang
BERPIKIR KRTITIS pada
permasalahan epidemiologi
Perlu memperhatikan
Definisi Kasus
Menentukan sumber penularan
Menentukan Prinsip Pencegahan
Keputusan dlm masalah Epid Kespro
Berkaitan dengan multikausa
Perlu diperhatikan penyebab langsung dan tidak
langsung
Berpikir pada aspek PROMOTIF - PREVENTIF
TERIMA KASIH
WASSALAAM