Anda di halaman 1dari 45

DETERMINAN

LINGKUNGAN DALAM
PENULARAN PENYAKIT
Nikie Astorina YD
Lingkungan

Adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga


kondisi di luar manusia atau hewan yang
menyebabkan atau memungkinkan penularan
penyakit.
Merupakan faktor ekstrinsik yang cukup penting
dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara
pejamu dengan unsur penyebab dalam proses
terjadinya penyakit
Klasifikasi Lingkungan
Lingkungan

Lingkungan fisik
Lingkungan biologik
Lingkungan sosio-ekonomik
Lingkungan fisik

Kondisi cuaca, musim, udara


Faktor kelembaban

Kondisi geologi
Struktur dan lapisan geologik, sifat fisis tanah

Kondisi geografi
Faktor ketinggian
Lingkungan biologis

Semua mahluk hidup


Hewan
Tumbuhan
Manusia
Lingkungan sosio-ekonomik

Kepadatan penduduk
Kehidupan dan nilai2 sosial
Situasi dan kebijakan politis
Kemiskinan
Ketersediaan pelayanan kesehatan
dan fasilitas kesehatan
Tingginya pengangguran
Lingkungan sosio-ekonomik

Bencana buatan manusia; perang, konflik,


banjir, longsor, dll.
Bencana alam: Letusan gunung berapi,
Gempa, tsunami
Konsep Lingkungan
sebagai media transmisi
Reservoir lingkungan

Tanah
Contoh: agen fungal penyebab
histoplasmosis, hidup dan multiplikasi
dalam tanah
Air
Bacillus Legionnaire muncul pada kolam
air, termasuk yang dihasilkan oleh menara
pendingin dan kondensor penguapan
Peran Lingkungan
Dalam Menimbulkan Penyakit

Lingk sbg faktor predisposisi


(Faktor kecenderungan)
Lingk sbg penyebab penyakit
(Penyebab langsung penyakit)
Lingk sbg media transmisi
penyakit
(Sebagai perantara penularan
peny)
Lingk sbg faktor mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit
(Faktor penunjang)
Segitiga Epidemiologi

HOST

AGENT ENVIRONMENT
Segitiga Epidemiologi

Salah satu konsep penyebab yg penting


dlm kesmas & telah bertahan bbrp dekade
Teori penting tentang 3 faktor utama
patogenesis penyakit
cocok untuk penyakit infeksi atau menular
Segitiga epidemiologi

Agen Agen Pejamu

Lingkungan

Pejamu Lingkungan
Agen Infeksius

1. Protozoa
2. Metazoa
3. Bakteria
4. Virus
5. Jamur
6. Riketsia
7. Prion
Faktor pejamu (host)

Organisme manusia atau hewan yang


merupakan faktor tempat (berlabuhnya agen)
penyakit.
Keberadaan host yg rentan tergantung
mobilitas
kontak interpersonal
derajat dan lama imunitas
Faktor lingkungan

Faktor eksternal (diluar agen dan pejamu)


yang mempengaruhi agen dan peluang
untuk terpajan
Faktor eksternal yang menyebabkan atau
memungkinkan transmisi penyakit
Interaksi antara
agen, pejamu dan lingkungan
1. Interaksi agen dan lingkungan
Contoh:
Ketahanan bakteri terhadap sinar matahari
Stabilitas vitamin di dalam lemari pendingin
2. Interaksi agen dan pejamu
Timbulnya gejala dan tanda penyakit
3. Interaksi pejamu dan lingkungan
Ketersediaan fasilitas kesehatan
Kebiasaan penyiapan makanan
Keadaan ruangan (panas, dingin)
Penyakit/ masalah kesehatan

Terjadi karena ketidakseimbangan antara


faktor agen, pejamu dan lingkungan
Keadaan tidak berpenyakit

Agen Agen Pejamu

Lingkungan

Pejamu Lingkungan
Potensi berpenyakit

A A P

L L

P
A = Agen
A A P (jumlah)

L L P = Pejamu
(kerentanan)
L = Lingkungan
Potensi berpenyakit

A Jumlah agen bertambah


banyak timbul penyakit

Kerentanan (suseptibel)
P
pejamu bertambah berat
daya tahan berkurang
timbul penyakit
L
Potensi berpenyakit
P

A Jumlah agen bertambah


banyak, karena perubahan
lingkungan
L

Kerentanan (suseptibel)
P
pejamu bertambah berat
karena perubahan
L lingkungan
Model Triangle of Epidemiology

HUMAN HOST
AGENT
Age, race, sex, habits
Biologis, nutrient,
genetic, personality
chemical, physical,
defense mechanism
mechanical

ENVIRONMEN
T
Physical, social,
economic,
biologic
and psychologic.
Perubahan kualitas faktor lingkungan (environment) :
memudahkan penyebaran agent
meningkatkan kerentanan host
Model Web of Causation
Kriteria Ideal Hubungan Kausal:
1. Strength of association (kekuatan asosiasi)
Hubungan asosiasi yang sangat kuat antara suatu faktor
dengan suatu penyakit, memiliki kemungkinan bersifat
kausal (OR, RR dll)
2. Consistency of association (konsistensi)
Pengamatan yang dilakukan berulang-ulang pada tempat,
waktu, populasi dan rancangan penelitian yang berbeda,
memberikan bukti yang sama tentang hubungan asosiasi.
3. Specificity of association (spesifisitas hubungan)
Merupakan kriteria yang mengacu pada konsep penyebab
tunggal (hubungan satu sebab-satu akibat), yaitu jika sebuah
faktor spesifik hanya berhubungan dengan sebuah penyakit
atau sebuah penyakit hanya berhubungan dengan sebuah
pajanan, maka dianggap memberikan kemungkinan
hubungan kausalitas.
4. Temporality (temporalitas/ hubungan temporal kejadian)
Yaitu urutan waktu yang mensyaratkan bahwa penyebab harus
mendahului akibat (sine qua non).

5. Biologic gradien (derajat biolgis) atau dose-response


relationship.
Ada pola hubungan antara suatu faktor dengan suatu penyakit
yang kekuatan hubungannya meningkat sejalan
denganpeningkatan kuantitas/kualitas pajanan.

6. Plausability (kemungkinan biologis)


Hubungan suatu faktor dengan suatu penyakit yang secara
nalar dapat diterima, dalam arti hal tsb memungkinkan secara
biologis.
7. Coherence (keserasian)
Bukti yang ditemukan tidak bertentangan secara serius dengan
pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit atau dengan
fakta-fakta lain tentang kejadian penyakit.

8. Experimental evidence (bukti experimental)


Hubungan yang diperoleh dari hasil studi eksperimental (mis :
RCT).

9. Analogy (analogi)
Pendekatan analogi dapat membantu ke arah pengambilan
kesimpulan kausal, namun sering mengecohkan.
Misal: Jika suatu obat memiliki efek teratognik, maka
mungkin pula obat yang sifat farmakologinya sama dapat
memberikan efek serupa.
29 Cara penularan
(Mode of transmission)

Kontak langsung (direct)


Kontak tidak langsung (Indirect)
Kontak perinatal

Pola penularan penyakit


30 Transmisi langsung

Transfer agen segera dari reservoir ke pejamu yang rentan dengan


cara
Kontak langsung (Kontak direk)
Contoh: mononukleosis infeksius, gonore, sifilis, cacingan (karena cacing
tambang)

Penyebaran droplet
Semprotan relatif besar, seperti bersin, batuk, bicara
Misalnya TB, ISPA, pertusis, meningitis meningococcus, dll.

Pola penularan penyakit


31 Transmisi tidak langsung
Airborne
Vehicleborne
Vectorborne
Mekanis
Biologik

Pola penularan penyakit


Airborne

Transmisi melalui udara


Partikel yang berada di udara: debu dan droplet nuclei (residu
droplet yang dikeringkan)
Misal: penyakit tuberkulosis, histoplasmosis, influenza, campak,
cyptococcosis, dll.

Pola penularan penyakit


Vehicleborne

Transmisi secara tidak langsung oleh suatu agen yang masuk


dalam, misal:
Makanan (food-borne); misal diare, hepatitis A, demam thypoid,
cryptosporodiosis, dll.
Air (water-borne); misal: diare, cholera, conjunctivitis
Produk biologik, spt darah (blood-borne), misal: Hepatitis B & C,
HIV/AIDS, dll.

Pola penularan penyakit


34 Vectorborne
Transmisi melalui vektor berupa insekta (nyamuk, lalat, dll)

Misal:
Malaria, via nyamuk Anopheles
DBD, via nyamuk Aedes
Chikungunya, nyamuk Culex atau Aedes
Filariasis (elephantiasis), via nyamuk Culex
Penyakit tidur, via lalat Setse dll.

Pola penularan penyakit


HUBUNGAN
MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Status kesehatan merupakan refleksi dari hasil


akhir interaksi kompleks antara sistem biologis
internal dan sistem lingkungan eksternal secara
keseluruhan;
Sistem penyangga kehidupan menyediakan
kebutuhan dasar aktivitas manusia;
Akibat aktivitas manusia (industri, pertanian,
transportasi, pemukiman, dsb) menghasilkan
limbah dan residu;
Limbah dan residu selanjutnya mempengaruhi
sistem penyangga kehidupan dan juga kesehatan
manusia.
Sistem Residu
Penyangga dan
Kehidupan Limbah

Aktivitas
Manusia

Bahaya
Lingkungan

Hubungan
manusia dan lingkungan
Sumber Perubahan Lingkungan

Aktivitas manusia
Terutama pembangunan industri, transportasi
dan pemukiman menghasilkan limbah yang
menurunkan kualitas lingkungan

Aktivitas Alam
Letusan gunung berapi, banjir, badai, gempa
bumi merubah kualitas air, udara, tanah,
makanan, vektor atau manusia sendiri

Komponen lingkungan bertindak sebagai


media atau perantara terjadinya penyakit di
masyarakat
Upaya Kesehatan Lingkungan

Sumber Komponen
Masyarakat
Perubahan Lingkungan Efek
Sasaran
Primer Air
Aktivitas Udara Sehat
Umur
manusia Tanah atau
Kelamin
atau Makanan Sakit
Lokasi
alamiah Vektor

Sumber Perubahan
Sekunder

Model hubungan interaksi komponen lingkungan


dengan manusia
Air

Mati
Tangan

Air Limbah
dan Makanan Manusia
Tinja
Serangga
Tikus

Sakit

Tanah

Rantai penularan penyakit yang bersumber dari


air limbah tinja kepada manusia
Pengukuran Lingkungan
STANDARD RUMAH

NO PARAMETER STANDARD
1 Air bersih 30-60;60-120;135 lt/or/hr
2 Pembuangan feces 235 gr,25 lt, 15 or, 1.125 m3
3 Pembuangan sampah 350 gr 1000gr, 4 or, 4 kg
4 Pembuangan air kotor Saluran & sumur peresapan
5 Vektor penyakit, lalat Ada, minimal
6 Nyamuk Ada, minim, jentik (<5cont/100
rmh)
7 Kecoa Telur, ada, minimal
8 Tikus Feces, kencing, ada, minimal
9 Ventilasi 5%, 10%, 20% L.lantai
10 Penerangan 100, 200 lux, 5-20% L.lantai
11 Suhu udara ruangan, luar 18-200 c, 20-250C
12 Luas kamar tidur/orang 4,5 m2
13 Luas rumah/orang 10 m2
14 Kelembaban 40-50%
15 Konstruksi Kuat dan tidak bocor
SYARAT FISIK RUMAH
VENTILASI : 10-20 % LUAS LANTAI
PENERANGAN : 10-20 % LUAS LANTAI ; > 100 LUX
KEPADATAN RUMAH
R = 10M2/ORG,
KT = 4,5 M2/ORG
AIR BERSIH : 60LT -135 - 180 LT/ORG/HR
JAMBAN : RMH = 1 UNT. 4-6 ORG,
ASR = 1 UNT 10 ORG
KONSTRUKSI : KUAT, UNT. ATAP, DINDING,
PEMBUANGAN
SAMPAH : 2 - 2,8 LT/ORG/HR ATAU
0,3 0,5 KG/ORG/HR
AIR LIMBAH : = 80% AIR BERSIH
FECES : 0,5 KG/ORG/HR
SUHU : IDEAL 20-25oC
SUHU DI SMG KOTA ATAS : 28-29oC
KOTA BAWAH : 31-34oC
KELEMBABAN : IDEAL 40-50%
Pengukuran lingkungan

?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai