Anda di halaman 1dari 17

Kelompok III

ULAN SARI : 201801046 NI KADEK MAHARANI : 201801022


RISKA AMALIA : 2018010 SILFANI :2018010
NUR RIZKA BERLIN : 201801025 AN NISA PAGOTJA : 201801002
ARISDIANTO : 2018010 NUR SINTA HANDAYANI : 2018010
BINTI SUPRIYANTI : 201801009 SUKMAWATI : 201801044

TAK STIMULASI KOGNITIF


Definisi TAK

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007).
Terpi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi
pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep,2008)
Manfaat TAK

 Meningkatkan  kemampuan  menguji  kenyataan (reality  testing)  melalui komunikasi dan umpan balik
dengan atau dari orang lain.
 Membentuk sosialisasi
 Meningkatkan  fungsi  psikologis,  yaitu  meningkatkan  kesadaran  tentang hubungan antara reaksi
emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi
 Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif
Dampak Terapeutik Dari Kelompok

 Universalitas
 Menanamkan harapan
 Menanamkan harapan, dapat dialami karena anggota memberikan dukungan satu sama lain .
 Mungkin terdapat rekapitulasi korektif dari keluarga primer yang untuk kebanyakan klien merupakan suatu
masalah atau persoalan.
 Pengembangan keterampilan sosial lebih jauh dan kemampuan untuk menghubungkan dengan yang lainnya
merupakan kemungkinan.
 Pemasukan informasi
Next

 Identifikasi
 Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan seseorang.
 Pengalaman antar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan antar pribadi
 Atarsis dan pembagian emosi yang kuat
 Pembagian eksisitensial memberikan masukan untuk mengakui keterbatasan seseorang, keterbatasan
lainnya, tanggung jawab terhadap diri seseorang
Indikasi Dan Kontraindikasi TAK

Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997) adalah :
1. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok kecuali mereka yang :
psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak terkontrol, mudah bosan.
2. Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas kelompok antara lain : sudah ada
observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak
terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.
3. Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan pertimbangan tertentu seperti :
tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis klien dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir
dan pemahaman relatif setara, sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan masalah yang sama.
Komponen Kelompok

1. Struktur kelompok : Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan
dan hubungan otoritas dalam kelompok
2. Besar kelompok : Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya berkisar
antara 5-12 orang.
3. Lamanya sesi : Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60-
120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi
Proses Terapi Aktifitas Kelompok

Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang tingkat


kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuk membuka diri dan tidak
menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari
suatu terapi aktifitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena
prosedurnya merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan
mereka dihadapkan dengan orang lain.

Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang tingkat


kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuk membuka diri dan tidak
menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari
suatu terapi aktifitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena
prosedurnya merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan
mereka dihadapkan dengan orang lain.
Tahapan Dalam TAK

Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh


dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu:
Fase prakelompok; fase awal kelompok; fase kerja kelompok; dan fase
terminasi kelompok (Stuart & Laraia, 2001 dalam Cyber Nurse, 2009).
TERAPI KOGNITIF

Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa


yang menyebabkan kecemasan dan tanggapan maladaptif
melainkan harapan masyarakat, penilaian, dan interpretasi dari
setiap peristiwa ini. Sugesti bahwa perilaku maladaptif dapat
diubah oleh berhubungan langsung dengan pikiran dan
keyakinan orang (Stuart, 2009).

Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek terstruktur


berorientasi terhadap masalah saat ini dan bersifat individu. Terapi
kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur,
aktif, direktif dan berjangkan waktu singkat, untuk menghadapi
berbagai hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi
(Singgih, 2007).
Tujuan Terapi Kognitif

1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang keakuratan kognisi negative klien.
2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara berpikir atau
mengembangkan pola pikir yang rasional.
4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive, pikiran yang
mengannggu secara otomatis, serta proses pikir tidak logis yang dibesar-besarkan. Berfokus pada pikiran
individu yang menentukan sifat fungsionalnya.
5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan.
6. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang menyebabkan dan mempertahankan panik atau
kecemasan.
Next

7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan obsesif kompulsif dan
selanjutnya mencegah responsnya.
8. Mengubah persepsi klien terhadap situasi yang ditakutinya.
9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup dan bukan sebagai
korban
10. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi sistem keyakinan yang salah
11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk meningkatkan aktivitas
sosialnya.
12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
Indikasi Terapi Kognitif

1. Depresi (ringan sampai sedang).


2. Gangguan panic dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan
3. Indiividu yang mengalami stress emosional
4. Gangguan obsesif kompulsif (obsesessive compulsive disorder) yang sering terjadi pada orang
dewasa dan memiliki respon terhadap terapi perilaku antidepresan- jarang terjadi pada awal masa
anak-anak, meskipun kompulsi terisolasi sering terjadi.
5. Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesifik).
6. Gangguan stress pascatrauma (post traumatic stress disorder)
7. Gangguan makan (anoreksia nervosa).
8. Gangguan mood
9. Gangguan psikoseksual
10. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya
Tekhnik Terapi Kognitif

Menurut Yosep (2009) ada beberapa teknik kognitif terapi yang harus
diketahui oleh perawat jiwa.

7. Learning New Behavior With Modeling


1. Teknik Restrukturisasi Kognitif (Restructuring
8. Membentuk Pola ( Shaping )
Cognitive)
2. Teknik Penemuan Fakta-Fakta (Questioning the 9. Token economy
evidence)
10. Role Play
3. Teknik penemuan alternatif ( examing
alternatives) 11. Sosial skill Training
4. Dekatastropik (decatastrophizing)
12. Amerisian Theraphy
5. Reframing
6. Berhenti Memikirkan (Thought Stopping) 13. Contingency Contracting
Langkah-langkah melakukan terapi kognitif

1. Fase awal
2. Fase pertengahan
 Membentuk hubungan terapeutik
 Mengubah secara berangsur-angsur 3. Fase akhir
dengan klien
kepercayaan yang salah  Menyiapkan klien untuk terminasi
 Mengajarkan klien tentang bentuk
 Membantu klien mengenal akar dan memprediksi situasi beresiko
kognitif yang salah serta
kepercayaan diri. Klien diminta tinggi yang relevan untuk terjadinya
pengaruhnyan terhadap emosi dan
mempraktikan keterampilann kekambuhan
fisik
berespons terhadap hal-hal yang  Mengonsolidasikan pembelajaran
 Menentukan tujuan terapi
menimbulkan depresi dan melalui tugas-tugas terapi sendiri
 Mengajarkan klien untuk
memodifikasinya
mengevaluasi pikiran-pikiran yang
otomatis
Strategi Pendekatan

Menurut Setyoadi, dkk (2011) strategi pendekatan terapi kognitif


antara lain:
1. Menghilangkan pikiran otomatis
2. Menguji pikiran otomatis.
3. Mengidentifikasi asumsi maladaptif.
4. Menguji validitas asumsi maladaptif.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai