Anda di halaman 1dari 35

ALAT PELINDUNG DIRI

(APD)

NAUFAL FALIH ROSYADI


(Kelompok 8)
180523630055
Offering D
Mata Kuliah K3
Pengertian Alat Pelindung Diri
• Adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh /sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
• Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh
tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2006).
• APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga kerja secara
langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai
faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008).
Alat Pelindung Diri

Dari pengertian tersebut, maka Alat Pelindung Diri (APD) dibagi menjadi 2
kelompok besar yaitu :
a.Alat pelindung diri yang digunakan untuk upaya pencegahan terhadap
kecelakaan kerja, kelompok ini disebut Alat Pelindung Keselamatan Industri.
Alat pelindung diri yang termasuk dalam kelompok ini adalah alat yang
digunakan untuk perlindungan seluruh tubuh.
b.Alat pelindung diri yang digunakan untuk pencegahan terhadap
gangguan kesehatan (timbulnya suatu penyakit), kelompok ini disebut Alat
Pelindung Kesehatan Industri.
Kriteria APD
Kriteria Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan efektif dalam
penggunaan dan pemiliharaan menurut Tarwaka (2008) yaitu :
a.Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif pada
pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi.
b.Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin,nyaman dipakai
dan tidak merupakan beban bagi pemakainya.
c.Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya.
d.Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
e.Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta gangguan
kesehatan lainnya pada waktu dipakai.
f.Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda peringatan.
g.Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran.
h.Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
i.Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan.
Dasar Hukum
Undang-undang No. 1 tahun 1970
•Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan Alat-alat Perlindungan Diri pada para
pekerja.
•Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi TK yang bersangkutan .
•Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan.
•Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma APD yang
diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.

Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981


•Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara Cuma
-cuma APD yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada
dibawah pimpinannya untuk mencegah PAK.

Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982


• Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan
dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan
dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja
Dasar Hukum
Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010
•Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha harus menyediakan Alat Pelindung
Diri bagi pekerja ditempat kerja.
•Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pemgurus wajib mengumumkan secara
tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) diwilayah kerja.
•Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja dan orang lain yang memasuki tempat
kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesyai dengan potensi bahaya dan
risiko
•Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan
manajemen APD di tempat kerja
Faktor Penggunaan APD
Faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) antara lain
(Mulyanti, 2008) :
a.Pengetahuan,merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
b.Sikap, yaitu reaksi atau respon dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek.
c.Kondisi APD, yaitu berkaitan dengan fasilitas/ketersediaan APD yang akan
meningkatkan prestasi kerja dari setiap tenaga kerja.
d.Pengawasan, berupa pengamatan dan evaluasi secara kualitatif dan
kuantitatif.
e.Dukungan sosial, baik dari rekan kerja maupun dari pimpinan. Peran rekan
kerja berupa ajakan untuk menggunakan APD sedangkan peran atasan/
pimpinan adalah berupa adanya anjuran, pemberian sanksi maupun pemberian
hadiah.
Jenis - Jenis APD dan Fungsinya
Jenis-jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) dalam (Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri) :
Pasal 3
Ayat 1) APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
•pelindung kepala;
•pelindung mata dan muka;
•pelindung telinga;
•pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
•pelindung tangan; dan/atau
•pelindung kaki.
Ayat 2) Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1), termasuk APD:
a.pakaian pelindung;
b.alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c.pelampung.
CONTOH PENGGUNAAN APD
Rambu – Rambu K3
Alat Pelindung Kepala
Fungsi
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk,
kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras
yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik
(mikro organisme) dan suhu yang ekstrim.
Jenis
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman
(safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau
pengaman rambut, dan lain-lain.
Contoh Alat Pelindung Kepala
Alat Pelindung Mata & Muka
Fungsi
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan
bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang
melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda
kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion,
pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau
benda tajam.
Jenis
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata
pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face shield),
masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam
kesatuan (full face masker).
ALAT PELINDUNG MATA
Klasifikasi, Tipe dan Simbol Dari Pelindung

Lensa dan
Bagian Mata
Produk Jadi
Untuk
Pengganti

Klasifikasi Tipe Simbol Simbol

Tipe HA-1 HAK-1


Lensa
Tunggal
Tipe Kacamata
Tipe HA-2 HAK-2
Lensa
Ganda
Tipe HB-1 HBK-1
Lensa
Tunggal
Tipe Depan
Tipe HB-2 HBK-2
Lensa
Ganda
Tipe HC-1 HCK-1
Lensa
Tunggal
Tipe Goggle
Tipe HC-2 HCK-2
Lensa
Ganda
Contoh Alat Pelindung Mata & Muka
Alat Pelindung Telinga
Fungsi
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau
tekanan.
Jenis
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear
plug) dan penutup telinga (ear muff).
Alat Pelindung Pernapasan Beserta Perlengkapannya
Fungsi
Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan
dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau
menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang
berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan
sebagainya.
Jenis
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari
masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator,
Continues Air Supply Machine = Air Hose Mask Respirator,
tangki selam dan regulator (Self-Contained Underwater
Breathing Apparatus /SCUBA), Self-Contained Breathing
Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.
Contoh Alat Pelindung Pernapasan Beserta Perlengkapannya
Alat Pelindung Tangan
Fungsi
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,
bakteri) dan jasad renik.
Jenis
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat
dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis,
karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
Alat Pelindung Tangan
(sarung tangan / gloves)
Material yang digunakan tergantung dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
•Untuk pekerjaan ringan maka digunakan katun / kanvas.
•Untuk pekerjaan memotong maka digunakan kulit yang diperkuat dengan
metal / plastik misal neoprene, latex, and nitrile.
•Untuk pekerjaan yang membutuhkan perlindungan dari panas/suhu yang ekstrim
maka dibutuhkan “hand leathers and arm protector”.
•Meskipun sarung tangan tersebut sedikit berat / kurang fleksibel namun tetap
nyaman dipakai.
•Tapi dipergunakan pada temperatur/suhu tidak boleh lebih dari 150 ºF (65 ºC).
Contoh Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Kaki
Fungsi
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari
tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap
panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
Jenis
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada
pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi
bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan,
bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan
kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-
lain.
Alat Pelindung Kaki
• Pada industri ringan/ tempat kerja biasa = Cukup dengan sepatu yang baik
• Sepatu pelindung ( safety shoes) =Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik atau
plastik
• Untuk mencegah tergelincir = Dipakai sol anti slip
• Untuk mencegah tusukan = Dipakai sol dari logam
• Terhadap bahaya listrik = Sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak
boleh memakai paku.
Safety Shoes diharapkan meiliki kriteria :
• Tahan benturan dan tahan tekanan
• Sol bagian luar tidak mudah lepas
• Bersifat mencegah kebocoran
• Tahan tusukan
• Mempunyai daya redam terhadap benturan pada bagian tumit.
Contoh Alat Pelindung Kaki
Pakaian Pelindung
Fungsi
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur
panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-
benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan
logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin,
peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-
organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan
lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang
menutupi sebagian atau seluruh bagian badan.
Pakaian Pelindung
Example of Dermal Hazard Categories
Hazard Examples
Chemical Dermal toxins
Systemic toxins
Corrosives
Allergens
Physical Thermal hazards (hot/cold)
Vibration
Radiation
Trauma producing
Biological Human pathogens
Animal pathogens
Enviromental pathogens
Contoh Pakaian Pelindung
Alat Pelindung Jatuh Perorangan
Fungsi
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak
pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi
jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang
diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan
menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
Jenis
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk
pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard),
tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp),
alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile
fall arrester), dan lain-lain.
Contoh Alat Pelindung Jatuh Perorangan
Sabuk Pengaman (Safety Belt)

• Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya


digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup
atau boiler.
• Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.
Pelampung
Fungsi
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di
atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya
tenggelam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy)
pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam (negative
buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.
Jenis
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket),
rompi keselamatan (life vest), rompi pengatur keterapungan
(Bouyancy Control Device).
Contoh Kecelakaan Kerja
RISIKO KECELAKAAN KERJA

Beberapa risiko kecelakaan kerja pada bidang konstruksi meliputi:


•Kemungkinan jatuh dari ketinggian
•Kemungkinan terinjak
•Kejatuhan barang dari arah atas
•Kontak langsung dengan suhu dingin, suhu panas, lingkungan yang beradiasi
pengion (radiasi elektromagnetik atau partikel yang mampu menghasilkan
ion), serta kebisingan
•Jatuh dan terguling
•Tertabrak
•Terkena barang yang roboh / runtuh
•Terbentur barang keras
Akibat buruk mengabaikan aspek K3
Jika menilik beberapa waktu yang lalu, sedikitnya terdapat 13 Kecelakaan kerja pada bidang konstruksi yang
meliputi:
•Jatuhnya launching girder ketika pengerjaan proyek Double-Double Track (DDT) yang berlokasi di Jatinegara,
Jakarta Timur. Pada kecelakaan ini, terdapat empat pekerja yang tewas.
•Launching girder proyek DDT kereta api Jatinegara, Jakarta Timur yang ambruk ketika petugas akan
menaikkan bantalan rel. Kejadian ini mengakibatkan lima korban yang terdiri atas empat tewas dan satu luka-
luka
•Terjatuhnya dua pekerja hingga tewas dari tiang penyangga Light Rail Transit (LRT), Palembang
•Jembatan proyek pembangunan jalan Tol Bocimi (Bohor, Ciawi, Sukabumi) yang ambruk hingga
mengakibatkan satu pekerja tewas dan dua lainnya luka berat
•Jatuhnya crane proyek jalan tol BORR (Bogor Ring Road) ke jalan raya
•Jatuhnya beton proyek LRT Jakarta hingga menyebabkan satu mobil rusak
•Jatuhnya girder proyek pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II
•Robohnya plafon area podium proyek pembangunan apartemen Pakubuwono Spring
•Ambruknya girder proyek pembangunan jalan tol Depok Antasari karena tersenggol ekskavator
•Ambruknya girder LRT Lintas Veldrome Kelapa Gading hingga menyebabkan lima pekerja luka-luka
•Ambruknya launching girder proyek DDT kereta api Jatinegara hingga empat pekerja tewas dan satu terluka
•Ambruknya girder proyek pembangunan PASPRO (Pasuruan Probolinggo) hingga satu pekerja tewas
•Girder proyek pembangunan jembatan Ciputaringgan ambruk.
•Dua insiden pertama disebabkan karena kelalaian dari operator serta SOP yang tidak dijalankan semestinya.
Bantalan rel yang akan dipasang sebetulnya belum tepat pada posisinya, akan tetapi dilepas menggunakan
alat angkat. Karena dudukan tidak pas, maka bantalan rel jatuh menimpa pekerja.
REFERENSI
• http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/4945/4/Chapter2.pdf
• https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/peraturan_file_PER08.pdf
• https://www.qyusiconsulting.com/landasan-hukum-penggunaan-alat-pelindung-diri-apd/
• https://katigaku.top/wp-content/uploads/2016/01/781107pedoman-praktis-k3-di-bidang-
konstruksi.pdf?x68937
• https://mawisaranasamawi.com/kecelakaan-kerja-bidang-konstruksi/

• Video mengenai APD


https://youtu.be/Y66S1fpJOG8 “UTAMAKAN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA (K3 DALAM BEKERJA)”

Anda mungkin juga menyukai