Anda di halaman 1dari 36

BESARAN

dan
PENGUKURAN
Distance Scales
cosmology nanotechnology
atomic physics
low temp physics
laser physics

astronomy
astrophysics

nuclear
physics

particle physics

atmospheric
physics

geophysics
cosmology
Applied physics
Awalan-awalan untuk SI

Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol


1018 eksa E 10-1 desi d
1015 peta P 10-2 senti c
1012 tera T 10-3 mili m
109 giga G 10-6 mikro 
106 mega M 10-9 nano n
103 kilo K 10-12 piko p
102 hekto H 10-15 femto f
101 deka da 10-18 atto a
Pengukuran besaran fisis

membandingkan besaran fisis dengan


beberapa nilai satuan dari besaran fisis
tersebut
Besaran pokok dan satuan (sistem SI)
berdasarkan konferensi umum ke 14 mengenai
berat dan ukuran
Besaran Satuan Simbol
panjang meter m
massa kilogram kg
waktu sekon s
arus listrik Ampere A
temperatur Kelvin K
intensitas cahaya candela cd
jumlah zat mole mol
satuan besaran fisis harus bersifat standart, tetap dan
berlaku universal
Alat-alat ukur besaran fisis
Alat ukur besaran panjang :
Alat ukur besaran massa :
Alat ukur besaran waktu :
Alat ukur besaran listrik :
Alat ukur besaran temperatur :
Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari satu atau lebih
besaran pokok yang ada. Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki
nilai dan dapat dinyatakan dengan angka.
•Besaran turunan energi satuannya joule dengan lambang J
•Besaran turunan gaya satuannya newton dengan lambang N
•Besaran turunan daya satuannya watt dengan lambang W
•Besaran turunan tekanan satuannya pascal dengan lambang Pa
•Besaran turunan frekuensi satuannya Hertz dengan lambang Hz
•Besaran turunan muatan listrik satuannya coulomb dengan lambang C
•Besaran turunan beda potensial satuannya volt dengan lambang V
•Besaran turunan hambatan listrik satuannya ohm dengan lambang ohm
•Besaran turunan kapasitas kapasitor satuannya farad dengan lambang F
•Besaran turunan fluks magnet satuannya tesla dengan lambang T
•Besaran turunan induktansi satuannya henry dengan lambang H
•Besaran turunan fluks cahaya satuannya lumen dengan lambang ln
•Besaran turunan kuat penerangan satuannya lux dengan lambang lx
Alat ukur
• Speedometer             :  mengukur kelajuan
• Dinamometer             :  mengukur besarnya gaya.
• Higrometer                :  mengukur kelembaban udara.
• Ohm meter                 :  mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
• Volt meter                  :  mengukur tegangan listrik.
• Avometer                  :  mengukur kuat arus, tegangan dan
hambatan listrik
• Barometer                  :  mengukur tekanan udara luar.
• Hidrometer                :  mengukur berat  jenis larutan.
• Manometer                :  mengukur tekanan udara tertutup.
• Kalorimeter                :  mengukur besarnya kalor jenis zat.
Konversi satuan
Ketidakpastian Pengukuran
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan
keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran.
Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan
membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam
menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang
melibatkan banyak komponen.
2. Kesalahan Sistematik

Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang


disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan
di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik
nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan
alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan
kelembaban.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena
adanya fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan
pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan
listrik, lkitasan bergetar, bising, dan radiasi.
Cara menyatakan hasil pengukuran :

p   p  p 
besaran terukur

hasil pengukuran rata-rata

Kesalahan (toleransi)
Pengukuran Berulang
Cara menyatakan hasil pengukuran

p   p  p 
n n

p i  i
p 2
 n p 2

p  i 1 p  i 1

n n  n  1
Contoh :

No. pi (cm) pi2 (cm2)  pi


1 10,1 102,01 p= = 10,0 cm
n
2 10,2 104,04
3 10,0 100,00  p2i – np2
p =
4 9,8 96,04 n(n – 1)
5 10,0 100,00
1000,14 – 1000,00
6 10,1 102,01 =
90
7 10,0 100,00
8 9,8 96,04
= 0,03944
9 10,0 100,00
10 10,0 100,00 p = (10,00 ± 0,04) cm
n = 10 pi =100,0 pi2 =1000,14
PENGUKURAN TUNGGAL

Lamanya benda mendingin,kecepatan komet


dll, tidak mungkin dilakukan lebih dari sekali.

Pelaporan hasil pengukuran tunggal tsb


( p ± ▲p )
 p = ½ kali least count (skala terkecil)
Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya (Δx )
disebut ketidakpastian mutlak.

Panjang benda (l)


l =  x0 ± Δx
  = (15,6 ± 0,05) cm
Angka Penting

Semua angka yang diperoleh dari hasil


pengukuran , termasuk angka terakhir
yang ditaksirkan.
Aturan penulisan :
Termasuk angka penting
> angka bukan nol
> angka nol di antara angka bukan nol
Angka Penting
 Jumlah angka yang harus dilaporkan bergantung pada
ketelitian alat atau kesalahan hasil pengukuran.
Misalnya : pengukuran x menghasilkan x = 22/7
= 3,1428…
▲x = 0,01
maka x = (3,14 ± 0,01)
Artinya ?
1. Angka 3 dan 1 diketahui dengan pasti
2. Angka 4 diragukan
3. Angka 2,8, … diragukan sama sekali.
4. Besaran x memiliki 3 angka penting.
Aturan operasional angka penting

a. Perkalian/pembagian
Jumlah angka penting hasil = jumlah
angka penting terkecil yang
dioperasionalkan.
b. Penarikan akar
Jumlah angka penting hasil = jumlah
angka penting yang ditarik akarnya.
c. Penjumlahan dan pengurangan
Mengandung satu angka yang
diragukan.
Contoh perhitungan

1. Hitunglah penjumlahan bilangan-bilangan penting


berikut ini. a. 14,43 gram, 0,352 gram, dan 71,9
gram
b. 5,140 kg dengan 234 kg

Jawab.
a. 14,43 gram ……. 3 angka taksiran
0,352 gram ……. 2 angka taksiran
71,9 gram ……. 9 angka taksiran
------------------- +
86,682 gram …… 86,7 gram ( dibulatkan karena
hanya boleh satu angka
taksiran )
Contoh perhitungan
Hitung dan nyatakan hasilnya dalam angka penting
yang sesuai. a. 4,854 gram : 25 cm3
b. 20,34 mm x 5,8 mm

Jawab
a. 4,854 gram ……… memiliki 4 angka penting
25 cm3 ……… memiliki 2 angka penting
--------------- :
0,19416 gram/cm3 …. 0,19 gram/cm3
mistar
0 1 2 cm

last count = 1 mm
p = 0,5 mm

p   p  p 
p  10,0  0 ,5 mm
jangka sorong
Skala utama
0 1 2 3 4
cm

Skala

0 5 10 15 0 nonius

20 sn = 1 mm
1 sn = 1/20 mm = 0,05 mm
least count = 0,05 mm
p = 0,025 mm
Cara membaca hasil pengukuran :

Skala utama
0 1 2 3 4
c
m
Skala
benda 0 5 10 15 0 nonius

su = 10 mm sn = 8

p = su + (sn x least count)

p = 10 mm + (8 x 0,05 mm) = 10,40 mm

p  10,400  0,025 mm
Mikrometer skrup
3

0 1 cm 2 5

Skala putar
0

Skala utama
45

50 sp = 0,5 mm
1 sp = 1/100 mm = 0,01 mm
least count = 0,01 mm
p = 0,005 mm
Cara membaca hasil pengukuran :

0 1 cm
45

benda Skala putar


40
Skala utama
35

su = 10 mm
sp = 41
p = su + (sp x least count)
p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mm

p  10,410  0,005 mm
Hasil pengkuran :
mistar : p  10 ,0  0 ,5 mm 3 angka
penting
pasti diragukan

jangka sorong : p  10,400  0,025 mm 5 angka penting

diragukan
pasti
mikrometer
p  10,410  0,005 mm
skrup :
diragukan
pasti
5 angka

Anda mungkin juga menyukai