Anda di halaman 1dari 92

Teorema Rangkaian

Sifat Linieritas
 Linieritas adalah sifat dari sebuah elemen yang
menunjukkan hubungan linier antara penyebab dan
akibatnya. Sifat ini merupakan kombinasi antara sifat
homogenitas (skala) dan sifat aditivitas.
 Sifat homogenitas adalah sifat jika input (pencatu)
dikalikan dengan sebuah konstanta, maka output
(respons) akan dikalikan dengan konstanta yang
sama. Hukum Ohm untuk sebuah resistor linier:
v = iR………..(1)
Jika arus dinaikkan dengan konstanta k, maka
tegangan akan naik sebesar k:
kiR = kv…..(2)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 2


Sifat aditif adalah respons dari penjumlahan
beberapa input adalah penjumlahan dari masing-
masing input jika dipasangkan secara terpisah. Jika
v1 = i1R…………(3a)
dan
v2 = i2R…………(3b)
maka jika i1 dan i2 dipasangkan bersama, maka:
v = (i1 + i2)R = i1R + i2R……..(4)

Jadi rangkaian linier hanya terdiri dari elemen linier,


sumber bebas linier dan sumber tak bebas linier

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 3


Sebuah rangkaian linier adalah rangkaian yang
outputnya mempunyai hubungan linier (atau
hubungan proporsional) terhadap inputnya.

Perhatikan, daya adalah:


p = i2R = v2/R

Hubungan daya dengan arus atau tegangan adalah


hubungan kuadratik atau nonlinier. Jadi teori ini
tidak berlaku untuk penghitungan daya.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 4


Perhatikan rangkaian linier
seperti pada gambar 1.
Rangkaian linier tidak
mempunyai sumber tidak
bebas di dalam rangkaian.
Inputnya adalah vs dan diberi
beban R. Arus i pada R
sebagai output.
Gambar 1. Rangkaian linier Jika vs = 10 V menghasilkan
dengan input vs dan output i.
arus i = 2 A. Menurut prinsip
linieritas, vs = 1 V akan
menghasilkan arus i = 0,2A.
Dengan cara yang sama jika i
= 1 mA, maka vs = 5 mV
Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 5
Contoh 1:
Untuk rangkaian pada gambar 2,
carilah Io jika vs = 12 V dan vs =
24 V.

Gunakan KVL pada kedua


lintasan tertutup:

12i1  4i2  vs  0........................(a )


Gambar 2
 4i1  16i2  3v x  vs  0............(b)
v x  2i1  10i1  16i2  vs  0...(c)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 6


Tambahkan pers (a) dan (c)

2i1  12i2  0  i1  6i2


Substitusikan ke pers (a)
vs
 76i2  vs  0  i2 
76
Jika vs = 12 V, maka:
Gambar 2 12
I o  i2  A
76
Jika vs = 24 V, maka:
24
I o  i2  A
76

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 7


Contoh 2:
Asumsikan Io = 1 A. Gunakan prinsip linieritas untuk
mendapatkan nilai Io yang sebenarnya dalam rangkaian di
gambar 3

Gambar 3

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 8


Jawab:
Jika Io = 1 A, maka V1 = (3 + 5)Io = 8 V dan I1 = V1/4 = 2 A

Gunakan KCL pada simpul 1:


I2 = I1 + Io = 3 A
V2 = V1 + 2I2 = 8 + 6 = 14 V
I3 = V2/7 = 2 A

Gunakan KCL pada simpul 2:


I4 = I3 + I2 = 5 A

Jadi: jika Io = 1 A, Is = 5 A
Harga Is 15 A akan menghasilkan Io = 3 A

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 9


Superposisi

Prinsip superposisi menyatakan bahwa


tegangan pada (atau arus melalui) sebuah
elemen pada sebuah rangkaian linier
merupakan penjumlahan aljabar dari
tegangan pada (atau arus melalui) elemen itu
yang disebabkan oleh masing-masing
sumber bebas jika bertindak sendiri.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 10


Prinsip superposisi berguna untuk menganalisis
sebuah rangkaian linier dengan lebih dari satu
sumber bebas dengan menghitung pengaruhnya
secara terpisah
Untuk memakai prinsip superposisi, harus
memperhatikan:
1. Pada satu saat, hanya satu sumber yang diaktifkan, yang
lain dimatikan. Ini berarti kita gantikan sumber tegangan
dengan 0 V (atau hubung singkat), dan sumber arus
dengan 0 A (atau hubung terbuka)
2. Sumber tidak bebas dibiarkan tetap karena sumber ini
dikendalikan oleh variabel rangkaian.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 11


Langkah-langkah untuk mengaplikasikan
prinsip superposisi:
1. Matikan semua sumber bebas kecuali satu.
Carilah output (tegangan atau arus) yang
disebabkan oleh sumber yang sedang
digunakan.
2. Ulangi langkah pertama untuk setiap sumber
bebas.
3. Hitung output total dengan menjumlahkan
semua output yang disebabkan oleh masing-
masing sumber

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 12


Kelemahan prinsip superposisi:
 Memerlukan pekerjaan yang lebih banyak
 Berdasarkan prinsip linieritas. Jadi jika ingin
menghitung daya pada sebuah resistor, maka
arus yang melalui resistor atau tegangan pada
resistor harus dihitung terlebih dahulu dengan
cara superposisi

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 13


Contoh 3:
Gunakan teorema superposisi untuk mencari v pada rangkaian
pada gambar 4

Gambar 4

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 14


Jawab
Karena ada 2 sumber, maka
v = v 1 + v2
v1 disebabkan oleh sumber
tegangan 6V
v2 disebabkan oleh sumber arus
3A

Untuk mendapatkan v1, matikan


sumber arus, seperti pada
gambar 5(a).

Gunakan KVL pada lintasan


tertutup pada gambar 5(a)
12i1  6  0  i1  0,5 A
Gambar 5
(a) Menghitung v1 v1  4i1  2 V
(b) Menghitung v2

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 15


Atau gunakan pembagian tegangan untuk mendapatkan v1

4
v1   6  2 V
48

Untuk mendapatkan v2 matikan sumber tegangan, seperti pada


gambar 5(b). Gunakan pembagian arus:

8
i3   3  2 A
8 4
v2  4i3  8 V
 v  v1  v2  2  8  10 V

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 16


Contoh 4:
Carilah io dalam rangkaian pada gambar 6 dengan menggunakan
superposisi.

Gambar 6

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 17


Jawab:
Dalam rangkaian pada gambar 6 terdapat sumber tidak bebas,
yang harus dibiarkan utuh.
io  io'  io" .............................(a)
io’ disebabkan oleh sumber arus dan io” disebabkan oleh sumber
tegangan

Untuk mendapatkan io’ matikan sumber tegangan 20 V seperti


pada gambar 7(a).

Gunakan analisis mesh.


Pada lintasan tertutup 1:
i1  4 A................................(b)
Pada lintasan tertutup 2:
 3i1  6i2  1i3  5io'  0.................(c)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 18


Gambar 7: Penggunaan superposisi untuk: (a) mendapatkan i’o, dan (b)
mendapatkan i”o

Pada lintasan tertutup 3:


 5i1  1i2  10i3  5io'  0.................(d)
Pada simpul 0:
i3  i1  io'  4  io' .................(e)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 19


Gantikan pers (b) dan (e) ke dalam pers (c) dan (d)

3i2  2io'  8.....................(f)


i2  5io'  20.....................(g)
52
i 
'
o A........................(h)
17

Untuk mendapatkan io” matikan sumber arus 4 A seperti pada


gambar 7(b).

Pada lintasan tertutup 4, gunakan KVL:


6i4  i5  5io"  0.................(i)

Pada lintasan tertutup 5:

 i4  10i5  20  5io"  0.................(j)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 20


i5  io"

Gantikan ke dalam pers (i) dan (j)

6i4  4io"  0....................(k)


i4  5io"  20..................(l)
60
i   A.....................(m)
"
o
17
Gantikan pers (h) dan (m) ke dalam pers (a)
8
io    0,4706 A
17

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 21


Contoh 5:
Untuk rangkaian pada gambar 8, gunakan teorema superposisi untuk
mendapatkan i.

Gambar 8

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 22


Gambar 9

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 23


Dalam kasus ini, terdapat 3 sumber, Jadi:
i  i1  i2  i3

i1 disebabkan oleh sumber 12 V, i2 disebabkan oleh sumber 24 V,


dan i3 disebabkan oleh sumber 3 A.

Untuk mendapatkan i1, perhatikan rangkaian pada gambar 9(a).R


= 4 Ω seri dengan R = 8 Ω menjadi 12 Ω. R =12 Ω paralel dengan
R = 4 Ω menghasilkan R = 3 Ω. Jadi:
12
i1  2A
6
Untuk mendapatkan i2, perhatikan rangkaian pada gambar 9(b).
Gunakan analisis mesh

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 24


16ia  4ib  24  0  4ia  ib  6............(a )
7
7ib  4ia  0  ia  ib ..........................(b)
4
i2  ib  1

Untuk mendapatkan i3, perhatikan rangkaian pada gambar 9(c).


Gunakan analisis simpul
v2 v2  v1
3   24  3v2  2v1.........(c)
8 4
v2  v1 v1 v1 10
   v2  v1............(d)
4 4 3 3

Gantikan pers (d) ke pers (c)


v1
v1  3 dan i3 1A
3
 i  i1  i2  i3  2  1  1  2 A

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 25


Transformasi Sumber

 Transformasi sumber adalah proses


penggantian sebuah sumber tegangan vs seri
dengan sebuah resistor R dengan sebuah
sumber arus is paralel dengan sebuah
resistor R, atau sebaliknya

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 26


(a) (b)
Gambar 10. Transformasi sumber bebas

Kedua rangkaian pada gambar 10 adalah ekivalen, artinya


keduanya mempunyai karakteristik tegangan – arus yang sama
pada terminal a – b.

Jika sumber dimatikan, resistor yang terlihat pada terminal a – b


adalah R.
Jika rangkaian dihubung singkat, arus hubung singkat pada
rangkaian 10(a) adalah isc = vs/R, pada rangkaian (b) isc = is.
Jadi vs/R = is agar kedua rangkaian ekivalen.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 27


Syarat transformasi sumber:
vs
v s  is R atau is  .............(5)
R

Transformasi sumber berlaku juga untuk sumber tidak bebas.

Gambar 11. Transformasi sumber tidak bebas

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 28


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
transformasi sumber:
1.Perhatikan pada gambar 10 atau gambar 11, arah
anak panah pada sumber arus menuju ke terminal
positif dari sumber tegangan.
2.Dari persamaan (5), terlihat bahwa transformasi
sumber tidak mungkin dilakukan jika R = 0, misal pada
sumber tegangan ideal. Hal sama juga berlaku untuk
sumber arus ideal, di mana R= ∞, tidak dapat
digantikan dengan sebuah sumber tegangan.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 29


Contoh 6:
Gunakan transformasi sumber untuk mendapatkan vo dalam
rangkaian pada gambar 12.

Gambar 12

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 30


Gambar 13

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 31


Pertama transformasikan sumber tegangan dan sumber arus
sehingga diperoleh rangkaian pada gambar 13(a).
Serikan R = 4 Ω dan R = 2 Ω, transformasikan sumber tegangan
12 V sehingga menghasilkan rangkaian pada gambar 13(b).
Paralelkan R = 6 Ω dan R = 3 Ω dan menghasilkan R = 2 Ω.
Gabungkan sumber arus 4 A dan sumber arus 2 A sehingga
diperoleh rangkaian pada gambar 13(c).

Gunakan pembagian arus pada rangkaian pada gambar 13(c)


untuk mendapatkan:
2
i  2  0,4 A
28
vo  8i  3,2 V

Cara lain, karena R = 8 Ω dan R = 2 Ω paralel, maka tegangannya sama.


8 2
vo   8 || 2  2 A    2  3,2 V
10
Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 32
Contoh 7:
Carilah vx pada rangkaian di gambar 14 dengan menggunakan
transformasi sumber

Gambar 14

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 33


Gambar 15. Penggunaan transformasi sumber pada gambar 16

Rangkaian pada gambar 14 mempunyai VCCS.


Transformasikan sumber arus ini dan sumber tegangan 6 V
seperti pada gambar 15 (a).
Sumber tegangan 18 V tidak ditransformasikan karena tidak
terhubung seri dengan resistor.
Dua R = 2 Ω paralel menghasilkan R = 1 Ω yang paralel dengan
sumber arus 3 A.
Sumber arus ditransformsikan menjadi sumber tegangan seperti
pada gambar 15(b)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 34


Gunakan KVL pada lintasan tertutup pada rangkaian di gambar 15(b)
 3  5i  v x  18  0.....................(a )
Gunakan KVL pada lintasan tertutup yang terdiri dari sumber
tegangan 3 V, resistor 1Ω dan vx.
 3  1i  v x  0  vx  3  i.....................(b)

Substitusi ke pers (a)


15  5i  3  i  0  i  4,5 A

Cara lain, gunakan KVL pada lintasan tertutup yang terdiri dari vx,
resistor 4 Ω, VCVS, dan sumber tegangan 18 V
 vx  4i  v x  18  0  i  4,5 A
Jadi: v x  3  i  7,5 V

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 35


Teorema Thévenin

Teorema Thévenin menyatakan bahwa


sebuah rangkaian linier dua terminal dapat
digantikan dengan sebuah rangkaian
ekivalen yang terdiri dari sebuah sumber
tegangan VTh yang diserikan dengan sebuah
resistor RTh, di mana VTh adalah tegangan
hubung terbuka pada terminal dan RTh adalah
resistansi input atau resistansi ekivalen pada
terminal jika sumber – sumber bebas
dimatikan.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 36


Gambar 16: Menggantikan rangkaian dua terminal dengan rangkaian
ekivalen Thevenin: (a) rangkaian asal; (b) rangkaian pengganti Thevenin

Menurut teorema Thévenin rangkaian pada gambar 16(a) dapat


digantikan dengan rangkaian pada gambar 16(b).
Rangkaian di sebelah kiri terminal a – b disebut rangkaian ekivalen
Thévenin
Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 37
Mencari tegangan ekivalen Thévenin VTh dan resistansi
RTh.

Misal rangkaian pada gambar 16(a) ekivalen dengan rangkaian


pada gambar 16(b).
Dua rangkaian disebut ekivalen jika mempunyai karakteristik
tegangan – arus yang sama pada terminalnya.

Jika terminal a – b dihubung terbuka (beban dilepas), tidak ada arus


yang mengalir, jadi tegangan hubung terbuka pada terminal a – b
pada gambar 16(a) harus sama dengan tegangan sumber VTh pada
gambar 16(b), karena kedua rangkaian ekivalen.
Jadi VTh adalah tegangan hubung terbuka pada terminal seperti
terlihat pada gambar 17(a).
VTh = voc………………………….(6)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 38


Gambar 17. Mencari VTh = voc dan RTh

Dengan beban dilepas dan terminal a – b hubung terbuka, matikan


semua sumber bebas.
Resistansi input atau resistansi ekivalen pada terminal a – b pada
gambar 16 (a), harus sama dengan RTh pada gambar 16(b).
Jadi RTh adalah resistansi input pada terminal jika sumber bebas
dimatikan, seperti terlihat pada gambar 17(b); yaitu
RTh = Rin ……………………..(7)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 39


Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menghitung
resistansi Thévenin, RTh

Kasus 1:
Jika rangkaian tidak mempunyai sumber tidak bebas, matikan
semua sumber. RTh adalah resistansi input dari rangkaian dilihat dari
terminal a – b, seperti terlihat pada gambar 17.

Kasus 2:
Jika rangkaian mempunyai sumber tidak bebas, matikan semua
sumber bebas. Sumber tidak bebas tidak dimatikan karena
dikendalikan oleh variabel rangkaian.
Pasangkan sebuah sumber tegangan vo pada terminal a – b untuk
menentukan arus io. RTh = vo/io, seperti terlihat pada gambar 18(a).
Cara lain, pasangkan sumber arus io pada terminal a – b seperti
pada gambar 18 (b) dan cari tegangan terminal vo. RTh = vo/io

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 40


Gambar 18. Mencari RTh jika rangkaian mempunyai sumber tidak bebas

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 41


Gambar 19. Sebuah rangkaian dengan sebuah beban: (a) rangkaian
asal, (b) rangkaian ekivalen Thévenin

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 42


Rangkaian linier dengan sebuah beban variabel dapat digantikan
dengan rangkaian ekivalen Thévenin.
Rangkaian ekivalen ini mempunyai sifat seperti rangkaian asalnya.

Perhatikan rangkaian pada gambar 19(a).


Arus IL dan tegangan VL pada beban dapat ditentukan dengan
mudah jika rangkaian ekivalen Thevenin nya sudah diperoleh,
seperti terlihat pada gambar 19(b)

VTh
IL  ...........................(8a )
RTh  RL
RL
VL  RL I L  VTh ............(8b)
RTh  RL

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 43


Contoh 8:
Carilah rangkaian ekivalen dari rangkaian pada gambar 20, ke
sebelah kiri terminal a – b. Carilah arus melalui RL = 6, 16 dan 36 Ω

Gambar 20

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 44


Gambar 21: (a) mencari RTh, (b) mencari VTh

Untuk menghitung RTh, matikan sumber tegangan 32 V (ganti


dengan hubung singkat) dan sumber arus 2A (ganti dengan
hubung terbuka). Rangkaian seperti pada gambar 21(a).

4 12
RTh  4 12  1   1  4
16

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 45


Untuk mencari VTh, perhatikan rangkaian pada gambar 21(b).
Gunakan analisis mesh pada kedua lintasan tertutup
 32  4i1  12(i1  i2 )  0
i2  2 A
i1  0,5 A
VTh  12(i1  i2 )  12(0,5  2,0)  30 V

Jika menggunakan analisis simpul, abaikan resistor 1 Ω.


Gunakan KCL pada simpul atas.

32  VTh V
 2  Th
4 12
96  3VTh  24  VTh  VTh  30 V

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 46


Rangkaian ekivalen Thévenin terlihat pada gambar 22

Gambar 22: Rangkaian ekivalen Thévenin untuk contoh soal 8

Arus yang melalui RLadalah:

VTh 30
IL  
RTh  RL 4  RL

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 47


Jika RL = 6
30
IL   3A
10

Jika RL = 16
30
IL   1,5 A
20

Jika RL = 36
30
IL   0,75 A
40

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 48


Contoh soal 9: Carilah rangkaian ekivalen Thevenin pada terminal a – b
pada rangkaian di gambar 23

Gambar 23

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 49


Rangkaian ini mempunyai sebuah sumber tidak bebas. Untuk
mencari RTh, sumber bebas dijadikan nol dan sumber tidak bebas
dibiarkan saja.
Karena rangkaian mempunyai sumber tidak bebas, maka
rangkaian akan dicatu dengan tegangan vo yang dihubungkan
seperti pada gambar 24(a). Karena rangkaian ini linier, maka
untuk memudahkan vo = 1 V.

Tujuannya adalah mencari arus io yang melalui terminal, dan


mendapatkan RTh = 1/io. (Cara lain, pasangkan sumber arus 1 A,
cari tegangan vo dan dapatkan RTh = vo/1)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 50


Gambar 24: Mencari RTh dan VTh untuk rangkaian pada contoh soal 9

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 51


Gunakan analisis mesh pada lintasan tertutup 1 pada rangkaian
di gambar 24(a)

 2v x  2 i1  i2   0 atau v x  i1  i2
 4i2  v x  i1  i2
i1  3i2 (a)

Untuk lintasan tertutup 2 dan 3, gunakan KVL

4i2  2 i2  i1   6 i2  i3   0 (b)
6 i3  i2   2i3  1  0 (c)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 52


Selesaikan pers. di atas

1
i3   A
6
1
io  i3  A
6
1V
RTh  6
io

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 53


Untuk mendapatkan VTh, carilah voc pada rangkaian di gambar
24(b). Gunakan analisis mesh, maka diperoleh:

i1  5 (d)
 2v x  2 i3  i2   0  v x  i3  i2 (e)
4 i2  i1   2 i2  i3   6i2  0
12i2  4i1  2i3  0 (f)
4 i1  i2   v x
10
i2 
3
VTh  voc  6i2  20 V

Rangkaian ekivalen Thévenin terlihat pada gambar 25

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 54


Gambar 25: Rangkaian ekivalen Thévenin dari rangkaian pada gambar 23

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 55


Contoh soal 10: Tentukan rangkaian ekivalen Thévenin pada
terminal a – b dari rangkaian pada gambar 26a.

Gambar 26

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 56


1. Definisikan. Soal terdefinisi dengan jelas; tentukan rangkaian
ekivalen Thévenin dari rangkaian yang terlihat pada gambar
26(a).
2. Diketahui. Rangkaian mempunyai resistor 2 Ω paralel dengan
resistor 4 Ω. Keduanya paralel dengan sumber arus tidak
bebas. Perhatikan, rangkaian ini tidak memiliki sumber bebas.
3. Alternatif. Karena tidak mempunyai sumber bebas, maka
rangkaian ini harus dicatu dari luar. Dan, jika tidak ada sumber
bebas, maka tidak ada nilai VTh; kita hanya perlu mencari RTh.
Cara paling sederhana untuk mencatu rangkaian adalah
dengan sumber tegangan 1 V atau dengan sumber arus 1 A.
4. Cara. Tuliskan persamaan simpul pada simpul a pada gambar
26(b), asumsikan io = 1 A.
2ix   vo  0 4   vo  0 2    1  0 (a)
Karena ada dua variabel yang tidak diketahui maka diperlukan
sebuah persamaan pembatas
ix   0  vo  2   vo 2 (b)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 57


Subsitusikan pers. (a) dan (b)

2  vo 2    vo  0  4   vo  0 2    1  0
   1  14  12  vo  1 atau vo  4 V

Karena vo = 1 x RTh, maka RTh = vo/1 = – 4 Ω

Harga negatif dari sebuah resistor menyatakan bahwa


rangkaian pada gambar 26(a) mencatu daya. Tentu saja
resistor pada gambar 26(a) tidak dapat mencatu daya
(resistor menyerap daya); maka sumber tidak bebaslah yang
mencatu daya. Inilah contoh bagaimana sebuah sumber tidak
bebas dan resistor dapat dipakai untuk mensimulasikan
resistansi negatif.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 58


5. Evaluasi. Perhatikan jawaban memberikan harga resistansi
yang negatif. Diketahui, hal ini tidak mungkin untuk sebuah
rangkaian pasif, tetapi pada rangkaian ini ada sebuah divais
aktif (sumber arus tidak bebas). Jadi, rangkaian ekivalennya
adalah sebuah rangkaian aktif yang dapat mencatu daya.

Sekarang kita harus mengevaluasi jawaban. Cara terbaik


adalah dengan memeriksa jawaban dengan menggunakan
pendekatan yang berbeda, dan melihat apakah hasilnya akan
sama.
Cobalah menghubungkan resistor 9 Ω seri dengan sumber
tegangan10 V pada terminal output pada rangkaian asal dan
juga rangkaian ekivalen Thévenin. Untuk memudahkan
analisis, ubah sumber arus yang paralel dengan resistor 4 Ω
menjadi sumber tegangan yang diserikan dengan resistor 4 Ω
dengan menggunakan transformasi sumber. Dengan beban
yang baru, rangkaian menjadi seperti pada gambar 26(c)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 59


Tuliskan persamaan mesh:
8ix  4i1  2 i1  i2   0
2 i2  i1   9i2  10  0
Perhatikan, hanya ada 2 persamaan dengan 3 variabel yang tidak
diketahui, jadi diperlukan satu persamaan pembatas.
ix  i2  i1
Persamaan baru untuk lintasan tertutup 1 menjadi:

 4  2  8 i1    2  8 i2  0
 2i1  6i2  0 atau i1  3i2
 2i1  11i2  10
 6i2  11i2  10 atau i2   10 5  2 A

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 60


Gunakan rangkaian ekivalen Thévenin diperoleh rangkaian pada
gambar 26(d)
 4i1  9i1  10  0 atau i  10 5  2 A

6. Memenuhi? Jelas, telah diperoleh nilai dari rangkaian ekivalen


yang diperlukan oleh soal. Pemeriksaan ulang membuktikan
hasil yang diperoleh (dengan cara membandingkan hasil dari
rangkaian ekivalen dengan memberikan beban pada rangkaian
asalnya). Cara ini dapat dipakai untuk menyelesaikan semua
permasalahan.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 61


Teorema Norton

Teorema Norton menyatakan bahwa sebuah


rangkaian linier dua terminal dapat diganti
dengan sebuah sumber arus IN yang dihubung
paralel dengan sebuah resistor RN dimana IN
adalah arus hubung singkat yang melalui
terminal dan RN adalah resistansi input atau
resistansi ekivalen pada terminal jika sumber
bebas dimatikan

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 62


Gambar 27 (a) Rangkaian asal; (b) rangkaian ekivalen Norton

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 63


Cara mendapatkan RN sama dengan cara mendapatkan RTh.
Pada kenyataannya, berdasarkan transformasi sumber,
resistansi Thévenin sama dengan resistansi Norton.

RN = RTh ……………..(9)

Untuk mendapatkan arus Norton IN, tentukan arus hubung


singkat yang mengalir dari terminal a ke terminal b pada kedua
rangkaian pada gambar 27. Arus hubung singkat pada gambar
27(b) adalah IN. Arus ini sama dengan arus hubung singkat dari
terminal a ke terminal b, karena kedua rangkaian ekivalen.

IN = ioc ……………….(10)

Sumber bebas dan sumber tidak bebas diperlakukan sama


seperti pada teorema Thévenin

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 64


Gambar 28. Cara mencari arus Norton IN

Hubungan antara teorema Thévenin dan teorema Norton: RN = RTh


(pers. 9), dan
VTh
IN  ...........................(11)
RTh

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 65


Karena VTh, IN dan RTh berhubungan seperti pada persamaan (11),
untuk menentukan rangkaian ekivalen Thevenin atau Norton, maka
diperlukan untuk mendapatkan:

•Tegangan hubung terbuka voc pada terminal a dan b


•Arus hubung singkat isc pada terminal a dan b
•Resistansi input atau resistansi ekivalen Rin pada terminal a dan b
ketika semua sumber bebas dimatikan.
VTh  voc ...........................(12a)
I N  isc ............................(12b)
voc
RTh   RN .................(12c)
isc

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 66


Contoh soal 11: Carilah rangkaian ekivalen Norton pada terminal
a – b dari rangkaian pada gambar 29

Gambar 29

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 67


Gambar 30: (a) mencari RN, (b) IN = isc, (c) VTh = voc

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 68


Mencari RN dengan mematikan sumber bebas seperti pada
gambar 30(a).
20  5
RN  5  8  4  8  5 20   4
25

Mencari IN dengan menghubung-singkatkan terminal a dan b


seperti pada gambar 30(b). Gunakan analisis mesh, diperoleh:

i1  2 A, 20i2  4i1  12  0
i2  1 A  isc  I N

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 69


Cara lain: tentukan IN dari VTh/RTh VTh yang merupakan tegangan
hubung terbuka pada terminal a dan b seperti pada gambar
30(c). Gunakan analisis mesh, diperoleh:

i3  2 A
25i4  4i3  12  0  i4  0,8 A
voc  VTh  5i4  4 V
VTh 4
IN   1A
RTh 4
Hasilnya sama seperti pada perhitungan sebelumnya.

RTh  voc isc  4 1  4 

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 70


Gambar 31. Rangkaian ekivalen Norton dari rangkaian pada gambar 29

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 71


Contoh soal 12: Dengan menggunakan teorema Norton, carilah
RN dan IN pada terminal a – b dari rangkaian pada gambar 32.

Gambar 32

Untuk mencari RN, matikan sumber bebas dan hubungkan


sebuah sumber tegangan 1 V pada terminal a – b seperti pada
gambar 33(a). Resistor 4 Ω diabaikan karena paralel dengan
hubung singkat.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 72


Gambar 33. (a) mencari RN, (b) mencari IN

Karena dihubung singkat, maka resistor 5 Ω, sumber arus tidak


bebas dan sumber tegangan dalam keadaan paralel. Jadi arus
ix = 0

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 73


Pada simpul a:
1V
io   0,2 A
5
v 1
RN  o   5
io 0,2
Untuk mencari IN, terminal a – b dihubung singkat dan carilah isc
seperti pada gambar 33(b). Perhatikan, resistor 4 Ω, sumber
tegangan 10 V, resistor 5 Ω dan sumber arus tidak bebas dalam
keadaan paralel. Jadi
10
ix   2,5 A
4
Gunakan KCL pada simpul a
10
isc   2ix  2  2 2,5  7 A
5
IN  7 A

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 74


Pembuktian Teorema Thévenin dan
Teorema Norton.
Pada bagian ini kita akan membuktikan teorema Thévenin dan
teorema Norton dengan menggunakan prinsip superposisi.

Gambar 34 Pembuktian persamaan Thévenin.


(a) Rangkaian dengan sumber arus, (b) Rangkaian ekivalen Thévenin

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 75


Perhatikan gambar 34(a). Asumsikan rangkaian terdiri dari
resistor, dan sumber bebas dan sumber tidak bebas.
Terminal dari rangkaian adalah terminal a dan b. Pada terminal
ini dipasangkan sumber arus luar.

Tujuan kita adalah untuk memastikan bahwa hubungan


tegangan – arus pada terminal a – b adalah identik dengan
rangkaian ekivalen Thevenin pada gambar 34(b).

Untuk memudahkan analisis, misalkan rangkaian linier pada


gambar 34(a) mempunyai dua sumber tegangan bebas v1 dan v2
dan sumber arus bebas i1 dan i2.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 76


Dengan prinsip superposisi, tegangan v pada terminal adalah:

v  A0i  A1vs1  A2 vs 2  A3is1  A4is 2 (13)


Ao, A1, A2, A3 dan A4 adalah konstanta. Setiap suku pada sisi
kanan persamaan (13) merupakan konstribusi dari masing-
masing sumber bebas. Jika kita mengumpulkan semua sumber
bebas internal sebagai B0 maka persamaan menjadi

v  A0i  B0 (14)
B0  A1vs1  A2 vs 2  A3is1  A4is 2

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 77


Sekarang kita akan menghitung konstanta A0 dan B0.

Ketika terminal a dan b hubung terbuka, i = 0 dan v = B0.


Jadi B0 adalah tegangan hubung terbuka voc yang sama dengan
tegangan Thevenin VTh. Jadi:

B0 = VTh (15)

Ketika semua sumber internal dimatikan, B0 = 0. Rangkaian dapat


digantikan dengan sebuah resistansi ekivalen Req yang sama
dengan RTh, dan persamaan (14) menjadi:

v = A0i = RThi → A0 = RTh (16)

Jadi:
v = Rthi + VTh (17)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 78


Gambar 35 Pembuktian persamaan Norton.
(a) Rangkaian dengan sumber tegangan, (b) Rangkaian ekivalen Norton

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 79


Jika pada rangkaian linier yang sama dipasangkan sumber
tegangan luar v pada terminal a – b seperti pada gambar 35(a),
arus yang mengalir ke rangkaian dapat diperoleh dengan
superposisi sebagai:

i  C0 v  D0 (18)

C0v adalah arus yang disebabkan oleh sumber luar v dan D0


adalah arus yang disebabkan oleh sumber bebas internal.

Jika terminal a – b dihubung singkat, v = 0 jadi i = D0 = –isc,


dimana isc adalah arus yang keluar dari terminal a yang sama
denga arus Norton, IN.

D0 = IN (19)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 80


Ketika semua sumber internal dimatikan, D0 = 0. Rangkaian dapat
digantikan dengan sebuah resistansi ekivalen Req (atau sebuah
konduktansi ekivalen Geq = 1/Req) yang sama dengan RTh atau RN
dan persamaan (19) menjadi:
v
i  IN (20)
RTh

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 81


Alih Daya Maksimum

Rangkaian ekivalen Thévenin sangat berguna untuk


mencari alih daya maksimum dari sebuah rangkaian
linier ke sebuah beban.
Asumsikan beban RL dapat diatur. Jika semua
rangkaian kecuali beban digantikan dengan rangkaian
ekivalen Thévenin, seperti pada gambar 36, alih daya
maksimum ke beban:

2
 VTh 
p  i RL  
2
 RL ......................(21)
 RTh  RL 

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 82


Gambar 36. Rangkaian yang digunakan untuk menentukan alih
daya maksimum

Untuk sebuah rangkaian, VTh dan RTh selalu tetap. Dengan


mengubah-ubah beban, daya yang disalurkan ke beban
bervariasi seperti pada gambar 37.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 83


Gambar 37 Daya disalurkan ke beban sebagai fungsi dari RL

Teorema Daya Maksimum:


Daya maksimum yang dialihkan ke beban terjadi bila
resistansi beban sama dengan resistansi
Théveninnya bila dilihat dari beban (RL = RTh)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 84


Pembuktian: diferensiasikan daya p pada pers 21 terhadap RL
dan hasilnya sama dengan nol

dp 
 VTh 
2  RTh  R L  2
 2 RL  RTh  RL  

dRL   RTh  RL  4

 RTh  RL  2 RL 
V  2
0
  RTh  RL  
Th 3

0  RTh  RL  2 RL  RTh  RL .......... .......... ...( 22)

Jadi:
RTh = RL …………………….(23)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 85


Pada saat RL = RTh, sumber dan beban dikatakan ‘matched’

Alih daya maksimum diperoleh dengan men-subsitusi-kan pers 23


ke pers 21

2
V
pmaks  Th
…………………….(24)
4 RTh

Pers 24 hanya berlaku jika RL = RTh. Jika RL ≠ RTh, daya yang


disalurkan ke beban dihitung dengan persamaan (21)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 86


Contoh soal 13: carilah harga RL untuk alih daya maksimum dalam
rangkaian pada gambar 38. Hitung daya maksimumnya.

Gambar 38.

Untuk mendapatkan RTh dan VTh gunakan rangkaian pada


gambar 39(a) dan 39(b)

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 87


Gambar 39. (a) Mencari RTh. (b) Mencari VTh

6 12
RTh  2  3  6 12  5  9
6  12

Gunakan analisis mesh pada rangkaian di gambar 39(b)

 12  18i1  12i2  0, i2  2 A
 12  18i1  24  0  i1   2 A
3

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 88


Untuk mendapatkan VTh pada terminal a – b gunakan KVL pada
lintasan tertutup luar

 12  6i1  3i2  2(0)  VTh  0  VTh  22 V

Alih daya maksimum:

RL = RTh = 9 Ω

Dan daya maksimumnya:

VTh2 22 2
pmaks    13,44 W
4 RL 4  9

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 89


Ringkasan
1. Rangkaian linier terdiri dari elemen linier, sumber tidak
bebas linier dan sumber bebas linier
2. Teorema rangkaian digunakan untuk mengubah
rangkaian yang rumit menjadi rangkaian yang
sederhana, sehingga analisis rangkaian menjadi lebih
mudah.
3. Prinsip superposisi menyatakan bahwa untuk sebuah
rangkaian yang mempunyai banyak sumber bebas,
tegangan pada (atau arus yang melalui) sebuah
elemen sama dengan jumlah aljabar dari masing-
masing tegangan (atau arus) yang disebabkan oleh
masing-masing sumber bebas bila bekerja sendiri.

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 90


4. Transformasi sumber adalah sebuah prosedur untuk
mengubah sebuah sumber tegangan yang seri
dengan sebuah resistor menjadi sebuah sumber arus
diparalelkan dengan sebuah resistor, dan sebaliknya.
5. Teorema Thévenin dan Norton memungkinkan kita
untuk mengisolasi sebagian dari rangkaian dan
menggantikan bagian lainnya dengan sebuah
rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen Thévenin
terdiri dari sebuah sumber tegangan VTh yang
diserikan dengan sebuah resistansi RTh, sedangkan
rangkaian ekivalen Norton terdiri dari sebuah sumber
arus IN yang diparalelkan dengan sebuah resistansi
RN. Kedua teorema ini terhubung dengan
transformasi sumber. VTh
RN  RTh IN 
RTh
Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 91
6. Untuk sebuah rangkaian ekivalen Thévenin, alih daya
maksimum terjadi jika RL = RTh; jika resistansi beban
sama dengan resistansi Thévenin
7. Teorema Alih Daya Maksimum menyatakan bahwa
daya maksimum yang disalurkan oleh sebuah sumber
ke beban RL terjadi jika beban RL sama dengan RTh,
resistansi Thévenin pada terminal beban

Dasar Rangkaian Elektrik EL1092 92

Anda mungkin juga menyukai