Sifat Linieritas
Linieritas adalah sifat dari sebuah elemen yang
menunjukkan hubungan linier antara penyebab dan
akibatnya. Sifat ini merupakan kombinasi antara sifat
homogenitas (skala) dan sifat aditivitas.
Sifat homogenitas adalah sifat jika input (pencatu)
dikalikan dengan sebuah konstanta, maka output
(respons) akan dikalikan dengan konstanta yang
sama. Hukum Ohm untuk sebuah resistor linier:
v = iR………..(1)
Jika arus dinaikkan dengan konstanta k, maka
tegangan akan naik sebesar k:
kiR = kv…..(2)
Gambar 3
Jadi: jika Io = 1 A, Is = 5 A
Harga Is 15 A akan menghasilkan Io = 3 A
Gambar 4
4
v1 6 2 V
48
8
i3 3 2 A
8 4
v2 4i3 8 V
v v1 v2 2 8 10 V
Gambar 6
Gambar 8
Gambar 12
Gambar 14
Cara lain, gunakan KVL pada lintasan tertutup yang terdiri dari vx,
resistor 4 Ω, VCVS, dan sumber tegangan 18 V
vx 4i v x 18 0 i 4,5 A
Jadi: v x 3 i 7,5 V
Kasus 1:
Jika rangkaian tidak mempunyai sumber tidak bebas, matikan
semua sumber. RTh adalah resistansi input dari rangkaian dilihat dari
terminal a – b, seperti terlihat pada gambar 17.
Kasus 2:
Jika rangkaian mempunyai sumber tidak bebas, matikan semua
sumber bebas. Sumber tidak bebas tidak dimatikan karena
dikendalikan oleh variabel rangkaian.
Pasangkan sebuah sumber tegangan vo pada terminal a – b untuk
menentukan arus io. RTh = vo/io, seperti terlihat pada gambar 18(a).
Cara lain, pasangkan sumber arus io pada terminal a – b seperti
pada gambar 18 (b) dan cari tegangan terminal vo. RTh = vo/io
VTh
IL ...........................(8a )
RTh RL
RL
VL RL I L VTh ............(8b)
RTh RL
Gambar 20
4 12
RTh 4 12 1 1 4
16
32 VTh V
2 Th
4 12
96 3VTh 24 VTh VTh 30 V
VTh 30
IL
RTh RL 4 RL
Jika RL = 16
30
IL 1,5 A
20
Jika RL = 36
30
IL 0,75 A
40
Gambar 23
2v x 2 i1 i2 0 atau v x i1 i2
4i2 v x i1 i2
i1 3i2 (a)
4i2 2 i2 i1 6 i2 i3 0 (b)
6 i3 i2 2i3 1 0 (c)
1
i3 A
6
1
io i3 A
6
1V
RTh 6
io
i1 5 (d)
2v x 2 i3 i2 0 v x i3 i2 (e)
4 i2 i1 2 i2 i3 6i2 0
12i2 4i1 2i3 0 (f)
4 i1 i2 v x
10
i2
3
VTh voc 6i2 20 V
Gambar 26
2 vo 2 vo 0 4 vo 0 2 1 0
1 14 12 vo 1 atau vo 4 V
4 2 8 i1 2 8 i2 0
2i1 6i2 0 atau i1 3i2
2i1 11i2 10
6i2 11i2 10 atau i2 10 5 2 A
RN = RTh ……………..(9)
IN = ioc ……………….(10)
Gambar 29
i1 2 A, 20i2 4i1 12 0
i2 1 A isc I N
i3 2 A
25i4 4i3 12 0 i4 0,8 A
voc VTh 5i4 4 V
VTh 4
IN 1A
RTh 4
Hasilnya sama seperti pada perhitungan sebelumnya.
Gambar 32
v A0i B0 (14)
B0 A1vs1 A2 vs 2 A3is1 A4is 2
B0 = VTh (15)
Jadi:
v = Rthi + VTh (17)
i C0 v D0 (18)
D0 = IN (19)
2
VTh
p i RL
2
RL ......................(21)
RTh RL
dp
VTh
2 RTh R L 2
2 RL RTh RL
dRL RTh RL 4
RTh RL 2 RL
V 2
0
RTh RL
Th 3
Jadi:
RTh = RL …………………….(23)
2
V
pmaks Th
…………………….(24)
4 RTh
Gambar 38.
6 12
RTh 2 3 6 12 5 9
6 12
12 18i1 12i2 0, i2 2 A
12 18i1 24 0 i1 2 A
3
RL = RTh = 9 Ω
VTh2 22 2
pmaks 13,44 W
4 RL 4 9