Anda di halaman 1dari 35

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak LH)/

EIA (Environmental Impact Assessment)

 Diperkenalkan dan diterapkan di Indonesia sejak tahun


1986 melalui PP 29/1986

♥ Sebelum tahun 1986 dikenal Studi Evaluasi Mengenai


Dampak Lingkungan (SEMDAL)

 Definisi Amdal Harvey, 1998


Proses dalam mengidentifikasi dan memprediksi dampak
lingkungan potensial (termasuk biogeofisik, sosekbud) yang
diakibatkan oleh tindakan, kebijakan, program, dan proyek
yang direncanakan, untuk dikomunikasikan kepada pihak
pengambil keputusan sebelum rencana kegiatan tersebut
diputuskan untuk dilaksanakan
Dept Lingk Malaysia
studi untuk mengidentifikasi, memprediksi, mengevaluasi,
dan mengkomunikasikan informasi mengenai dampak
lingkungan dari rencana proyek dan detail upaya-upaya
penanganan (mitigasi) yang direncanakan sebelum proyek
disetujui

Indonesia  UU 23/1997 dan PP 27/1999 ps 1 ay 1


kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan

Secara sederhana, AMDAL adalah suatu proses untuk


meneliti dan mengkaji dampak potensial suatu rencana
usaha atau kegiatan terhadap Iingkungan hidup
Bbrp prinsip dlm pengertian AMDAL:

• Melakukan identifikasi dan prakiraan dampak potensial


terhadap lingkungan dan terhadap kesehatan manusia

 Terminologi “lingkungan” mencakup aspek-aspek bio-geofi


sik kimia, sosial ekonomi, budaya, kesmas

• Mencakup pengkajian atau analisis dari kegiatan yang


direncanakan

• Mengkomunikasikan hasil dari kajian tersebut kepada para


pengambil keputusan sebelum suatu keputusan final
dihasilkan
Tujuan AMDAL
• AMDAL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup
untuk:
• Menghindari dampak
• Apakah proyek dibutuhkan?
• Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?
• Apakah ada alternatif lokasi?

• Meminimalisasi dampak
• Mengurangi skala, besaran, ukuran
• Apakah ada alternatif untuk mesin, desain, bahan baku?

• Melakukan mitigasi/kompensasi dampak


• Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap
lingkungan yang rusak
MANFAAT AMDAL
 Sebagai Perlindungan Lingkungan

 Pengembangan wilayah

• Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan

• Pemenuhan prasyarat utang (loan)

• Rekomendasi dalam proses perijinan


 AMDAL sebagai
perlindungan lingk Lebih efisien; pengunaan SDA
Output SDA berkelanjutan, konservasi kawasan
lindung
SumberD Partissipasi
aya Alam Ada perlindungan Kepemerintahaan masyarakt lokal
lingkungan lebih besar;
akutantabilitas
pemda, pusat lebih
berkonsentrasi pada
kebijakan dan
pengawasan
SDA menurun
scr drastis
Eksploitasi
PAD SDA

Kerusakan
lingkungan yg tdk
dapat balik
Tidak ada perlindungan
lingkungan yg memadai

waktu
Sumber: World Bank (2001), Environment and Natural Resources Management in a Time of Transition
 Manfaat AMDAL dalam
PERENCANAAN WILAYAH

• Pasal 2 Ayat (2) PP 27/1999:


Hasil AMDAL digunakan sebagai bahan
perencanaan pembangunan wilayah
AMDAL versus
Perencanaan Wilayah

• Pembangunan Kawasan
Industri JABABEKA, Cilegon,
Serang, Banten
• Luas Kawasan: 2000 ha
– Luas Lahan Industri 1800
ha (kawasan hijau min.
10% dari luas total, SK
Menperindag No.50/1997)
– Standar Pekerja Industri:
90-100 TK/ha
– 1,5 TK sebanding dengan 1
KK membutuhkan rumah
 Prasyarat UTANG
• Pengalaman:
– Banyak debitur yang tidak dapat
mengembalikan utang (masalah soSIAL,
poliTIK, lingKUNGan)

• Penetapan safeguard policy (amdal, syarat


ngutang)
 Rekomendasi Izin
AMDAL harus :

• Digunakan sebagai bahan bagi proses pengambilan


keputusan tentang penyelengaraan usaha
dan/atau kegiatan - PP 27 Tahun 1999 Pasal 1

•Tertuang dalam izin dengan mencantumkan syarat


dan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam RKL
RPL sebagai ketentuan dalam izin - PP 27 Tahun 1999
Pasal 7 ayat (2)

•Digunakan sebagai syarat wajib yang harus dipenuhi


untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan – PP 27 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (1)

Sumber : PP 27 Tahun 1999


Kebijakan pengelolaan LH
• menganut prinsip pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan

• AMDAL termasuk pada perangkat


pencegahan

• Lebih efektif dibanding upaya pemulihan

• AMDAL tidak bisa dilakukan terhadap


suatu lokasi yang penetapan tata
ruangnya berbeda
DISTRIBUSI KEWENANGAN AMDAL
• awalnya hanya pada tk pusat (scr sektoral) dan tk propinsi

• Kewenangan tk pusat pada 16 departemen sektoral,


kemudian hanya di satu instansi pusat saja yaitu di KLH

• proses AMDAL kemudian dilaksanakan pula oleh


pemerintah kota dan kabupaten

• pada saat ini masih banyak hal-hal yang


kurang tepat dalam hal pelaksanaan AMDAL di daerah 
rendahnya kualitas dokumen AMDAL

• harus lebih dipandang sebagai suatu tantangan daripada


suatu kelemahan
Rendahnya kualitas dokumen AMDAL

• kompetensi anggota Komisi Penilai


• integritas anggota Komisi Penilai
• akuntabilitas proses penilaian
dokumen
• ketersediaan berbagai panduan
AMDAL
Bagaimana AMDAL
dilakukan ?
STUDI KELAYAKAN AMDAL MODIFIKASI PROYEK DGN
BERURUTAN EKONOMI / TEKNIS UPAYA PENGELOLAAN

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
MODIFIKASI PROYEK DGN
SEIRING UPAYA PENGELOLAAN
AMDAL

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
PROYEK YANG RAMAH
TERINTEGRASI LINGKUNGAN
AMDAL
KONSEKUENSI AMDAL SEBAGAI
STUDI KELAYAKAN

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS

PROYEK YANG RAMAH


TERINTEGRASI LINGKUNGAN
AMDAL

ANDAL RKL RPL

informasi relatif
masih umum, belum Pokok- pokok arahan, prinsip-
memiliki spesifikasi prinsip, kriteria atau persyaratan
teknis yang rinci pengelolaan lingkungan

Sumber: Reliantoro, 2005


KONSEKUENSI AMDAL SEBAGAI
STUDI KELAYAKAN

BERURUTAN STUDI KELAYAKAN AMDAL MODIFIKASI PROYEK DGN


EKONOMI / TEKNIS UPAYA PENGELOLAAN

STUDI KELAYAKAN
EKONOMI / TEKNIS
MODIFIKASI PROYEK DGN
SEIRING UPAYA PENGELOLAAN
AMDAL

ANDAL RKL RPL

informasi lengkap,
memiliki spesifikasi
Pengelolaan detail dan rinci
teknis yang rinci
Evolusi AMDAL di Indonesia

1. Tahap Implementasi
(Pra-1987, UU 4/1982 dan periode 1987 – 1993,
PP No. 29/1986)

- Implementasi terbatas,
- koord antar lembaga pelaksana AMDAL blm
baik,
- masih banyak ketidakpahaman AMDAL oleh
para stakeholder.
- Sekretariat dan Komisi AMDAL sebagai badan
yg melakukan proses administrasi dan
mengkaji secara teknis belum terlalu
berkembang

Sumber: Purnama, 2004


2. Tahap Pengembangan (1993 – 2000,
PP No. 51/1993)

- Ada penyederhanaan proses AMDAL sejl dgn


deregulasi birokrasi pemerintahan, tidak ada
SEMDAL,
- pengenalan berbagai pendekatan dalam
AMDAL (tunggal, terpadu, kawasan
- Ada 4.507 dokumen yang dinilai pada kurun
waktu 1993 – 1997
– Bapedal mulai beroperasi dengan baik dan
memiliki otoritas untuk pentaatan AMDAL dan
pengawasan kualitas dari dokumen yang
dihasilkan.
• Tahap Perbaikan
Pasca-2000, UU 23/1997 dan PP No. 27/1999
- Penekanan pada partisipasi masyarakat,
sentralisasi dan redesentralisasi serta muatan
AMDAL lintas batas.
– ditandai dengan pembubaran Komisi Penilai
AMDAL di departemen sektoral dan pemusatan
pelaksanaan AMDAL oleh Bapedal
– proses AMDAL menjadi lebih sederhana
– kegiatan wajib AMDAL menjadi lebih sedikit
dan proporsional hanya untuk rencana
kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak penting
– Institusi Bapedal dibubarkan pada tahun 2002
dan fungsi tugasnya digabungkan ke dalam
KLH
• Revitalisasi AMDAL
(setelah 2004-sekarang)
- Perlu UU AMDAL? Sanksi hukum yang
jelas,
- reformasi mekanisme AMDAL
- Perlunya perangkat pengelolaan
lingkungan lainnya (Kajian Lingk
Strategis, kajian resiko lingkungan,
Sistem Manajemen Lingkungan, Audit)
Mau-nya …  AMDAL menjadi alat pengambilan keputusan yang
efektif
– Ada alternatif kegiatan
– Efektifitas penyusunan & Penilaian
 AMDAL menjadi alat komunikasi yang efektif
– Pelingkupan oleh pemerintah
– Pelibatan masyarakat secara optimal (bagaimana dengan tata
ruang?)

 AMDAL menjadi salah satu Sumber Data


– Tata ruang
– Penegakan hukum
– Perbaikan metodologi
 Ada penegakan hukum AMDAL & sebaliknya
 AMDAL ter-integrasi dengan Kajian Lingkungan
lainnya
– Tata Ruang
– Kajian Lingkungan Strategis
– Pemantauan & penaatan
– dll
PROSEDUR Rencana

AMDAL Kegiatan dari pemrakarsa

Proses penapisan: Daftar kegiatan wajib


AMDAL (Permen No. 11 Tahun 2006) --- 5/12

AMDAL
dipersyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke Sekretariat Komisi Penilai AMDAL Pusat

Pengumuman rencana kegiatan dan Penyusunan Upaya Pengelolaan


konsultasi masyarakat Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)

Penyusunan Kerangka
Acuan (KA-ANDAL)

Surat
Penilaian KA-ANDAL dilakukan oleh Komisi AMDAL Kesepakatan KA Rekomendasi dari instansi
ANDAL yang bertanggungjawab
Penyusunan dokumen ANDAL, MenLH/Gubernur
/Bupati/Walikota
RKL dan RPL

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL Layak Lingkungan


Komisi AMDAL terdiri
dari: Pakar, Sektor
Tidak Layak Lingkungan Surat Keputusan Kelayakan Terkait, Pemda
(kegiatan ditolak) Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Setempat,
SK Tidak Layak Lingkungan oleh Masyarakat, LSM
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota
Proses Perijinan
PEMRAKARSA + INSTANSI YANG
KONSULTAN BERTANGGUNG
PENYUSUN JAWAB

PELAKU
AMDAL

KOMISI PENILAI AMDAL:


•KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT
•KOMISI PENILAI AMDAL PROPINSI
•KOMISI PENILAI AMDAL KABUPATEN/KOTA
Catatan: Masyarakat terkena dampak adalah anggota Komisi Penilai AMDAL
Komisi Penilai AMDAL

KOMISI PENILAI AMDAL


Ketua - Sekretaris - Anggota

TIM TEKNIS SEKRETARIAT KOMISI


- KLH/Instansi - KLH/Instansi Pengelola
Pengelola LH Daerah LH Daerah
ANGGOTA
- Sektor terkait
(lainnya)
- Pakar - Masyarakat terkena
dampak
- LSM/ORLING
Persyaratan
• Komisi penilai wajib memiliki lisensi yang diterbitkan
oleh instansi LH Provinsi dibantu TIM terpadu dari :
– PPLH Regional
– Penunjukan/rekomendasi thd Laboratorium setempat
– Wakil dari PSL

• Lisensi diberikan setelah memenuhi persyaratan :


– Ketua Komisi dipimpin oleh pejabat minimal setingkat eselon
II
– Memiliki sekretariat komisi
– Memiliki tim teknis dgn SDM yg telah lulus Pelatihan
Penyusunan (Min. 2 orang) dan Pelatihan Penilai (Min 3
orang)
– Ada Tenaga ahli : bidang geobiofisik, kimia, ekososbud kes,
perencanaan pembangunan wilayah dan LH.
– Ada Organisasi LH/LSM
– Kerjasama laboratorium terakreditasi kemampuan menguji
contoh uji kualitas LH paling sedikit parameter air dan udara.
Tugas Komisi Penilai AMDAL
• TUGAS: menilai KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan
RPL
– Membahas
– Memberi masukan
– Klarifikasi
– Melengkapi
– Menyempurnakan

• MEMPERHATIKAN: kebijakan nasional,


regional, lokal; rencana pengembangan
wilayah, rencana tata ruang wilayah dan
hankam
TUGAS KOMISI PENILAI AMDAL
Komisi Penilai AMDAL

Menilai KA, ANDAL, RKL RPL Masukan & Dasar pertimbangan

Ketua Komisi PA • Koordinasi Penilaian


• Menyampaikan Rekomendasi

Sekretaris Komisi PA • Membantu Ketua


• Merumuskan hasil Penilaian

Anggota Komisi PA • Menyampaikan Saran Pendapat dan Tanggapan

Tim Teknis Komisi Penilai Sekretariat Komisi Penilai


AMDAL AMDAL
PENILAIAN ANGGOTA KOMISI

Unsur :
Kebijakan instansi yang diwakilinya, pembangunan
Instansi daerah dan pengembangan wilayah
Pemerintah
Perguruan Tinggi Pertimbangan sesuai kaidah ilmu pengetahuan

Pakar Pertimbangan sesuai dengan bidang keahliannya

LSM Kepentingan lingkungan hidup

Anggota Aspirasi dan kepentingan masyarakat


Masyarakat
Kep Men LH No 40 Tahun 2000
SEKRETARIAT KOMISI
• kesekretariatan, perlengkapan dan
penyediaan informasi pendukung dan tugas-
tugas lain
– undangan
– sidang penilaian
– berita acara penilaian
– notulensi
– serah terima dokumen
– pemeriksaan kelengkapan administrasi
– dsb.
Tim Teknis
• Kedudukan:
– Di Tingkat Pusat: Oleh Menteri Dept.
Teknis/Pimpinan LPND yang berkedudukan di
masing-masing sektor (sesuai Pasal 12 PP 27/1999)
– Di Tingkat Propinsi: Oleh Ka. Bapedalda Propinsi
selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Propinsi
– Di Tingkat Kabupaten/Kota: Oleh Ka. Bapedalda
Kab/Kota atau Pejabat yang ditugasi mengendalikan
dampak lingkungan hidup selaku Ketua Komisi
Penilai AMDAL Kab/Kota
• Tim Teknis dipimpin oleh ketua (ex-officio
dijabat oleh sekretaris komisi penilai AMDAL)
Tim Teknis
• Dibentuk oleh :
– Pejabat setingkat eselon 1 yang
membidangi AMDAL di KLH untuk tim
teknis pusat
– Pejabat setingkat eselon II di instansi LH
Provinsi untuk tim teknis provinsi
– Pejabat setingkat eselon II di instansi LH
kabupaten/Kota yang berbentuk badan
atau sekretaris daerah Kab/Kota bagi
instansi LH Kab/Kota yang berbentuk
kantor untuk tim teknis kabupaten/kota.
KRITERIA PENILAIAN DOKUMEN
AMDAL

• 1. UJI ADMINISTRATIF
• 2. UJI FASE KEGIATAN PROYEK
• 3. UJI MUTU
– UJI MUTU ASPEK KONSISTENSI
– UJI MUTU ASPEK KEHARUSAN
– UJI MUTU ASPEK RELEVANSI
– UJI MUTU ASPEK KEDALAMAN

----- DARI YANG UMUM, MUDAH, SPESIFIK


HINGGA SPESIALIS
UJI ADMINISTRASI
• MERUPAKAN SALAH SATU PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI
• PEMERIKSAAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI HARUS DILAKUKAN
TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMERIKSA ISI DOKUMEN
• PROSEDUR :
--PERIKSA :
A. DOKUMEN PERIJINAN YANG DIPERLUKAN SESUAI DENGAN
RENCANA USAHA/KEGIATAN.
B. SURAT KEPUTUSAN ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG
DIPERSYARATKAN UNTUK IZIN LOKASI SESUAI PERUNTUKANNYA.
C. PETA-PETA TERKAIT SEPERTI : PETA TATA RUANG, PETA TATA
GUNA LAHAN, PETA WILAYAH STUDI, PETA RENCANA LOKASI, PETA
GEOLOGI, PETA TOPOGRAFI DLL
D. DAFTAR KEAHLIAN/RIWAYAT HIDUP PARA PENYUSUN BESERTA
SERTIFIKASI KURSUS AMDAL
-- KEMUDIAN PERIKSA :
A. DOKUMEN KA YANG TELAH DISETUJUI OLEH INSTANSI YANG
BERTANGGUNGJAWAB
B. KONSEP ATAU DRAFT DOKUMEN ANDAL DILENGKAPI RKL, RPL,
RINGKASAN EKSEKUTIF DAN LAMPIRAN DALAM JUMLAH YANG
DITENTUKAN.
C. PERSYARATAN ADMINISTRASI LAINNYA YANG TELAH DITENTUKAN.
UJI FASE KEGIATAN PROYEK

• AMDAL MERUPAKAN BAGIAN DARI STUDI KELAYAKAN


• PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN ALTERNATIF
LOKASI, ALTERNATIF TEKNOLOGI ATAU ALTERNATIF BAHAN
BAKU YANG PALING LAYAK DARI ASPEK LINGKUNGAN HIDUP.
• MANFAAT : PENCEGAHAN DAMPAK LINGKUNGAN LEBIH
EFEKTIF, RUANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
MENOLAK ATAU MENYETUJUI ALTERNATIF RENCANA USAHA
MASIH LEBAR DAN FLEKSIBEL
• LOKASI ATAU RENCANA USAHA HARUS SESUAI RUTRW ATAU
KEBIJAKAN LAIN YANG DITETAPKAN PEMERINTAH
-PROSEDUR :
• A. PERIKSA BAB RENCANA USAHA/KEGIATAN : KELAYAKAN
DAN ALTERNATIF
• B. TIDAK DITEMUKAN : LANGSUNG DITANYAKAN PADA
PEMRAKARSA
• C. PROYEK BERADA DI LOKASI YANG SESUAI DENGAN
PERUNTUKAN ATAU TIDAK
UJI MUTU
• ASPEK KONSISTENSI
• - KONSISTENSI ISI KAJIAN DOKUMEN KA ANDAL DENGAN ANDAL
• - KONSISTENSI ISI KAJIAN ANTAR BAB
• -- MISAL MEMBANDINGKAN KOMPONEN DAMPAK PENTING DALAM KA
ANDAL DENGAN ANDAL

• ASPEK KEHARUSAN
• - PELINGKUPAN MERUPAKAN PROSES TERPENTING (ADANYA KONSULTASI
PUBLIK)
• - PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN SIFAT PENTING DAMPAK HARUS
DILAKUKAN (BESAR DAMPAK : PERBEDAAN ADA DENGAN TIDAK ADANYA
PROYEK; PENTING DAMPAK : KEP NO. 056/94)
• -EVALUASI DAMPAK MERUPAKAN PUNCAK KAJIAN KARENA AKAN DIAMBIL
KEPUTUSAN (KAJIAN HOLISTIK)

• ASPEK RELEVANSI
• - RELEVAN ANTARA SEMUA DOKUMEN
• - PARAMETER LINGKUNGAN YG DIKAJI HARUS RELEVAN

• ASPEK KEDALAMAN
• - METODE YANG DIGUNAKAN HARUS SAHIH
• - METODE HARUS MAMPU MENGGAMBARKAN FENOMENA YANG TERJADI
• - PROSES AMALGAMASI (MELEBUR NILAI YANG BERBEDA UNIT SATUAN)

Anda mungkin juga menyukai