DOKUMENTASI DI PERAWATAN PERIOPERATIF • Perioperatif adalah pre-operatif, intraoperatif dan pasca operatif. • Dokumentasi ini dilakukan di kamar bedah (ruang operasi). • Format yang digunakan pada dokumentasi perawatan perioperatif untuk mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan, harus mudah digunakan, konsisten, komprehensif, mudah disesuaikan dengan mencakup semua diagnosis keperawatan yang berkaitan, baik untuk pasien yang darurat maupun tidak darurat. • Format dokumentasi ini juga harus memiliki panduan dan instruksi khusus dalam penggunaannya, untuk mempermudah dan memperjelas pendokumentasiannya. • Standar dokumentasi yang digunakan pada dokumentasi perioperatif adalah sebagai berikut: a. Catatan pasien merefleksikan pengkajian dan perencanaan yang diberikan pada perawatan perioperatif. b. Catatan pasien merefleksikan perawatan yang diberikan oleh anggota tim pembedahan. Perawatan di dokumentasikan pada catatan pasien. c. Catatan pasien merefleksikan evaluasi operatif yang berkelanjutan dan respons pasien terhadap intervensi keperawatan. d. Dokumentasi asuhan keperawatan perioperatif disesuaikan dengan kebijakan dan prosedur pada area praktik. Dokumentasi PreOperatif • Dokumentasi sebelum operasi. • Bukti proses keperawatan harus didokumentasikan pada format dokumentasi pra operatif. • Hal yang didokumentasikan meliputi: 1) Pengkajian fisiologis. 2) Pengkajian psikososial. 3) Pendidikan kesehatan preoperasi. 4) Tingkat respons menghadapi operasi. 5) Efek medikasi dan tes diagnostik. 6) Selain itu juga didokumentasi tanda vital klien. 7) Persiapan premedikasi. • Jika waktu yang tersedia tidak memungkinkan untuk memenuhi standar evaluasi dan dokumentasi keperawatan maka perawat harus membuat catatan tentang sifat darurat pembedahan yang dijalani pasien, penyelesaian pengkajian keperawatan, upaya yang dilakukan untuk menghubungi atau memberikan penyuluhan pada pasien, keluarga dan orang terdekat pasien, kekhawatiran yang diungkapkan pasien intervensi keperawatan yang telah dilakukan. Dokumentasi Intra Operatif 1) Jenis prosedur operasi. 2) Waktu masuk. 3) Waktu anestesi. 4) Jenis anestesi. 5) Insisi. 6) Restrain yang digunakan. 7) Adanya alergi. 8) Medikasi yang diberikan. 9) Didokumentasikan juga lokasi drain. 10) Kateter. 11) Balutan. 12) Total masuk dan keluaran. 13) Graft. 14) Protesa. 15) Jaringan yang diangkat. 16) Klasifikasi luka. 17) Keadaan sirkulasi. 18) Anggota tim bedah dan lain lain yang berkaitan selama pembedahan. Pasca/Post Operatif 1) Fungsi respirasi. 2) Status kardiovaskuler. 3) Pengembalian/tingkat kesadaran. 4) Tanda komplikasi, tanda vital. 5) Keseimbangan cairan. 6) Selain itu catat pula rencana keperawatan dan intervensi yang telah dilakukan, serta pencegahan infeksi dan tingkat aktivitas. • Dokumentasi pasca operatif ini selanjutnya mencatat masalah yang ditemukan, dilanjutkan dengan rencana tindakan yang diberikan termasuk rasa aman dan nyaman setelah selesai tindakan operasi keseimbangan cairan, tingkat aktivitas serta pencegahan terhadap terjadinya infeksi. DOKUMENTASI DI PERAWATAN GAWAT DARURAT • Pasien unit gawat darurat sering mengalami gejala yang dramatis, kecepatan perubahan kebutuhan fisiologis dan psikososial selama periode kritis merupakan tantangan besar untuk menentukan diagnosis keperawatan. Dokumentasi di gawat-darurat merupakan dokumentasi dalam keadaan kritis. Dokumentasi dilakukan secara akurat, singkat dan komprehensif. Dokumentasi ini mencatat: a. Aktivitas triage dan evaluasi awal. b. Melengkapi dan mencatat survei primer dan sekunder. c. Merumuskan dan mencatat diagnosa keperawatan. d. Menyertakan informasi yang diperlukan dalam situasi risiko tinggi. e. Perawat mendokumentasikan status mental pasien dan waktu kedatangan. f. Dokter menulis secara singkat dan jelas. g. Instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan lain dicatat dalam status pasien. h. Perawat juga mendokumentasikan pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien. i. Bentuk catatan yang baik dapat menunjang keakuratan komunikasi yang jelas dan efisien. j. Dalam catatan harus dituliskan siapa penanggungjawab situasi gawat darurat. k. Tindakan keperawatan pada gawat-darurat biasanya dilakukan dengan melihat kondisi pasien saat itu, sehingga pelaksanaan tindakan dilakukan secepat mungkin sesuai dengan kebutuhan klien tersebut sehingga pendokumentasiaannya juga harus segeradibuat. Dokumentasi Pada Triase a. Proses Triase Proses triase mencakup dokumentasi hal-hal berikut: 1) Waktu dan datangnya alat transportasi. 2) Keluhan utama (misal: “Apa yang membuat Anda datang kemari”). 3) Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan. 4) Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat. 5) Penempatan di area pengobatan yang tepat (misal: kardiak versus trauma, perawatan minor versus perawatan kritis). 6) Permulaan intervensi misal: balutan steril, es, pemakaian bidai, prosedur diagnostik seperti pemeriksaan sinar-x, elektro- kardiogram (EKG), atau gas darah arteri (GDA). b. Wawancara Triase yang ideal Wawancara dan dokumentasi triase yang ideal mencakup hal-hal berikut: 1) Nama, usia, jenis kelamin, dan cara kedatangan. 2) Keluhan utama. 3) Riwayat singkat (termasuk awitan, derajat intensitas, kondisi yang sama sebelumnya, dan masalah medis sebelumnya). 4) Pengobatan. 5) Alergi. 6) Tanggal imunisasi tetanus terakhir. 7) Tanggal periode menstruasi terakhir bagi wanita usia subur (termasuk gravida, para,dan aborsi, jika perlu). 8) Pengkajian tanda vital dan berat badan. 9) Klasifikasi pasien dan tingkat keakutan. DOKUMENTASI PERAWATAN KRITIS • Asuhan perawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit baik yang aktual maupun potensial mengancam kehidupan manusia. • Sistem pendokumentasian yang digunakan di perawatan kritis adalah lembar alur. • Lembar alur yang dibuat dengan baik akan mengkomunikasikan dan mencerminkan standar perawatan pada pasien. • Tujuan lembar alur adalah memberikan catatan status pasien yang berkelanjutan dan kontinyu. • Informasi yang ada pada lembar alur antara lain adalah tanda-tanda vital, pemberian • obat, data labaoratorium, pengkajian kontinyu dan intervensi. • Contoh pencatatankeperawatanpada lembar alur dapat dilihat dalam gambar word. • Hal-hal yang harus diperhatikan pertama dalam pencatatan dengan lembar alur adalah Jangan melakukan pencatatan secara sembarangan. Pencatatan sembarangan adalah pencatatan yang dilakukan mengikuti begitu saja apa yang telah ditulis oleh perawat sebelumnya. Ketergantungan terhadap lembar alur. Jika perawat terlalu bergantung pada lembar alur, maka perawat akan melupakan pencatatan respon pasien dalam catatan keperawatan. DOKUMENTASI PERAWATAN MENJELANG AJAL • Kondisi menjelang ajal merupakan kondisi yang mengkhawatirkan dan mengancam kehidupan. • Pengkajian pada pasien dengan menjelang ajal harus dilakukan secara kontinu, intensif, dan multidisiplin. Intervensi ditujukan pada pengembalian kestabilan, pencegahan komplikasi, dan adaptasi pasien. • Perawatan menjelang ajal mempunyai beberapa ciri memerlukan perawatan total haemodinamik tidak stabil Memerlukan pemantauan yang terus-menerus, Restraksi intake dan output Sakit yang berlebihan Status neurologinya yang tidak stabil. • Rencana asuhan keperawatan terutama ditujukan untuk menyelamatkan dan mempertahankan kehidupan. Dokumentasi meliputi a. Pengkajian Terdiri dari Data subjektif seperti pasien menyatakan bahwa ia menolak diambil darahnya untuk pemeriksaan. Data objektif seperti: tanda vital, tingkat kesadaran, feses cair atau padat, impaksi, distensi abdomen, gelisah, status emosi, berat badan, edema, mencabut alat-alat seperti infus, NGT. b. Diagnosa keperawatan. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan Konstipasi Diare Risiko konstipasi Perubahan eliminasi urine Risiko cidera Hambatan mobilitas fisik Hambatan kemampuan berpindah, Intoleransi aktivitas. • c. Tujuan dan Hasil Perawatan Keperawatan: • Mobilitas fisik dan ambulasi dipertahankan jika memungkinkan • Dukungan diberikan kepada pasien dan keluarga dalam melewati kematian, • Nyeri pasien dan gejala lain terkontrol, • Pasien menjalani kematian secara terhormat dengan kehadiran seseorang yang dicintainya jika memungkinkan, • Pasien meninggal dengan tenang, • Pasien mengungkapkan kontrol terhadap atau pengurangan anxietas • Pasien secara aktif berpartisipasi dalam mengambil keputusan tentang perawatan dan aktivitas sehari-hari • Martabat dan privaci pasien dihargai, saat perawatan diri dan ADL diberikan. Terapi Fisik : • Pasien mempertahankan mobilitas fisik yang optimal, dalam batas penyakit dan kondisinya. • Pasien mempertahankan ROM yang optimal pada ektrimitas. Pasien, keluargadan pemberi perawatan mendemonstrasikan penggunaan alat bantu Terapi Okupasi: • Pasien menggunakan teknik penghematan energi, pasien menggunakan teknik relaksasi dan pengurangan stres. Nutrisi : • Pasien mendapat nutrisi sesuai pilihannya. Pasien dapat memesan makanan di luar jadwal makanan.