Anda di halaman 1dari 25

FARMASI FORENSIK

dr. Barnad Sp.F


FORENSIK
?
Anthititius (44 SM), seorang dokter Romawi Kuno :
• Melakukan pemeriksaan medis pertama atas jenazah
Julius Caesar untuk kepentingan publik.
• Dari 21 luka yang ditemukan pada tubuh Julius Caesar
hanya satu luka saja yang menembus sela iga ke 2 kiri
depan yang merupakan luka yang mematikan.
• Pernyataan tersebut disampaikan didalam suatu Forum.
• Konon dari kata Forum ini nama Forensik berasal.

Forensik  Forensis (bahasa Yunani) : debat atau perdebatan


“ Upaya pembuktian secara ilmiah
dengan alat bukti ilmiah melalui analisis
dan interpretasi benda bukti pada
FORENSIK : manusia selaku korban/pelaku/saksi
dalam proses peradilan untuk
mengungkapkan kejahatan demi
keadilan dan hukum “

HUKUM dan PERUNDANGAN


KIMIA

KEDOKTERAN TOKSIKOLOGI

PSIKOLOGI FORENSIK PSIKIATRI

FARMASI DIGITAL
Dan
sebagainya
FARMASI
FORENSIK
?
FARMASI :
• Ilmu tentang obat, komposisi,
penggunaan, dan efeknya. FARMASI FORENSIK:
• Cabang ilmu atau sains yang • Ilmu farmasi yang
mempelajari penyiapan dan dipergunakan untuk
penyerahan obat terkait dengan kepentingan hukum dan
distribusi dan informasi kepada perundangan.
para penggunanya, khususnya
pasien (penderita) dan
masyarakat luas.
Ruang lingkup dari Farmasi Forensik :

• Farmasi Klinik

• Ilmu farmasetika dasar

• Aspek Administratif dari farmasi


Farmasi Klinik :

• Penerapan pengetahuan obat untuk kepentingan penderita,


dengan memperhatikan kondisi penyakit penderita dan
kebutuhannya untuk mengerti terapi obatnya, dan pelayan
yang memerlukan hubungan profesional antara apoteker,
penderita, dokter, perawat dan yang terlibat dalam medis.
Farmasetika :

Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat, meliputi


pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan
bahan obat-obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan
sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan
sebagai obat; serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan
teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat
digunakan dan diberikan kepada pasien.
Pasal 183 KUHAP :
• Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali
apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.
Pasal 184 KUHAP :
(1) Alat bukti yang sah ialah:
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan terdakwa.
Pasal 1 butir 28 KUHAP :
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh
seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan
Pasal 120 KUHAP :
1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta
pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian
khusus.
2) AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji
di muka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan
menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila
disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau
jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat
menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 133 KUHAP :
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun
mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan
atau ahli lainnya.
Pertanyaan yang ditanyakan kepada ahli dapat
sebagai berikut :
• Peristiwa apa yang terjadi ?
• Dimana ?
• Bilamana ?
• Dengan alat atau benda atau zat apa ?
• Bagaimana melakukan atau terjadinya ?
• Mengapa perbuatan tersebut dilakukan ?
• Siapa yang melakukan ?
1. Menganalisis reaksi obat yg menyebabkan gangguan
2. Memberi petunjuk polisi untuk mengenali jenis obat
3. Melayani sbg tim ahli untuk kontingen olahraga
Tugas 4. Saksi ahli pada peristiwa pembunuhan dan tindak
seorang ahli kekerasan karena pengaruh obat
Farmasi
5. Melayani demi keamanan konsumen pengguna obat
Forensik
dan minuman
6. Sebagai agen spesial Badan Narkotika Nasional (BNN)
7. Sebagai penyelidik anti narkotika nasional atau
penyalahgunaan obat
8. Sebagai tenaga ahli kriminal pada kepolisian
9. Sebagai manajer suatu pabrik obat dan sirkulasi obat
10. Pelayanan obat dan penyidik obat di lembaga
Tugas pemasarakatan
seorang ahli 11. Sebagai ahli toksikologi pada klinik kesehatan
Farmasi
12. sebagai agen spesial untuk BNN daerah
Forensik
13. Sbg peninjau adanya klaim kompensasi yg
berhubungan dengan farmakoterapi
14. Melakukan interpretasi mengenai tingkat kandungan
obat
1. Pemalsuan resep.
2. Farmakologi euthanasia.
3. Seleksi dan uji penyalahgunaan obat

Kasus 4. Malpraktek profesi


seorang ahli 5. Kesalahan pengobatan
Farmasi
6. Terjadinya kelainan reaksi obat
Forensik
7. Ketidakmampuan mengemudi krn pengaruh obat
8. Timbulnya tindak kekerasan karena pengaruh obat
9. Praktek perdukunan, penipuan dalam perawatan
kesehatan dan penipuan secara ilmiah
10. Kerahasiaan pasien
11. Keracunan
Kasus
12. Pengaruh psikoaktif pengobatan pada perlakuan
seorang ahli
pengobatan
Farmasi
Forensik 13. Pemberian obat penenang
14. Pengawasan/pengendalian penggunaan obat/bahan
kimia yg dibatasi penggunaannya
Dapat mengetahui :
⎼ Pengertian Ilmu Forensik.
⎼ Pengertian Farmasi
Tujuan Forensik
⎼ Aplikasi Ilmu Farmasi
dalam bidang hukum
Isi Mata Kuliah :

1. Pengantar Ilmu Forensik.


2. Tren Perkembangan Dunia Farmasi : Tempat Pengabdian
Profesi Farmasi.
3. Aspek Legal Pekerjaan Kefarmasian (Undang-undang).
4. Aspek Etika Dalam Praktik Kefarmasian.
5. Sistem Distribusi Obat di Indonesia
6. Toksikologi forensik.
Isi Mata Kuliah :

7. Ciri kematian yg disebabkan bahan toksik


8. Mekanisme kematian oleh karena obat/keracunan
9. Tanda kematian oleh berbagai senyawa
10.Analisis bahan toksik
11. Aplikasi Ilmu Farmasi dalam bidang hukum
12.Penanganan barang bukti farmasi forensik
Seorang ahli forensik harus memiliki kompetensi
dalam pelayanan forensik, seperti :

• Keterampilan atau kemampuan dalam


pengumpulan dan pemeriksaan bukti medis.
• Membuat kesimpulan logis sesuai keilmuan
forensik.
• Mampu berkomunikasi dengan aparat penegak
hukum.
• Memiliki sertifikat kefarmasian

Anda mungkin juga menyukai