Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Kinerja REV
Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Kinerja REV
SISTEM PROTEKSI
PROTEKSI KEBAKARAN
KEBAKARAN
BERBASIS
BERBASIS KINERJA
KINERJA
BERBASIS KINERJA.......?
Berbasis
Preskriptif
salah satu cara yang ditempuh untuk tingkat keselamatan yang
memenuhi kriteria bangunan aman ditetapkan oleh peraturan
kebakaran adalah dengan mengikuti preskriptif dinilai terlalu tinggi
persyaratan yang tercantum di dalam sehingga untuk memenuhinya
peraturan keselamatan terhadap dibutuhkan biaya yang relatif
kebakaran mahal
Berbasis
Kinerja
Fleksibel dan hemat
(1) adanya rumusan Tujuan dan Sasaran peraturan yang disepakati bersama,
(2) adanya tingkat keselamatan yang mencerminkan seberapa besar risiko bahaya
kebakaran yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, dan
(3) adanya metode yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat
keselamatan yang disyaratkan telah dipenuhi.
Wahyu Sujatmiko
BERBASIS KINERJA.......?
Berbasis Kinerja
DICIRIKAN:
1. Tujuan (goals),
Menggambarkan prioritas perlindungan yang diinginkan atau ingin
dicapai oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders),
2. Sasaran (objectives)
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan.Sasaran
kinerja juga menggambarkan tingkat risiko yang dapat diterima
oleh stakeholders, karena itu dapat disebut dengan sasaran
kerugian (loss objectives)
3. Kriteria kinerja (performance criteria)
digunakan sebagai acuan untuk menilai kesesuaian sebuah solusi
desain dengan tujuan dan sasaran kinerja yang ditetapkan sebelumnya.
Wahyu Sujatmiko
Gedung arsip negara
Wahyu Sujatmiko
PENDAHULUAN : FENOMENA KEBAKARAN
Wahyu Sujatmiko
TUJUAN
Wahyu Sujatmiko
STRATEGI
Wahyu Sujatmiko
PENGKAJIAN KESELAMATAN JIWA
Langkah 3
Langkah 1 Langkah 2
Risiko Risiko
kebakaran penghuni
Manajemen Manajemen
kebakaran penghuni
Wahyu Sujatmiko
UPAYA PEMBAKUAN :
1
SFPE ENGINEERING
GUIDE TO PERATURAN BERBASIS KINERJA
PERFORMANCE-BASED ISI :
FIRE PROTECTION
1. Pendahuluan
Analysis and Design of
Buildings 2. Glosari
edisi 2000 [SFPE dan 3. Tinjauan Umum Proses Analisis dan
NFPA] Rancangan Proteksi Kebakaran Berbasis
Kinerja
4. Pendefinisian Lingkup Pekerjaan
5. Pengidentifikasian Sasaran
6. Pendefinisian Tujuan Stakeholder dan Tujuan Rancangan
7. Pengembangan Kriteria Kinerja
8. Pengembangan Skenario Kebakaran Rancangan
9. Pengembangan Rancangan Awal
10. Pengevaluasian Rancangan Awal
11. Pengembangan Ringkasan Rekayasa Proteksi Kebakaran
12. Dokumentasi dan Spesifikasi
Wahyu Sujatmiko
PERATURAN BERBASIS KINERJA
SFPE ENGINEERING GUIDE TO PERFORMANCE-BASED FIRE PROTECTION
Analysis and Design of Buildings edisi 2000 [SFPE dan NFPA]
Wahyu Sujatmiko
PERATURAN BERBASIS KINERJA
SFPE ENGINEERING GUIDE TO PERFORMANCE-BASED FIRE PROTECTION
Analysis and Design of Buildings edisi 2000 [SFPE dan NFPA]
SFPE ENFORCER’S GUIDE TO PERFORMANCE-BASED DESIGN REVIEW [2003]
SFPE ENGINEERING GUIDE for RISK ASSESSMENT in FIRE PROTECTION
DESIGN [draft, 2005]
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
5.1 1. Penerapan
PERSYARATAN 2. Sasaran dan Tujuan
UMUM 3. Kualifikasi yang Disetujui
4. Pemeriksa Ulang Independen
5. Sumber Data
6. Penentuan Akhir
7. Pemeliharaan Kelengkapan
Rancangan
8. Definisi Khusus
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
5.1.1 Penerapan
Evaluasi Rancangan
Sasaran (4.1) Usulan (5.6)
Kriteria Dapat
Kinerja diterima?
(5.2)
Proses Pemenuhan
Persyaratan
Dokumentasi (5.8) Life Safety Code
Berbasis Kinerja
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
4.1.1 Darurat Kebakaran dan yang Serupa. Sasaran Code ini adalah untuk
menyediakan lingkungan untuk penghuni yang reasonably safe dari darurat
kebakaran dan yang serupa dengan cara berikut :
(1). Proteksi penghuni sehingga tidak terkena pertumbuhan awal kebakaran.
(2). Perbaikan survaivabilitas penghuni yang terkena pertumbuhan kebakaran
awal.
4.1.2 Pergerakan Kerumuman. Sasaran tambahan adalah menyediakan
reasonably safe pergerakan kerumuman darurat dan, bilamana diperlukan,
reasonably safe pergerakan kerumuman bukan darurat.
Tujuan (4.2)
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
PENGERTIAN
Tujuan (4.2)
5.2.1 Umum. Suatu rancangan harus memenuhi spesifikasi tujuan Seksi 4.2
jika, untuk setiap skenario kebakaran rancangan, asumsi, dan spesifikasi
rancangan, kriteria kinerja dalam butir 5.2.2 dipenuhi.
5.2.2 Kriteria Kinerja. Penghuni yang tidak terkena penyulutan tidak ada satu
pun yang terpapar kondisi untenable baik sesaat atau pun akumulasi.
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Persyaratan Preskriptif PENGERTIAN
yang Dipertahankan (5.3)
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Skenario Kebakaran PENGERTIAN
Rancangan (5.5)
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Evaluasi Rancangan
Usulan (5.6) PENGERTIAN
5.6.1 Umum. Kinerja rancangan usulan harus dikaji relatif terhadap setiap tujuan
kinerja Seksi 4.2 dan setiap skenario yang dapat diterapka dalam butir 5.53,
dengan pengkajian dilaksanakan melalui pengunaan metode perhitungan yang
sesuai. Instansi berwenang harus menyetujui pilihan metode pengkajian.
5.6.2 Penggunaan. Rancangan profesional harus menggunakan metode
pengkajian untuk memperlihatkan bahwa usulan rancangan akan mencapai
sasaran dan tujuan, sebagaimana diukur dengan kriteria kinerja sesuai dengan
margin keselamatan analisis ketidakpastian, untuk setiap skenario, asumsi yang
diberikan.
5.6.3 Data Masukan
5.6.3.1 Data
5.6.3.2 Persyaratan Data
5.6.3.3 Ketidakpastian dan konservatism data
5.6.4 Data Keluaran. Metoda pengkajian yang dipergunakan harus secara akurat
dan sesuai menghasilkan data keluaran yang dipersyaratkan dari data masukan
berdasarkan spesifikasi rancangan, asumsi, dan skenario.
5.6.5 Validitas. Bukti harus diberikan untuk mengkonfirm bahwa metode
pengkajian valid dan sesuai untuk bangunan, penggunaan, dan kondisi yang
diusulkan.
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Persyaratan
Dokumentasi (5.8) PENGERTIAN
5.8.1 Umum.
5.8.2 Referensi dan Sumber Teknis.
5.8.3 Spesifikasi Rancangan Bangunan.
5.8.4 Kriteria Kinerja.
5.8.5 Karakteristik Penghuni.
5.8.6 Skenario Kebakaran Rancangan.
5.8.7 Data Masukan.
5.8.8 Data Keluaran.
5.8.9 Faktor Keselamatan.
5.8.10 Persyaratan Preskriptif.
5.8.11 Kelengkapan Pemodelan.
5.8.12 Bukti Kapabilitas Pembuat Model.
5.8.13 Evaluasi Kinerja.
5.8.14 Penggunaan Pilihan Rancangan Berbasis Kinerja.
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
NFPA 204
Standard for
Smoke and Heat
Venting
edisi 2002
Telah
diupayakan
jadi SNI
Pembuangan
Asap dan
Panas Akibat
Kebakaran
Wahyu Sujatmiko
CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Wahyu Sujatmiko
NFPA 204 CONTOH PERATURAN BERBASIS KINERJA
Standard for
Smoke and Heat
Venting
edisi 2000
Wahyu Sujatmiko
2
STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUKO
Wahyu Sujatmiko
2
STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUKO
Wahyu Sujatmiko
SEMUA BERAWAL DARI SEBUAH RUANGAN
Contoh
Contohruko
ruko
Wahyu Sujatmiko
SEMUA BERAWAL DARI SEBUAH RUANGAN
Ditentukan dari Beban Api dan Penghunian Sifat Alami Bahan Bakar (Laju
Ditentukan dari Beban Api dan Penghunian Sifat Alami Bahan Bakar (Laju
pembakaran dan Titik Nyala)
Semakin pembakaran dan Titik
rendah laju pembakaran Nyala)
dan titik nyala makin
Semakin rendah laju semakin
tinggi pembakaran
amandan titik nyala makin
tinggi semakin aman
Bahan
Bahan
Bakar Jumlah Bahan Bakar
Bakar Jumlah
Semakin Bahan
sedikit semakinBakar
aman
Semakin sedikit semakin aman
Temp.
Temp. Laju Pemb.
Maks yg Laju Pemb.
KE- Maks yg Bhn Bakar Susunan Bahan Bakar
KE- dicapai Bhn Bakar Semakin sedikitSusunan Bahan
terpapar udara Bakar
semakin aman (bentuk
GA- dicapai Semakin
balok lebih sedikit terpapar
tidak mudah udara dibanding
terbakar semakin aman
wood (bentuk
crib)
GA- balok lebih tidak mudah terbakar dibanding wood crib)
NAS-
NAS- Suplai
AN
AN
Suplai
Udara
Udara
API
API Ukuran dan Bentuk Ruangan
Waktu Ukuran dan Bentuk Ruangan
Waktu Durasi Ukuran seminimum mungkin dan semakin rendah
Maks pada Durasi Ukuran baik.
semakin seminimum
Bentukmungkin
memanjangdan(koridor)
semakinlebih
rendah
Maks pada Bhn Bkr semakin baik.dibanding
Bentuk memanjang (koridor) lebih
Temp. Bhn Bkr
aman bujursangkar
Temp. Terbakar
aman dibanding bujursangkar
Tinggi Terbakar
Tinggi
Luas dan Bentuk Jendela
Kehilangan Luas dan Bentuk Jendela
Usahakan luas maksimum, tinggi minimum (AH)
Kehilangan
kalor Usahakan luas maksimum, tinggi minimum (AH)
kalor
Wahyu Sujatmiko
KOMPONEN KESELAMATAN KEBAKARAN
Wahyu Sujatmiko
IDENTIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN RUKO
1. 2. 3. 4. Bengkel 5.
Toko sepeda (penuh Toko makanan keringan, Toko Penjual Telur, Minyak Kedai
sepeda dan ban minuman, es krim, dan Tanah, dan Gas Soto
sepeda) beras
(a).
= rolling door Tampak Depan
(tempat akses keluar masuk pembeli - Bangunan
dan juga penghuni pada sisi depan bangunan)
Halaman Depan
Ket :
Jalan Raya 1 = kamar tidur dan dapur
(b). 2 = kamar mandi / WC
Denah Bangunan = rolling door
= pintu belakang
Wahyu Sujatmiko
IDENTIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN RUKO
Kasus A.
Asal api Lt. I. Di duga konsliting listrik. Tidak ada korban Kasus B.
jiwa, penghuni sempat terbangun akibat mencium asap Asal api Lt. I dan II. Di duga
yang sudah terlihat asap telah menebal di kamar tidur konsliting listrik. Terdapat 4
lantai II, dan ketika berupaya menyelamatkan diri, sang korban jiwa, tidak sempat lari dari
suami terkena jilatan api. lantai III dan IV dan bantuan
Kebakaran mulai 01.15, evakuasi sulit dilakukan akibat
Lt. V Tempat
api padam 04.30. kuatnya teralis. Kebakaran
karaoke
berlangsung pukul 13.00 dan
padam 15.00.
Wahyu Sujatmiko
IDENTIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN RUKO
Pemberitahuan segera ke
Pohon
PohonKejadian
Kejadian
Dinas Kebakaran dan waktu
tanggap Dinas Kebakaran
maksimum 15 menit
Tidak Konsekuensi
sangat besar
Ya
Konsekuensi
kecil
OR
Penghuni tidak sempat menyelamatkan diri Penghuni tidak bisa menyelamatkan diri
OR OR
OR
Pohon
PohonKegagalan
Alarm tdk
Kegagalan
Alarm ada tapi ada
tdk berfungsi
Wahyu Sujatmiko
IDENTIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN RUKO
Tabel
TabelKinerja
KinerjaElemen
Elemen
Wahyu Sujatmiko
IDENTIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN RUKO
Heppi a. Berawal dari Lt. II, a. Tidak adanya a. Penghuni tidak a. Tidak ada sistem
Karaoke terjadi penyebaran kompartemenisasi tidur, namun springkler maupun
vertikal ke Lt. III, IV, dan vertikal membuat terlambat menyadari APAR. Meski APAR
V. penyebaran cepat. kalau ada kebakaran kalau pun ada
b. Ditunjang kandungan Saf tangga sebagai akibat tidak ada alarm barangkali tidak
bahan kombustibel jalan penyebaran api sehingga tidak bisa membantu karena api
c. Lama kebakaran dan vertikal. menyelamatkan diri. diketahui sudah
pendinginan mencapai b. Tidak ada 2 eksit besar.
24 jam karena kesulitan plus dinding yang b. Pemadaman dari
operasi. tertutup dan terhalang luar terhalang oleh
papan nama papan nama.
membuat
penyelamatan sulit
Tabel
TabelKinerja
KinerjaElemen
Elemen
Wahyu Sujatmiko
SIMULASI KEBAKARAN
Kurva
KurvaApi
ApiRancangan
Rancangan
50000
50000
45000
45000
40000
Besar Laju Pelepasan Kalor (kW)
40000
Besar Laju Pelepasan Kalor (kW)
35000
35000
30000 SLOW + konstan
30000 SLOW + konstan
MEDIUM + konstan
25000 MEDIUM + konstan
FAST + konstan
25000 FAST + konstan
ULTRAFAST + konstan
20000 ULTRAFAST + konstan
20000
15000
15000
10000
10000
5000
5000
0
0
100
500
600
50
150
200
250
300
350
400
450
550
650
700
750
800
850
900
1000
9000
0
150
700
1000
9000
0
50
100
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
750
800
850
900
Waktu (detik)
Waktu (detik)
Kebakaran
KebakaranRancangan
Rancangan
Wahyu Sujatmiko
SIMULASI KEBAKARAN
P. Indah B. E Oksigen normal, tak Oksigen normal, Detik 205 oksigen Detik 110 oksigen Detik 335 mulai Detik 220 mulai Detik 145 mulai Detik 95 mulai
(71 m2) terjadi flashover, flashover detik 388 mulai kurang, mulai kurang, kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik
detik 885 hingga flashover detik 231 flashover detik 159 6065 hingga 9000 6140 hingga 9000 5145 hingga 9000 4930 hingga 9000
9000 temp = 399 oC temp = 149oC temp = 184oC temp = 229oC temp = 286oC
Astanaanyar Oksigen normal, tak Oksigen normal, Detik 205 oksigen Detik 120 mulai Detik 280 mulai Detik 255 mulai Detik 165 mulai Detik 105 mulai
(100 m2) terjadi flashover, flashover detik 417 mulai kurang, kurang oksigen, kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik
detik 1085 hingga flashover detik 268 flashover detik 188 5585 hingga 9000 8315 hingga 9000 4740 hingga 9000 5180 hingga 9000
9000 temp = 399 oC temp = 165oC temp = 205oC temp = 255oC temp = 319oC
P. Indah B. A Oksigen normal, tak Detik 429 oksigen Detik 205 oksigen Detik 120 mulai Detik 400 mulai Detik 265 mulai Detik 170 mulai Detik 110 mulai
(112,35 m2) terjadi flashover, mulai kurang dan mulai kurang, kurang oksigen, kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik kurang oksigen, detik
detik 1170 hingga detik 429 pula flashover detik 284 flashover detik 199 5870 hingga 9000 5665 hingga 9000 5995 hingga 9000 5185 hingga 9000
9000 temp = 399 oC flashover terjadi temp = 171oC temp = 212oC temp = 265oC temp = 331oC
Perban-
Perban- Flashover akan terjadi pada ruko untuk luasan
dingan
dingan
Hasil antara 24 m2 hingga 112,35 m2 antara 183 detik
Hasil
Simulasi
Simulasi
(3,05 menit) hingga 284 detik (4,7 menit)
setelah penyalaan
Wahyu Sujatmiko
Data
Data Percobaan Skala
Percobaan Skala
Penuh Penunjang
Penuh Penunjang
SIMULASI KEBAKARAN
Wahyu Sujatmiko
SIMULASI WAKTU EVAKUASI
RSET = td + ta + to + ti + te
Wahyu Sujatmiko
SIMULASI WAKTU EVAKUASI
RSET = td + ta + to + ti + te
Halaman belakang
I
Dapur II Tempat tidur
Ruang Toko 1 11
Halaman Depan (b) Model alur
(a) Sketsa denah lantai evakuasi
Program WayOut
Twig Door Slope Length Width Number of Number of Start Time, minutes:
width (Level, merging evacuees time Last evacuee Maximum
m Up,Down) m m streams s left at... egress time
Sistem deteksi dan alarm (dengan detektor asap yang dapat teraktivasi
satu menit setelah penyulutan dengan penyalaan) merupakan sistem
yang dasar yang penting untuk disediakan.
Semakin tinggi lantai ruko dan semakin padat tingkat hunian perlantai
(meskipun hanya satu lantai), menjadikan waktu yang dibutuhkan untuk
evakuasi menjadi bertambah dan dapat melebihi batas waktu flashover
bangunan. Dalam kasus ini penyediaan sistem proteksi selain APAR
berupa sistem springkler otomatik sangat diperlukan agar flashover
dapat dihindari
Wahyu Sujatmiko
Thank You
Wahyu Sujatmiko
USULAN PROTEKSI
Wahyu Sujatmiko
USULAN PROTEKSI
Wahyu Sujatmiko
USULAN PROTEKSI
Wahyu Sujatmiko