Anda di halaman 1dari 18

PELAYANAN KESEHATAN ANAK

NAMA:Aisyah
NIM:16211822
IIA/DIII KEB

STIKes MESRCUBAKTIJAYA
PADANG
A. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

• Bayi baru lahir normal ( BBLN ) adalah bayi yang


baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya
dinyatakan cukup bulan ( aterm ) yaitu 36-40 minggu.
(Mitayani,2010)

• Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) dalam Bayi baru


lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak
ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Pelayanan kesehatan
• Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh petugas kesehatan yang kompeten kepada
neonatus/bayi baru lahir sedikit 3 kali ,selama
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir yaitu:
• Kunjungan Neonatal ke-1(KN 1) dilakukan pada kurun
waktu 6-48 jam setelah lahir.
• Kunjungan Neonatal ke-2(KN 2) dilakukan pada kurun
waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir.
• Kunjungan neonatal ke-3(KN 3) dilakukan pada kurun
waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.
Bentuk pelayanan esensial pada bayi

1. Inisiasi menyusui dini ( IMD )


2. Melakukan pemeriksaan fisik pada BBL
 Pemeriksaan umum
 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
 Pemeriksaan head to too
3. Menguji reflek pada bayi 
4. Memberikan vitamin K
5. Pencegahan infeksi
6. Pemberian imunisasi
7. Pencegahan hilangnya panas pada tubuh bayi
 
B. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

 Jenis-jenis pelayanan kesehatan pada balita


o Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali
Manfaat KMS adalah :
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secaralengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi,penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.
Jenis-jenis pelayanan kesehatan pada balita

o Pelayanan kesehatan dengan Pemberian


Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak.
o Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan
Imunisasi.
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit
infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi.
o Manajemen Terpadu Balita Sakit.
C. Pelayanan kesehatan pada remaja

Bentuk pelayanan kesehatan remaja


 pelayanan kesehatan peduli remaja atau
disingkat PKPR.
Jenis kegiatan dalam PKPR

Pemberian informasi dan edukasi1.


 Dilaksanakan di dalam atau di luar gedung, baik secara perorangan atau
berkelompok.
 Dapat dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih dari sekolah,
atau dari lintas sektor terkait dengan menggunakan materi dari (atau
sepengetahuan) puskesmas.
 Menggunakan metoda ceramah tanya jawab, focus group
discussion (FGD), diskusi interaktif, yang dilengkapi dengan alat bantu
media cetak atau media elektronik (radio, email, dan telepon/hotline,
SMS).
 Menggunakan sarana komunikasi informasi edukasi (KIE) yang lengkap,
dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran (remaja, orangtua, guru)
dan mudah dimengerti. Khusus untuk remaja perlu diingat untuk bersikap
tidak menggurui serta perlu bersikap santai.
 Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan
rujukannya.Hal yang perlu diperhatikan dalam melayani remaja
yang berkunjung ke puskesmas adalah:

Bagi remaja yang menderita penyakit tertentu tetap dilayani dengan


mengacu pada prosedur tetap penanganan penyakit tersebut.
Petugas dari balai pengobatan umum, balai pengobatan gigi, kesehatan ibu
dan anak (KIA) dalam menghadapi remaja yangdatang, diharapkan dapat
menggali masalah psikososial atau yang berpotensi menjadi masalah
khusus remaja, untuk kemudian bila ada, menyalurkannya ke ruang
konseling bila diperlukan.
Petugas yang menjaring remaja dari ruangan, dan juga petugas - loket atau
petugas laboratorium, seperti halnya petugas khusus PKPR juga harus
menjaga kerahasiaan remaja tersebut, dan memenuhi kriteria peduli remaja.
Petugas PKPR harus menjaga kelangsungan pelayanan dan mencatat hasil
rujukan kasus per kasus.
Konseling
Tujuan konseling dalam PKPR yaitu:
• Membantu remaja untuk dapat mengenali masalahnya dan
membantunya agar dapat mengambil keputusan dengan mantap
tentang apa yang harus dilakukannya untuk mengatasi masalah
tersebut.
• Memberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi dan
sumber daya secara berkesinambungan hingga dapat membantu
remaja agar mampu:
1. mengatasi kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya.
2. meningkatkan kewaspadaan terhadap isu masalah yang mungkin terjadi
pada dirinya.
3. mempunyai motivasi untuk mencari bantuan bila menghadapi masalah.
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
Pendidikan ketrampilan hidup sehat merupakan
adaptasi dari life skills education (LSE).
Sedangkan life skills atau keterampilan hidup adalah
kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi
kebutuhan, dan mengatasi masalah dalam kehidupan
sehari-hari secara efektif. Keterampilan ini
mempunyai peran penting dalam promosi kesehatan
dalam lingkup yang luas, yaitu: kesehatan fisis,
mental, dan sosial. 
Kompetensi psikososial meliputi 10 aspek
keterampilan
1. Pengambilan keputusan
2. Pemecahan masalah
3. Berpikir kreatif
4. Berpikir kritis
5. Komunikasi efektif
6. situasi, dengan cara menyampaikan keinginan, pendapat, kebutuhan dan
kekhawatirannya
7. Hubungan interpersonal
8. Kesadaran diri
9. Empati
10.Mengendalikan emosi

 
Kelas ibu dan balita

Kelas ibu balita merupakan suatu aktifitas


belajar kelompok dalam kelas dengan anggota
beberapa ibu yang mempunyai anak balita (usia
0-5 tahun) dibawah bimbingan satu atau
beberapa fasilitator (pengajar) dengan memakai
buku KIA sebagai alat pembelajaran.
D. Kelas ibu dan balita

Tujuan kelas ibu balita


Meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu
hamil tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan berkembangan anak.
Manfaat kelas ibu balita

Bagi ibu balita, kelas ibu balita merupakan saranan


untuk mendapatkan teman, bertanya dan
memperoleh informasi penting yang harus
dipraktekkan.
Bagi petugas kesehatan, penyelenggaraan kelas ibu
balita merupakan media untuk lebih mengetahui
tentang kesehatan ibu balita, anak dan keluarganya
serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat
dengan ibu balita serta keluarganya dan masyarakat.
Konsep pelaksanaan kelas ibu balita

• Memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran


• Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang
dewasa,yaitu partisipatif interaktif, ceramah,tanya jawab,
peragaan /praktek, curah pendapat, penugasan dan simulasi
• Materi: buku KIA, modul yang berkaitan (misal:buku modul
tumbuh kembang anak) dan alat-alat bantu lain
• Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi/masalah kesehatan di tempat tersebut., misalnya Bina
Keluarga Balita(BKB) dan pengembangan Anak Usia
Dini(PAUD) atau kegiatan desa lainnya.
• Dari, oleh dan untuk seluruh masyarakat termasuk tokoh-
tokoh agama dan masyarakat berperan dalampelaksanaan
kelas ibu balita.
Konsep pelaksanaan kelas ibu balita
• Peserta: ibu-ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun. Tiap kelas
dibagi berdasarkan kelompok umur balita 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5
tahun. Jumlah peserta idealnya maksimal 15 orang/kelas
• Fasilitator/pengajar: bidan atau petugas kesehatan yang telah dilatih
menjadi fasilitator kelas ibu balita atau yang telah menjalani on the job
training kelas ibu balita.
• Narasumber: narasumber diperlukan untuk input tentangtopik tertentu.
Narasumber merupakan tenaga kesehatan dalam bidang spesifik tertentu
seperti ahli gizi, dokter, bidan, perawat gigi, kader PAUD,dll.
• Waktu: disesuaikan dengan kesiapan ibu/bapak/keluarga, bisa pagi atau
sore hari. Lama kegiatan 20-60 menit atau disesuaikan dengan kondisi
setempat
• Frekuensi pertemuan minimal 3 kali pertemuan atau sesuai hasil
kesepakatan antara fasilitator dengan peserta
• Tempat fleksibel: bisa di balai desa, dusun, memakai salah satu rumah
warga, posyandu, puskesmas,RB,RS,dll.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai