Demokrasi Liberal 2
Demokrasi Liberal 2
1950 – 1959
. Prestasi Politik
1. Sistem Multi Partai
2. Pemilu I 1955
3. KAA
. Kemelut politik
1. Ketidak stabilan politik
2. Gangguan keamanan dalam negeri
3. Perdebatan di konstituante
Sistem Multi Partai
. Maklumat Pemerintah No X , 3 November 1945
Pembentukan partai politik
. Dampak Positif
1. Demokrasi menjadi hidup
2. Membatasi kekuasaan Presiden
3. Sipil pelaksana kedaulatan rakyat
. Dampak Negatif
1. Partai hanya mengutamakan kepentingan golongannya
2. Persaingan tidak sehat
Pemilu I 1955
. Pelaksanaan
1. 29 September 1955, memilih anggota DPR
2. 15 Desember 1955 memilih anggota konstituante
persiapan
1.Konferensi colombo, 28 April-2 Mei 1954, dihadiri :
* Ali Sastroamijoyo (Indonesia)
* P.J Nehru (India)
* Muhammad Ali Jinnah (Pakstan)
* U-Nu ( Myanmar)
* Sir John Kotelawala (Srilanka)
Tujuan
1.Memperkokoh kerjasama Bangsa Asia-Afrika
2.Mempertimbangkan masalah yang dihadapi bangsa
Asia-Afrika (poleksosbud)
3.Mempertegaskan kedudukan bangsa asia-afrika untuk
perdamaian dunia
Hasil
Dasa Sila Bandung
Pengaruh
1.Sikap bersama menghadapi perang dingin
2.Dukungan bangsa Asia-Afrika terhadap perjuangan
merebut kembali Irian Barat
3.Menggalang sikap saling mengerti dalam
menyelesaikan masalah Palestina, Indo China,
rasialisme
Kemelut Politik
Ketidakstabilan Politik
Usul Soekarno
22 April 1959 agar Konstituante menetapkan kembali UUD 1945 sebagai UUD negara
Konstituante merespon dengan melakukan sidang pada 29 Mei 1959, 2Juni 1959
(tidak memenuhi Qorum) kemudian reses
Larangan KASAD
3 Juni 1959 KASAD Letjen AH Nasution melarang semua kegiatan politik
Isi Dekrit
Pembubaran Konstituante
berlaku kembali UUD 1945 dan tidak berlaku UUDS 1950
Membentuk MPRS dan DPAS
Dampak Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Positif
Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan
Memberikan pedoman yang jelas bagi kelangsungan negara
Merintis pembentukan MPRS dan DPAS
Negatif
Memberikan kekuasaan yang besar bagi Presiden
Kalangan Militer terjun dalam dunia politik