Anda di halaman 1dari 22

Penghapusan

(Pemusnahan)
Dosen Pengampuh : Ayu Rizky Ameliyah,S.KM.,M.Kes
Kelompok 7
- Sity nurhaliza seknun (B1B119003)
- Munia Aulyah Pelu (B1B119028)
- Nurhikma arman (B1B119029)
- Rizki suciawan (B1B119017)
- Ufairah afifah (B1B119030)
- Alfi kristi tandi (B1B119010)
- Nur rizky putri hatira (B1B1190270)
DEFINISI PENGHAPUSAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 27 Tahun 2014 pasal 1
ayat 23
Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari daftar barang dengan
menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengelola barang,
Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang dari tanggungjawab administrasi fisik atas
barang yang berada dalam penguasaannya.

Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan


menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya
DEFINISI PEMUSNAHAN
Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit,
pemusnahan logistik merupakan bagian dari pengelolaan logistik yang dilakukan pada sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dengan kondisi produk yang tidak memenuhi persyaratan
mutu, telah kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan, atau
kepentingan ilmu pengetahuan dan dicabut izin edarnya.

Pemusnahan logistik merupakan salah satu upaya integral dalam sistem


manajemen logistik yang efektif. Manajemen logistik merupakan koordinasi dari
berbagai macam kegiatan seperti pembelian, pengendalian inventori,
pergudangan, distribusi dan pemusnahan logistik (Bennet, 1985).
TUJUAN PEMUSNAHAN LOGISTIK
Mencegah kerugian pemborosan biaya
untuk keperluan pemeliharaan atau
perbaikan.

Merigankan beban kerja dan tanggung


jawab pelaksanaan inventaris

Membebaskan ruangan dari penumpukan


barang.

Membebaskan barang dan tanggung jawab


pengurusan kerja
TAHAP PEMUSNAHAN
3. Mengoordinasikan jadwal,
1. Membuat daftar metode dan tempat
Sediaan Farmasi, Alat pemusnahan kepada pihak
Kesehatan, dan Bahan terkait
Medis Habis Pakai
yang akan
dimusnahkan
4. Menyiapkan
tempat pemusnahan

2. Menyiapkan Berita
Acara Pemusnahan 5. Melakukan
pemusnahan
disesuaikan dengan
jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan
yang berlaku
KRITERIA PEMUSNAHAN LOGISTIK
Pemusnahan logistik di pelayanan kesehatan dilakukan
pada obat-obatan atau sediaan farmasi, alat-alat medis
dan bahan habis pakai dengan kriteria tertentu, seperti
kadaluwarsa, rusak, dan atau tidak sesuai mutu dengan
proses yang berlaku.

Kriteria Obat Untuk Dapat Dilakukan Penghapusan dan


Pemusnahan
1. Kadaluwarsa
2. Rusak
3. Kotor
4. Kelebihan Stok
TEKNIK PEMUSNAHAN OBAT
Pemendaman di dalam tanah atau
01 dikubur 05 Inersiasi

Pembuangan kesaluran air.


02 Dibakar dalam wadah
06 terbuka

03 Enkapsulasi

04 Insinerasi
ALAT KESEHATAN YANG DAPAT
DIMUSNAHKAN

1. Diproduksi dan/atau disalurkan tidak memenuhi


persyaratan yang berlaku.
2. Telah melebihi masa pakai atau kadaluwarsa
3. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
4. Dicabut izin edarnya akibat adanya efek yang tidak diingini
Pemusnahan Dapat Dilakukan Oleh

Pemusnahan alat
Perusahaan yang
Pemerintah, kesehatan yang
memproduksi
Pimpinan fasilitas pemerintah daerah berhubungan dengan
dan/atau
kesehatan tempat alat provinsi, dan tindak pidana
mendistribusikan
kesehatan berada pemerintah daerah dilaksanakan sesuai
alat kesehatan
kabupaten/kota ketentuan peraturan
tersebut
perundang-undangan
Kegiatan Pemusnahan
1. Keselamatan personil yang melaksanakan pemusnahan
2. Kemungkinan penyalah-gunaan produk/kemasan;
3. Meminimalkan dampak terhadap lingkungan; dan
4. Peraturan perundang-undangan mengenai pembuangan
limbah.

Pemusnahan barang milik negara dilakukan dengan cara:


1. Dibakar
2. Dihancurkan
3. Ditimbun/dikubur
4. Ditenggelamkan
5. Atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Menurut Lukas dan Rumsari cara-cara yang dapat
Digunakan Suatu Organisasi Untuk Penghapusan Aset
Logistik
05
04 Pemanfaatan
03 Kembali
Dihibahkan (recycle)
02
Dipindahkan
01
Ditukarkan
Lelang
TATA CARA PENGHAPUSAN

01 02
Aset-aset rusak, Aset yang
tua dan hilang,dicuri,te
berlebihan rbakar

03
Aset Susut
Metode yang Digunakan Untuk Mengubah Sifat
Obat
Sediaan padat

Sediaan Cair

Formula Parenteral

Formula Aerosol
ANALISIS DASAR HUKUM, KEBIJAKAN DAN PERATURAN
PENGHAPUSAN OBAT RUSAK DAN KADALUWARSADI DINAS
KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
Dalam pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, obat rusak dan
kadaluwarsa menjadi salah satu masalah tersendiri. Terjadinya obat rusak dan
kadaluwarsa mencerminkan kurang baiknya pengelolaan obat.Nilai obat rusak
dan kadaluwarsa yang ada di Unit Pengelola Obat Publik baik di Kabupaten
maupun Puskesmas dicantumkan dalam Laporan Persediaan Barang sebagai
bahan penyusunan Laporan Keuangan Daerah. Nilai persediaan obat rusak
dan kadaluwarsa di dalam pelaporan menggunakan nilai perolehan terakhir
sehingga dengan harga obat yang terus naik setiap tahunnya nilai obat rusak
dan kadaluwarsa menjadi lebih tinggi dari nilai perolehannya. Hal ini
menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pengelola obat. Penghapusan obat
rusak dan kadaluwarsa juga menjadi masalah tersendiri bagi Pemerintah
Daerah.
Sebagai barang milik daerah, obat rusak dan kadaluwarsa yang ada dimasukkan
dalam persediaan, penghapusan barang dapat dilakukan untuk obat rusak dan
kadaluwarsa. Sebagai barang persediaan milik daerah belum ada dasar prosedur
administrasi penghapusan khusus untuk obat. Penghapusan obat rusak dan
kadaluwarsa yang ada masih mengacu pada penghapusan barang milik daerah
secara umum. Obat rusak dan kadaluwarsa sebagai persediaan/aset lancar, pada
saat dihapuskan mesti dicantumkan nilainya padahal sudah tidak ada manfaat
ekonominya sedangkan pada aset tetap dimungkinkan penyusutan sehingga
nilainya menjadi berkurang sampai nol rupiah. Dibutuhkan dasar hukum, kebijakan
dan peraturan dalam penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa sebagai pedoman
bagi pengelola obat untuk melaksanakan penghapusan obat rusak dan
kadaluwarsa.
Obat rusak dan kadaluwarsa yang ada di Puskesmas dikembalikan ke UPT
Farmakes untuk dilakukan penghapusan dan pemusnahan bersama. Telah
dilaksanakan pemusnahan dan penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa
tahun 2009, 2010, 2011 pada tahun 2012 oleh Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta. Penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa harus sesuai
ketentuan
penghapusan barang milik daerah yang berlaku, meskipun ketentuan itu
belum dikhususkan untuk obat.
Penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa di Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta mengacu kepada Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Perwali Kota
Yogyakarta No. 54 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Barang
Persediaan di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Namun demikian
diperlukan terobosan / upaya administrasi untuk memudahkan proses
penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa.
Challenges and practices on waste management and disposal during COVID-19 pandemic

Conclusions and future outlook Improper waste management during the COVID-19
pandemic carries potential risks to the waste handling personnel and increases virus
transmission.
Therefore, strict procedures and guidelines of COVID-19 wastes should be carefully
followed to reduce the risk of the virus spreading to the environment among the
medical facilities, communities, and public areas. The unprecedented surge in
medical waste and other infectious waste from homes also require more attention.
The challenges in waste management and its immediate responses to the current
COVID-19 crisis are reviewed. Finally, short term responses and mid-longer term
responses are given in the context of waste management during and after the
pandemic.
It is worth to mentioning that the COVID-19 pandemic give a remarkable
impact on the existing solid waste management practices. More plastic or
paper packages and food wastes have been found in waste caused by the
lockdown period. COVID-19 wastes should be managed and treated
whenever possible using existing protocols for infectious and healthcare
waste management, as suggested in national or international guidelines.
The waste collection should be carefully
handled by a fully protected waste workers, and the waste tracking and
labeling need to be ensured.
The waste vehicle should be identified and
fully recorded. With proper waste management and practices in existing
treatment and disposal such as decentralized waste management and its
integration, the adverse impacts can be minimized. When the treatment
facilities lack of capacity, co-disposal of COVID-19 waste can be done in
the existing thermal treatment such as MSW incinerator and cement
kilns, or deep burial can be applied in existing dumpsite as an emergency
treatment. This study provides basic knowledge for further research in
sustainable waste management during the pandemic. Furthermore, the
information discussed herein will greatly facilitate the approach devel-
oped for dealing with similar possible pandemics in the future.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai