Anda di halaman 1dari 29

PERSEPSI PEDAGANG BAJU DI PASAR

BATUAH MARTAPURA MENGENAI LABA

OLEH
MAHMUDIN
1601140124
LATAR BELAKANG MASALAH

• Jual beli yang baik adalah jual beli yang di dalamnya


terdapat kejujuran, benar dan tidak mendurhakai Allah.
Untuk mencapai jual beli yang seperti itu, terdapat unsur-
unsur yang harus dipenuhi yaitu berupa syarat-syarat dan
rukun jual beli itu sendiri. Dalam hukum muamalah,
Islam mempunyai prinsip-prinsip yang dirumuskan bahwa
pada dasarnya segala bentuk bermuamalah adalah mubah
atau boleh kecuali ada dalil-dalil yang melarangnya,
dilakukan atas dasar sukarela tanpa ada mengandung
unsur paksaan.
Lanjutan
Muamalah juga dilakukan atas dasar pertimbangan
mendatangkan manfaat dan menghindarkan
mudharat dalam hidup bermasyarakat serta
dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan
unsur mengambil kesempatan dalam hal keuntungan
atau laba.
 Pada dasarnya dalam muamalah diperbolehkan
dalam mengambil keutungan atau laba, tetapi dalam
hukum Islam tidak ada yang mengatur tentang
batasan penentuan laba.
Lanjutan
Dalam buku-buku kaidah fikih, mengenai jual beli telah di
bahas aturan-aturannya secara global seperti larangan
menipu, menimbun, menyembunyikan barang cacat,
mengurangi timbangan dan lain sebagainya untuk
keselamatan dunia perdagangan. Akan tetapi pembahasan
mengenai laba atau keuntungan yang boleh diambil dalam
jual beli masih sedikit, meskipun hal ini memiliki kedudukan
yang sangat penting. Keuntungan merupakan dari buah
kegiatan bisnis yang dapat digunakan untuk menjaga
kelangsungan usaha juga sebagai pendorong untuk lebih
efisien. Keuntungan yang dicapai merupakan ukuran standar
perbandingan dengan bisnis yang lainnya.
Menurut hukum dagang Islam, berdagang atau berniaga
adalah suatu usaha yang bermanfaat atau menghasilkan laba.
Untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, ada
banyak cara yang dilakukan upaya mempengaruhi konsumen
agar membeli barang yang dijualnya dan hal ini sangat wajar
dilakukan. Kondisi seperti ini sering dimanfaatkan oleh pihak
penjual yang hanya memikirkan keuntungan materi dan
menonjolkan keegoisme tanpa melihat lingkungan sekitar
sehingga ujung-ujungnya konsumen dirugikan, ini yang biasa
yang sering terjadi di pasar Batuah Martapura mereka
biasanya mengambil laba tinggi khususnya pedagang baju.
Padahal Kota Martapura dikenal dengan Pusat pendidikan
Agama, Kota yang agamis, disebut juga Kota Serambi Mekkah,
seharusnya para penjualnya harus berdagang sesuai dengan
syariat Islam.
 Dalam realitanya ternyata banyak pedagang baju di pasar Batuah
Martapura dalam mematok harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dalam berdagang tanpa memperdulikan
konsumen. Maka bagi pembeli yang tidak bisa menawar barang maka
pedagang akan mendapatkan laba yang lebih tinggi, sementara bagi
pembeli yang bisa menawar barang akan mendapatkan laba yang standar.
Maka apabila dalam situasi seperti itu bagi pembeli yang tidak bisa
menawar maka labanya sangatlah besar.
 Menurut Wahbah al-Zuhaili, walaupun dalam Islam tidak ada
membahas secara khusus tentang batasan laba atau keuntungan.
Sehingga, pedagang bebas menentukan laba yang diinginkan dari
suatu barang. Hanya saja, menurut beliau keuntungan yang berkah
(baik) adalah keuntungan yang tidak melebihi dari sepertiga harga
modal.
 Dari latar permasalahan di atas, ternyata yang terjadi di pasar Batuah
Martapura mereka mengambil laba setinggi-tingginya untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam hal ini terdapat
kesenjangan yang diajarkan oleh Wahbah al-Zuhaili Sehingga penulis
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana persepsi pedagang baju
pasar Batuah Martapura megenai laba apakah mengambil keuntungan
yang sebesar-besarnya atau ada batasannya. Oleh karena itu penulis
memilih judul skripsi yaitu bagaimana “PERSEPSI PEDAGANG BAJU
DI PASAR BATUAH MARTAPURA MENGENAI LABA”.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi pedagang baju di pasar Batuah


Martapura mengenai laba?
2. Bagaimana alasan pedagang baju di pasar Batuah
Martapura dalam mengambil laba?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi pedagang baju di pasar
Batuah Martapura mengenai laba.
2. Untuk mengetahui alasan pedagang baju di pasar
Batuah Martapura dalam mengambil laba.
Landasan Teori
Jual Beli Dalam Hukum Islam

 Pengertian  Hukum Jual


Jual Beli  Landasan beli
Hukum Jual
Beli

 Bentuk-
Bentuk Jual
 Rukun Dan Beli  Macam-
Syarat-Syarat Macam Jual
Jual Beli Beli
Harga Dalam Islam

 Pengertian Harga

 Penetapan harga

 Syarat-Syarat Nilai
Tukar (Harga barang)
Laba Dalam Islam

 Pengertian  Jenis-Jenis
Laba Dalam Laba Dalam
Islam Islam

 Maksimalisa
si Laba
Dalam Islam
Metode Penelitian
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

2. Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian Pendakatan Penelitian yang
Jenis penelitian ini adalah dilakukan adalah pendekatan
penelitian lapangan (Field kualitatif, pendekatan
recearch) yaitu dengan kualitiatif diharapkan
terjun ke lapangan untuk mampu menghasilkan suatu
melakukan bagaimana uraian mendalam tentang
transaksi yang di pakai di tingkah laku pedagang baju
Pasar Batuah Martapura pasar di Batuah Martapura
khususnya pedagang baju khususnya dalam konteks
dan bagaimana persepsi persepsi para pedagang
mereka mengenai laba. tentang harga laba.
Lanjutan
B. Lokasi, Populasi dan Sampel
Penelitian
3. Sampel
1. Lokasi Penelitian 2. Populasi Penelitian
Penelitian

Menurut Sugiyono
sampel adalah bagian
Penelitian ini dilakukan di
dari jumlah dan
wilayah Martapura.
Menurut Arikunto populasi kerakteristik yang
Terhadap orang yang
adalah keseluruhan objek dimiliki oleh populasi
melakukan transaksi jual
penelitian. Penelitian tersebut. Jadi dalam
beli baju di pasar Batuah
hanya dapat dilakukan bagi penelitian ini, peneliti
Martapura. Peniliti memilih
populasi sehingga tidak mungkin
lokasi ini karena mayoritas
subjeknya tidak terlalu mengambil sampel dari
masyarakat Martapura
banyak. Populasi dalam semua orang. Adapun
adalah pedagang muslim
penelitian ini adalah Teknik pengumpulan
dan Martapura adalah
pedagang baju di pasar menggunakan probably
terkenal dengan kota yang
Batuah Martapura. sampling dengan simple
agamis.
random sampling yaitu
pengambilan secara acak
yaitu berjumlah 5 orang
E. Teknik
Pengolahan dan
D. Teknik
Analis Data
Pengumpulan
C. Subjek Data
dan Objek
Penelitian
1. Observasi.
Observasi merupakan
sebuah teknik pengumpulan
Yang menjadi subjek data yang mengharuskan
penelitian ini adalah peneliti datang langsung ke
pedagang baju di 1. Tahap Pengolahan
lapangan mengamati hal-hal  Seleksi data
pasar Batuah yang berkaitan dengan jual
Martapura. beli pedagang baju yang
(editing)
Pedagang baju yang bertempat di pasar Batuah  Kategorisasi
di maksud yaitu Martapura.  Deskripsi
seperti pedagang 2. Wawancara.
baju muslim, baju Dalam penelitian ini penulis 2. Analisis Data
hem, baju jaket, baju mengadakan tanya jawab
kaos, dan lain-lain. langsung kepada informan
Objeknya adalah yaitu para pedagang di Pasar
persepsi pedagang Batuah Martapura mengenai
baju mengenai laba. persepsi mereka tentang
  laba.
F. Tahapan Penelitian

1. Tahapan Pendahuluan
2. Tahap Pengumpulan Data
3. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data
4. Tahapan Penyusunan Akhir
Penyajian Data
Ada 5 Informan yang didapat oleh penulis dalam persepsi pedagang baju di pasar Batuah
Martapura mengenai laba:

• Informan 1 menerangkan bahwa laba adalah keuntungan, yaitu keuntungan bersih


berupa uang yang didapat dari hasil transaksi jual beli kepada pelanggan setelah
dipotong biaya produksi seperti biaya sewa toko, menggajih karyawan, biaya uang
kebersihan tiap hari dan lain-lain. Semakin banyak barang yang terjual maka semakin
banyak pula laba yang diterima. Adapun cara beliau mengambil laba dalam berjualan
biasanya mengambil laba 20% dari harga modal, jika harga modal Rp 50.000,- beliau
mengambil laba bersih Rp 10.000,-.
• Dalam berjualan beliau mengambil laba hanya sedikit, yaitu dengan alasan supaya
dagangan saya cepat laku di beli oleh pembeli dan pembeli merasa senang apabila
membeli di tempat toko beliau.
Lanjutan

• Informan II menerangkan, yang dimaksud dengan laba adalah keuntungan bersih


berupa uang yaitu dari selisih harga jual dengan harga beli setelah dipotong biaya-biaya
operasional. Laba merupakan tujuan utama dalam berdagang, yaitu supaya toko tidak
mengalami kerugian dan bisa menggajih karyawan dan tentunya bisa menafkahi
keluarga. Dalam hal jual beliau mengambil keuntungan atau laba tidak banyak hanya
20% saja yang penting ada keuntungan atau lebih. Misalnya dengan modal Rp. 50.000,-
beliau mengambil laba bersih Rp 10.000,-.
• Dalam berjualan beliau mengambil laba hanya sedikit, alasan mengambil laba sedikit
yaitu supaya dagangan cepat laku dibeli oleh pembeli dan bisa bersaing dengan
pedagang yang lain. Adapun alasan yang lainnya yaitu supaya jual beli tambah berkah
jadi hanya mengambil laba sedikit dalam berdagang
Lanjutan

• Informan III menerangkan, yang dimasud dengan laba adalah keuntungan bersih yang
didapat dari selisih antara harga jual dan harga beli setelah dikurang biaya produksi
seperti sewa toko, menggajih karyawan, biaya uang kebersihan setiap hari dan lain-lain.
Menurut beliau laba itu adalah wajib didapatkan oleh pedagang supaya dagangan tetap
mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian, walaupun tidak ada batasan
tentang laba beliau hanya sedikit mengambil keuntungan.
• Adapaun cara beliau mengambil laba yaitu dengan menaikan harga 20% dari harga
modal. Misalnya harga modal Rp 70.000,- beliau mengambil laba bersih Rp 14.000,-.
• Alasan beliau mengambil laba sedikit yaitu walaupun tidak ada batas tertentu dalam
mengambil laba akan tetapi beliau hanya sedikit dalam mengambi keuntungan, yaitu
supaya pembeli merasa senang ketika membeli di tempat beliau dengan harga yang
murah dan dagangan cepat laku dibeli oleh pembeli.
Lanjutan

• Informan IV menerangkan, yang dimaksud dengan laba adalah keuntungan berupa uang
yang didapat atas hasil transaksi jual beli. Menurut beliau juga yang dimaksud dengan
laba itu ialah keuntungan yang diperoleh atas hasil jerih payah selama berjualan setiap
hari. Laba juga merupakan keuntungan yang wajib diperoleh pedagang dari hasil jual
beli, mengambil laba merupakan haknya pedagang atas usaha yang telah dilakukan dari
hasil jual beli.

• Dalam berjualan beliau sering mengambil laba antara dua kali lipat bahkan sampai tiga
kali lipat dari harga modal. Adapun asalan beliau mengambil laba dua kali lipat bahkan
sampai tiga kali lipat yaitu agama Islam tidak ada yang membahas batas maksimum
mengambil laba jadi pedagang berhak mengambil laba yang diinginkan.
Lanjutan

• Informan V menerangkan, beliau berpendapat yang dimaksud dengan laba adalah


keuntungan bersih berupa uang yang didapat atas hasil jual beli terhadap pelanggan
setelah dipotong biaya produksi. Dalam mengambil laba beliau sering mengambil
antara dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat dari harga modal. Dalam berjualan
Saudari Rahma lebih tinggi mengambil laba dibandingkan dengan pedagang lain.

• Alasan beliau mengambil laba seperti itu ialah laba merupakan kewajiban bagi
pedagang untuk mendapatkan keuntungan dan bisa memberikan memberikan nafkah
untuk keluarga.
Analisis Data
 Harga memainkan peranan penting dalam menentukan keuntungan kepada
penjual, semakin tinggi harga barang, maka semakin tinggi keuntungan
kepada penjual. Semakin tinggi harga barang maka semakin tinggi keuntungan
yang diraih oleh entiny yang mengeluarkan, menjual, memasarkan barang
tersebut. Namun banyak yang tidak memahami bahwa setiap kali mereka
menaikkan harga barang, maka semakin meningkatkan bebanan yang terpaksa
ditanggung oleh pengguna.
 Harga adalah titik pertemuan antara permintaan dan penawaran. Sedangkan
dalam menentukan harga para pedagang juga akan akan mengambil
keuntungan sebagai hasil penjualan. Maka sangat erat hubungannya dalam
konsep pengambilan laba dalam suatu penentuan harga.
Lanjutan
 Dalam berdagang keuntungan (laba) merupakan tujuan utama dalam
berdagang untuk menjalankan usahanya. Proses produksi dilakukan seefisien
mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan.
 Keuntungan atau laba, Islam tidak memiliki batasan atau standar yang jelas
tantang laba atau keuntungan. Tetapi Islam menganjurkan agar para pedagang
tidak berlebihan dalam mengambil laba. Ali bin Abi Thalib pernah menjajakan
susu di pasar Kuffah dan beliau berkata, “Wahai para saudagar! Ambilah (laba)
yang pantas maka kamu akan selamat, dan jangan kamu menolak laba yang
kecil karena itu akan menghalangi kamu dari mendapatkan yang banyak.
 Ibnu Khaldun pernah berkata, “sesungguhnya laba itu hendaklah kelebihan
kecil dari modal awal karena harta jika banyak, semakin besarlah labanya.
Karena jumlah yang sedikit jika dimasukkan ke dalam jumlah yang banyak, ia
akan menjadi banyak.
 Berdasarkan pernyataan kedua di atas menjelaskan bahwa batasan besarnya
laba yang pantas hendaknya bisa disesuaikan dengan keadaan dan kondisi
yang ada. Ketika bertransaksi dengan orang yang kurang mampu atau miskin,
ketika terjadi bencana alam dan sebagainya, sebaiknya laba yang pantas atau
ideal adalah laba yang kecil.
 Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama dalam berdagang untuk
menjalankan usahanya. Proses produksi dilakukan seefisien mungkin dengan
tujuan untuk meningkatkan keuntungan.
 Dalam pandangan Wahbah al-Zuhaili, pada dasarnya, Islam tidak memiliki
batasan atau standar yang jelas tentang laba atau keuntungan. Sehingga para
pedagang bebas menentukan laba yang diinginkan dari suatu barang. Hanya
saja, menurut beliau keuntungan yang bekah (baik) adalah keuntungan yang
tidak melebihi sepertiga harga modal.
 Dari hasil penelitian yang di alami penulis hasil wawancara dengan beberapa
pedagang baju di pasar Batuah Martapura, maka peneliti mendapat ada
beberapa kesamaan persepsi dalam mengambil laba yaitu 20% dari harga
modal, seperti halnya yang diungkapkan oleh informan 1, 2 dan 3 menurut
beliau laba adalah keuntungan yang didapatkan oleh pedagang atas hasil
transaksi jual beli, menurut beliau dalam berjualan mereka hanya mengambil
laba sedikit daripada modal yaitu dengan alasan supaya dagangan mereka
cepat laku dibeli oleh pembeli. Ini tentunya sudah sesuai apa yang diajarkan
Imam Wahbah al-Zuhaili, pada dasarnya, Islam tidak memiliki batasan atau
standar yang jelas tentang laba atau keuntungan. Sehingga para pedagang
bebas menentukan laba yang diinginkan dari suatu barang. Hanya saja,
menurut beliau keuntungan yang bekah (baik) adalah keuntungan yang tidak
melebihi sepertiga harga modal.
 Berbeda halnya yang diungkapkan informan 4 dan 5 mereka
mengambil laba berdasarkan kelipatan dari harga modal yaitu antara
dua kali lipat bahkan sampai tiga kali lipat dari harga modal, menurut
beliau laba itu adalah keuntungan berupa uang yang di dapat dari
hasil jual beli. Dalam berdagang beliau mengambil laba dua kali lipat
bahkan sampai tiga kali lipat dalam mengambil keuntungan, yaitu
dengan alasan laba itu merupakan haknya pedagang dan dalam Islam
tidak ada yang membahas batasan maksimum dalam mengambil laba
jadi kami berhak mengambil laba yang diinginkan selama jual beli itu
diperbolehkan. Sehingga, para pedagang bebas menentukan laba yang
diinginkan dalam suatu barang. Ini tentunya tidak sesuai yang
dijelaskan oleh Imam Wahbah al-Zuhaili, menurut beliau keuntungan
yang bekah (baik) adalah keuntungan yang tidak mengambil laba yang
berlebihan yaitu melebihi dari sepertiga harga modal.
Kesimpulan
Setelah dijelaskan uraian dan analisis di atas, maka penelitian ini
diperoleh kesimpulan yaitu:
Berkaitan dengan persepsi pedagang baju di pasar Batuah
Martapura mengenai laba, laba adalah selisih pokok antara harga
jual dan harga beli. Laba merupakan tujuan utama para dalam
berdagang untuk mendapatkan keuntungan dalam menjalankan
usahanya. Adapun persepsi penetapan harga untuk mendapatkan
laba yang dijelaskan oleh Informan 1, 2, dan 3 berdasarkan
persentasi dari harga modal yaitu mengambil laba 20% dari harga
modal, berbeda halnya yang diungkapkan oleh informan 4 dan 5
beliau mengambil berdasarkan kelipatan dari harga modal yaitu
antara dua kali lipat dari harga modal bahkan ada yang sampai tiga
kali lipat.
Lanjutan
 Adapun yang menjadi alasan mereka dalam mengambil laba sedikit seperti
yang diungkapkan informan 1 2 dan 3 yaitu dengan alasan supaya dagangan
cepat laku dibeli oleh pembeli. Ini tentunya sesuai yang diajarkan oleh Imam
Wahbah al-Zuhaili dalam mengambil laba baik dan berkah. Berbeda seperti
yang diungkapkan oleh informan 4 dan 5 yaitu dengan dua kali lipat bahkan
sampai tiga kali lipat dengan alasan Islam tidak ada yang mengajarkan batas
maksimum mengambil laba jadi mereka berhak mengambil laba yang
diinginkan. Ini tentunya tidak sesuai dengan pendapat Imam Wahbah al-
Zuhaili yaitu tidak berlebih-lebihan dalam mengambil laba dalam berdagang
karena akan menyebabkan dagang kurang baik dan berkah.
ALHAMDULILLAH

SEKIAN

TEIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai