Anda di halaman 1dari 7

POLA KOMUNIKASI DALAM NEGOSIASI PEDAGANG DAN

PEMBELI DI PASAR VIRGO KOTA PALU

COMMUNICATION PATTERNS IN TRADERS AND BUYERS


NEGOTIATIONS IN THE VIRGO MARKET OF PALU CITY
Fara1, Gazali2
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tadulako
Dfara8670@gmail.com, gazali_lembah@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola komunikasi dalam negosiasi pedagang dan pembeli
di pasar virgo kota palu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik simak, rekam dan catat. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data
berupa tuturan pola komunikasi dalam negosiasi di pasar virgo. Data dalam penelitian ini adalah tuturan pola
komunikasi yang terjadi saat berinteraksi. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah pedagang dan
pembeli di pasar virgo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 bentuk pola komunikasi dalam negosiasi
pedagang dan pembeli yaitu pola panggilan-jawaban, pola permintaan informasi-pemberian informasi, pola
permintaan-mempersilahkan, pola tawaran-penolakan, pola tawaran-penerimaan.

Kata Kunci: Pola Komunikasi dalam Negosiasi Pedagang dan Pembeli

Abstrak: The purpose of this study is to describe communication patterns in the negotiations between traders
and buyers at the virgo market in Kayumalue Pajeko. The method used in this research is qualitative method.
Data collection is done by listening, recording and note-taking techniques. In this study, researchers collected
data in the form of speech communication patterns in negotiations in the virgo market.The data in this study are
speech patterns of communication that occur when interacting. While the data sources in this study are traders
and buyers. The results showed that there were 5 forms of communication patterns in the negotiations between
traders and buyers, namely the call-answer pattern, the request-for-information pattern, the request-accept
pattern, the offer-rejection pattern, and the offer-acceptance pattern.

Keywords: Communication Patterns in Negotiations of Merchants and Buyers

Pola komunikasi merupakan penggabungan dari dua kata, yaitu pola dan komunikasi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian pola mengandung beberapa arti,
diantaranya adalah sistem, cara kerja, atau bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan
komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang
atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi yang terjadi dalam
interaksi sosial, baik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok,
ataupun antara kelompok dengan kelompok.Menurut Djamarah, pola komunikasi diartikan
sebagai bentuk atau pola dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara
yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Tawar-menawar atau negosiasi adalah proses interaksi yang dilakukan oleh dua belah
pihak untuk mencapai tujuan atau kesepakatan secara bersama-sama. Dalam proses tawar-
menawar dibutuhkan bahasa sebagai alat atau media penyampaian pesan. Bahasa yang
dimaksud adalah tuturan atau ujaran yang digunakan dalam komunikasi. Seperti yang
dikatakan Gusnawaty (2009: 173-186) bahwa telah banyak pandangan para ahli mengenai
fungsi bahasa dalam aktifitas kehidupan ini, tetapi yang paling penting dari semuanya adalah
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
Salah satu tempat yang dapat ditemui untuk melakukan proses tawar-menawar atau
negosiasi, yaitu pasar. Pasar merupakan tempat atau kompleks penjual/pembeli untuk
menjual barang-barang. Pasar terbagi atas dua jenis, yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan
adanya proses transaksi jual-beli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar.
Adapun pasar modern adalah pasar dengan sistem pelayanan mandiri sehingga proses tawar-
menawar jarang ditemui antara penjual dan pembeli. Pasar modern yang dimaksud seperti
Mall, minimarket, department store, hypermart, supermarket, dan lainnya.
Setiap komunikasi, baik yang dilakukan oleh penjual maupun pembeli memiliki
maksud dan tujuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, interaksi negosiasi jual-beli
terdapat beberapa bentuk pola komunikasi yang digunakan oleh penjual dan pembeli untuk
menyampaikan maksud dari kalimat yang diujarkan. Selain itu dalam konteks situasi
percakapan tawar-menawar di pasar virgo terdapat pola pasangan berdampingan dalam
interaksi jual-beli. Hal ini dikarenakan penjual dan pembeli masing-masing saling
menyampaikan maksud tuturan.
Berdasarkan penejalasan pada latar belakang, peneliti akan melakukan penelitian
mengenai Pola Komunikasi dalam Negosiasi Pedagang dan Pembeli di Pasar Virgo Kota
Palu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
bentuk pola komunikasi dalam negosiasi pedagang dan pembeli di pasar virgo kota palu.
Disini penulis mengambil objek rangkaian proses pedagang dan pembeli ketika sedang tawar-
menawar atau negosiasi.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Konsep penelitian secara kualitatif
seperti yang dikemukakan oleh Margono (2010:36) adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Lebih lanjut, penelitian kualitatif didefinisikan sebagai tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristiwanya. Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini
ialah pedagang dan pembeli yang sedang melakukan negosiasi dengan melakukan simak atau
merekam langsung percakapan negosiasi kepada beberapa subjek yang sedang bernegosiasi
di pasar virgo Kota Palu. Jenis data yang akan diperoleh terdiri data lisan yang diperoleh dari
tuturan masyarakat di pasar virgo kota palu.
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan empat langkah yaitu pengumpulan
data (data collection), dalam penelitian ini aktifitas pengumpulan data yang dilakukan peneliti
adalah menyimak tuturan pola komunikasi dalam negosiasi pedagang dan pembeli dipasar
virgo. Setelah pengumpulan data, Reduksi data (data reduction), mereduksi data berarti
merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting kemudian mengklasifikasi dan
mengelompokkan data agar mempermudah peneliti dalam memilah kalimat dari percakapan
pedagang dan pembeli yang sedang bernegosiasi, menggelompokkan data secara sistematis
sesuai dengan kategori yang telah diterapkan. Setelah direduksi data akan jelas dan
mempermudah peneliti melakukan analisis, penyajian data (data display), data dalam
penelitian ini peneliti mengubah hasil data lisan menjadi data tulisan. Data tersebut disusun
berdasarkan kriteria data. Melalui penyajian data mempermudah untuk memahami apa yang
dipahami, dan kesimpulan (verification), setelah pengumpulan data, data direduksi dan
disajikan langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan (verifikasi).kesimpulan disusun
berdasarkan rumusan penelitian, yaitu bagaimana pola komunikasi dalam negosiasi pedagang
dan pembeli di pasar virgo kota palu.
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat di pasar virgo kota palu,
penelitian ini menunjukkan adanya beberapa bentuk pola komunikasi dalam negosiasi
pedagang dan pembeli di pasar virgo kota palu dengan beberapa bentuk pola komunikasi
didapatkan lima bentuk yaitu pola panggilan-jawaban, pola permintaan informasi-pemberian
informasi, pola permintaan-Mempersilahkan, pola tawaran-penolakan, dan pola tawaran-
penerimaan. Berikut data hasil penelitian mengenai pola komunikasi dalam negosiasi
pedagang dan pembeli di pasar virgo kota palu.
a. Pola Panggilan-Jawaban
1. Pola Panggilan-jawaban yaitu percakapan antara penutur memanggil nama atau orang dan
penutur lain menjawab tersebut. Hal yang pertama terlihat pada pola ini adalah panggilan
pedagang.
Data (1) Penjual Pakaian
Pd : “dasternya le, nadea barang baru singgahlah” (dasternya leh, banyak barang baru
singgahlah)
Pm : “sakuya harga daster sie?”(berapa harganya ini?)
Pd : “tiga puluh lima ribu hargana le”(RP.35000 harganya)
Pm : “ledo Rp.20.000 hargana?”(tidak Rp.20.000 harganya?)
Pd : “ledo le, deria untungna”(tidak le, tidak ada untungnya)
(konteks percakapan pedagang sedang menawarkan dagangannya kepada pembeli )
Pada pertanyaan ini secara implikatur pedagang membuka kesempatan kepada pembeli
untuk jeda dan singgah melihat pajangan pedagang, apakah ada yang menarik baginya?.
Panggilan seperti ini sangat penting dilakukan pedagang sebab tipe pembeli ada beberapa
macam.

b. Pola Permintaan Informasi-Pemberian Informasi


2. Pola permintaan informasi-pemberian informasi adalah percakapan yang penutur pertama
meminta informasi kepada penutur kedua dan penutur kedua memberi informasi yang
diminta. Hasil analisis data terkait pola permintaan informasi-pemberian informasi di
lokasi penelitan menunjukkan bahwa pola ini merupakan pola pendukung yang melariskan
barang dagangan.
Data (1) Pedagang Sepatu
Pm : “ harga berapa sepatunya ini?”
Pd : “Rp.100.000 pak ada warna lainnya ini”
Pm : “ada ukuran 40?”
Pd : ada
Pm : kecil kayaknya ini sama saya
Pd : coba tes saja dulu pak
Pm : tidak kurang lagi ini?
Pd : sudah harga pas ini pak
Pm : Rp.80.000 saja
Pd : sudah harga pasnya ini pak Rp.100.000
Pm : yang ini saja dan
Pd : ini pak tabe, terima kasih
Pm : iya sama-sama
(konteks pembeli menanyakan harga barang kepada pedagang)
Hal yang pertama terlihat pada pola ini adalah respon pembeli ‘tertarik’ dengan
menanyakan harga barang “Berapa harga sepatu ini?”. Pada pertanyaan ini secara implikatur
pembeli memulai bertanya kepada pedagang.

c. Pola Permintaan-Mempersilahkan
3. Pola Permintaan-Mempersilahkan adalah percakapan yang terjadi penutur pertama
meminta sesuatu. Misalnya kegiatan untuk melakukan suatu perbuatan atau sikap, benda,
atau barang, sedangkan penutur selanjutnya mempersilahkan atau melakukan apa yang
diminta penutur pertama. Hasil analisis data terkait pola permintaan-mempersilakan di
lokasi penelitian menunjukkan bahwa pola ini merupakan juga salah satu pola pendukung
dalam interaksi jual-beli sebagai penunjang keberhasilan negosiasi.

Data (1) Pedagang Pakaian


Pmi :”bisa saya tes dulu baju nya?”
Pd :”iya tes saja ibu”
Pm : tidak ada warna lainnya ini?
Pd : ada ibu mau warna apa kita?
Pm : Warna biru ada?berapa harganya ini?
Pd : saya carikan dulu warna birunya ibu, Rp.50.000 harganya
Pm : bisa kurang ini?
Pd : tidak ibu bagus bajunya ini ibu kainnya beda ini rapi jahitannya
Pm : kasih kurang lah sedikit
Pd : sudah harganya ibu, yang mana kita mau ambil?
Pm : ini saja dan saya ambil yang warna biru
Pd : ini ibu tabe bajunya
Pm : iya terima kasih
Pd : iya bu sama-sama
Terlihat pada pola diatas tampak pembeli meminta izin kepada pedagang. Hal tersebut
kemudian di respon baik oleh pedagang.

d. Pola Tawaran-Penolakan
4. Pola Tawaran-Penolakan pola ini mengindikasikan adanya pihak yang menawar sesuatu
atau barang dan tawaran tersebut ditolak karena adanya alasan-alasan tertentu. Hasil
analisis data terkait pola tawaran-penolakan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa pola
ini merupakan pola pendukung yang melariskan barang dagangan.

Data (1) Pedagang Rica


Pm : “ricanya 1 kilo berapa?”
Pd : “Rp.35000 1 kilo”
Pm : “Rp.20.000 saja 1 kilo bisa?”
Pd : “tidak bisa mbaa, kalau mau Rp.35000 mbaa”
Pm : “Rp.25000 lah ibu?”
Pd : “belum dek”
Pm : “kasih 1 kilo saja dan mbaa”
Pd : ini tabe, makasih”
Pm : iya sama-sama”
Terlihat pada pola tawaran-penolakan ini merupakan pola kunci dalam negosiasi harga.
Hal yang pertama terlihat pada pola ini adalah pembeli mulai menawar harga barang yang
dijual pedagang, tetapi respon pedagang menolak negosiasi pembeli.
e. Pola Tawaran-Penerimaan
5. Pola Tawaran-Penerimaan mengindikasikan adanya pihak yang menawar sesuatu atau
barang, dan tawaran tersebut diterima. Hasil analisis data terkait pola tawaran-penerimaan
di lokasi penelitian menunjukkan bahwa pola ini merupakan salah satu pola pendukung
yang melariskan barang dagangan.

Data (1) Pedagang Buah


Pm : “berapa 1 kilo jeruknya?
Pd : ”Rp.15.000 perkilo”
Pm : “bisa beli Rp.5000?”
Pd : “belum mbaa”
Pm : “Rp.5000 lah tante
Pd : “iya ambilah lah Rp.5000”
Pm : “ini uangnya tante”
Pd :” iya makasih. Ini jeruknya mbaa”
Pm : “iya sama-sama tante”
Terlihat pola tawaran-penerimaan ini merupakan pola strategi pembeli dalam negosiasi.
Hal yang pertama terlihat pada pola ini adalah pertanyaan pembeli. Pembeli mulai
menanyakan jenis barang yang tersedia.
PEMBAHASAN
a. Pola Panggilan-Jawaban
Pola Panggilan-jawaban yaitu percakapan antara penutur memanggil nama atau orang
dan penutur lain menjawab tersebut. Di lingkungan Pasar Virgo kota Palu masih
menggunakan pola panggilan ini untuk menarik perhatian pembeli contohnya dengan cara
menyapa dengan kata “Mari singgah”, “singgalah dulu”, “Mau beli apa?”, “Apa
dicari”?, maka dengan adanya pola panggilan-jawaban ini pembeli bisa saja tertarik
dengan barang yang ditawarkan. Pada pertanyaan data 1 secara implikatur pedagang
membuka kesempatan kepada pembeli untuk jeda dan singgah melihat pajangan pedagang,
apakah ada yang menarik baginya?. Panggilan seperti ini sangat penting dilakukan
pedagang sebab tipe pembeli ada beberapa macam. Ada yang mesti ditegur, ada yang
mesti diajak untuk berbasa-basi dan lain sebagainya. Respon pembeli ‘tertarik’ terlihat ada
pancingan pedagang mengena. Pembeli singgah pada jualan pedagang. Dengan singgah,
proses negosiasi dapat dilakukan lebih baik dan tangkas. Pembeli menawar harga dengan
dibawah standar yang telah diberikan oleh pedagang. Namun, pedagang bertahan dengan
harga yang sudah ditetapkan sejak awal. Sikap pedagang menimbulkan kepercayaan dari
pembeli bahwa barang yang dijualnya sudah merupakan harga dasar dan bukan harga
tipuan. Pada contoh berikut terlihat pola panggilan-jawaban yang digunakan pedagang
lainnya untuk menarik pembeli.

b. Pola Permintaan informasi-Pemberian Informasi


Pola permintaan informasi-pemberian informasi adalah percakapan yang penutur
pertama meminta informasi kepada penutur kedua dan penutur kedua memberi informasi
yang diminta. Hal yang pertama terlihat pada data 1 pola ini adalah respon pembeli
‘tertarik’ dengan menanyakan harga barang “Berapa harga sepatu ini?”. Pada pertanyaan
ini secara implikatur pembeli memulai bertanya kepada pedagang. Pertanyaan ini sangat
penting dilakukan pembeli untuk mengetahui harga barang apakah sesuai dengan kualitas
barang. Pedagang merespon pertanyaan dengan memberikan penjelasan harga sedetail
mungkin. Pedagang kembali menjelaskan harga barang dengan menanyakan apakah
pembeli sudah menginginkan barang tersebut dengan harga yang diberikan. Akan tetapi,
proses negosiasi berlanjut. Pembeli terlihat menawar harga dengan dibawah standar yang
telah diberikan oleh pedagang. Namun, pedagang bertahan dengan harga yang sudah
ditetapkan sejak awal. Sikap penjual ini menimbulkan kepercayaan dari pembeli bahwa
barang yang dijualnya sudah merupakan harga sesuai dengan kualitas barang. Pada contoh
berikut terlihat permintaan informasi-pemberian informasi yang digunakan pedagang
lainnya

c. Pola Permintaan-Mempersilahkan
Pola Permintaan-Mempersilahkan adalah percakapan yang terjadi penutur pertama
meminta sesuatu. Misalnya kegiatan untuk melakukan suatu perbuatan atau sikap, benda,
atau barang, sedangkan penutur selanjutnya mempersilahkan atau melakukan apa yang
diminta penutur pertama. Terlihat pada data 1 pola diatas tampak pembeli meminta izin
kepada pedagang. Hal tersebut kemudian di respon baik oleh pedagang. Jawaban
pedagang secara implikatur memberikan perhatian dengan mempersilahkan pembeli untuk
mencoba jenis pakaian yang diinginkan kemudian menunjukkan pilihan warna lain kepada
pembeli dengan tujuan agar pembeli tidak monoton pada satu pilihan warna dan dagangan
tersebut memiliki persediaan stok warna barang yang banyak. Pola yang serupa ditemukan
pada dagangan lain yang digunakan pedagang.
d. Pola Tawaran-Penolakan
Pola Tawaran-Penolakan pola ini mengindikasikan adanya pihak yang menawar
sesuatu atau barang dan tawaran tersebut ditolak karena adanya alasan-alasan tertentu.
Terlihat pada data 1 pola tawaran-penolakan. Pola ini merupakan pola kunci dalam
negosiasi harga. Hal yang pertama terlihat pada pola ini adalah pembeli mulai menawar
harga barang yang dijual pedagang, tetapi respon pedagang menolak negosiasi pembeli.
Pembeli punkembali menawarkan harga dagangan tersebut akan tetapi pedagang tetap
menolak tawaran yang diberikan oleh pembeli. Terlihat negosiasi pedagang dan pembeli
berlangsung alot. Pada data diatas “belum dek” kalimat tuturan ini secara implikatur
menolak tawaran yang diminta oleh pembeli. Sikap pedagang menimbulkan kepercayaan
dari pembeli bahwa barang yang dijualnya sudah merupakan harga dasar dan kualitas baik.
Akhirnya, pembeli menyetujui harga pedagang seperti terlihat pada data.
e. Pola Tawaran-Penerimaan
Pola Tawaran-Penerimaan mengindikasikan adanya pihak yang menawar sesuatu atau
barang, dan tawaran tersebut diterima. Terlihat pada data 1 pola tawaran-penerimaan ini
merupakan pola strategi pembeli dalam negosiasi. Hal yang pertama terlihat pada pola ini
adalah pertanyaan pembeli. Pembeli mulai menanyakan jenis barang yang tersedia.
Dengan bertanya, pembeli memulai negosiasi. Pedagang menjawab pertanyaan pembeli.
Terlihat negosiasi pedagang dan pembeli berlangsung alot. Terlihat pembeli menawar
harga dengan dibawah standar yang telah diberikan oleh pedagang. “bisa Rp.5000?”
kalimat tuturan ini merupakan kalimat kunci pembeli. Tujuannya agar pedagang mau
menerima nego yang diberikan pembeli. Akan tetapi, berlanjut. “Rp.5000 lah tante” Pola
Panggilan-jawaban yaitu percakapan antara penutur memanggil nama atau orang dan
penutur lain menjawab tersebut. kalimat pernyataan ini secara implikatur kembali
menawar. Apakah pedagang setuju? Dengan mengutarakan perbandingan yang dituturkan
secara langsung. Terlihat nego yang dilakukan pembeli berhasil. Terlihat pedagang
menyetujui tawaran yang diberikan pembeli.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan dalam interaksi
negosiasi jual-beli memiliki struktur percakapan. Dikarenakan dalam konteks percakapan
terjadi silang pembicaraan atau giliran bertutur. Interaksi negosiasi pedagang dan pembeli di
pasar virgo ditemukan lima bentuk pola. Yaitu, pola panggilan-jawaban, pola permintaan
informasi-pemberian informasi, pola permintaan-mempersilahkan, pola tawaran-penerimaan,
dan pola tawaran-penolakan.
DAFTAR PUSTAKA
Boy, La, 2017, Pola-Pola Komunikasi Dalam Negosiasi Antara Penjual dan Pembeli di Pasar Wakuru, Jurnal
Bastra, Vol. 1.
Fatima, S., Subaharianto, A., & Hariyadi, E. (2019). Pola-pola komunikasi dalam interaksi jual beli di pasar
loak “blok M” Jember.Semiotika: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik, 20(1). 45-57.
Subhani, S., Harinawati, H., Ali, M., & Maulidayanti, M. (2021). Negosiasi pembeli dan pedagang di pasar
tradisional geudong (studi pada Penjual Pakaian Dewasa di Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh
Utara Periode Bulan Januari-Mei 2021). Jurnal Jurnalisme, 10(1). 91-103.
Susanto, R., Gusnawaty, G., & Abbas, A. (2021). Pola Tuturan Negosiasi Penjual Sebagai Upaya Meraih
Minat Pembeli. Al-MUNZIR, 14(1), 125-136.
Zakki, A. (2021). Konsep komunikasi menurut Muhammad Abduh: Studi Trem Qaulun dalam surat al-Baqarah
dan al-Nisa pada pada tafsir al-Manar (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Anda mungkin juga menyukai