Anda di halaman 1dari 6

Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi

Volume … , Number … , Tahun ….. , pp.


P-ISSN : 2354-6107 E-ISSN : 2549-2292
Open Access: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/EKU

Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi Pasar Tradisional Di


Pasar Rakyat Banjar Desa Banjar Kabupaten Buleleng
Kadek Irma Widya Darini1*, I Wayan Suwendra2, I Nyoman Sujana3
1,2,3
Afiliasi, Kota - Negara

ARTICLE INFO ABSTRAK


Article history:
Received ………………………
Tjuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap
Received in revised form
……………………………………. revitalisasi pasar tradisional di pasar rakyat banjar. Jenis Penelitian ini
Accepted ……………………… yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk
Available online …………… mendeskripsikan mengenai persepsi masyarakat terhadap revitalisasi
pasar tradisional di pasar rakyat banjar. Populasi dalam penelitian ini
Kata Kunci:
Mencirikan konsep/
yaitu pengunjung pasar rakyat banjar dengan jumlah sampel sebanyak 405
variable penelitian, ditulis responden. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
dalam tiga sampai enam menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam
kata penelitian ini adalah analisis deskripstif. Hasil penelitian menunjukan
Keywords:
bahwa persepsi masyarakat dari dimensi harapan memperoleh skror
It reflects concept/variables 23.798 termasuk ke dalam kategori baik. Dimensi kebutuhan memperoleh
of the study written in skor 7.090 termasuk ke dalam kategori sangat baik. Dimensi pengalaman
between three up to six memperoleh skor sebesar 9.543 termasuk ke dalam kategori baik.
words

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the public perception of the


revitalization of traditional markets in the banjar people's market. This
type of research is a descriptive study with a qualitative approach to
describe the public perception of the revitalization of traditional markets
in the banjar people's market. The population in this study were visitors
to the banjar people's market with a total sample of 405 respondents.
The data collection method used is a questionnaire. The data analysis
technique used in this research is descriptive analysis. The results
showed that people's perceptions of the expectation dimension obtained
a score of 23,798 were included in the appropriate category. The
dimensions of the need for a score of 7,090 fall into the category of
strongly agree. The experience dimension obtains a score of 9,543
which is included in the good category.
Copyright © Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi. All rights reserved.

*
Corresponding author.
E-mail : Irmawidya669@gmail.com (Kadek Irma Widya Darini)
Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. … , No…. , ……. pp. 2

1. Pendahuluan

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung untuk melakukan kegiatan
ekonomi. Pasar Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu
baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Menurut Suartha(2016), pasar adalah tempat bertemunya penjual
yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang atau jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk
membeli barang dengan harga tertentu. Saat ini, pembangunan pasar modern seperti sangat berkembang
pesat, tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di pedesaan.
Pasar yang masih tetap eksis ditengah maraknya pembangunan pasar modern adalah pasar
tradisional. Pasar tradisional adalah pasar yang memiliki sistem tradisional yaitu dapat melalukan tawar
menawar secara langsung antara penjual dan pembeli. Biasanya pasar tradisional menjual barang
kebutuhan pokok (Suartha,2016). Pasar tradisional biasanya memiliki bangunan yang sederhana seperti
kios dan los yang dibuka oleh penjual dan pengelola pasar. Keragaman barang yang lengkap, harga barang
murah, lokasi yang startegis, dan bisa melakukan tawar menawar merupakan keunggulan pasar
tradisional. Keunggulan ini merupakan modal besar bagi pasar tradisional dalam mepertahankan
keberadaanya dan mampu menarik masyarakat untuk tetap menggunakan pasar tradisional sebagai
tempat belanja. Pasar tradisional identik dengan kondisi pasar yang kumuh, bau, semrawut, panas, dan
becek serta memiliki keterbatasan sarana dan prasarana yang menyebabkan minat masyarakat turun
untuk membeli kebutuhan di pasar tradisional. Untuk menghilangkan kesan buruk terhadap pasar
tradisional dan melindungi pasar tradisional agar keberadaannya dapat memenuhi harapan masyarakat
maka, pasar tradisional perlu diubah dan diperbaiki melalui mekanisme atau proses revitalisasi.
Kebijakan revitalisasi pasar tradisional merupakan pelaksanaan dari UU Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 8 Tahun 2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan, Revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan/ kawasan melalui
pembangunan kembali dalam satu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya (pasal
1 ayat 1). Proses Revitalisasi pasar mencakup perbaikan aspek fisik, aspek manajemen, aspek ekonomi
dan aspek sosial budaya. Revitalisasi pasar dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan pasar sebagai
tempat jual beli yang bersih, sehat, lengkap, nyaman dan dapat memperkuat eksistensi pasar sehingga
mampu bersaing dengan toko-toko modern.
Pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional sudah dilakukan di seluruh Indonesia sejak tahun
2015. Bali merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam program revitalisasi pasar tradisional di
Indonesia salah satunya adalah Kabupaten Buleleng. Salah satu pasar yang sudah direvitalisasi dan sudah
beroperasi saat ini adalah Pasar Desa Banjar. Pasar Desa Banjar sebelum direvitalisasi berlokasi di jalan
Ida Bagus Made Rai tepatnya di perempatan Desa Banjar. Sebelum direvitaliasi, Pasar Desa Banjar
memiliki kondisi lingkungan yang kotor, kemacetan yang terjadi hampir setiap hari akibat bongkar muat
barang dagangan dan pedagang yang memilih berjualan di bahu jalan. Penataan pedagang yang masih
semrawut dan kondisi bangunan yang kurang terawat. Tidak hanya itu, lorong pasar yang sempit sehingga
menyebabkan penumpukan orang disatu tempat. Tidak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap serta
tidak memiliki lahan parkir khusus
Pada Oktober 2015 Pasar Desa Banjar mulai direvitalisasi di atas lahan seluas 37 are di lahan
milik Desa Adat dengan jarak antara pasar yang lama dengan pasar baru kurang lebih 1 km. Pasar Desa
Banjar diresmikan pada Januari 2016. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perdagangan, pasar
desa banjar berubah menjadi pasar rakyat banjar. Revitalisasi yang dilakukan meliputi pembangunan
pasar baru dengan bentuk bangunan dirancang terbuka dan didukung dengan pencahayaan serta sirkulasi
udara yang baik. Bangunan pasar bersifat semi modern dan sudah disesuaikan dengan prototipe pasar
rakyat dan dilengkapi dengan sarana prasarana yang lengkap seperti toilet umum, wastafel, tempat
ibadah, kantor pengelola, area parkir, area bongkar muat barang dagangan, drainase, pos keamanan dan
tempat pembuangan sampah sementara. Penataan pedagang dengan menerapkan zonasi pasar yang
dikelompokkan berdasarkan jenis dagangan.
Program revitalisasi pasar tradisional akan dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat
untuk itu, kenyamanan dan kepuasan masyarakat merupakan prioritas utama. maka, sarana dan
prasarana, kebersihan, keamanan,, dan pelayanan menjadi hal yang sangat diperhatikan. Namun, masih
ada beberapa dari pengunjung pasar merasa tidak puas terhadap beberapa hal seperti kebersihan yang
kurang terjaga di lingkungan pasar maupun di setiap los, lapak , dan pelataran pedagang karena masih

P-ISSN : 2354-6107 E-ISSN : 2549-2292


Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. … , No. … , …. , pp. 3

terdapat sampah yang berserakan. Lorong pasar yang kecil ditambah lagi pedagang yang menggelar
dagangannya dilorong pasar membuat pengunjung merasa kurang nyaman. Tata hijau yang kurang
terutama di area parkir membuat udara menjadi panas. Masih ada beberapa fasilitas yang rusak seperti
air di wastafel tidak berfungsi dengan baik dengan kondisi yang kotor. Kurangnya fasilitas penunjang
seperti tempat sampah yang kurang. Pelayanan dari petugas pasar kurang maksimal.
Dari uraian tersebut maka muncul berbagai persepsi yang berbeda berdasarkan apa yang
mereka lihat dan rasakan mengenai revitalisasi di pasar rakyat banjar. Persepsi adalah pengalaman
terhadap suatu objek, kejadian atau hubungan-hubungan yang didapat dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2018). Terdapat tiga dimensi yang mempengaruhi persepsi manusia
terhadap suatu objek yaitu pertama, dimensi harapan. Dengan harapan kita akan merasa senang dan puas
untuk membuat asumsi tentag diri, orang lain, dan dunia di sekitarnya. Kedua, dimensi kebutuhan.
Kebutuhan merupakan salah satu dorongan kejiwaan yang mendorong manusia untuk melakukan suatu
tindakan. Kebutuhan dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau
pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dirinya. Ketiga, dimensi pengalaman. Melalui pengalaman,
kita belajar untuk mengharapkan tingkah laku tertentu dari orang lain, juga dari diri kita sendiri.
Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat
kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang (Wilcox, 2012). Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap revitalisasi pasar tradisional
di pasar rakyat banjar ditinjau dari dimensi harapan, kebutuhan, dan pengalamn.

2. Metode

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap revitalisasi pasar tradisional
di pasar rakyat Banjar Desa Banjar Kabupaten Buleleng populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah masyarakat sebagai pengunjung pasar di pasar rakyat Banjar dengan jumlah sampel sebanyak 405
responden dengan teknik sampel menggunakan insidental sampling. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data primer berupa hasil kuesioner dan hasil wawancara sehingga dapat diperoleh
jawaban secara langsung oleh masing-masing responden. Sebelum kuesioner disebarkan kepada
responden kuesioner terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 20.0for windows. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap revitalisasi pasar tradisional di
pasar rakyat Banjar. Adapun langkah-langkah analisis deskriptif menurut Irianto (2004) yaitu
menentukan skor tertinggi dan terendah dari keseluruhan alternatif jawaban. Skor tertinggi dicari
dengan mengalikan nilai tertinggi dengan jumlah pertanyaan dan jumlah responden. Begitu pula dengan
sebaliknya di mana nilai tertinggi adalah lima dan nilai terendah adalah satu. Kemudian menentukan
interval persepsi masyarakat dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terndah dibagi dengan kategori.
Kategori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah lima kategori.

3. Hasil dan pembahasan


Hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah penguji lakukan dengan penyebaran kuesioner, maka hasil
dari dimensi harapan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis data Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Rakyat
Banjar dari Dimensi Harapan

Dimensi Skor Rentang skor Kategori

Harapan 23.798 19.278-23.813 Sesuai

Total 23.798 19.278-23.813 Sesuai

Nama Penulis. / Judul Artikel


Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. … , No…. , ……. pp. 4

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi pasar Tradisional
di Pasar rakyat Banjar ditinjau dari dimensi harapan mendapatkan skor sebesar 23.798 yang berada pada
rentang skor 19.278-23.813. sehingga dapat dikategorikan sesuai. Untuk hasil dari dimensi kebutuhan
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 hasil analisis data Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Rakyat
Banjar, Desa Banjar, Buleleng dari Dimensi Kebutuhan
Dimensi Skor Rentang skor Kategori

Kebutuhan 7.090 6.804 – 8.100 Sangat Setuju

Total 7.090 6.804 – 8.100 Sangat Setuju

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi pasar Tradisional
di Pasar rakyat Banjar, Desa Banjar, Buleleng Ditinjau dari dimensi kebutuhan mendapatkan skor sebesar
7.090 yang berada pada rentang skor 6.804 – 8.100 sehingga dapat dikategorikan sangat setuju.
Kemudian, hasil analisis data yang diperoleh dari dimensi pengalaman dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 hasil analisis data Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Rakyat
Banjar, Desa Banjar, Buleleng dari Dimensi Pengalaman

Dimensi Skor Rentang skor Kategori

Pengalaman 9.543 8.262 – 10.205 Baik

Total 9.543 8.262 – 10.205 Baik

Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi pasar Tradisional di
Pasar Rakyat Banjar, Desa Banjar, Buleleng Ditinjau dari dimensi pengalaman mendapatkan skor sebesar
9.543 yang berada pada rentang skor 8.262 – 10.205 sehingga dapat dikategorikan baik.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, persepsi masyarakat terhadap Revitalisasi pasar tradisional di
Pasar Rakyat Banjar diukur dari dimensi harapan, kebutuhan dan pengalaman menunjukkan hasil yang
positif. Dilihat dari dimensi harapan, dengan instrumen pertanyaan dari segi keamanan, kebersihan,
fasilitas dan perhatian pihak pengelola sudah sesuai. Instrumen yang memiliki nilai yang paling tinggi
yaitu adanya perhatian dari pihak pengelola. Dimana, pengelola sangat memperhatikan penerapan zonasi
pedagang yang dikelompokkan berdasarkan jenis barang dagangan dan penataan barang dagangan yang
rapi sudah sesuai dengan harapan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haris (2019)
bahwa dengan menerapkan zonasi maka pasar menjadi lebih tertib dan mampu memberi kenyamanan
bagi para pelaku ekonomi di dalamnya.
Sedangkan dari indikator kecewa menurut masyarakat masih ada sampah yang berserakan di los,
lapak, dan pelataran pedagang. Beberapa pedagang juga ada yang menaruh dagangannya di lorong pasar
atau diluar dari kawasan lapaknya sehingga menyempitkan jalan/ lorong dalam pasar. Masih ada
beberapa fasilitas yang kurang dan rusak. Secara keseluruhan harapan dari masyarakat sudah sesuai
namun, tetap perlu adanya perbaikan sehingga mampu meningkatkan kenyamanan pada pengunjung
pasar. Jika hasil revitalisasi ini disukai dan sudah sesuai dengan harapan mereka maka masyarakat akan
merasa puas terhadap revitalisasi yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan teori dari Robbins (2000)
menyebutkan bahwa harapan akan mempengaruhi persepsi jika objek tersebut disukai dan diharapkan.
Adapun Persepsi masyarakat dilihat dari dimensi kebutuhan dapat dikategorikan sangat setuju.
Hal ini berarti masyarakat sangat setuju dengan kebutuhan akan kebersihan, keamanan, fasilitas, dan
kenyamanan. Instrumen yang mendapatkan nilai paling tinggi adalah kebutuhan akan kebersihan. Hal ini
berarti masyarakat sangat setuju bahwa kebersihan yang tetap terjaga seperti kebersihan los/lapak dan
pelataran pedagang, serta lingkungan pasar yang bersih dan sehat adalah kebutuhan yang paling

P-ISSN : 2354-6107 E-ISSN : 2549-2292


Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. … , No. … , …. , pp. 5

diinginkan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rumbayan(2016) yang menyatakan bahwa semakin
bersih suatu tempat belanja maka semakin puas pengunjung dalam berbelanja.
Persepsi masyarakat dilihat dari dimensi pengalaman menunjukkan hasil yang baik. Dimana,
dimensi pengalaman terdapat indikator tingkah laku dan ingatan. Dilihat dari indikator tingkah laku,
pedagang ramah dalam melayani pembeli, dan pihak petugas pasar tegas dalam menertibkan pedagang
yang tidak mematuhi aturan.
Sedangkan dari indikator ingatan, menjadikan pasar lebih bersih, tertata, dan rapi yang
dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana memadai. Revitaisasi pasar tradisional dapat
memberikan pengalaman berbelanja di pasar yang bersih dan sehat serta dapat meningkatkan eksistensi
Pasar Rakyat Banjar sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan dan membuat masyarakat tetap
memilih pasar tradisional menjadi tempat untuk berbelanja sehingga pendapatan pedagang akan
meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian Cyntia & Kartika (2000) menyatakan bahwa pembenahan
pasar tradisional mampu meningkatkan jumlah kunjungan untuk belanja ke pasar tradisional sehingga
pendapatan pedagang meningkat.
Selama proses pengumpulan data, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa
masyarakat menunjukkan bahwa dengan adanya revitalisasi pasar tradisional yang di lakukan di Pasar
Rakyat Banjar dapat memberikan dampak positif. Masyarakat telah merasakan meningkatnya keamanan,
kebersihan pasar, sarana dan prasarana yang sudah memadai, serta pengelolaan pasar oleh pihak pasar
itu sendiri dimana, sebelum direvitalisasi kebersihan pasar yang kurang, keamanan yang kurang terjamin,
sarana prasarana yang tidak memadai, dan pengelolaan pasar yang masih semrawut, tetapi dengan
adanya revitalisasi dapat merubah pasar menjadi lebih tertata, bersih, dan sehat.

4. Simpulan dan saran

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang di paparkan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik simpulan
sebagai berikut. Persepsi masyarakat terhadap revitalisasi pasar tradisional di pasar rakyat banjar
ditinjau dari dimensi harapan memperoleh skor sebesar 23.798 yang berada pada rentang skor 19.278-
23.813 sehingga dapat dikategorikan baik. Persepsi masyarakat terhadap revitalisasi pasar tradisional di
pasar rakyat banjar ditinjau dari dimensi kebutuhan memperoleh skor sebesar 7.090 yang berada pada
rentang skor 6.804 – 8.100 sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Persepsi masyarakat terhadap
revitalisasi pasar tradisional di pasar rakyat banjar ditinjau dari dimensi pengalaman memperoleh skor
sebesar 9.543 yang berada pada rentang skor 8.262 – 10.205 sehingga dapat dikategorikan baik.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
mengajukan beberapa saran yaitu bagi pihak pengelola Pasar Rakyat Banjar disarankan untuk lebih
memperhatikan kebersihan lapak pedagang dan lingkungan pasar, Keamanan pasar, kelengkapan fasilitas,
dan kenyamanan sehingga mampu meningkatkan kepuasan masyarakat selama berbelanja di Pasar
Rakyat Banjar. Untuk petugas pasar agar lebih tegas ketika menertibkan pedagang yang tidak mematuhi
aturan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengunjung. Untuk para pedagang di sarankan
agar lebih memperhatikan kebersihan dan mematuhi aturan yang ada sehingga pasar menjadi nyaman
dikunjungi.
Bagi peneliti lain penelitian ini disarankan agar lebih dikembangkan lagi, karena penelitian ini hanya
meneliti tentang persepsi masyarakat, sehingga untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek lainnya
seperti evaluasi program revitalisasi pasar tradisional.

Daftar Rujukan

Anggraini, Gita dkk. (2017). Standarisasi penaatan pasar tradisional di indonesia(Studi kasus revitalisasi
pasar di kota semarang). Semarang: Universitas Tarumanegara
Arimbawa, I Gusti Ngurah Agung dan A. A. I. N Marhaeni. (2017). Analisis Efektifitas
Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Desa Adat Intaran Sanur. Bali: Universitas Udayana.
Haris, Rillia Aisyah, Elsya Muzayyana, Irma Irawati. 2019. Revitalisasi Pasar Tradisional dalam
Mewujudkan Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Sumenep. Sumenep;Universitas Wirajaya
Sumenep.
Irianto, Agus. (2004). Statistika konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: Prenada Media

Nama Penulis. / Judul Artikel


Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. … , No…. , ……. pp. 6

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 Tentang Pedoman Penataan Dan


Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, Dan Toko Modern
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 8 Tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan.
Pieter. Herri Zan & Namora Lumongga Lubis. (2010). Pengantar Psikologi untuk kebidanan. Jakarta:
Prenada Media
Pratiwi, Kadek Cintya dan I Nengah Kartika. (2019). Analisis Efektivitas Program Revitalisasi Pasar
Tradisional dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Pedagang dan Pengelola Pasar Poh Gading.Bali:
Universitas Udayana.
Rakhmat, Jalaludin. (2009). Psiklogi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Riyanto, Fajar. (2010). Analisis Faktor-faktor Pengaruh Perpindahan Merek (studi kasus pada pengguna
jasa transportasi bustrans jakarta). Jakarta: Universitas Indonesia
Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. (2015). Perilaku organisasi (organizational Behavior). Edisi kedua
belas buku1. Jakarta: Salea empat
Rumbayan, Steven Aldrin dkk. Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Berbelanja Bahan Pangan.
Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado.
Suartha, Nyoman. (2016).Revitalisasi pasar Tradisional Bai Berbasis pelanggan: Studi kasus di kabupaten
gianyar. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang - Undang Nomor 07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
Wilcox, Lynn. (2012). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: IRCiSoD.

P-ISSN : 2354-6107 E-ISSN : 2549-2292

Anda mungkin juga menyukai