Anda di halaman 1dari 56

PEDOMAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH

(PP NOMOR 58 TAHUN 2005 DAN


PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 DAN PMDN 59
TH 2007 )

1
DASAR PEMIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM
PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

• memuat secara komprehensif pengaturan tentang perencanaan dan


penganggaran, penatausahaan, pengakuntansian, pelaporan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah yang diselaraskan dengan pengelolaan
keuangan negara (comprehensifness).
• disertai dengan contoh format dan formulir2 serta tata cara pengerjaannya.
• dikemas dalam bahasa sederhana untuk mudah dipahami, sehingga tidak
menimbulkan multi tafsir.
• dapat disesuaikan dengan kondisi setempat dan kebutuhan para pengelola
keuangan daerah (adaptable).
• mengadopsi prinsip dan standar pengelolaan keuangan daerah yang baik
untuk mewujudkan efisien, efektif, transparan dan akuntabilitas (best practice).
• diterapkan dengan cara manual dan menggunakan teknologi informasi
(feasible).
• menjamin kontinuitas penataan manajemen keuangan daerah.
2
OMNIBUS REGULATIONS
DASAR HUKUM :
 UN NOMOR 17 TAHUN 2003
 UU NOMOR 1 TAHUN 2004
 UU NOMOR 10 TAHUN 2004
 UU NOMOR 15 TAHUN 2004
 UU NOMOR 25 TAHUN 2004
 UU NOMOR 32 TAHUN 2004
 UU NOMOR 33 TAHUN 2004

Pengaturan yang komprehensif dalam suatu peraturan perundangan


saja  PP 58/2005  Pasal 155 PP 58/2005  Permendagri 13/2006

3
POKOK-POKOK PERBEDAAN
PP 105/2000 DENGAN PP 58/2005
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

P.P.58/2005 ps.5(1) PERMENDAGRI 13/2006


Kekuasaan umum pengelolaan Mendesentralisasikan
keuangan daerah ditangan kepala pelaksanaan kekuasaan
daerah pengelolaan keuangan daerah
kepada :
a. Kepala SKPKD selaku pejabat
pengelola keuangan daerah.
b. Kepala SKPD selaku pejabat
pengguna anggaran/pengguna
barang daerah.
c. Sekda selaku koordinator
pengelola keuangan daerah.
4
PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kepala Daerah Mempunyai kewenangan menetapkan :


• kebijakan pelaksanaan APBD;
• pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah. • kebijakan pengelolaan barang daerah;
• kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
• mewakili pemda dalam
kepemilikan kekayaan daerah • Bendahara penerimaan dan/atau bendahara
yang dipisahkan. pengeluaran;
• pejabat yang melakukan penerimaan daerah;
• pejabat yang mengelola utang dan piutang
daerah;
• pejabat yang mengelola barang milik daerah;
• pejabat yang menguji tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
Melimpahkan sebagian atau
seluruh kekeusaan kepada :
• Sekda selaku koordinator
pengelola keuangan daerah; Berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan
- Kepala SKPKD selaku PKD; antara yang memerintahkan, menguji, dan
- Kepala SKPD selaku pejabat yang menerima atau mengeluarkan uang.
pengguna anggaran/
pengguna barang 5
KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Sekretaris Daerah Mempunyai tugas koordinasi dibidang :


• penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
Membantu KDH menyusun pengelolaan APBD dan barang daerah;
kebijakan dan mengkoordinasikan • penyusunan rancangan APBD dan RPAPBD;
penyelenggaraan urusan PEMDA
termasuk KEUDA. • penyusnan raperda APBD, PAPBD, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
• tugas-tugas pejabat perencana daerah,
PPKD, dan pejabat pengawas KEUDA;
• penyusunan laporan KEUDA dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
• memimpin TAPD;
• menyiapkan domlak APBD dan pengelolaan
• Melaksanakan tugas-tugas barang daerah;
koordinasi pengelolaan KEUDA • memberikan persetujuan pengesahan DPA-
lainnya berdasarkan kuasa yang SKPD/DPPA-SKPD; dan.
dilimpahkan oleh KDH
• Bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas kepada KDH

6
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
(PPKD)
Kepala SKPKD selaku PPKD Dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD,
PPKD berwenang :
 menyusun dan melaksanakan
kebijakan pengelolaan KEUDA; • menyusun kebijakan dan domlak APBD;
 menyusun RAPBD dan RPAPBD; • mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
 melaksanakan pemungutan PATDA • melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
yang ditetapkan PERDA; • memberikan juknislak sistem penerimaan
 melaksanakan fungsi BUD; dan pengeluaran kasda;
 menyusun laporan keuda; • melaksanakan pemungutan pajak daerah;
 melaksanakan tugas lainnya berdasarkan • menetapkan SPD;
kuasa yang dilimpahkan oleh KDH. • menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan
pemberian pinjaman atas nama PEMDA;
• melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan
KEUDA;
• menyajikan informasi KEUDA;
PPKD melimpahkan kepada pejabat lainnya
dilingkungan SKPKD menyusun • melaksanakan kebijakan dan pedoman
RAPBD/RPAPBD dan melakukan domlak pengelolaan serta penghapusan barang milik
daerah;
APBD, memungut pajak daerah, menyiapkan
pelaksanaan pinjaman dana pemberian jaminan • menunjuk pejabat dilingkungan SKPKD selaku
atas nama PEMDA, melaksanakan sistem kuasa BUD;
akuntansi dan pelaporan KEUDA, menyajikan • bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya
informasi KEUDA, dan melaksanakan kepada KDH melalui SEKDA.
kebijakan pengelolaan barang milik daerah.
7
KUASA BUD
• Mempunyai tugas :
 Menyiapkan anggaran kas;
 Menyiapkan SPD;
 Menrbitkan SP2D;
 Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
 Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank
dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
 Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
APBD;
 Menyimpan uang daerah;
 Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan
investasi daerah;
 Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna
anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
 Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
 Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
 Melakukan penagihan piutang daerah.
Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD
8
PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG
• Mempunyai tugas :
 Menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD;
 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja;
 Melaksanakan anggaran SKPD;
 Menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran;
 Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
 Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang ditetapkan;
 Manandatangani SPM;
 Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD;
 Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung
jawab SKPD yang dipimpinnya;
 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD;
 Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD;
 Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan KDH..
Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KDH melalui SEKDA.

9
KUASA PENGGUNA ANGGARAN/PENGGUNA BARANG

• Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan


tugas-tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada
kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang.
• Pelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan
tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola,
beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan
pertimbangan objektif lainnya.
• Pelimpahan sebagaian kewenangan ditetapkan oleh kepala daerah
atas usul kepala SKPD.
• Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna
barang.

10
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN SKPD
• Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan
kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK
berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan,
beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan
objektif lainnya.
• PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
pengguna anggaran/pengguna barang.
• PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna
barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa
pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

Tugas PPTK :
- mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
- melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan
- menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun
dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 11
PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPD (PPK-SKPD)
Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala
SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD sebagai PPK-SKPD.
PPK-SKPD mempunyai tugas :
• meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang
disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui
oleh PPTK.
• meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran;
• melakukan verifikasi SPP;
• menyiapkan SPM;
• melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
• melaksanakan akuntansi SKPD; dan
• menyiapkan laporan keuangan SKPD.
PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas
melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara,
dan/atau PPTK. 12
MODEL 1
STRUKTUR ORGANISASI SKPD
KEPALA SKPD
Pengguna Anggaran

KABAG TU

Kasubbag TUK
PPK-SKPD
Kasubbag TUK Kasubbag TUK
PPK-SKPD PPK-SKPD

Kasubbag TUK Kasubbag TUK


PPK-SKPD PPK-SKPD

13
MODEL 2
STRUKTUR ORGANISASI SKPD
KEPALA SKPD
Pengguna Anggaran

KABAG TU

Kasubbag TUK
PPK-SKPD

Ka UPT Kabid SKPD


PPTK PPTK

14
MODEL 3
STRUKTUR ORGANISASI SKPD KHUSUS
SEKRETARIAT DAERAH
SEKDA
Pengguna Anggaran

KARO/KABAG
Kuasa Pengguna Angg.

Kasubbag
PPTK
Kabag/Kasubbag TU

PPK-SKPD

15
BENDAHARA PENERIMAAN DAN
BENDAHARA
PENGELUARAN
• Diusulkan PPKD kepada KDH untuk ditetapkan sebagai bendahara
untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggara SKPD.
• Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah jabatan
fungsional.
• Baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan
kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa
atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan,
serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu
bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
• Dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara
penerimaan pembantu dan/atau bendahara pengeluaran pembantu.
• Secara fungsional bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD.
• Secara administratif bertanggung jawab kepada kepala SKPD.

16
FUNGSI APBD
 Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
 Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBD menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan.
 Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
 Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
 Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
 Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.

17
PRINSIP-PRINSIP PENGANGGARAN

 Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang dan/atau


jasa dianggarkan dalam APBD.
 Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan
secara bruto.
 Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dapat
dicapai serta berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
 Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya
kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup
dan harus didukung dengan dasar hukum yang
melandasinya.

18
STRUKTUR APBD

KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006


Klasifikasi belanja menurut bidang Klasifikasi belanja menurut urusan
kewenagan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah, organisasi,
organisasi, kelompok, jenis, obyek program, kegiatan kelompok, jenis,
dan rincian belanja obyek dan rincian obyek belanja
Pemisahan secara tegas antara belanja Pemisahan kebutuhan belanja antara
aparatur dan belanja pelayanan publik aparatur dengan pelayanan publik
tercermin dalam program dan
kegiatan
Pengelompokan BAU, BOP dan BM Belanja dikelompokan dalam Belanja
cenderung menimbulkan terjadinya Langsung dan Belanja Tidak Langsung
tumpang tindih penganggaran sehingga mendorong terciptanya
efisiensi mulai saat proses
penganggaran
Menggabungkan antara jenis belanja Restrukturisasi jenis-jenis belanja
sebagai input dan kegiatan dijadikan
sebagai jenis belanja

19
STRUKTUR PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah :
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah Yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah

B. Dana Perimbangan
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus

C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah :


1. Bantuan Dana
2. Hibah
3. Dana Darurat
4. Dana Penyesuaian dan Dana Otsus
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya
20
DASAR PERTIMBANGAN
PENGELOMPOKAN 9 JENIS BELANJA
 Pasal 39 PP 58/2004 menyatakan bahwa setiap jenis belanja yang
dianggarkan harus memperhatikan keterkaitan pendanaan dengan
keluaran dan hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang
dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut.
 Mempertibangkan ketentuan tersebut di atas, maka Belanja Daerah
yang diklasifikasikan menurut jenis belanja dibagi ke dalam
kelompok Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
 Jenis belanja yang tidak langsung dapat dikur dengan keluaran dan
hasil yang diharapkan dari suatu program dan kegiatan seperti
belanja pegawai untuk membayar gaji dan tunjangan PNS, belanja
bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tak terduga.
 Jenis belanja yang langsung dapat diukur dengan hasil dari suatu
program dan kegiatan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam
pencapaian keluaran dan hasil tersebut yaitu belanja pegawai untuk
membayar honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan
belanja modal.
21
STRUKTUR BELANJA

KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006


APARATUR DAN PELAYANAN PUBLIK
• Belanja Administrasi Umum • Belanja Tidak Langsung
- Belanja Pegawai - Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa - Belanja Bunga
- Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Subsidi
- Belanja Pemeliharaan - Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Belanja bagi hasil
• Belanja Operasional dan Pemeliharaan - Belanja bantuan keuangan
- Belanja Pegawai - Belanja tak terduga
- Belanja Barang dan Jasa • Belanja Langsung
- Belanja Perjalanan Dinas Program ……….
- Belanja Pemeliharaan Kegiatan ………
• Belanja Modal - Belanja Pegawai
- Belanja Modal - Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan - Belanja Modal
Belanja Tidak Tersangka

22
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan :
1. Selisih Lebih Perhitungan (SILPA) Anggaran Tahun Sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
B. Pengeluaran Pembiayaan :
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
3. Pembayaran Pokok Utang
4. Pemberian Pinjaman

Pembiayaan Netto ( A – B )
23
DANA CADANGAN
 Dibentuk guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat
sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran yang
ditetapkan dengan PERDA.
 PERDA tentang dana cadangan mencakup penetapan tujuan pembentukan
dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana
cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus
dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber dana
cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
 RAPERDA dana cadangan dibahas bersamaan dengan pembahasan
RAPERDA tentang APBD.
 Penetapan RAPERDA tentang pembentukan dana cadangan ditetapkan KDH
bersamaan dengan penetapan RAPERDA tentang APBD.
 Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah,
kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain
yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
 Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri.
 Penerimaan hasil bunga/deviden rekening dana cadangan dan penempatan
dalam portofolio dicantumkan sebagai penambah dana cadangan berkenaan
dalam daftar dana cadangan pada lampiran RAPERDA tentang APBD.
 Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan
dalam tahun anggaran yang berkenaan.
24
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH FUNGSI KEUANGAN NEGARA
URUSAN WAJIB
Pendidikan
Kesehatan • Pelayanan Umum
Pekerjaan Umum
Perumahan
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
•Pertahanan *)
Perhubungan
Lingkungan Hidup
Pertanahan •Ketertiban dan Ketentraman
Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera • Ekonomi
Sosial
Tenaga Kerja
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal
• Lingkungan Hidup
Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri • Perumahan dan Fasilitas Umum
Pemerintahan Umum
Kepegawaian
Pemberdayaan Masyarakat Desa • Kesehatan
Statistik
Kearsipan
Komunikasi dan Informatika
• Pariwisata dan Budaya
URUSAN PILIHAN
Pertanian
Kehutanan • Agama *)
Energi dan Sumberdaya Mineral
Pariwisata
Kelautan dan Perikanan • Pendidikan
Perdagangan
Perindustrian 25
Transmigrasi • Perlindungan Sosial
PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006
Jadual tahapan penyiapan dokumen Jadual tahapan penyiapan dokumen
penyusunan APBD tidak diatur secara penyusunan APBD diatur secara rinci
rinci dan ketat untuk mencapai target
persetujuan DPRD paling lambat 1
bulan sebelum TA dilaksanakan

AKU = rencana tahunan daerah disusun KUA disusun oleh KDH berdasarkan
KDH bersama DPRD bersumber dari RKPD yang diformulasikan dari hasil
hasil JARING ASMARA berpedoman JARING ASMARA (MUSRENBANGDA)
pada RENSTRADA/dokumen perencana dan hasil evaluasi kinerja masa lalu
an daerah lainnya untuk disepakati mengacu pada RPJMD dan RKP serta
bersama DPRD pedoman penyusunan APBD untuk
disepakati bersama DPRD
Penyusunan Strategi dan Prioritas PPAS disusun oleh KDH dan dibahas
APBD berdasarkan AKU yang telah dengan DPRD untuk disepakati
disepakati dengan DPRD sepenuhnya bersama yang selanjutnya KUA dan PPA
menjadi kewenangan pemda untuk dijadikan sebagai pedoman penyusunan
dijadikan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD
RASK
26
JADWAL PENYUSUNAN APBD
NO URAIAN WAKTU KET
A. APBD
1 Penyusunan RKPD Akhir bulan Mei
2. Penyampaian Rancangan KUA kepada Kepala Akhir bulan Juni 1 bulan
Daerah
3. Penyampaian Rancangan KUA dari Kepala Daerah Minggu pertama bulan Juli 3 minggu
kepada DPRD
4. KUA disepakati antara Kepala Daerah dengan DPRD Minggu pertama bulan Juli

5. Penyusunan Rancangan PPAS 1 minggu


6. Penyampaian Rancangan PPAS ke DPRD Minggu kedua bulan Juli 3 minggu
7. PPAS disepakati antara Kepala Daerah dengan Akhir bulan Juli
DPRD
8. Penetapan Pedoman penyusunan RKA-SKPD oleh Awal bulan Agustus 1 minggu
Kepala Daerah
9. Penyampaian RAPERDA APBD kepada DPRD Minggu pertama bulan Oktober 2 bulan
10. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan Kepala Paling lama 1 (satu) bulan sebelum
Daerah terhadap RAPBD tahun anggaran yang bersangkut
an (awal bulan desember)
11. Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan bulan
Desember)
12. Penetapan PERDA tentang APBD dan RAPER KDH
tentang penjabaran APBD bila sesuai hasil evaluasi

27
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN
13. Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja Akhir bulan Desember
14. Pembatalan berdasarkan hasil evaluasi 7 hari kerja setelah
hasil evaluasi dari
Menteri Dalam Negeri/
Gubernur
15. Penghentian dan pencebutan pelaksanaan Perda 7 hari kerja Awal bulan Januari
tentang APBD bersama APBD
16. Penetapan keputusan pimpinan DPRD tentang 3 hari kerja setelah keputusan
penyempurnaan Perda APBD dan penyampaian ditetapkan
hasil penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi
17. Penetapan Perda APBD dan Peraturan Kepala 31 Desember
Daerah tentang penjabaran APBD
18. Penyampaian Perda APBD dan Peraturan Kepala 7 hari kerja
Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri
Dalam Negeri/Gubernur
B. DALAM HAL DPRD TIDAK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERSAMA TERHADAP RAPERDA TENTANG APBD

1. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah Paling lama 15 hari kerja


kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur dalam hal setelah Raperda tidak disetujui
DPRD tidak mengambil keputusan bersama DPRD (pertengahan bulan
terhadap Raperda tentang APBD sampai dengan Desember)
batas waktu yang ditetapkan Undang-Undang
2. Pengesahan Menteri Dalam Negeri/Gubernur Paling lama 30 hari kerja 1 bulan
terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah (pertengahan bulan Januari)
C. APBD BAGI DAERAH YANG BELUM MEMILIKI DPRD

1. Penyampaian rancangan KUA dan PPAS kepada Pertengahan bulan Juli


Menteri Dalam Negeri/Gubernur bagi daerah yang
belum memiliki DPRD
2. Persetujuan Menteri Dalam Negeri/Gubernur Minggu pertama bulan Juli 15 hari

3. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah 30 hari kerja sejak KUA dan Minggu pertama bulan
tentang APBD PPAS disahkan Menteri Dalam Agustus
Negeri/Gubernur
28
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD DAN APBN
(UU 17/2003, UU 25/2004, UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD RPJM
5 Tahun 5 Tahun
Renstra
SKPD
1Tahun 1 Tahun

Ranja RKPD RKP


SKPD
1 Tahun

Dibahas
KUA PPAS bersama
DPRD

NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DG KDH

Pedoman
RPJMD Penyusunan
RKA-SKPD

TAPD

RPJMD 1 Tahun 29
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBD

KEBIJAKAN
BANGNAS & KEUDAN
KERANGKA EKONOMI
RPJMD MAKRO PRIORITAS
PEMBANGUNAN

JARINGASMARA RKPD
MUSRENBANGSA
EVALUASI KINERJA
MASA LALU

RENSTRA SKPD
PEMDA
KUA & PPAS DPRD

SKPD PER-KDH
RKSKPD
Pedoman Penyusunan
RKA-SKPD (KUA, PPA, PANITIA
Standar, Satuan Harga, ANGGARAN
LEGISLATIF
Capaian Kinerja, SPM,
Formulir RKA-SKPD)
Klarifikasi
RAPBD
RKA-SLKPD
TAPD
Sosialiasai
Pengajuan Kepada
Masyarakat
RAPBD Raperda APBD

Evaluasi Persetujuan
PERDA APBD Raperda APBD Raperda APBD
30
KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006
Alur pengerjaan RASK membutuhkan
Alur pengerjaan RKA-SKPD
waktu dan tahapan yang panjang dan
disederhanakan (5 tahap pada SKPD &
kompleks (11 tahap pada SKPD & 14 tahap
7 tahap pada SKPKD)
pada SKPKD)
Adanya penegasan pengaturan
penggunaan kode rekening belanja.
Belanja Pegawai, belanja barang dan jasa,
serta belanja modal dapat dianggarkan
Belum secara tegas mengatur penggunaan dalam masing-masing RKA-SKPD.
kode rekening belanja antara SKPD dan
SKPKD dalam penyusunan RASK Belanja bunga, belanja subsidi, belanja
hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil, belanja bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga hanya dianggarkan
dalam RKA-SKPKD.
Mengutamakan informasi mengenai input Memuat informasi secara komprehensip
belanja terkait dengan capaian indikator kinerja
program dan kegiatan, lokasi, kelompok
sasaran dan perkiraan maju pendanaan
kegiatan

31
ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD

RKA-SKPD
1 Kode Nama Formulir
RKA-SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan,
RKA-SKPD Belanja dan Pembinayaan SKPD
2.1
RKA-SKPD Rincian Anggaran Pendapatan
1 SKPD
RKA-SKPD RKA-SKPD RKA-SKPD RKA-SKPD Rincian Anggaran Belanja Tidak
2.2.1 2.2
2.1 Langsung SKPD
RKA-SKPD Rekapitulasi Rincian Anggaran
RKA-SKPD
3.1
2.2 Belanja Langsung menurut
Program dan Kegiatan SKPD
RKA-SKPD Rincian Anggaran Belanja
RKA-SKPD 2.2.1 Langsung menurut Program
3.2
dan Per Kegiatan SKPD
RKA-SKPD Rincian Penerimaan
3.1 Pembiayaan Daerah
RKA-SKPD Rincian Pengeluaran
3.2 Pembiayaan Daerah

32
KODE REKENING PENGANGGARAN

 Setiap urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang dicantumkan


dalam APBD menggunakan kode urusan pemerintahan daerah dan
kode organisasi.
 Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang
digunakan dalam penganggaran menggunakan kode akun
pendapatan, kode akun belanja, dan kode akun pembiayaan.
 Setiap program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek serta rincian obyek
yang dicantumkan dalam APBD menggunakan kode program, kode
kegiatan, kode kelompok, kode jenis, kode obyek dan kode rincian
obyek.
 Untuk tertib penganggaran semua kode dihimpun menjadi satu
kesatuan kode anggaran yang disebut kode rekening.

33
BAGAN KODE REKENING
KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006
x xx xx xx xx xx xx x xx xx xx xx xx xx xx x xx

Kode anggaran Kode Urusan pemda


pendapatan, belanja
dan pembiayaan
Kode organisasi

Kode bidang
Kode program
pemerintahan

Kode kegiatan
Kode unit organisasi

Kode akun
Kode kelompok pendapatan, belanja
pendapatan, belanja dan pembiayaan
dan pembiayaan

Kode kelompok
Kode jenis pendapatan, belanja
pendapatan, belanja dan pembiayaan
dan pembiayaan

Kode jenis
Kode obyek pendapatan, belanja
pendapatan, belanja dan pembiayaan
dan pembiayaan

Kode obyek
Kode rincian obyek pendapatan, belanja
pendapatan, belanja dan pembiayaan
dan pembiayaan

Kode rincian obyek


Kode bagian belanja pendapatan, belanja
dan pembiayaan
34
KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006
Raperda tentang APBD memuat Raperda tentang APBD memuat
rincian sampai dengan obyek rincian sampai dengan jenis
pendapatan, belanja dan pendapatan, belanja dan
pembiayaan pembiayaan dan dilengkapi
dengan program & kegiatan serta
keselarasan antara urusan
pemerintahan daerah dengan
fungsi pengelolaan keuangan
negara.
Penekanan dasar hukum Penekanan dasar hukum
penganggaran hanya pada sisi penganggaran selain pada
pendapatan anggaran pendapatan juga
meliputi belanja dan pembiayaan.
Informasi yang disajikan dalam Informasi yang disajikan dalam
APBD cenderungpada input APBD lebih transparan dengan
belanja yang direcanakan untuk menguraikan program dan
menghasilkan output kegiatan, lokasi, tolok ukur
kinerja, sumber dana dari input
35
belanja yang direncanakan
PENETAPAN APBD
PERMENDAGRI 13/2006
 Jadwal penyampaian, pembahasan Raperda APBD
kepada DPRD dan pengambilan keputusan bersama
terhadap Raperda APBD dengan DPRD serta proses
evaluasi.
 Menitik beratkan pembahasan Raperda APBD pada
kesesuaian program kegiatan dengan KUA dan PPAS.

 Mengatur mengenai penetapan APBD dengan


perKDH apabila DPRD tidak mengambil keputusan
bersama terhadap Raperda APBD.

 Penetapan Perda tentang APBD paling lambat 31


Desember tahun anggaran sebelumnya setelah
Raperda tentang APBD dievaluasi oleh MDN bagi
Provinsi oleh Gubernur bagi Kab/Kota (evaluasi
bersifat preventif).

36
PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI DAN
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENJABARAN APBD
Membuat
RAPERGUB Pengesahan Bupati/Walikota
RAPERDA Tidak sebesar Pagu menetapkan
Gubernur
APBD Setuju APBD Tahun lalu PER-GUB/WAL
(30 hari)
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD
DPRD & Pemda
Bupati/Walikota
menetapkan
Penyempurnaan PERDA &
(7 hari) PER-GUB/WAL
Melewati
Batas Waktu Tidak sesuai
Setuju
Evaluasi dg UU
Tidak
Disempurnakan

Penyampaian
RAPERDA APBD & MENDAGRI Hasil
RAPERBUP/WAL
(15 HARI) Evaluasi
PENJABARAN RAPERBUP/WAL Gub membatalkan
APBD APBD (3 hari) Berlaku Pagu
APBD sebelumnya

Sesuai dg UU

37
PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOTA DAN DAN
PERATURAN BUP/WAL TENTANG PENJABARAN APBD
Membuat
RAPERGUB Pengesahan Bupati/Walikota
RAPERDA Tidak sebesar Pagu menetapkan
Gubernur
APBD Setuju APBD Tahun lalu PER-GUB/WAL
(30 hari)
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD
DPRD & Pemda
Bupati/Walikota
menetapkan
Penyempurnaan PERDA &
(7 hari) PER-GUB/WAL
Melewati
Batas Waktu Tidak sesuai
Setuju
Evaluasi dg UU
Tidak
Disempurnakan

Penyampaian
RAPERDA APBD & GUBERNUR Hasil
RAPERBUP/WAL
(15 HARI) Evaluasi
PENJABARAN RAPERBUP/WAL Gub membatalkan
APBD APBD (3 hari) Berlaku Pagu
APBD sebelumnya

Sesuai dg UU

Laporan kepada
Mnedagri

38
PELAKSANAAN APBD
KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006
Selain pada aspek pelaksanaan juga
menekankan pada aspek penyiapan
dokumen, mencakup :

 Jadwal proses penyusunan DPA-SKPD oleh


SKPD dan penyerahannya kepada PPKD.
 Isi DPA-SKPD mencakup : rincian sasaran
yang hendak dicapai, fungsi, program,
 Menekankan pada aspek pelaksanaan kegiatan anggaran untuk mencapai sasaran
penerimaan dan pengeluaran serta dan rencana penarikan dana serta
belum mengatur dengan lengkap pendapatan yang direncanakan.
proses penata usahaan.  Proses & jadwal verifikasi DPS-SKPD oleh
Tim Anggaran Pemda (15 hari).
 Proses dan jadwal pengesahan DPA-SKPD
oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan
SEKDA.
 Pengaturan secara komprehensif mengenai
penatausahaan pendapatan, belanja dan
pembiayaan berikut perubahan tata cara
pemcairan dan penggunaan dana.

39
ALUR PENGERJAAN DPA-SKPD

DPA-SKPD KODE NAMA FORMULIR


1
DPA-SKPD Ringkasan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah
DPA-SKPD
2.1 DPA-SKPD Rincian Dokumen Pelaksanaan
1 Anggaran Pendapatan SKPD

DPA-SKPD Rincian Dokumen Pelaksanaan


DPA-SKPD DPA-SKPD DPA-SKPD 2.1 Anggaran Belanja Tidak Langsung
2.2.1 2.2
DPA-SKPD Rekapitulasi Rincian Dokumen
2.2 Pelaksanaan Anggaran Belanja
Langsung menurut Program dan
Kegiatan SKPD
DPA-SKPD Rincian Dokumen Pelaksanaan
2.2.1 Anggaran Belanja Langsung
menurut Program dan Per Kegiatan
SKPD

40
41
JADWAL PELAKSANAAN APBD

NO URAIAN WAKTU KETERANGAN

A. PELAKSANAAN APBD

1. Penyerahan Rancangan DPA-SKPD dan 3 hari setelah Perda APBD


rancangan anggaran kas dari SKPD kepada ditetapkan
PPKD
2. Penyerahan Rancangan DPA-SKPD dan 6 hari kerja
rancangan anggaran kas dari SKPD kepada
PPKD
3. Verifikasi dan pengesahan rancangan DPA- 15 hari kerja setelah ditetapkan Minggu kedua
SKPD dan rancangan anggaran kas Perda APBD bulan Januari
4. Penyampaian DPA-SKPD dan anggaran kas 7 hari kerja Minggu ketiga
yang telah disahkan ke SKPD bulan Januari
B. DPAL-SKPD

1. Kepala SKPD menyampaikan laporan akhir Pertengahan bulan Desember


realisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan
non fisik maupun keuangan kepada PPKD
untuk pengesahan menjadi DPAL-SKPD
tahun anggaran berikutnya

42
BAGAN ALIR PERSIAPAN PELAKSANAAN APBD

TIM ANGGARAN PEMDA DAN SKPKD SKPD


PPKD (PPKD selaku BUD) Tim Anggaran PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN
Pemerintah Daerah BARANG

Pemberitahuan agar Menyusun Rancangan Surat Pemberitahuan disertai Perda ttg APBD
DPA-SKPD (Disan=mpaikan paling lambat 2 dan Per KDH ttg Penjabarab APBD
hari setelah penetapan Perda ttg APBD dan Per
KDH ttg Penjabaran APBD
RKA-SKPD yang telah diverifikasi

Anggaran Kas SKPD Rancangan Menyusun Rancangan DPA-SKPD


DPA-SKPD

Rancangan DPA-SKPD
Verifikasi oleh
Tim Anggaran Pemda-bersama Kepala SKPD
(Proses verifikasi Paling Lambat 15 hari setelah Perda APBD) Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD
ke PPKD untuk dibahas oleh Tim
Anggaran Pemda

Anggaran Kas SKPD yang


Rancangan DPA SKPD yang telah diverifikasi DPA-SKPD yang telah
telah diverifikasi
oleh Tim Anggaran Pemda diverifikasi

Menyusun Anggaran Kas


Pengesahan DPA-SKPD
Menyusun Anggaran SKPD
oleh PPKD dgn
Kas Pemda
persetujuan Sekda
Anggaran Kas SKPD

DPA-SKPD yang telah disahkan


Anggaran Kas Menyerahkan Anggaran Kas
& diserahkan kepada BPKD,
Pemda kepada PPKD
Bawasda & BPK (Diserahkan
Paling lambat 7 hari setelah
disahkan)
Anggaran Kas SKPD yang
telah diverifikasi
43
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
NO URAIAN KETERANGAN
1. Memberi persetujuan pengesahan DPA-SKPD SEKDA

2. Mengesahkan DPA-SKPD dan Anggaran Kas PPKD

3. Menerbitkan SPD PPKD selaku BUD

4. Penyiapan dokumen SPP-LS PPTK

5. Pengajuan SPP-UP/GU/TU (sistem UYHD) & SPP-LS Bendahara Pengeluaran

6. Pengajuan SPM-UP/GU/TU dan SPM-LS Kepala SKPD

7. Menerbitkan SP2D Kuasa BUD

8. Mengakuntansikan dan menyiapkan laporan PPK-SKPD


keuangan SKPD
9. Pertanggungjawaban Dana (SPJ) Kepala SKPD

10. Laporan Keuangan dan Pertanggungjawaban PPKD


Pelaksanaan APBD

44
PROSES PENCAIRAN DAN PEMBAYARAN LS

PEJABAT PENGGUNA KUASA


ANGGARAN/KUASA BUD
SPM

PPK-SKPD
SP2D

BANK
BENDAHARA
PENGELUARAN (SPP-
LS)
UANG

PPTK PIHAK
(menyiapkan dokumen) III
Tagihan & Laporan Kegiatan
45
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN UP

PEJABAT PENGGUNA SPM-UP/GU/TU


ANGGARAN/KUASA
KUASA
BUD

SP2D
PPK-SKPD

SPP-UP/GU/TU

BENDAHARA UANG
PENGELUARAN BANK

46
JADWAL PERUBAHAN APBD
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN
1. Penyampaian Rancangan Perubahan KUA dan PPAS kepada Minggu pertama bulan Agustus
DPRD

2. Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS antara Kepala Minggu kedua bulan Agustus 7 Hari
Daerah dan DPRD

3. Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Perubahan APBD Minggu ketiga nulan Agustus

4. Penyampaian Raperda APBD beserta lampiran kepada DPRD Minggu kedua bulan September

5. Persetujuan DPRD terhadap Raperda Perubahan APBD 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir Akhir bulan September

6. Penyampaian kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur untuk 3 hari kerja


dievaluasi
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang hasil evaluasi 15 hari kerja Pertengahan bulan
Oktober
8. Pengesahan Perda yang telah dievaluasi dan dianggap sesuai Pertengahan bulan Oktober
dengan ketentuan
9. Penyempurnaan Perda sesuai hasil evaluasi apabila dianggap 7 hari kerja Minggu ketiga bulan
bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan yang Oktober
lebih tinggi
10. Pembatalan Perda perubahan APBD bila tidak dilakukan 7 hari kerja setelah pemberitahuan untuk Minggu keempat bulan
penyempurnaan penyempurnaan sesuai hasil evaluasi Oktober
11. Pencabutan Raperda perubahan APBD 7 hari kerja Minggu pertama bulan
Nopember
12. Pemberitahuan untuk penyampaian rancangan perubahan 3 hari kerja setelah RAPBD disahkan Minggu ketiga bulan
DPA-SKPD Oktober
47
PERUBAHAN APBD
LATAR BELAKANG DOKUMEN
PERUBAHAN KETERANGAN
PENGANGGARAN PELAKSANAAN
Perkembangan asumsi KUA yang RKA-SKPDA DPA-SKPD Dapat mendahului perubahan atas
tidak sesuai DPPA-SKPD DPPA-SKPD persetujuan DPRD

Antar rincian obyek → PPKD


Dilakukan pergeseran DPPA-SKPD DPPA-SKPD Antar obyek → SEKDA
Antar jenis, program/kegiatan, organisasi →
atas persetujuan DPRD
Penggunaan Saldo anggaran dalam RKA-SKPD DPA-SKPD Dapat mendahului perubahan, dan
tahu anggaran berjalan DPPA-SKPD DPA-SKPD menunggu perubahan → atas persetujuan
DPAL-SKPD DPAL-SKPD DPRD

Darurat RKA-SKPD DPA-SKPD Dapat mendahului perubahan, dan jika


DPPA-SKPD DPPA-SKPD terjadi setelah perubahan ditampung dalam
laporan realisasi anggaran
Luar biasa > 50% RKA-SKPD DPA-SKPD
DPPA-SKPD DPPA-SKPD Setelah perubahan kedua APBD
Luar biasa < 50% DPA-SKPD DPPA-SKPD

48
JADWAL PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN

1. Penyusunan Laporan Realisasi Semester I Minggu kedua bulan Juni

2. Penyampaian laporan realisasi anggaran semester 7 hari kerja setelah semester pertama
pertama dari pengguna anggaran ke PPKD berakhir

3. Penyampaian hasil konsolidasi laporan semester pertama Minggu kedua bulan Juli
oleh PPKD ke Sekda selaku koordinator pengelolaan
Keuda

4. Penyampaian rancangan laporan semester pertama dari Minggu ketiga bulan Juli
Sekda kepada Kepala Daerah

5. Penyampaian laporan realisasi semester pertama dari Akhir bulan Juli


Kepala Daerah kepada DPRD

6. Penyampaian laporan keuangan SKPD kepada Kepala 2 bulan setelah tahun anggaran berakhir Bulan Februari
Daerah melalui PPKD

7. Konsolidasi laporan keuangan SKPD oleh PPKD 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir Bulan Maret

8. Penyampaian laporan keuangan daerah kepada BPK 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir Akhir bulan Maret

9. Pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK 2 bulan setelah disampaikan Bulan Mei

10. Penyampaian Raperda pertanggungjawaban yang telah 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir Akhir bulan Juni
diaudit oleh BPK dari Kepala Daerah kepada DPRD
11. Persetujuan DPRD terhadap Raperda pertanggungg 1 bulan setelah disampaikan Akhir bulan Juli
jawaban yang telah diaudit BPK

49
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN
12. Rancangan Perda tentang pertanggungjawaban Paling lama 3 (tiga) hari kerja
pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
Kepala Daerah tentang penjabaran pertanggung
jawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan
disampaikan kepada Menteri Dalam
Negerei/Gubernur untuk dievaluasi
13. Penyampaian hasil evaluasi oleh Menteri Dalam Paling lama 15 (lima belas) hari kerja
Negeri/Gubernur
14. Kepala Daerah dan DPRD menyempurnakan hasil Paling lama 7 (tujuh) hari kerja
evaluasi sebelum ditetapkan terhitung sejak diterimanya hasil
evaluasi

50
ASPEK PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

 Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam bentuk


Raperda kepada DPRD.
 Jenis Laporan Keuangan (yang menggambarkan tentang hak,
kewajiban, dan kekayaan daerah pada akhir tahun serta sumber
dan penggunaan, termasuk pergeseran penyusun laporan
keuangan).
 Perubahan muatan hukum dalam dokumen
pertanggungjawaban.
 Penyusunan kebijakan akuntansi berdasarkan standar Akuntansi
Pemerintahan

51
ASPEK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

 Menteri Dalam Negeri dan Gubernur melakukan


pembinaan dan pengawasan dibidang pengelolaan
Keuangan Daerah.
 Menekankan pada aspek pembinaan manajerial dan saran
perbaikan ke depan.
 Pemeriksaan oleh BPK.

52
KETENTUAN PERALIHAN

Dilaksanakan secara bertahap mulai tahun anggaran 2006 :


• Status bendahara sebagai pejabat fungsional, Pasal 14 ayat (1).
• Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja, berdasarkan capaian kinerja,
indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar
pelayanan minimal, Pasal 90 ayat (2);
• Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Pasal 296 ayat (4).

Mulai Tahun Anggaran 2007 :


• Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan
DPRD membahas rancangan prioritas dan flafon anggaran sementara yang
disampaikan oleh Kepala Daerah, Pasal 87 ayat (1).
• Penetapan Raperda tentang APBD dan Raper KDH tentang penjabaran APBD yang
telah dievaluasi ditetapkan oleh KDH menjadi Perda tentang APBD dan Peraturan
Kepala Daerah tentang penjabaran APBD yang dilakukan selambat-lambatnya
tanggal 31 Desember Tahun Anggaran sebelumnya, Pasal 116 ayat (1).

53
KETENTUAN PERALIHAN
Dilaksanakan secara bertahap mulai Tahun Anggaran 2007 :
 Pemerintah Daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah daerah yang
mengacu kepada standar akuntansi pemerintahan, Pasal 233 ayat (2).

Paling lambat Tahun Anggaran 2008 :


 Pemerintah Daerah menetapkan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah.

Mulai Tahun Anggaran 2009 :


 Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan kerangka pengeluaran
jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju yang
berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang
direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran
yang direncanakan dan merupakan implikasi kebutuhan dana untuk
pelaksanaan program dan kegiatan tersebut pada tahun berikutnya,
Pasal 90 ayat (2).
54
TINDAK LANJUT

• Menyusun Peraturan Daerah tentang pokok-pokok pengelolaan


keuangan daerah.
• Menyusun Peraturan Kepala Daerah tentang sistem dan
prosedur pengelolaan keuangan daerah sebagai pelaksanaan dari
Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah.

55
56

Anda mungkin juga menyukai