Anda di halaman 1dari 10

Metode Penentuan Kadar Analit Dalam Suatu

Sampel Menggunakan
Kurva Kalibrasi Larutan Standar

TIM Pembekalan SERTIKOM 2020


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
1. Metode kalibrasi larutan standar
II. Metode Penambahan Standar

Metode kalibrasi larutan standar Metode Penambahan Standar

• Larutan standar induk dipersiapkan, diencerkan • Larutan standar dengan satu konsentrasi tertentu
menjadi sebuah seri / deret larutan standar kerja. ditambahkan ke dalam aliquot seri / deret volume
larutan sampel, kemudian ditandabataskan.
• Sampel diperlakukan sama persis seperti larutan
standar. (Pemberian reagen) • Metode ini hanya mengukur satu sampel saja
• Grafik kurva kalibrasi dapat digunakan untuk • Hasil penentuan lebih akurat karena dapat
menentukan konsentrasi analit. Jumlah analit tidak meminimalkan matriks gangguan
dibatasi ~ selama masih dalam rentang konsentrasi
larutan standar kerja.
• Penentuan rentang linieritas konsentrasi larutan
standar kerja terhadap absorbansi.
Metode Grafik kurva kalibrasi larutan standar

• Pilihlah garam dari ion analit yang akan dianalisa, untuk ion Cu misalnya dapat digunakan
CuSO4 atau CuNO3 atau CuCl2 tergantung ketersediaan garam.
Pastikan rumus kimia garam tersebut mengandung kristal air atau tidak.
Contoh : CuSO4.7H2O
• Hitunglah berapa berat garam yang harus ditimbang untuk membuat larutan standar induk
1000 ppm atau 2000 ppm di dalam labu takar 1000 mL
• Masukkan garam tertimbang ke dalam gelas kimia 100 mL, tambahkan 5 ml asam pekat
sesuai garam (H2SO4, HNO3 atau HCl) untuk memudahkan pelarutan garam menggunakan
gelas ukur, secara perlahan. Hati- hati.
• Aduk dengan pengaduk kaca dan tambahkan 50 mL aquades, kemudian pindahkan ke labu
takar 1000 ml menggunakan corong kaca, bilas gelas kimia dengan aquades setidaknya 2 x,
kemudian tandabataskan labu takar 1000 ml tsb
• Buatlah satu seri / deret larutan standar kerja yang terdiri dari minimal 5 konsentrasi
• Hitunglah berapa milliliter yang dibutuhkan untuk membuat larutan standar tersebut
dengan rumus pengenceran V1.N1 = V2.N2
• Larutan dapat dibuat dalam labu takar 50 ml atau 100 ml
• Tambahkan reagen pengkomplek sesuai prosedur baku apabila diperlukan, lalu
tandabataskan. Tambahkan reagen ini juga ke dalam larutan blanko.
• Seri larutan standar ini kemudian diukur absorbansi / transmitansi.
• Lalu dialurkan grafik antara konsentrasi larutan standar terhadap absorbansi terukur.
• Larutan sampel dipipetkan ke labu takar seukuran seri larutan standar, ditambahkan juga
reagen pengkomplek dengan volume seperti larutan standar.
• Larutan sampel diukur absorbansinya, nilai absorbansi kemudian digunakan untuk
menghitung konsentrasi analit berdasarkan persamaan garis di grafik, dengan prinsip dari
Lambert Beer, bahwa semakin tinggi konsentrasi maka absorbansi akan semakin besar
juga.
Contoh soal :

• Garam CuSO4 seberat 3,9293 g dilarutkan dalam 50 ml aquades, kemudian


ditambahkan 5 ml H2SO4 pekat untuk membantu pelarutan, kemudian
dipindahkan dan ditandabataskan dengan aquades dalam labu takar 1 L.
• Kemudian dipipetkan 0 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 mL dan 25 ml dari larutan
induk tersebut ke dalam 6 buah labu takar 100 ml.
• 2 jenis sampel air dipipetkan masing masing 50 mL dan dimasukkan ke dalam 2
labu takar 100 ml.
• Kedalam 6 labu takar standar dan 2 labu takar sampel kemudian ditambahkan
masing masing 5 mL NH3 lalu ditandabataskan dengan air aquades. Warna
larutan standar akan berubah dari biru tosca muda menjadi biru tua dengan
gradasi kepekatan warna sesuai konsentrasi. Semakin besar konsentrasi maka
warna akan semakin gelap.
Dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar cu didapatlah data sbb :

No. Nama / volume larutan standar ditambahkan Absorbansi

1 0 ml 0,0000
2 5 ml 0,2145
3 10 ml 0,4376
4 15 ml 0,6543
5 20 ml 0,8468
6 25 ml 1,0236
7 Sampel 1 0,4568
8 Sampel 2 1,2031
1. Menghitung konsentrasi larutan standar induk
Menghitung konsentrasi larutan standar kerja
Grafik
Menentukan konsentrasi sampel :

Anda mungkin juga menyukai