Anda di halaman 1dari 45

Fisiologi, bunyi, dan bising jantung

DENY SALVERRA YOSY


Fisiologi jantung
• Jantung merupakan organ muskuler berongga
yang terbagi menjadi 2 bagian utama
– Kanan: menerima dan memompa darah yang
miskin oksigen
– Kiri: menerima dan memompa darah yang kaya
oksigen

Sherwood L. Belmont; 2004.p. 303-41


Anatomi jantung
Aktivitas listrik jantung
• 2 jenis sel jantung
– Contractile cell
– Autorhythmic cells: pacemaker
• Potensial membrannya mengalami depolarisasi lambat
diantara potensial aksi hingga ambang tercapai dan
terjadi letusan atau potensial aksi.
• Akibat adanya perpindahan ion.

Sherwood L. Belmont; 2004.p. 303-41


Aktivitas autorhythmic cells

Sherwood L. Belmont; 2004.p. 303-41


Konduksi jantung
• Aktivitas pacemaker
normal dipimpin
oleh SA node.
– Sel-sel jantung di
sinoatrial (SA) node
memiliki inisiasi
potensial aksi yang
tercepat
dibandingkan
tempat lainnya
seperti
atrioventricular
(AV) node & bundle
of His.

Sherwood L. Belmont; 2004.p. 303-41


Potensial aksi di sel kontraktil
• Sekali membran sel kontraktil mengalami
eksitasi, sebuah potensial aksi dibangkitkan.

Sherwood L. Belmont; 2004.p. 303-41


Cardiac cycle
• Cardiac cycle terdiri dari
periode sistolik (proses
kontraksi dan pengosongan)
dan diastolik (proses
relaksasi) yang terjadi
secara bergantian.
• Kontraksi terjadi akibat
proses depolarisasi,
sedangkan relaksasi terjadi
akibat proses repolarisasi.

Sherwood L. Belmont; 2004.p. 303-41

8
Cardiac cycle (2)

Jung H, Lilly LS. Lippincott; 2008.p. 28-43


11/21/21 9
AREA AUSKULTASI JANTUNG
• area Aorta : sela iga 2
parasternal kanan (upper right
sternal border)
• Pulmonal : sela iga 2
parasternal kiri (upper left
sternal border)
• Trikuspid : sela iga 4 – 5
parasternal kiri (lower left
sternal border)
• Mitral: apeks jantung – sela iga
5 garis mid klavikula kiri
Bunyi jantung
• Adalah bunyi
akibat vibrasi
pendek pada siklus
jantung
Bunyi Jantung
Klasifikasi bunyi jantung (BJ):
1.BJ I, II, III, dan IV
2.Opening snap: bunyi pembukaan katup
(mitral)
3.Irama derap: bunyi yang terdengar seperti
derap kuda, terjadi bila BJ III dan/atau IV
terdengar keras disertai takikardia
4.Klik : bunyi detakan pendek bernada tinggi
Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93

12
BUNYI JANTUNG
• Bunyi jantung 1 (S1)
penutupan katup atrio-ventrikular (mitral dan trikuspid)
• Bunyi jantung 2 (S2)
penutupan katup semilunar (aorta dan pulmonal)
• Bunyi jantung 3 (S3)
peregangan dinding ventrikel yang tiba-tiba saat pengisian
ventrikel
• Bunyi jantung 4 (S4)
kontraksi atrium
Bunyi pertama jantung (S1)
Penutupan katup
mitral dan
trikuspid

Mitral

Tricuspid

14
Bunyi pertama jantung (S1)

Komponen mitral bunyi jantung I disebut M1, sedangkan komponen tricuspid


disebut T1. T1 terjadi kira-kira 0,03 detik setelah M1.
Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93
Bunyi pertama jantung (S1)
Terjadi pada
awal sIstol

Untuk bedakan dengan S2 :


sambil raba nadi karotis  S1 segera sesudah nadi karotis teraba 16
Kelainan pada S1
Bunyi jantung I mengeras Bunyi jantung I melemah
pada: pada:
-Defek septum atrium -Insufisiensi mitral dan
-Stenosis mitral trikuspid
-Stenosis trikuspid -Miokarditis
-Interval P-R yang pendek -Perikarditis dengan efusi
perikardium
-Interval P-R yang panjang

Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93

17
Kelainan pada S1
• Bunyi jantung I wide split yang abnormal
dapat ditemukan pada:
– right bundle branch block (RBBB)
– anomali Ebstein
• Splitting pada bunyi jantung I harus dapat
dibedakan dari ejection click atau bunyi
jantung IV.
Bunyi kedua jantung (S2)

Dihasilkan oleh
penutupan katup
aorta dan
pulmonal

Aorta
Pulmonary

19
Bunyi kedua jantung (S2)
Terjadi pada akhir
sistol/awal diastol

20
S2 normal
S2 normal :
Saat inspirasi terpecah
Saat ekspirasi tunggal

Saat inspirasi tekanan intratoraks menjadi lebih negatif  venous return dari vena kava superior dan
inferior ke jantung kanan bertambah  pengisian atrium kanan dan ventrikel kanan bertambah. Hal
ini menyebabkan waktu ejeksi ventrikel kanan bertambah lama dan penutupan katup pulmonal (P2) 21
lebih lambat. Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93
BUNYI JANTUNG (S2)

• splitting S2
– normal
• eksipirasi : splitting (-)/pendek (tak terdengar)
• inspirasi : splitting (+) terdengar
– abnormal
• persistent splitting : (+) saat insipirasi dan ekspirasi
– wide nonfixed : RVOTO, MPA dilatasi, RBBB,VES
– wide fixed : ASD
• reveresed splitting : P2 lebih dahulu dari A2,
splitting (+) saat ekspirasi dan (-) saat inspirasi
– LBBB, WPW, AS, LVOTO
Split S2
Kelainan pada S2
S2 terpecah lebar pada:
-RBBB (right bundle branch block)
-Defek septum atrium/ventrikel
-Stenosis pulmonal sedang
-Gagal jantung kanan berat
-Dilatasi a. pulmonalis
-Insufisiensi mitral akut
Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93

24
Kelainan pada S2
S2 terpecah sempit pada:
-Hipertensi pulmonal, biasanya disertai P2 yang
keras. P2 juga keras pada insufisiensi pulmonal
-Pada stenosis aorta, LBBB (left bundle branch
block), dan sindrom Wolff-Parkinson-White,
terjadi reversed splitting P2 mendahului A2

25
Kelainan pada S2
S2 terdengar tunggal karena P2 terdengar lemah
pada:
-Stenosis pulmonal berat
-Tetralogy of Fallot (pulmonary infundibular
stenosis, overriding aorta, VSD, right ventricular
hypertrophy)
-Atresia pulmonal
-Atresia trikuspid
-Transposisi arteri besar
-Trunkus arteriosus persisten
Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93

26
BUNYI JANTUNG (S3)

• Fase diastolik
• Low pitch
• Vibrasi akibat keterbatasan ekspansi longitudinal
dari dinding ventrikel yang tiba-tiba saat pengisian
ventrikel yang cepat pada awal diastol
• Normal pada anak dan dewasa muda
• Insipirasi : lebih keras
• Jelas terdengar di apeks dengan posisi tidur miring
ke kiri
BUNYI JANTUNG (S4)

• Bunyi atrial = atrial gallop = presystolic gallop


• Normal pada atlit terlatih dan orang tua
• Vibrasi akibat kontraksi atrium
• Low pitch
• Jelas terdengar di apeks
• Ekspirasi : lebih keras
BUNYI JANTUNG TAMBAHAN
• fase sistolik
– mid systolic click
katup mitral (MVP)
di apeks dan posisi tegak (berdiri/duduk)
– ejection click
katup aorta atau pulmonal (AS atau PS)
di ULSB (P) atau apeks (Ao), awal sistol, high pitch
• fase diastolik
– opening snap
katup mitral (MS - RHD)
di mid precordium sela iga 4, sesudah S2
Bising jantung (murmur)
• Suara yang bersifat vibrasi panjang ditimbulkan oleh
turbulensi darah.
• Karakteristik:
– Fase
– Pola
– Intensitas
– Lokasi
– Penjalaran
– Pengaruh perubahan posisi
– Kualitas
Jung H, Lilly LS. Lippincott; 2008.p. 28-43

11/21/21 30
Penilaian karakteristik
bising(1)
1. Fase bising  saat fase sistolik, diastolik,
atau keduanya.
2. Kontur/bentuk bising
- Bising sistolik  pansistolik, sistolik dini,
ejeksi sistolik, sistolik akhir
- Bising diastolik  diastolik dini, mid-
diastolik, diastolik akhir
- Bising diastolik dan sistolik  bising kontinu
dan bising to and fro
31
Bising jantung sistolik

Jung H, Lilly LS. Lippincott; 2008.p. 28-43


Park,MK. Elsevier;2008.p.23-7
11/21/21 32
Bising jantung diastolik

Jung H, Lilly LS. Lippincott; 2008.p. 28-43


Park,MK. Elsevier;2008.p.23-7
11/21/21 33
Bising kontinyu

Jung H, Lilly LS. Lippincott; 2008.p. 28-43


Park,MK. Elsevier;2008.p.23-7
11/21/21 34
Penilaian karakteristik bising(2)
3. Derajat bising
-Derajat 1/6 : sangat lemah
-Derajat 2/6 : lemah tapi mudah terdengar, dengan penjalaran
minimal
-Derajat 3/6: keras, getaran bising (-), penjalaran sedang
-Derajat 4/6 : keras, getaran bising (+), penjalaran luas
-Derajat 5/6 : sangat keras, tetap terdengar jika stetoskop
ditempelkan sebagian ke dinding dada, penjalaran luas
-Derajat 6/6: paling keras, tetap terdengar meskipun
stetoskop diangkat dari dinding dada, penjalaran sangat luas

Matondang CS, Iskandar W, Sudigdo S. Sagung Seto; 2009. hal. 77-93 35


Penilaian karakteristik bising(3)
4. Pungtum maksimum bising
-Bising mitral  di apeks
-Bising trikuspid  di parasternal kiri bawah
-Bising pulmonal  di sela iga ke-2 tepi kiri
sternum
-Bising aorta  di sela iga ke-2 tepi kanan atau
kiri sternum

36
Penilaian karakteristik bising(4)
5. Penjalaran bising
-Bising mitral  menjalar ke lateral/aksila
-Bising pulmonal  sepanjang tepi kiri
sternum
-Bising aorta  apeks dan daerah karotis

37
Penilaian karakteristik bising(5)
6. Kualitas bising
-Meniup (blowing)  pada VSD dan insufisiensi
mitral
-Rumbling  pada stenosis mitral
-Bising nada tinggi dengan vibrasi  bising
inosen
-Bising sea-gull murmur (burung camar)  pada
ruptur korda tendinae
38
Penilaian karakteristik bising(6)
7. Frekuensi atau nada bising
-Bising bernada tinggi  bising sistolik dan sistolik
dini
-Bising bernada rendah  bising mid-diastolik
8. Perubahan intensitas bising dengan perubahan
posisi dan respirasi
-Bising mitral mengeras jika pasien miring ke kiri
-Bising pulmonal dan aorta mengeras bila pasien
menunduk

39
Auskultasi jantung pada beberapa
kelainan

40
Defek septum ventrikel
Pansistolik murmur di sela iga
ke-3 dan ke-4 tepi kiri sternum
yang menjalar ke tepi kiri
sternum.

Hal tersebut terjadi karena


adanya aliran darah dari ruang
yang bertekanan tinggi ke
rendah.

41
Defek septum atrium
S1: normal atau mengeras bila defek
besar.
S2: wide and fixed split

Bising ejeksi sistolik dapat terdengar di


sela iga ke-2 tepi kiri sternum karena
beban vol ume ventrikel kanan
menyebabkan stenosis pulmonal
relatif.

42
Patent duktus arteriosus

11/21/21 43
Tetralogy of Fallot

11/21/21 44
Terima kasih

45

Anda mungkin juga menyukai