Anda di halaman 1dari 20

BUNYI JANTUNG

Bunyi Jantung Pertama (S1)


• Dihasilkan oleh penutupan katup mitral dan
trikuspid pada akhir fase diastolik yang
mengawali fase sistolik ventrikel.
• Terdengar paling keras pada daerah apeks atau
trikuspid.
• Terdiri atas 2 komponen yaitu mitral (M1) dan
trikuspid (T1)  Berjarak 0,01 – 0,02 detik
• Pada usia lebih lanjut jarak lebih lebar 
mencapai 0,04 detik (Splitting S1 di trikuspid)
• Splitting S1 juga dapat dijumpai pada RBBB akibat
penutupan katup trikuspid yang terlambat
• 3 faktor penentu keras lemahnya bunyi S1 yang
terdengar :
1. Posisi daun katup mitral/trikuspid saat timbulnya konstraksi
ventrikel
2. Mobilitas daun katup (normal atau kaku akibat kalsifikasi atau
stenosis)
3. Kecepatan penutupan daun katup yang antara lain ditentukan
oleh kecepatan peningkatan tekanan ventrikel
• Bunyi S1 melemah disertai bunyi S2 melemah 
pasien gemuk atau penderita paru emfisematose
maupun gagal jantung lanjut
• Bunyi S1 dan S2 yang bervariasi dapat dijumpai
pada  fibrilasi atrium
Keadaan yang Mempengaruhi
Intensitas Bunyi S1
Bunyi S1 Mengeras
1. Interval P-R yang memendek pada EKG
2. Stenosis mitral ringan
3. Kondisi jantung hiperdinamik (kontraksi ventrikel berlebihan) : kehamilan, demam
tinggi, olahraga/aktivitas fisik, stress emosional, anemia, tirotoksikosis, obat-obatan
inotropik atau stimulan
4. Takikardia

Bunyi S1 Melemah
1. Interval P-R yang memanjang pada EKG
2. Stenosis dan kalsifikasi berat katup mitral
3. Regurgitasi mitral (katup mitral tidak menutup sempurna saat awal sistolik)
4. Disfungsi ventrikel kiri, gagal jantung lanjut
Bunyi Jantung Kedua (S2)
• Menunjukkan akhir fase sistolik atau awal fase diastolik
ventrikel.
• Terdiri atas 2 komponen yaitu penutupan katup aorta
(A2) dan pulmonal (P2).
• Komponen A2 dapat didengar disemua area, tapi
paling jelas di area aorta.
• Komponen P2 (lebih pelan) dapat didengar terbatas di
area pulmonal
• Bunyi S2 terdengar tunggal saat ekspirasi, sedangkan
splitting S2 yang fisiologi dapat didengar saat inspirasi.
• Splitting S2 fisiologis paling baik didengar dii area
pulmonal saat benafas normal
• Perubahan intesitas S2 mengindikasikan kelainan
katup aorta / pulmonal serta peningkatan
tekanan pada arteri pulmonal atau aorta.
• Bunyi S2 mengeras : hipertensi sistemik, aortic
root dilatation, hipertensi pulmonal (P2
mengeras) dan stenosis katup aorta tahap awal,
kelainan kongenital (transposisi arteri besar).
• Bunyi S2 meredup : stenosis pulmonal dan aorta
yang berat  proses fibrosis atau kalsifikasi
• Splitting S2 patologis dapat berupa 3 kelainan
1. Melebar (widened)  stenosis katup pulmonal
(yang ringan), emboli paru akut, hipertensi
pulmonal dengan gagal jantung kanan, RBBB
komplit
2. Melebar & Menetap (widened & fixed)  ASD
3. Parodoksikal  LBBB Komplet, kardiomiopati
hipertrofi, PDA, Penyakit arteri koroner
Bunyi Jantung Ketiga (S3)
• Bunyi dengan nada rendah (frekuensi 70-90
getaran/detik) dan terkesan tumpul.
• Mengikuti pembukaan katup mitral dan trikuspid, yaitu
fase pengisian cepat ventrikel diawal sistolik.
• Ventrikel kiri  lokasi apeks jantung (ekspirasi)
• Ventrikel kanan  lokasi area trikuspid (inspirasi)
• Posisi : berbaring lateral kiri dan menggenggam telapak
tangan (isometrik) disertai elevasi kedua tungai serta
kompresi abdomen
• Paling baik didengat dengan sisi bel/genta stetoskop
yang ditempel ringan pada dinding dada
Korelasi Klinis Temuan S3 pada
Auskultasi
PATOFISIOLOGI KLINIS
Fisiologi • Usia muda (<30-40 tahun) terutama anak-anak dan
wanita
• Kondisi hiperdinamik dengan peningkatan curah jantung
(hamil trimester ketiga, anemia, tirotoksikosis, anxietas,
olahraga)
Overload diastolik • S3 ventrikel kiri : regurgitasi katup mitral, VSD, PDA
• S3 ventrikel kanan : regurgitasi katup trikuspid, ASD
Abnormalitas volume • Disfungsi ventrikel atau gagal jantung (karakteristik)
residual ventrikel terutama dengan fraksi ejeksi ventrikel yang rendah
• Miokarditis atau kardiomiopati dengan dilatasi ventrikel
Bunyi Jantung Keempat (S4)
• Bunyi dengan nada rendah (frekuensi 50-70
getaran/detik) dan terkesan tumpul.
• Terdengar pada akhir fase diastolik atau
presistolik, persis sebelum S1.
• Berasal dari ventrikel
• Umum dijumpai pada disfungsi diastolik
ventrikel  hipertrofi ventrikel, penurunan
komplians ventrikel (kaku) dan peningkatan
tekanan ventrikel
• Ventrikel kiri  lokasi apeks jantung
• Ventrikel kanan  lokasi area trikuspid
• Posisi : berbaring lateral kekiri dengan
meletakkan bel stetoskop secara ringan
didinding dada
• Tidak dijumpai pada pasien fibrilasi atrium
karena tidak terdapat kontraksi atrium yang
efektif
Korelasi Klinis Temuan S4 pada
Auskultasi
S4 ventrikel kiri
• Penyakit jantung hipertensi (hipertrofi ventrikel kiri)
• Stenosis aorta signifikan dengan hipertrofi ventrikel kiri
• Kardiomiopati : hipertrofi atau restriktif
• Penyakit arteri koroner atau pascainferk miokard
• Regurgitasi mitral akut (misalnya karena ruptur korda tendinae pascainfark miokard
akut atau endokarditis infektif)

S4 Ventrikel kanan
• Hipertensi pulmonal
• Kardiomiopati
• Stenosis pulmonal signifikan dengan hipertrofi ventrikel kanan
Diagnosis diferensial S4
Bunyi Jantung Karakteristik
Kompleks S4-S1 • Komponen pertama (S4) terdengar bernada lebih rendah dan
tumpul dari pada komponen kedua (S1)
• S4 hanya terdengar dengan menggunakan bel stetoskop dan
penekanan ringan
• S4 hanya terdengar di area apeks/mitral
• S4 hanya terdengan dengan posisi berbaring lateral kiri
• S4 akan melemah atau menghilang pada posisi duduk atau
berdiri
• S4 seri kali dapat di palpasi
Splitting S1 • Kedua komponen bunyi relatif serupa dalam hal frekuensi
dan intensitasnya
• Dapat didengar jelas dengan menggunakan diafragma
stetoskop
• Dapat terdengan di area apek, paling jelas di trikuspid
• Sudah dapat terdengar pada posisi terlentang
• Tidak terdapat variasi kedua komponen bunyi dengan
perubahan posisi keduduk atau berdiri
Cont’
Bunyi Jantung Karakteristik
Kompleks S1-Klik • Komponen kedua (klik ejeksi sistolik) umumnya adalah bunyi
ejeksi sistolik yang berfrekuensi tinggi
• Lokasi auskultasi terbaik untuk klik ejeksi di apeks (klik aorta)
atau di tepi sternum kiri bagian atas (klik pulmonal)
• Kedua komponen bunyi dapat didengar dengan diafragma
stetoskop
• Sudah dapat terdengar dnegan posisi pasien berbaring
telentang
Bunyi/Klik Ejeksi Sistolik
• Bunyi dengan frekuensi tinggi (150-180 getaran/menit)
• Terjadi diawal fase sistolik, terdengar tepat setelah S1
• Paling baik didengar dengan diafragma stetoskop.
• Ciri : frekuensi sangat tinggi dan terdengar sebagai
“klik”
• Lokasi : pada area apeks jantung
• Terjadi akibat peningkatan volume atau percepatan
aliran darah dari ventrikel kiri menuju aorta melalui
katup aorta (kondisi hiperdinamik)
• Mekanisme pembentukan
1. Pembukaan katup aorta atau pulmonal yang
abnormal
2. Regangan mendadak atau berlebihan pada pangkal
aorta maupun arteri pulmonal bersamaan dengan
peningkatan tekanan di ruang-ruang tersebut saat
fase awal sistolik.
• Ejeksi sistolik aorta  kondisi hiperdinamik,
hipertensi sistemik berat, aterosklerosis aorta
asendens, dilatasi aortic root, abnormalitas katup
aorta.
• Ejeksi pulmonal  stenosis pulmonal dan dilatasi
arteri pulmonal
Klik Mid-Sidtolik
• Berfrekuensi tinggi yang terdengar dipertengahan
atau akhir fase sistolik (dari S2 menuju S1)
• Didengar menggunakan diafragma stetoskop
• Lokasi : apeks jantung (area mitral)
• Dapat ditemukan pada kasus prolaps katup mitral
(MVP) yang disertai regurgitasi mitral
Opening Snap (OS)
• Berfrekuensi tinggi (>S2) dan tajam
• Lokasi : pada daerah sedikit medial dari apeks
jantung
• Posisi : berbaring lateral kiri
• Dihasilkan oleh pembukaan katup mitral
(jarang trikuspid) yang patologis di fase
diastolik
• Ditemukan pada stenosis mitral (umumnya
disebabkan oleh penyakit jantung rematik)
Bunyi Ketukan Perikardium
(Pericardial Knock)
• Berfrekuensi tinggi dengan intensitas keras,
muncul diawal diastol dan mengeras saat
inspirasi.
• Terjadi peningkatan tekanan atrium kiri dan
peningkatan cepat tekanan ventrikel diawal
diastol akibat perikardium yang kaku dan tidak
dapat mengembang.
• Bunyi tambahan yang dapat ditemukan pada
kasus perikarditis konstriktif berat.
Skema ilustrasi berbagai bunyi
jantung dengan posisinya dalam
siklus jantung

Keterangan :
M1 : Komponen mitral, T1 : Komponen trikuspid, A2 : Komponen katup aorta,
P2 : Komponen katup pulmonal, EJ S : Bunyi ejeksi sistolik, KMS : Klik Mid-sistolik,
OS : Opening snap

Anda mungkin juga menyukai